N.A.

Restoran ini berada di pertigaan jalan Bagusrangin dengan Jalan H. Hasan, bersebelahan dengan sebuah coffee shop. Tempat nya tidak begitu luas, hanya seukuran kantin rumahan. Tapi jangan salah, pengunjung nya selalu ramai, terlebih di jam-jam sibuk seperti jam makan siang dan makan malam.
- Sei Sapi Sambal Lu'at Jumbo (35K)

Sei sendiri merupakan daging asap khas Kupang, Nusa Tenggara Timur. Daging yang biasanya digunakan adalah daging babi dan daging sapi. Sayangnya, Restoran ini hanya menyediakan versi halal nya saja.
Terdapat beberapa pilihan sambal untuk Sei nya, pilihan saya jatuh kepada sambal original khas Kupang, Sambal Lu'at. Sambal ini citarasa nya asam-pedas, agak kurang cocok dengan lidah saya. Untungnya, daging asap nya sudah memiliki rasa yang cukup kuat, jadi tanpa ditambahkan sambal juga sangat nikmat. Porsi dagingnya juga lumayan banyak.
Menu ini disajikan dengan sayur daun pepaya dan kuah sop bening. Sayur daun pepaya nya segar dan tidak pahit, kuah sop nya juga segar, rempah nya kuah. Sayang nya menu ini belum termasuk nasi dan minuman yang harus dipesan terpisah.

Tempat ini merupakan tenda kaki lima yang selalu ramai di Jalan Dipatiukur, tidak jauh dari Rabbani. Tempatnya yang kecil seringkali membuat pengunjung kesulitan untuk mendapatkan tempat duduk, harus ada hunger games dulu sebelum makan. Selain itu, pengunjung juga harus menyiapkan receh ekstra kalau ke tempat ini karena pengamen nya yang banyak banget, mulai dari anak punk, lelaki tulen, hingga banci.
- Nasi Bebek Goreng (20anK)

Bebek di tempat ini sebenarnya tidak begitu spesial, kecuali ukuran nya yang cukup jumbo. Bebek nya juga sedikit terlalu asin dan berminyak khas gorengan kaki lima. Yang membuat saya kembali berkali-kali ke tempat ini adalah sambal mangga nya yang nendang Joss! Citarasa sambal nya pedas dan asem, hasil perpaduan antara mangga segar dan rawit. Sambal ini akan sangat cocok sekali jika dipadukan dipadukan dengan nasi uduk dan kol goreng, sayangnya kol goreng di tempat ini terbatas. Seringkali kol goreng nya keburu habis setiap kali saya berkunjung

Restoran ini dari hari ke hari semakin fancy, dulu sih tempatnya hanya berupa kios sederhana dengan interior dan eksterior yang apa adanya. Sekarang, restoran nya dirombak menjadi sangat tematik, dengan konsep budaya Jawa kental yang sedikit dimodernisasi. Saya sangat suka pilar-pilar bambu serta atap anyaman yang digunakan, begitu authentic dan aesthetic.
- Bakmi Nyemek (28K)

Menu ini berupa mie yang ditambahkan toping aneka sayuran, ayam, dan telur kemudian dimasak lembek dengan kuah kaldu khas Jawa. Katanya sih, mie yang digunakan diproduksi sendiri, tidak menggunakan mie instan. Secara penampilan, mie nya mirip dengan Spaghetti, hanya saja tekstur nya lebih lembut dan tidak kenyal. Toping ayam nya juga tidak pelit, rasanya juga gurih. Kuah kaldu nya putih kekuningan, jauh dari ekspektasi saya yang mengira kuah bakmi ini akan berwarna hitam. Selama ini saya tidak terlalu bersahabat dengan masakan Jawa karena kebanyakan bercita rasa manis, tapi tidak untuk menu ini, citarasa nya cocok dengan lidah saya. Sebagai pemerkaya rasa, jangan lupa tambahkan acar ke dalam bakmie nya.

Sampai saat ini saya masih punya BM pengen nyobain Sate Pariaman yang nikmat di Kota Bandung, apalagi karena liburan tahun kemaren ngak sempat pulang kampung. Tempat nya hanya berupa tenda kecil di pinggiran jalan, kebersihan nya masih bisa di tolerir, tapi asapnya tidak panggangan sate nya tidak terlalu mengepul dan tidak sewangi tenda sate padang lainnya.
- Sate Pariaman (17K)

Yang pertama kali saya perhatikan untuk menguji apakah sate pariaman ini original atau tidak adalah kuah nya. Kuah sate nya masih berwarna oranye, padahal Sate Pariaman yang original berwarna merah kental dan terdapat sedikit tekstur kacangnya. Dari segi rasa, kuahnya juga kurang nendang, kuah nya kurang pedas dan bumbunya tidak begitu kuat. Untungnya sepuluh tusuk sate nya lumayan empuk, dan dagingnya banyak jenisnya, tidak monoton. Ketupat yang digunakan juga pulen. Overall rasa sate nya masih OK, cuma saja this is not Sate Pariaman that I'm looking for, sorry!

Jajanan yang satu ini merupakan jajanan favorite saya untuk tahun 2017 dan berkemungkinan masih menjadi jajanan favorite saya untuk tahun 2018 juga. Perlahan tapi pasti, cabang dari Bola Obi Gardujati semakin banyak (sayang banget belum ada di cabang sekitar Dago), salah satu nya di Paskal Food Market.
- Bola Obi (15K/10 butir + Tax)

Meskipun memiliki merek datang yang sama, bola obi di tempat ini harganya jauh lebih mahal apalagi setelah penambahan tax, beda harganya mencapai empat ribuan. Kalau dari segi rasa sih tidak ada beda nya, rasa nya manis, kulit nya garing dan bagian dalamnya kopong. Kekopongan nya ini lah yang menjadi daya tarik dan daya addictive dari jajanan yang satu ini. Sekali nyoba dijamin bakal ketagihan.