yudistira ishak abrar

Chatime, sebuah franchise tea house asal Taiwan ini sudah mendominasi minuman teh kemasan di dunia dan memiliki lebih dari 2500 gerai yang tersebar di 38 negara. Di Depok sendiri mereka baru saja membuka gerai baru di mall Detos lantai ground, tepat di tengah-tengah main hall. Outlet masih berkonsep modern minimalis dengan menyediakan beberapa kursi mini bar untuk menunggu pesanan dibuat atau sekedar minum sebentar.

Minty Blues (Rp.23.000,-) Rainbow Jelly (Rp.5.000,-) ngebayangin rasanya bakalan dingin dingin seger ala daun mint, tapi yang saya rasain engga senyegerin itu. Kandungan bunga telang yang membuat minuman ini berwarna biru pun tidak menghasilkan rasa apa-apa. Rainbow jelly mempercantik warna, tapi tidak memperkaya rasa, hanya memberi tekstur kenyal saat kegigit.

Lychee Galaxy (Rp.23.000,-) Pudding (Rp.4.000,-) masih bermain dengan blue galaxy series, minuman ini terasa lebih manis. Sensasi sirup lecinya berasa, tapi agak kemanisan dan terkesan flat karena hanya manis aja tanpa ada tambahan rasa lain. Untung saya menambahkan pudding, jadi ada sensasi lembut dari pudding yang tersedot...

Gerai baru Jiwa Toast ini berada di Jalan Sentosa Raya, Depok 2 Tengah. Bangunan terdiri dari dua lantai dengan gaya desain modern minimalis yang lumayan nyaman dan bikin betah. Lantai bawah dijadikan sebagai area dapur terbuka, seating area dan tempat pemesanan baik untuk take away maupun dine in, tapi berhubung masih pandemi jadi mereka hanya melayani pembelian untuk dibawa pulang saja. Lantai atas terdapat dua jenis seating area, yaitu indoor dan semi outdoor yang terletak pada balkon. Nyaman sih untuk ukuran outlet F&B yang memiliki jumlah menu sederhana.

Crispy Chicken (Rp.32.000,-) potongan roti tebal nan empuk yang dikerat bagian tengahnya ini diberi isian crispy chicken, kol, selembar keju, telur dadar, saus special, mayones dan sejenis saus teriyaki. Cita rasa yang hadir dimulut saat digigit merupakan perpaduan antara gurih, manis dengan tekstur creamy serta empuk dilidah. Sudah jelas sekali bahwa yang membedakan antara Jiwa Toast dengan menu toast di tempat lain adalah saus specialnya yang bernuansa manis susu. Sebagai penyuka konsep makanan gurih bersentuhan manis sih saya suka banget.

Crispy Chicken Mentai (Rp.32.000,-) masih sama dengan menu si Crispy Chicken barusan, tapi ada tambahan saus mentai yang membuatnya jadi sedikit berbeda. Secara kalau di sushi saus ini merupakan salah satu jenis saus favorit saya, jadi pas dinikmati bareng roti dengan segala isiannya, otomatis membuat saya jatuh cinta. Toast ini jadi bergaya mirip sushi dengan saus mentainya yang khas.

Tuna Mayo (Rp.28.000,-) sayang sekali, menu yang saya terima justru egg and cheese dengan harga Rp.22.000,-. Padahal saya sudah membayangkan creamy nya paduan tuna dengan mayones dilidah, ya apa boleh buat, kenyataannya berbicara lain. Mungkin untuk pegawainya agar lebih teliti lagi dalam menyiapkan pesanan, supaya engga kejadian lagi kesalahan yang model begini...

Outlet baru Janji Jiwa ini berada di Jalan Sentosa Raya, Depok 2 Tengah. Bangunan terdiri dari dua lantai dengan gaya desain modern minimalis yang lumayan nyaman dan bikin betah. Lantai bawah dijadikan sebagai area dapur terbuka, seating area dan tempat pemesanan baik untuk take away maupun dine in, tapi berhubung masih pandemi jadi mereka hanya melayani pembelian untuk dibawa pulang saja. Lantai atas terdapat dua jenis seating area, yaitu indoor dan semi outdoor yang terletak pada balkon. Nyaman sih untuk ukuran outlet F&B yang memiliki jumlah menu sederhana.

Es Kopi Soklat (Rp.20.000,-) dan Es Soklat (Rp.18.000,-) sekilas minuman ini tampak sama karena memang dua jenis minuman ini terbuat dari susu dan cokelat cair. Hanya memang yang satu ada tambahan kopinya. Es Kopi Soklat jadi seperti mochaccino dengan paduan kopi dan cokelat yang kentel. Nah kalo Es Soklat nya jadi lebih ringan saat diseruput, mungkin karena tidak adanya unsur kopi sehingga terasa lebih enteng...

Entah ini jilid yang keberapa, tapi yang jelas Janji Jiwa di depan sebuah klinik deket Jalan Radar Auri ini tampil dengan gaya minimalis seperti gerai-gerai sebelumnya. Masih mengusung konsep coffee to go, Janji Jiwa disini hanya melayani pembeliam take away tanpa menyediakan seating table satu pun. Walau hadir minimalis, tapi mereka terlihat cukup artistik mirip sebuah rumah mungil khas coffeeshop di Jepang (jaelah, kaya pernah ke sono aja, Bambaaaaaang).

Aye aye...Black Pink is in the house yow...bukan dalam bentuk girlband, tapi dalm bentuk sebuah minuman. Black Pink (Rp.28.000,-) minuman non kopi ini terbuat dari susu, cokelat dan strawberry. Perpaduan rasa kesukaan saya, selain manis, tapi juga berasa susunya, cokelatnya dan pasti strawberry nya. Kebetulan minumnya pas lagi buka puasa, jadi makin tambah seger pas lewatin tenggorokan. Kalo engga inget masih banyak cemilan yang belom kemakan, bisa minum dua gelas nih si Black Pink ini...

Perjalanan es kopsus kekinian saya berlanjut ke Kopi Lain Hati. Bukan tanpa alasan mampir dulu ke gerainya yang ada di daerah Pekapuran ini, karena nanti malem kebagian jadwal ronda, supaya kuat melek jadinya ngopi dulu deh. Selama pandemi ini, Kopi Lain Hati hanya menerima pembeliam online dan take away. Padahal gerainya yang disini cukup nyaman dengan desain kekinian yang nyaman dan modern.

Kopi Bucin (Rp.18.000,-) minuman hangat base espresso, susu panas dan taburan cokelat sebagai finishing touch. Tau ga, ternyata sesuai namanya, minuman ini tuh rasanya manis dan pahit, mirip sama yang dirasain para bucin bucin gitu. Nuansa susu datang dengan deras bersama pekatnya kopi dan sentuhan dark chocolate. Porsinya cuma 3/4 paper cup, jadi cukup kentel pas diseruput.

Es Kopi Tikung (Rp.23.000,-) kenapa dinamain tikung? Soalnya es kopi susu ini bukan cuma terbuat dari espresso sama susu aja, tapi juga ada si penikung yaitu tiramisu. Sesuai dengan perannya, tiramisu berhasil jadi tukang tikung yang piawai, dia cukup menonjol dengan nuansa kacang-kacangan serta manisnya. Baru setelah itu ada cita rasa kopi dan susu yang tercerai berai setelah ditikung...

Hili hili, timin timin, ipi kibirnyi nih? Dipit silim diri Chif Arnold. Yes, beberapa waktu lalu sempet booming meme yang semua huruf vokalnya diganti dengan huruf i karena dikaitkan dengam ekspresi wajah dari sang juri Masterchef Indonesia tersebut, siapa lagi kalo bukan chef Arnold Poernomo. Setelah sukses dengan Mangkoku, Sang masterchef ini melanjutkan kerja sama dengan anak-anak Presiden dan mendirikan restoran lain bernama Goola X Gaaram.

Daerah Kelapa Dua, Depok, menjadi lokasi dimana salah satu gerainya berada. Mengadopsi desain minimalis bergaya modern, Goola X Gaaram lebih mengedepankan konsep gran and go, terlebih dalam masa pandemi seperti sekarang ini. Tapi jangan khawatir, sebenarnya mereka menyediakan seating area dibagian teras dengan model simple, tapi tetep instagenic dan kekinian karena berlatar neon sign yang menggambarkan beberapa ekor ayam.

Ayam Batubara (Rp.32.000,-) yaaaayyyy finaly nyobain juga nih menu ayam goreng racikan chef Arnold yang wajahnya manis oriental tapi komentarnya di Masterchef ngalahin pedesnya sambel ayam geprek. Jadi ayamnya tuh dilumurin tepung yang diberi bubuk charcoal, jadi wajar dinamain batu bara karena emang se-item itu. Meski item, tapi rasanya tuh enak, gurih dengan sensasi aroma yang manggil-manggil banget buat diicip. Sebenernya rasanya tuh engga asing, mirip banget chicken snack versi Taiwan itu lho.

Ayam Goreng Crispy (Rp.30.000,-) karena belinya take away, jadi tingkat crispy si ayam engga berasa karena terkena tetesan air hasil dari proses penguapan masakan panas yang langsung ditutup. Meski penutupnya sudah dibolongi untuk sirkulasi udara dan mengurangi efek penguapan, tapi tetep kurang berhasil. Tapi kalo dari segi rasa sih tetep enak, karena berasa gurih, cuma ya itu tadi, ini kan namanya ayam goreng crispy tapi saya justru kehilangan sensasi renyahnya.

Otak-Otak Goreng (Rp.26.000,-) jadi si otak-otak dipotong-potong sebesar ruas jari lalu diselimuti tepung baru digoreng. Rasa gurih otak-otaknya tuh beda, enak dan berasa “mahal”. Eiya, mereka juga memiliki beberapa jenis saus untuk cocolan, tapi yang saya cobain kali ini Sweet Thai Chili. Teksturnya kentel dan creamy dengan rasa pedes manis yang ngeblend banget pas disantap bersama ayam maupun otak-otaknya...

Hili hili, timin timin, ipi kibirnyi nih? Dipit silim diri Chif Arnold. Yes, beberapa waktu lalu sempet booming meme yang semua huruf vokalnya diganti dengan huruf i karena dikaitkan dengam ekspresi wajah dari sang juri Masterchef Indonesia tersebut, siapa lagi kalo bukan chef Arnold Poernomo. Setelah sukses dengan Mangkoku, Sang masterchef ini melanjutkan kerja sama dengan anak-anak Presiden dan mendirikan restoran lain bernama Goola X Gaaram.

Daerah Kelapa Dua, Depok, menjadi lokasi dimana salah satu gerainya berada. Mengadopsi desain minimalis bergaya modern, Goola X Gaaram lebih mengedepankan konsep gran and go, terlebih dalam masa pandemi seperti sekarang ini. Tapi jangan khawatir, sebenarnya mereka menyediakan seating area dibagian teras dengan model simple, tapi tetep instagenic dan kekinian karena berlatar neon sign yang menggambarkan beberapa ekor ayam.

Kopi Goola Aren (Rp.18.000,-) minuman yang terbuat dari espresso ditambah susu segar dan gula aren ini diwadahi gelas plastik yang keker bukan dipres. Engga nyangka aja kalo rasanya tuh dominan kopi bernuansa pekat yang diikuti sentuhan acidity. Baru setelahnya ada rasa gurih susu dan terakhir manis dari gula aren. Untuk penyuka kopi mungkina akan jatuh cinta, karena manisnya engga bikin ngegiung.

Selain es kopsus kekinian, Goola meluncurkan menu tradisional yang engga ada di tempat lain berupa es doger yang diberi nama Es Doger Jeger (Rp.25.000,-) doger, tape, ketan hijau, kelapa dan coco foam. Meski termasuk minuman tradisional, tapi Goola berhasil membuatnya tampak begitu masa kini. Teksturnya tuh kentel banget tapi tetep lembut, jadi mudah lumat saat diseruput. Rasanya manis, milky dan mampu melepas dahaga disaat berbuka puasa...

Pertama kali jajan di luar di bulan Mei, di tengah pandemi covid-19, karena sekalian jalan habis belanja bulanan di mall deket rumah adalah dengan mampir ke sebuah gerai minuman grab and go di Jalan Juanda, Depok, tak jauh dari pom bensin. Sebelumnya disini tuh Kopi Kasmaran, tapi entah kenapa sekarang berganti menjadi Janji Cinta. Konsep maupun gerai masih sama persis dengan pendahulunya, yaitu bernuansa minimalis industrial. Font pada logo merk pun hampir mirip, hanya memang kali ini ditambah ada dua jari kelingking saling berikatan yang bernaung didalam simbol hati.

Es Kopi Brown Sugar (Rp.15.000,-) layer warna yang meyakinkan mampu mereka sajikan. Gradasi mulai dari putih hingga ke cokelat pekat perpaduan antara susu, kopi dan gula aren, membuat saya tak sabar ingin segera menyicipinya. Tapi rasa yang saya terima tidak semeyakinkan itu, karena karakter kopinya dominan pahit khas biji robusta, jadi agak kasar gitu pas diseruput. Porsi susunya sedikit tenggelam dan tekstur gula arennya kurang smooth karena menyisakan after taste. Bukan jenis es kopsus favorit saya.

Es Puding Cokelat (Rp.20.000,-) berbeda dengan es kopsusnya, minuman ini justru jauh lebih menggoda. Paduan cokelat, susu dan pudding nya mampu menciptakan satu kesatuan rasa yang nikmat. Creamy, manis, milky, sekaligus lembut tiap kali menyeruputnya. Tapi memang sih isian pudingnya sedikit dan kurang seimbang, jadi lebih cepat habis. Terlepas apapun jenis cokelat yang mereka gunakan, yang jelas rasanya saya suka.

Es Red Velvet (Rp.22.000,-) setelah terbuai Es Puding Cokelat, perjalanan icip-icip minuman si Janji Cinta kali ini berakhir di si merah pekat, Red Velvet. Tone nya cukup tebal, kental dan engga asal-asalan. Tapi entah kenapa jenis red velvet powder yang mereka gunakan menyuguhkan rasa yang sedikit lebih mirip permen ketimbang cake, alias agak kemanisan. Susunya sih berasa, tapi ya itu tadi, masih kurang seimbang rasa manisnya...