hobinyaria

Pergi ke sini saat hari Natal kedua, dan pengunjungnya tetap saja ramai. Sempat ada antrian untuk masuk.
Saya pesan pain au chocolate dan cappuccino, dan seperti biasa, pastry di Paul tidak pernah mengecewakan. Begitu juga dengan cappuccino.
Walau ramai dengan pengunjung, tapi protokol kesehatan tetap diberlakukan. Tempat duduk satu dengan yang lainnya lumayan berjarak. 
Pelayanan juga ramah dan suasana juga oke untuk ngobrol. 

Pergi berempat bareng teman untuk makan di sini. Pas makan, entah AC dari mall-nya yang gak full atau bagaimana, tapi duduk di pojokan itu lumayan gerah.

Pesan makanan agak kecewa juga sih sama penampakannya yang beda dengan di buku menu. Tapi kami dilayani dengan ramah dan baik banget oleh waitres yang bertugas. Top banget deh si waitress, selalu siap menjawab pertanyaan kami mengenai menu. Awalnya karena kami puyeng melihat menu yang discan sehingga akhirnya ia membawakan buku menu. Untuk AC yang gak bikin adem, ia meminta maaf untuk ketidaknyamanan kami.

Untuk makanan, kami pesan
Lamian goreng dengan cha siew babi, flying noodle dengan daging babi, dan lamian dengan daging sapi serta Wanton rebus dengan saos pedas dan lumpia kulit tahu.

Jujur sih rasanya biasa banget. Tapi kekesalan kami terobati hanya karena keramahan waitress tersebut. Kalau pelayanan ramah, bikin senang pelanggan deh.

Datang ke sini pas hari ultah, transaksi dengan kartu Starbucks agar bisa dapat birthday cake complimentary.
Tapi pas ditanyakan, katanya mereka gak ada stock, gak ada complimentary apa2 untuk yang ultah. Kepinginnya toffee nut latte tapi minumannya sudah gak ada karena sudah diganti dengan minuman seasonal lainnya.
Jadilah hanya pesan hot chocolate 2 gelas untuk take away.
Area di bagian dalam lumayan luas, tapi yang di area luar hanya bisa menampung sedikit orang. 

Menemukan kedai bakmi masakan rumahan. Menyediakan bakmi dengan daging bebek, tapi kalau mau daging ayam, bisa request selama persediaan ada. Biasanya kalau pesan yang bakmi ayam, ada tambahan jamur. 

Daging bebeknya empuk, malah saya kira daging ayam. Sama sekali gak amis. Tekstur bakminya agak besar, tapi chewy. Kuahnya juga enak, ada potongan bawang putih goreng. 
Kalau mau pesan seporsi lengkap sama 2 bakso dan 2 pangsit, harganya cuma Rp 25.000
Tempat ya biasa aja, pelayanannya ramah. 

Pernah ke sini awal tahun bareng teman; sebelum pandemi. Kali kedua bareng teman yang kebetulan merokok, jadi kami mau lihat dulu smoking area.
Ketika pertama kali diperlihatkan sama waitress, waduh... tempatnya di luar (area lantai 1) sempit banget, berasa di setrap di luar kelas. 
Terus saya ingat, kayaknya di lantai dua ada smoking area deh. Saya minta pada waitress untuk melihat dulu. Dan memang lebih okeh untuk duduk di lantai 2 saja. Tempatnya tidak terlalu luas, tapi masih jauh lebih mendingan daripada yang di lantai 1. Ada tiga spot tempat duduk yang saling berjauhan, dan kalau sedang hujan bikin lumayan jadi adem. 
Saya pesan hot chocolate sementara teman pesan es kopsus dengan gula aren untuk teman ngobrol. Okelah rasanya. 

Makan siang bareng teman di area Mayestik. Kalau bawa mobil, sebaiknya cari tempat parkir dulu baru cari tempat makannya. 

Letaknya satu area dengan toko batik Budhe. Jadi setelah berbelanja, bisa sekalian istirahat sambil makan. Interior restorannya membuat perasaan lagi gak di Jakarta deh. Walau disediakan tempat cuci tangan, tapi jarak tempat duduk masih terlalu dekat; tempatnya sendiri memang tidak terlalu besar.

Teman saya pesan garang asem sementara saya pesan sate ayam dan nasi. Buat kami berdua, bumbunya kurang nendang, kayak nanggung aja. Mungkin kalau buat turis ya cocok. Selain makanan berat juga ada cemilan dan gorengan. Tersedia juga makanan yang sudah dikemas yang bisa dijadikan oleh2.