yudistira ishak abrar

Bogor selalu saja tak kehabisan stok tempat berburu kuliner baru yang memiliki konsep matang. Baru buka tanggal 2 Juni 2019 kemarin, Raindear sepertinya bakal menjadi salah satu kafe favorit mojang jajaka kota hujan dan sekitarnya nih. Lokasinya sangat strategis, yaitu di jalan Binamarga yang tak jauh dari terminal Baranang Siang serta pintu tol kota Bogor.
Bangunan berbentuk seperti sebuah rumah kaca besar dengan nuansa hitam serta kayu. Langit-langit dibiarkan tinggi pada setengah bagian depan yang langsung memperlihatkan sudut lantai atas dan sebuah tangga sebagai aksesnya. Penggunaan bangku berbahan kulit pada salah satu sisi ruang yang diberi aliran air berhias pepohonan heliconia pada bagian luar, tampak begitu artistik sekaligus instagenic.
Tiga set bangku sofa panjang lengkap dengan lampu ruang bernuansa gold, tampak sebagai angle terfoto genic disini, sekaligus sebagai spot incaran para pengunjung yang datang. Bergeser ke area taman dibelakang kafe, ada sebuah bangku stadion terbuat dari kayu dengan ornamen sebuah mural bernuansa tropis yang sangat indah. Disebelahnya terdapat beberapa seating table dan sebuah ayunan gantung buat kamu yang ingin berfoto OOTD.
Fasilitas disini cukup lengkap, mulai dari area parkir yang luas, jaringan wi fi, stop kontak untuk kamu yang ingin mengisi daya gawai sampai ke ruangan nyaman untuk sholat. Selain itu para pegawainya cukup ramah dan mampu bekerja dengan cepat, tanggap dan profesional.
Nasi Goreng Hitam (Rp.46.000,-) sepiring nasi goreng cumi dengan tampilan hitam legam yang diberi topping telor mata sapi setengah matang serta kerupuk bawang. Sensasi rasanya gurih apalagi ada tambahan sambel matah yang pedes juga menyegarkan. Potongan cuminya banyak dan empuk pas digigit. Porsinya cukup besar, jadi bisa banget dinikmati dua orang dewasa nih.
Chicken Salted Egg (Rp.37.000,-) platingnya bisa dibilang beda dari menu sejenis yang dijual di tempat lain, mereka lebih cantik dari segi penataan. Potongan ayam goreng tepung berlumur saus telur asin cukup empuk dengan sensasi rasa yang agak kurang irisan daun jeruk atau daun kare, jadi saya sedikit kehilangan sensasi khas saus telur asinnya.
Croissant Almond (Rp.30.000,-) sepotong roti Perancis dengan isian olahan kacang almond, butter dan gula. Teksturnya cukup renyah dan empuk, tapi filling almond nya kurang buttery jadi sensasi lembut dari fillingnya seperti agak kering atau engga moist dilidah. Taburan almond diatasnya, memberikan sensasi kriuk kriuk yang menambah cita rasa nutty.
Pisang Goreng Gula Merah (Rp.25.000,-) empat potong pisang yang digoreng, lalu disusun diatas piring cantik dan diberi lapisan gula jawa sebagai alas. Taburan brown sugar, gula bubuk dan satu scoop vanilla ice cream menjadi elemen menu yang menambah cita rasa serta tampilan jadi lebih manis. Selain itu tambahan garnish yang simple tapi terlihat cantik membuat dessert ini terlihat begitu “mahal”. Bukan hanya looks nya aja yang oke, tapi rasanya juga oke banget. So recommended sih.
Es Kopi Susu Bogor (Rp.28.000,-) bisa dibilang ini merupakan es kopi susu ala Raindear. Sedotan pertama unsur kopi yang menyapa lidah saya datang bersama nuansa santan yang lembut juga creamy. Karena harganya agak jauh diatas rata-rata es kopsus kekinian, jadi wajar kalau tone nya cukup bold.
Cappuccino (Rp.35.000,-) secangkir espresso dan susu hangat yang dituang sedemikian rupa sehingga membentuk hiasan latte art yang sangat artistik ini memiliki tone rasa cukup bold. Nuansa bitter pada kopi langsung menyapa saya sesaat setelah saya menyesapnya perlahan. Baru setelahnya, muncul sensasi acid yang cukup kuat sehingga membawa sentuhan rasa asam.
Hot Chocolate (Rp.40.000,-) masih tersaji dengan hiasan latte art super keceh yang kali ini membentuk gambar seekor kuda laut. Unsur milky hadir lembut, senada dengan cita rasa cokelat yang manis, creamy dan lembut. Meski bukan tipe dark, tapi menurut saya rasa cokelat ini engga terlalu kemanisan.
Lychee Ice Tea (Rp.35.000,-) segelas minuman teh dengan tambahan dua buah leci kalengan dan pemanis. Sebagai pelepas dahaga sehabis makan siang, rasanya minuman ini cukup menyegarkan akan rasanya yang manis berpadu dengan pekatnya teh...

Kegemaran akan kopi dan shisha, membuat seorang Razi Raffiq Bawazier mendirikan Shirazi, sebuah kafe unik di bilangan Achmad Sobana, Bogor. Uniknya terletak pada coffeeshop ini menyatu dengan tempat shisha, karena memang belum pernah ada yang menggabungkan keduanya seperti ini.
Bentuk bangunan tampak seperti sebuah rumah kaca dengan potongan kusen menggunakan baja ringan dicat hitam yang memberi kesan masa kini juga simple tapi tetap artistik. Pemandangan jalan kota Bogor terlihat jelas dari dalam kafe, karena memang seluruh dinding kafenya terbuat dari material kaca.
Buat kamu yang engga suka berasap-asap, jangan khawatir, mereka memisah ruang untuk menghirup shisha dengan ruang untuk ngopi. Langit-langitnya tinggi, jadi terasa luas. Bisa dibilang Shirazi cukup nyaman, apalagi mereka kebanyakan menggunakan bangku sofa empuk lengkap dengan bantal buat dipeluk-peluk.
Quesadila (Rp.50.000,-) sajian khas Meksiko ini terbagi kedalam delapan potong yang sama besar. Tak lupa disajikan bersama salad segar berupa irisan selada dan potongan tomat yang diberi perasan jeruk nipis. Ada juga semangkuk saus sambal bercita rasa pedas manis, sebagai dipping yang cocok dengan cita rasa quesadila yang gurih. Isian ayam, keju mozarella dan mayo nya cukup melimpah, jadi bikin quesadila ini patut kamu pesan kalo lagi mampir kesini.
Oreo Mousse Cake (Rp.30.000,-) sepotong kue cantik berwarna ungu yang saya kira terbuat dari taro, tapi ternyata terbuat dari oreo. Saat baru disajikan teksturnya agak terlalu padat, namun setelah beberapa lama, baru teksturnya melembut dan lebih moist. Cita rasa oreo ungu sangat kentara, jadi lebih manis-manis dingin dengan sentuhan sedikit rasa pekat khasnya biskuit oreo.
Cappuccino (Rp.25.000,-) secangkir base espresso yang menggunakan beans berkarakter bitter yang kuat. Dari awal hingga akhir, pekatnya kopi berpadu dengan gurihnya susu menjadi dua rasa yang saya ecap tiap kali menyeruputnya. Latte art berbentuk hati yang simple, menjadi topping sederhana dengan tekstur foamy...

Sebuah coffeeshop bernuansa floral dengan paduan sentuhan modern baru saja hadir di kawasan Bogor Timur. Menyebut dirinya Stockholm Syndrome, kafe anyar ini dimiliki oleh sepasang suami istri berdarah Swedia dan Indonesia. Berhubung sang pemilik asli dari Swedia, maka menu-menu yang disuguhkan terinspirasi dari negara Skandinavia tersebut.

Area terbagi kedalam dua bagian, yaitu indoor dan outdoor. Pintu masuk merupakan bagian dari sebuah area indoor nyaman bergaya modern minimalis yang diberi sedikit unsur floral. Lalu saat bergeser kebelakang, pengunjung langsung disuguhkan dengan pemandangan taman outdoor nyaman yang sangat artistik. Dijamin, kamu bakalan seneng banget saat berfoto-foto di area ini.

Es Kopi Stockholm (Rp.20.000,-) es kopi susu ala Stockholm Syndrome ini justru berspektrum cokelat sangat muda cenderung ke broken white. Rasanya cukup unik dan belom pernah saya temukan di es kopsus lain. Ada sensasi manis, creamy dan menyenangkan dalam tiap seruputannya. Meski begitu, unsur kopinya tetep hadir dalam nuansa yang agak malu-malu.

Flat White (Rp.28.000,-) secangkir kopi susu hangat suam-suam kuku yang diberi hiasan latte art diatasnya. Espresso yang diberi tuangan susu kukus ini menyuguhkan sentuhan rasa kopi yang lumer bersama milky-nya susu dalam artian yang baik. Creamy dan lembut saat diseruput.

Piccolo (Rp.28.000,-) disajikan didalam mini rock glass, minuman base espresso dalam porsi mungil ini memberikan ledakan rasa yang lebih besar dari ukurannya. Sempet terkejut dengan sentuhan biji kopi yang strong, membuat lidah harus mencari-cari letak keberadaan balutan susu yang muncul belakangan.

Swedish Meatballs (Rp.55.000,-) dalam bahasa Swedia disebut Kottbullar. Menu maincourse ini terdiri dari beberapa buah bola daging yang diletakan diatas mashed potato yang membentuk seperti bulan sabit, lalu diberi saus krim, irisan timun dan selai cranberries. Entah kenapa, saya selalu suka dengan savory dish yang diberi tambahan sweet jam kaya gini. Jadi terasa manis-manis gurih gitulah.

Chocolate Ball (Rp.8.000,-) dalam bahasa Swedia disebut chockladbollar. Menu dessert ini merupakan paduan oat, cokelat dan gula yang diadon seperti bola lalu digulingkan ke parutan kelapa kering. Teksturnya agak padat dan kasar khas oat yang bertemu komposisi cokelat yang lembut. Rasa manisnya unik, karena ada tambahan unsur oat dan parutan kelapanya...

Engga jauh dari stasiun Bogor, ada sebuah coffeeshop yang cocok banget buat kamu ngopi sambil ngobrol bareng temen ataupun yang tersayang. Namanya Uncle Jo. Lokasinya tuh kalo dari Taman Topi, lurus aja ngikutin pasar pinggir jalan, terus belok ke jalan tikus (meskipun yang jalan disini kebanyakan manusia sih) yang mengarah ke Hotel Salak. Nah engga jauh dari belokan deket tukang Piala dan Stempel, disebelah kiri jalan kamu pasti langsung nemu deh.

Kafenya tuh tampil dengan paduan gaya yang “laki” banget tapi tetep artistik. Dengan memodifikasi sebuah ruko kuno, Uncle Jo menerapkan desain rustic. Bagian depan kafe diletakan beberapa meja kursi kayu buat kamu para smokers. Nah kalo mau ngadem di ruangan berAC, langsung aja masuk ke dalem. Beberapa jenis tempat duduk, mulai dari kursi sofa, meja bar dan single table, siap jadi singgasana untuk kamu berlama-lama. Ornamennya variatif, cukup tabrakan tapi tetep cantik.

Karena ke coffeeshop, sudah jelas saya nyari es kopsus kekinian nih. Nah, mereka punya yang namanya Es Kopi Uncle (Rp.20.000,-) yang sengaja saya request untuk disajikan di cup take away. Man...rasanya seger sih, paduan kopi, susu dan gulanya tuh pas banget. Ngeblend dengan baik gitu lah.

Nah, kalo temen saya mesen Americano Ice (Rp.25.000,-) untuk ukuran es kopi item, Uncle Jo menyuguhkan rasa kopi yang medium nyaris menuju ambang slight. Karakteristik acidity atau body yang bercita rasa asam, mendominasi balutan rasa saat saya menyeruputnya perlahan. Seger sih.

Terus masih penasaran nih sama minuman turunan kopi lainnya, akhirnya saya mesen Latte Hot (Rp.25.000,-) tersaji cantik didalam cangkir dengan hiasan latte art diatasnya, Latte di Uncle Jo terasa lembut, creamy, milky dan masih cukup berasa porsi espressonya.

Cukup puas dengan aneka minuman kopi mereka, saya masih penasaran sama minuman non coffee nya nih. Jadi kamu memutuskan buat mesen Green Tea Latte (Rp.24.000,-) minuman hijau muda yang tampil kontras didalam cangkir kuning ini terasa sangat milky, manis dan tingkat pekat teh hijaunya medium slight.

Sebagai temen nongkrong akhirnya kami cobain juga beberap menu cemilan seperti Martabak Mie (Rp.13.000,-) Risoles (Rp.8.000,-) dan Sistagor (Rp.19.000,-). Martabak Mie nya tuh mirip banget sama kalo kita bikin di rumah. Boleh lah buat temen ngobrol yang cukup ngenyangin. Kalo si risol nya isi ayam jamur dengan tekstur lembut dan creamy. And the last, Sistagor alias sosis kentang goreng yang tampil kaya menu cemilan di bioskop...