N.A.

Richeese BEC posisinya berada di lantai paling bawah, tepat di sebelahnya KFC banget. Tempatnya sih tidak kecil tapi agak kurang nyaman sih menurut saya. Seat arrangement-nya menurut saya agak terlalu padat. Tempatnya juga tidak terlalu bersih, seringkali saya menemukan meja yang ditinggalkan dalam keadaan kotor dan dibiarkan begitu saja. Yang menurut saya agak annoying adalah di Richeese cabang ini banyak sales yang jualan buku voucher gitu. saya bingung kenapa modus scamming seperti ini dibiarkan begitu saja.

- Combo Fire Chicken (34K++, Disc. 22K++)
Satu satunya motif saya ke Richeese adalah untuk nyobain ayam gorengnya yang super pedas. Bagi saya wajib hukumnya untuk memesan ayam dengan level 4 atau level 5. Sayangnya ayam level 5 saya pesan kali ini terasa sangat kurang pedasnya. Saus pedasnya menurut saya terlelu sedikit alhasil ayam bagian dalamnya kering se-keringnya dan tasteless juga, agak aneh aja sih kalau tidak kepedesan hingga terengah-engah sehabis menyantap di Richeese. Honestly saya agak kecewa.

Ice Cream Parlor baru ini posisinya di lantai tiga, tepatnya di dekatnya Game Master. Tempatnya sih hanya berupa stand dengan tambahan satu seat panjang tanpa meja. Personally saya tidak begitu suka untuk duduk di seat yang disediakan, saya lebih menyarankan untuk duduk di food court atau tempat lain saja

- Various Ice Cream
Hanya tersedia satu varian es krim di tempat ini, yaitu es krim dengan rasa vanila. Es krimnya bukan yang tipikal lembut banget, agak cepat meleleh, tapi milky banget. Es krimnya dapat disajikan dengan menggunakan cup maupun dengan menggunakan cone. Kemudian pengunjung memilih dip serta additional toppingnya. Saya mencoba Ice Cream Cone dengan dip sea salt dan Ice Cream in Cup dengan dip butterscotch serta additional topping Peanut Crumbs. Yang menurut saya agak spesial adalah dipnya yang crunchy dengan rasa yang variatif--saya sih suka banget dip butterscotch-nya apalagi harga yang ditawarkan relatif murah, sedangkan cone, dip sea salt-nya, serta es krimnya menurut saya biasa saja.

Onezo ini merupakan cabang Onezo pertama di Kota Bandung. Posisinya berada di Lantai 2. Tempatnya memang agak kurang mencolok sehingga pada awalnya agak susah untuk menemukannya. Saat hendak memasuki store-nya, pengunjung disambut oleh mesin untuk memesan yang sayangnya jarang banget ada yang pakai--bahkan karyawannya menyarankan untuk order ke counter-nya langsung. Saat antrian mengular pun mesinnya tidak dimanfaatkan. Tempatnya menurut saya biasa banget, tapi masih menang jauh jika dibandingkan dengan store boba drink pesaingnya. yang menurut saya perlu diperbaiki adalah pelayannya yang agak payah, pelayannya sangat noisy, it was annoying since I have to listen to them gossiping loudly—padahal banyak meja dalam keadaan kotor yang dibiarkan begitu saja.

- Dirty Brown Sugar Fresh Milk (35K)
Saya sempat berpikir kalau harga yang ditawarkan relatif lebih mahal dibandingkan pesaingnya, namun ternyata saya salah karena ukuran cup yang digunakan ternyata memang lebih besar jika dibandingkan dengan yang lain, pesan yang medium bagi saya sudah lebih dari cukup. Harga tersebut terasa semakin sepadan karena citarasa minumannya yang enak banget, menurut saya tidak kalah jika dibandingkan dengan brand boba drink kesukaan saya. Komposisi susu dan brown sugarnya disajikan dalam porsi yang pas, tidak kemanisan maupun tidak hambar. Basis minumannya juga creamy. Bobanya juga lembut dan empuk banget, serta ada shocking-sweet-sensation-nya. Personally saya sih suka banget

Roasted Bar merupakan salah satu tenant di Samasama Food Collective, sebuah food court yang relatif baru. Posisinya tepat di pertigaan jalan Cimanuk dan Jalan Progo. Food court ini didesain dengan interior yang sangat artistik: interior didominasi oleh warna putih dengan sentuhan ornamen-ornamen bernuansa tropikal. Sayangnya unsur kenyamanan pengunjung tidak terlalu diperhatikan, seat arrangement-nya agak terlalu padat alhasil tempatnya tidak terasa spacious. Selain itu, tempatnya panas banget, tersedia banyak pendingin udara tapi entah kenapa sama sekali tidak dinyalakan. Belum lagi, terkadang masih serangga yang berterbangan.

- Quarter Chicken with Butter Rice (27K)
Menu ini berupa ayam bakar yang disajikan bersama butter rice dengan dua pilihan sauce. Saya memilih saus Hot China Flavour dan Mustard Sour Onion. Ayamnya dibakar dengan metode slow-roasting alhasil ayamnya jadi empuk banget dengan kulit yang sangat crunchy, namun masih sangat juicy dengan bumbu yang lumayan kuat dan meresap. Saus Hot China Flavour ini basically adakah chili oil yang biasa digunakan untuk dimsum, you'll love it if you are into spicy stuff, untuk menetralkan rasa pedasnya bisa dengan saus Mustard Sour Onion-nya yang tidak kalah OK. Butter rice-nya juga sangat OK, agak sedikit greasy tapi menurut saya masih sangat enjoyful. Dengan harga yang relatif sangat terjangkau, menu ini menurut saya tentu sangat recommended. 

Golden Monkey merupakan salah satu tenant di Paskal Food Market, posisinya berada di area selatannya (kiri dari entrance)  food court ini, beberapa stand dari standnya Sate Maulana Yusuf. Dari segi tempat dan kenyamanan tentunya sama dengan tenant-tenant lainnya di Paskal Food Market. Yang menurut saya patut diacungi jempol adalah pelayannya yang sigap dan bersahabat banget.

- Paket B Malatang Hotpot (90K)
Paket ini terdiri dari hotpot dengan isian yang cukup variatif yang terdiri dari aneka daging seperti daging ayam, sapi, dan udang; aneka sayur; dan aneka be-bakso-an. Sayangnya paket ini belum termasuk nasi ataupun mie yang sama sekali tidak tersedia. Isian hotpot-nya terlalu didominasi oleh sayur-sayuran sedangkan porsi dagingnya menurut saya terlalu sedikit. Hotpot ini disajikan dengan menggunakan kuali kecil yang sangat rentan banget untuk tumpah, penggunaan kuali yang lebih besar menurut saya akan lebih baik

Tersedia dua pilihan kuah yaitu kuah kaldu ayam dan kuah mala, pilihan saya tentunya jatuh kepada kuah mala yang tingkat kepedasannya bisa disesuaikan dengan selera masing masing karena bumbu mala-nya ditambahkan sendiri oleh pengunjung. Saya menambahkan beberapa cup kecil bumbu mala-nya namun menurut saya bumbu malanya tidak sekuat di tempat lain, efek kebasnya juga tidak begitu terasa, it's still okay but not that great.

Cafe yang masih relatif baru ini berlokasi di sisi depannya cafe North Point Tamansari. Tempatnya terdiri atas dua bagian yaitu no-smoking area di bagian dalam serta smoking area di depan entrance cafenya. Smoking areanya menurut saya agak kurang nyaman sih kayak cuma duduk di teras di parkiran gitu sedangkan indoor area-nya mah nyaman banget. Tempat duduknya di-arrange tidak terlalu padat alhasil tempatnya terkesan spacious. Pencahayaannya cukup, tersedia colokan dan WIFI, serta tempatnya lumayan tenang. Cafe ini bisa banget dijadikan alternatif tempat untuk nugas di sekitar kampus ITB

- Cupid (30K)
Menu ini berupa es kopi susu yang ditambahkan sirup strawberry. Awalnya saya sempat skeptis dengan penambahan sirup strawberry ini karena saya takut kalau rasa minumannya bakalan saling balap-balapan. Namun ternyata penambahan sirup strawberry ini membuat citarasa minumannya menjadi unik, namun tanpa kehilangan karakter kopinya. This is definitely a Yey!

- Mochaccino (28K)
Menu ini agak kurang sesuai ekspektasi saya sih. Mochaccino-nya foamy banget, tapi foam-nya bukan yang tipikal foal yang creamy malah cenderung hambar banget. Mochaccino-nya juga sangat watery menurut saya, baik citarasa kopi maupun coklatnya sama sekali tidak intens.

Karena penasaran dengan apa sih sebenarnya baso aci itu, Saya memesan makanan dari restoran ini dengan menggunakan jasa delivery ojek online. Yang saya suka packagingnya sudah ‘ready to eat’ jadi sudah tidak perlu ribet cuci piring lagi.

- Baso Aci Ganteng Maksimal (20K)
Menu ini merupakan baso aci paling komplit yang disediakan oleh restoran ini. Menu ini terdiri dari baso aci, ceker ayam, cuankie, cuankie tahu, dan tetelan. Tak lupa, pilus sukro juga disertakan pada paket ini. Baso-baso-an-nya menurut saya sih sangat biasa, ngak ada yang benar-benar memorable.  Kuah basonya menurut saya sangat simple dengan citarasa micin yang jauh lebih kuat ketimbang citarasa kaldunya, citarasa kaldunya bahkan nyaris nihil. Kuah seperti ini sebaiknya memang ditambahkan bumbu lada yang cukup banyak agar kuahnya menjadi jauh lebih nikmat.