Shella Anastasia (@celsfoodiaryy)

Awalnya tertarik kesini karena lihat postingan teman di instagram dan kebetulan banget lagi lewat jalan Puri Sakti, akhirnya mampirlah kesini di sore hari yang cerah. Kukira sepi tapi ternyata justru ada pengunjung yang duduk di meja depan bar, setelah ditunggu beberapa lama pun mereka tetap asik ngobrol dan tidak beranjak jadi aku nggak bisa foto tepat dari depan deh.

Kalau dilihat dari bangunannya yang kecil dan cuma kotak biasa sih mungkin memang cuma ditujukan untuk coffee to go, tapi kalau mau duduk-duduk juga bisa sih karena ada 1 meja di lantai bawah dan 2 meja di lantai atas yang asik juga buat menikmati kopi sambil lihat senja. Jujur aja sebenarnya sedikit kecewa karena kondisi di lapangan nggak sebagus dan serapi yang kulihat di postingan teman, menurutku pribadi sih seperti kurang terawat karena di bagian atas coffee bar ada pot yang jatuh dan dibiarkan saja, padahal kalau dirapikan bisa jadi kelihatan lebih bagus.

Disini aku coba Koboy/kopi susu mas boy (20.000), es kopi susu racikan BRWS ini punya tekstur yang agak creamy, rasa yang ringan dan tingkat kemanisan yang pas. Lumayan cocok dengan seleraku dan bisa jadi kopi yang tepat juga buat kalian yang nggak suka kopi dengan rasa strong.

Lanell ini jadi salah satu coffeeshop hits di Cipete pada beberapa bulan terakhir di 2020, tapi gue malah baru sempet mampir di awal 2021. Gue datang di weekday sore dan kondisinya masih sepi pengunjung, happy deh karena jadi bisa foto-foto suasana dengan leluasa, tapi ternyata makin sore makin banyak pengunjungnya which is good karena berarti tempat ini nggak cuma hits di awal aja.
Coffeeshop ini terdiri dari 2 lantai dan di masing-masing lantai ada smoking dan non smoking area yang terpisah. Outdoor area lantai 1 bisa dibilang jadi area yang paling hits karena adanya 2 kursi ayunan yang biasa jadi tempat ootd para pengunjung, konsep tropikal di tempat ini emang niat banget sih dan bagus juga jadi wajar kalau banyak pengunjung yang foto-foto disini.

Menu disini pun cukup beragam, nggak cuma kopi dan non kopi aja tapi juga lengkap dengan menu makanan. Gue hanya coba hot latte aja dengan harga 38K dan menurut gue pribadi sih harganya lumayan mahal. Tampilannya juga biasa aja dengan latte art yang langsung lenyap dalam sekali tegukan, rasa kopinya nggak terlalu strong sih dan gue bisa merasakan sensasi smooth khas latte, tapi entah kenapa menurut gue rasanya biasa aja dan nggak terlalu memorable.

Setelah sempat menghilang beberapa bulan, kini Harapan Djaya hadir kembali di lokasi baru yaitu Kemang. Lokasinya di ex- Kopi Pono tapi dengan luasan yang lebih kecil karena areanya terbagi dua dengan tenant lain di sebelahnya. Smoking area ada di bagian paling belakang, jadi begitu masuk ke dalam tinggal lurus aja terus belok kanan sampai ketemu pintu ke arah smoking area, agak tersembunyi sih.

Konsepnya masih agak sama kayak Harapan Djaya yang dulu dengan nuansa berwarna cokelat dan lampu yang temaram. Bedanya yang di Kemang ini punya luasan yang sedikit lebih luas dibanding waktu di Pangpol dulu. Disini juga ada wifi dan stop kontak di setiap meja jadi mendukung nih buat kalian yang mau ngopi sambil laptopan.

Gue coba menu es kopi mereka yaitu Es Kopi Kayu Manis (27.000) dan gue request untuk pakai cup plastik karena mau difoto, untung aja cup plastiknya udah ada tulisan "Harapan Djaya" jadi nggak polosan dan masih menarik untuk difoto. Rasanya masih oke karena perpaduan kopi dan kayu manis alias cinnamon masih nyambung, karena gue pernah coba kopi sejenis ini yang rasanya amburadul, ini sih masih oke karena cukup balance walau pun kopinya nggak terlalu strong. Boleh lah buat yang mau ngopi dengan kadar kopi rendah tapi bosen sama kopi gula aren biasa, bisa nih coba menu yang satu ini.

Beberapa kali lewat di depan Kopibian dan seringnya gue lihat dengan kondisi ramai pengunjung, karena tempatnya memang kelihatan kecil jadi gue nggak pernah mampir dengan alasan takut nggak bisa foto suasana dengan leluasa, maklumlah budak konten. Makanya begitu lewat dan lihat kondisinya sepi, langsung deh auto mampir.
Lokasinya jadi satu sama klinik dan pintu masuknya pun sama, begitu masuk kita bisa lihat bar dari Kopibian ini di sisi sebelah kanan dan ada area duduk di sisi sebelah kiri, di depan bar kopi pun ada 3 meja yang juga bisa ditempati. Memang tempatnya mungil tapi rapi, bersih dan cukup nyaman juga. Di bagian paling depan ada outdoor sekaligus smoking area, enaknya duduk disitu kalau sore karena bisa sambil nikmati angin sepoi-sepoi. 

Gue sih hanya takeaway es kopi susu aja dan sedikit kecewa karena ternyata cup plastiknya polos tanpa ada tulisan "Kopibian" seperti apa yang gue lihat di foto teman. Untung rasanya lumayan enak, teksturnya creamy tapi terlalu manis buat gue, mungkin next bisa minta untuk less sugar aja kali yaa.

Baru tau kalau di daerah Kramat Jati (lebih ke Condet sih sebenernya) ada kafe asik kayak gini. Lokasinya sih udah ada di maps tapi tetap harus jeli karena plangnya kecil dan coffeeshopnya sendiri ada di bagian atas, jadi kita harus naik tangga dulu kalau mau ke coffeeshopnya sementara di bagian bawah hanya ada ruangan yang jadi tempat parkir motor.

Konsep coffeeshopnya dominan outdoor karena hanya ada sedikit tempat duduk yang tertutup atap, sisanya outdoor semua. Tempatnya sih simple dengan tempat duduk yang terbuat dari semen dan beberapa bangku serta meja berwarna hitam. Beberapa tempat duduk malah persis di bawah pohon rambutan yang cukup rindang, jadi sejuk dan nggak kena panas matahari deh. Coffee barnya sendiri ada di gazebo yang dikelilingi kolam ikan, unik dan menarik karena nggak banyak coffeeshop yang punya konsep begini. 
Disini aku hanya coba es kopi susu, lupa nama menu dan harga tepatnya tapi seingatku sih harganya kisaran 18-20k jadi masih standar. Rasanya pun menurutku biasa aja, teksturnya agak creamy dengan rasa kopi yang pas dan cenderung manis, lebih cocok untuk orang yang suka kopi dengan rasa dominan manis.

Di Ciragil ada tempat burger baru yang punya menu vegetarian nih dan jadi satu lokasi dengan coffeeshop yang juga punya konsep yang sama yaitu vegetarian. Menunya nggak cuma burger aja tapi juga ada side dish atau cemilan. Disini gue dan teman coba 2 menu yang paling recommended yaitu Port (55.000) dan Pure Love (75.000). Pesanan gue pribadi adalah yang Port, burger dengan patty yang terbuat dari portabello mushroom alias jamur kancing. Sekilas sih dari tampilannya nggak kelihatan kalau ini vegetarian karena mirip burger dengan beef patty pada umumnya, pattynya juga cukup tebal dan rasanya enak, bener-bener mirip daging jadi nggak berasa makan burger jamur. Selain patty, burger ini juga berisikan selada dan tomat, sama seperti burger biasa. Porsinya sih lumayan banyak jadi cukup mengenyangkan tapi sayang menurutku tergolong agak mahal kalau dibandingkan rasa dan harga.