yudistira ishak abrar

Siapa sangka roti bakar awalnya bukan karena sengaja dibuat, melainkan dari roti sisa yang sudah tidak segar lagi. Di zaman Roma Kuno, mereka tahu bahwa roti sisa akan jadi lebih enak bila dibakar terlebih dahulu. Itu sebabnya dinamakan toast bread. Toasted diambil dari kata 'tostum' dalam bahasa latin yang berarti scorching atau burning. Karena rasanya yang enak, orang sering memanggang roti sekalipun rotinya masih segar.
Indonesia menjadi salah satu negara yang melakukan kebiasaan tersebut. Mudah dibuat, cepat dan rasa yang enak menjadi alasan mengapa menu sarapan ini dapat diterima luas. Nah, ada satu tempat makan di Jakarta yang merintis usahanya dari berjualan penganan yang satu ini, yaitu Roti Bakar Eddy. Awalnya kedai ini berdiri di Blok M, namun karena minat pasar yang meningkat maka Roti Bakar Eddy telah membuka cabang dibeberapa titik di wilayah Jabodetabek.
Salah satu cabangnya berada di kota Depok, tepatnya di jalan Margonda Raya dekat dengan Detos. Meski bentuk tempatnya terdiri dari dua lantai, namun mereka tidak menyediakan ruang khusus merokok ataupun ruangan berpendingin udara. Meja serta bangku yang digunakan pun sederhana dan gak neko-neko, mirip konsep foodcourt.
Roti Kebo, Ayam Goreng Lalapan dan Roti Spesial Engine jadi pilihan saya kali ini. Roti Kebo merupakan roti bakar isi parutan keju cheddar, pisang dan meses. Mereka menggunakan roti industri rumhan yang menghitam pada bagian atasnya. Tekstur roti renyah namun agak kering, lapisan isiannya banyak, tebal dan ngeblend sempurna. Pisangnya super yummy dan melted banget dimulut. Perfect.
Berbeda dengan Roti Kebo, Roti Spesial Engine merupakan roti asin yang berisi kornet juga telur. Tekstur roti tak kalah renyah dengan isian yang cukup gurih dan empuk. Namun untuk Ayam Goreng Lalapannya standart, gak sekece roti-roti bakarnya...

Donat merupakan kudapan manis seperti roti bulat yang bolong dibagian tengahnya. Biasanya kue yang mengenyangkan ini diberi topping meses, keju atau gula bubuk. Salah satu tenant lawas yang masih eksis menjual donat adalah Dunkin' Donuts. Dari jaman saya kecil sampai sekarang Dunkin' tetap bertahan meski telah bermunculan toko-toko donat baru yang lebih kekinian.
Tekstur donatnya padat dan lembut dengan rasa manis yang pas. Seperti donat isi selai strawberry yang hingga kini masih menjadi favorit saya. Donat ini agak unik karena gak bolong dibagian tengahnya, dilapisi taburan gula bubuk dibagian luar serta berisi strawberry jam dibagian dalam, membuat donat ini terlihat seksi dan terasa yummy.
Masih dengan donat yang gak bolong, saya juga coba donat cokelat kacang. Bagian atas donat dilapisi dengan cokelat serta diisi selai kacang didalamnya. Manis gurihnya oke lho. I love it. Makan donat kali ini ditemani dengan kopi susu. Rasa kopinya bersih juga pekat dipadukan dengan susu plain yang gurih. Boleh juga...

Ramen merupakan jenis hidangan mi kuah khas Jepang yang sebenarnya berasal dari Tiongkok. Rebusan mi diceburkan kedalam sebuah mangkuk berisi kuah yang dibuat dari berbagai jenis kaldu yang gurih, sehingga membuat kuah ramen terlihat keruh dan pekat. Kini ramen sudah sering kita jumpai di resto-resto di Jabodetabek, salah satunya di kota Depok.
Ramen 1 merupakan salah satu resto yang menspesialiskan dirinya sebagai penyaji ramen. Berlokasi di lantai 1 Margo City, desain tempatnya dibuat menyerupai kedai-kedai makanan di Jepang, namun dengan tampilan yang lebih casual.
Kali ini saya mengajak ibu saya untuk menikmati sajian ramen disini. Saya memesan Gyoza Ramen dan Ocha hangat, sedangkan ibu saya memesan Chicken Katsu Bento dan Kiwi Sunrise. Untuk menu bento nya terdiri dari chicken katsu, steamed rice, tofu, salad dan clear soup. Sajian ini cukup lengkap dan mengenyangkan, dengan cita rasa asin gurih, namun kurang nendang.
Gyoza Ramen nya tampak begitu meyakinkan dengan isian mi, gyoza, seaweed, telur rebus, lobak, wortel serta irisan cabe. Tekstur mi cukup kenyal, tapi sayang kuah kaldunya dibawah ekspektasi saya. Agak mengecewakan sih. Kiwi Sunrise merupakan minuman yang berisi sirup dan potongan buah kiwi, rasanya biasa aja...

Baperin Aja merupakan salah satu tempat nongkrong terbaru di jalan Margonda Raya, tepat diujung jalan Kapuk sebelah jembatan penyebrangan Gunadarma. Bentuk tempatnya dibuat masa kini lengkap dengan boardgames dan cardgames.
Terdiri dari 4 lantai, dimana pada lantai 1 merupakan smoking area, dapur dan kasir. Naik ke level 2 dan 3 merupakan no smoking area dengan konsep lesehan yang casual. Disini terdapat satu spot yang dibuat seolah kita tengah berada didalam tenda camping.
Meski menu makanannya cukup banyak, namun beberapa hidangan yang saya pesan ternyata tidak tersedia, seperti Mango Sticky Rice dan Nasi Ayam Bali yang direkomendasikan oleh mereka. Agak mengecewakan sih, karena kafe ini masih terbilang baru. Akhirnya saya memilih untuk cobain Pancake Madu, Nasi Bakmoy Ayam, Banana Fondue, Ice Kopmil.
Pancake Madu punya adonan kue yang lumayan dan lembut, disajikan bersama lukisan saus cokelat, taburan gula bubuk, gula warna warni, strawberry dan madu. Rasanya just so so. Nasi Bakmoy Ayamnya terlihat kurang menggoda meski disajikan bersama side dish sayuran, tahu serta tempe, mungkin karena platingnya kurang kece jadi terkesan sepi. Padahal rasa bumbu ayamnya lumayan, ada creamy, manis, asam dan gurih.
Banana Fondue, merupakan pisang yang diberi saus cokelat dan taburan gula warna warni. Pisang segar dipotong-potong lalu ditusuk seperti sate, dan disiram saus cokelat. Rasanya biasa aja, nothing spesial. Terakhir adalah Kopmil, disajikan unik didalam gelas berbentuk lampu bohlam, minuman ini merupakan paduan antara kopi dengan milo. Just so so...

Karena sudah masuk jam istirahat tapi males keluar kantor, akhirnya saya dan temen-temen seruangan sepakat untuk pesan makan siang melalui delivery order. Berbuhung partner kerja saya sudah pada senior, jadi makanan yang dipesan adalah menu masakan khas Indonesia, dan Nasi Timbel Nusantara 72 jadi pilihan kami kali ini.
Pesanan kami sampai tepat waktu dan masih dalam keadaan hangat. Menunya hanya nasi timbel dengan pilihan lauk ayam goreng dan daging empal yang dilengkapi dengan tempe bacem, tahu bacem, potongan kecil ikan asin, lalapan segar, sambel dan nasi hangat yang dibungkus daun pisang.
Rasa ayamnya manis gurih dengan tekstur yang empuk dan lembut, pun demikian dengan daging empalnya. Tempe bacem dan tahu bacemnya diberi bumbu dengan baik, hanya tempenya terlalu berminyak. Rasa sambelnya pas, enak tapi gak outstanding. Semua menu yang kami pesan hanya dibanderol 25 ribu saja per kotak. Harga yang wajar dan pantas menurut saya...

Setelah hadir dibeberapa titik di ibukota, Kopi Oey kini hadir di Depok. Berlokasi di lobby Fave Hotel, Jalan Margonda Raya, kafe yang memiliki menu peranakan ini tampil dengan nuansa kontemporer sekaligus vintage. Areanya cukup luas dan terbagi kedalam 4 jenis table seat, instagenic area, urban area, family area dan smoking area.
Pada instagenic area, nuansa kafe dibawa ke era beberapa puluh tahun silam. Pada spot ini terdapat 4 set tempat duduk dengan bangku dan meja antik yang terbuat dari kayu dan rotan. Latar belakangnya adalah dua buah lukisan hitam putih yang super besar. Agar menambah kesan jadul dibeberapa sudut ruang dipajang beberapa barang antik yang tampil mempesona meski sudah tak dapat digunakan lagi.
Urban area terbentuk dari satu buah bangku panjang yang diberi beberapa bantal kursi yang kontemporer. Terasa lebih simple, cozy dan memang dibuat untuk memberi rasa nyaman kepada para tamu yang datang. Untuk family areanya tak lain adalah perwujudan dari konsep ruang makan keluarga seperti didalam rumah. Terakhir adalah smoking area yang terletak dibagian depan kafe. Pemandangan area ini adalah arus lalu lintas jalan Margonda Raya.
Untuk ukuran kafe yang berada didalam hotel, angka yang mereka tawarkan relatif masih terjangkau. Jangkauan harga makanan dan minumannya antara belasan sampai dengan dibawah lima puluh ribuan.
Mie Kepiting Pontianak nya terdiri dari suiran daging kepiting, cangkang kepiting crispy, bakso ikan, potongan ayam dan sayur caisim lengkap dengan kuah gurih yang too oily menurut saya. Tekstur mie nya cukup lembut dan kenyal, tapi rasa gurih dari kepiting dan ayam berbumbunya gak bikin sajian ini terasa luar biasa. Just so so.
Roti Prata Cokelat Keju nya cukup renyah tapi terlalu simple dan kurang manggil-manggil. Taburan meses dan parutan keju diatasnya kurang menggoda, jadi ya sekedar lumayan aja. Kopi Susu Indocina merupakan segelas kopi vietnam yang disajikan dengan es. Rasa pekat kopi dan manisnya susu cair cukup ngeblend dengan baik.
Terakhir adalah Kopi Single Origin dengan biji kopi asal Bali Kintamani. Komposisi body dan fruity cukup menonjol, jadi rasa yang dominan muncul adalah asam yang kuat. Tampil unik dengan brewing equipment V60 nya sekaligus, baru kali ini dapet cara penyajian yang seperti ini...

Kopi Bar merupakan salah satu kafe yang cukup ramai di bilangan Margonda Raya, Depok. Kalau dulu letaknya dekat dengan Jl. Kapuk, kini Kopi Bar hadir dekat Jl. Stasiun Pondok Cina, atau bersebrangan dengan lokasi sebelumnya.
Bentuk kafenya yang sekarang jauh lebih besar dan terkonsep dengan serius yang terdiri dari 2 lantai. Pintu masuknya sangat unik, kita harus melalui sebuah kontainer peti kemas yang dibuat menjadi lorong sebagai akses masuk kedalam kafe. Keren.
Lantai dasar merupakan ruang no smoking area yang terdiri dari meja barista, display cake, meja bar, couple seat dan tempat pembayaran. Naik ke lantai atas, ruang terbagi menjadi tiga, smoking area, no smoking area dan dapur. Konsep urban, minimalis, kontemporer dan kayu jadi satu kesatuan yang ditata apik, sehingga memberi kesan nyaman dan hangat.
Cordon Blue, Red Eye, Banana Cake, White Chocolate Mocha merupakan beberapa menu yang saya coba. Cordon Blue nya punya lapisan kulit pembungkus yang renyah dan tidak terlalu tebal, isian daging ayam dan bumbu sausnya berpadu dengan sempurna. Oke juga.
Banana Cake nya cukup lembut, namun gak terlalu spesial, apalagi ukurannya pun terlalu kecil dan sedikit menurut saya. Berhubung lagi di kedai kopi, otomatis saya wajib mencoba menu kopinya. Red Eye dan White Chocolate Mocha nampak begitu menggiurkan buat dicoba. Red Eye merupakan segelas espresso yang katanya dicampur dengan bahan lain berwarna merah, tapi saya gak mendapatkan sensasi merah ataupun bentuk mata sesuai dengan namanya sama sekali. Just so so.
White Chocolate Mocha nya agak kemanisan bagi saya. Saya mendapatkan sensasi huzelnut gitu disini. Lumayan lah...

Casa Kalea merupakan salah satu kafe yang berlokasi di Jalan Margonda Raya, dekat Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat. Nama kafe ini secara etimologi terdiri dari kata casa yang berarti rumah dan kalea yang berarti bahagia. Mungkin itu yang menjadi alasan mengapa kafe ini dinamakan demikian, agar Casa Kalea dapat menjadi tempat yang mampu memberikan rasa bahagia bagi para pengunjung.
Design kafe bergaya bohemian yang dipadukan dengan sedikit sentuhan vintage dan kontemporer. Hal ini sesuai dengan makna bohemian, jadi tidak memiliki benang merah pada setiap detail ruang, sehingga ornamen yang mereka pilih punya nyawa masing-masing yang membuat Casa Kalea seperti galeri seni. Atmosfir vintage dapat dirasakan melalui pemilihan furnitur dan beberapa hiasan, sedangkan kesan kontemporernya muncul melalui beberapa lukisan dan gravity. Tone ruang yang redup kekuningan dan tune back song yang lembut, menjadikan Casa Kalea terasa hangat dan nyaman.
Tom Yum disini terdiri dari udang, kerang hijau, ikan dan irisan jamur yang diberi kuah tomyum khas Thailand. Rasa kuahnya cukup oke menurut saya, asem, manis dan rempahnya berasa. Seger banget. Tapi sayang platingnya agak kurang menggugah selera. Thai Tea nya tampil dengan layer warna yang sengaja dibuat terpisah. Rasanya lumayan meski too milky. Nice presentation.
Choco Lava saya pilih sebagai dessert. Disajikan cantik diatas flexi plate, menu ini terdiri dari melted choco cake, satu scoop vanila ice cream dan goresan strawberry jam sebagai garnish. Choco cake nya meleleh dengan sempurna dan rasanya pun juara. Nom nom nom. Dan terakhir saya punya Mocha Latte. Segelas minuman kopi, susu dan saus cokelat ini terasa biasa aja. There is nothing special...

Margonda punya satu restoran steak baru yang bernama Bakar'A. Lokasinya bersebrangan dengan Hotel Bumi Wiyata, tak jauh dari lampu merah Jalan Juanda. Bentuk tempatnya bergaya design kontemporer dengan sedikit sentuhan vintage. Bakar'A terdiri dari dua lantai, dimana pada lantai bawah suasana terasa lawas dengan penggunaan furniture kayu jati yang antik, sedang pada lantai atas suasana terasa lebih cozy dan kontemporer.
Sesuai dengan namanya Bakar'A Expert Grill, mereka menjadikan masakan yang dibakar sebagai menu utama. Saya coba salah satu steak yang mereka jagokan, Meltique. Menu ini merupakan seporsi daging steak seberat 200 gr yang dipanggang dan disajikan bersama sayur dan kentang goreng. Tekstur dagingnya empuk banget dan lembut meski dimasak dengan tingkat kematangan welldone. Saus barbekyu yang menyirami daging menambah efek juicy pada menu yang satu ini. Tapi saya kurang suka dengan side dish sayuran nya, terasa kurang bumbu dan kurang fresh.
Ada lagi Spring Roll Beef, yaitu daging sapi yang berbumbu teriyaki dibungkus dengan kulit lumpia lalu digoreng. Beef teriyaki yang ditambah dengan paprika merah dan bawang bombay cukup terasa manis dan bumbunya, kulit lumpianya renyah dan sangat cocok dicocol dengan saus pedas, manis dan asam. Yummy. Terakhir saya memilih Orange Juice sebagai teman makan malam kali ini. Rasanya seger dan manis. Cukup fresh...