yudistira ishak abrar

Indonesia merupakan salah satu sumber rempah-rempah dunia, oleh sebab itu banyak sekali masakan Indonesia yang dibuat menggunakan aneka bumbu rempah. Pilihan aneka rempah pada bumbu masakan, membuat cita rasanya menjadi kaya, sedap dan pekat. Salah satu resto yang menyajikan menu masakan khas Indonesia tersebut adalah Kafe Betawi. Berlokasi di Mall of Indonesia, restoran ini otentik Indonesia banget, menu masakan seperti aneka soto, rawon, gado-gado dan karedok ada disini.
Bumbu rempah yang kaya merupakan ciri dari masakan Indonesia, dan Kafe Betawi mampu mengejawantahkannya menjadi menu kelas restoran. Pindang Bandeng, kuahnya seger banget, gurih dan pekat. Daging bandengnya lembut juga empuk. Sedangkan Rawonnya agak terlalu asin, tapi bumbunya pekat, kental dan gurih. Dagingnya juga empuk, sangat pas disantap dengan nasi.
Garang Asem, sajian daging berkuah dengan rasa asem, manis dan seger banget. Kepekatan bumbunya tipis, tapi memang disitu letak kenikmatannya. Semua menu berkuah disajikan diatas piring dengan alat pemanas dibawahnya, agar masakan tetap terasa hangat saat disantap.
Ketoprak, makanan asli betawi ini berbahan dasar lontong, bihun, tauge, dan tahu goreng yang diberi saus kacang. Rasa bumbu kacangnya lembut dan halus, sedangkan isian ketopraknya gak terlalu jauh berbeda dengan yang dijual dipinggir jalan. Secara keseluruhan, saya suka dengan Kafe Betawi karena merupakan restoran keluarga yang memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia...

Menghabiskan akhir pekan bersama teman merupakan saat yang menyenangkan, apalagi kalau sambil berwisata kuliner menikmati beberapa sajian yang unik dan belum pernah kita coba sebelumnya. Kali ini saya dan temen-temen menemukan bistro dengan penampilan yang kece di jajaran food society Kota Kasablangka, Mika namanya. Paduan warna putih dan cokelat dari luar memberikan efek tenang, elegan dan menghangatkan.
Memilih konsep klasik, bistro yang menjual menu masakan Jepang modern ini punya kesan high end dan fancy, hal ini dapat dilihat dari pemilihan furnitur juga ornamen didalamnya. Ruangnya cukup luas dan gak padet. Jarak antar meja disusun agak berjauhan sehingga membuat pengunjung dapat bebas bergerak. Tipe mejanya pun beragam, jadi bikin suasana lebih kaya dan gak membosankan.
Bicara tempat dan kenyamanan, bistro ini cukup oke dan mampu bicara banyak, lalu gimana dengan rasa menu makanannya? Secara keseluruhan rasanya lumayan, namun masih kurang wow. Tori Karaage set tersaji diatas piring putih besar berbentuk persegi. Beberapa potong ayam yang digoreng tepung berbumbu, ditemani potato wedges, salad, dua jenis saus, kerupuk, nasi dan sup. Rasa ayamnya gurih dan renyah, cocok dicelupkan kedalam saus kacang yang gurih asam atau saus pedas manis. Supnya enak, isiannya berupa beberapa potong tahu lembut, daun hijau seperti daun katuk dan irisan daun bawang.
Mika Fried Noodlenya biasa aja, padahal harumnya udah cukup oke, ada aroma blackpepper gitu. Disajikan cantik didalam piring putih berbentuk segitiga. Mi telur yang digoreng dengan sayuran dan ayam ini memiliki tekstur yang lembut dan gurih. Meski demikian, sajian ini seperti kehilangan faktor X.
Saya suka dengan Chicken Nabe Setnya. Tersaji hangat didalam hot plate, menu ini sangat gurih dan kece. Chicken katsu yang diberi telur dan kuah creamy ini rasanya enak juga bikin pengen nambah. Selain Chicken Nabe, saya juga suka dengan Black Banoffee Pie. Dessert ini sangat lembut, creamy dan manis. Kulit pienya sangat empuk, diberi selai cokelat, irisan pisang, whipped cream dan taburan remah biskuit oreo. Yummy.
Jika dibandingkan antara sajian dengan harganya, saya rasa mereka memasang tarif yang relatif terjangkau. Apalagi tampilan tempatnya yang oke punya, worth it...

Lucaffe. Kalau dilihat dari luar, kafe ini punya sentuhan merah yang sangat oriental, tapi ternyata warung kopi ini bukan berasal dari Negeri Tirai Bambu, melainkan dari Itali. Kejutan tak berhenti sampai disitu, biji-biji kopi yang mereka gunakan justru berasal dari Amerika Latin, pun demikian dengan sosok orang pada logonya. Bisa dibilang kafe ini cukup unik, plural dan multi etnis.
Designnya simple, dengan memanfaatkan ruang sempit, kafe ini cukup nyaman dan seolah membawa kita pada dunia yang berbeda. Berlokasi dipojok food society Kota Kasablangka, kafe ini tak hanya menjual aneka kopi, tapi juga menyuguhkan beberapa menu makanan berat asal negeri aslinya, yaitu pizza.
Namun kali ini saya hanya mencoba menu kopi dan kue-kuenya saja. Pilihan kopi hanya berupa espresso, cappuccino atau latte saja, yang membedakannya justru terletak pada biji kopinya. Jadi kita dapat memilih beberapa varian biji kopi yang berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan. Saya mencoba biji kopi asal meksiko yang dijadikan Cappuccino. Rasanya gurih dengan tingkat kepekatan medium. Tidak strong tapi gak terlalu slight, pas.
Lain lagi dengan Latte. Espresso yang sengaja dibuat terselimuti oleh steamed milk, sehingga menghasilkan rasa kopi yang slight, manis dan gurih. Latte art pada Cappuccino dan Lattenya cukup menarik dan rumit, bikin saya pengen foto lalu mempostingnya ke media sosial hehehehe.
Hot Lucacaonya lumayan, manisnya pas, hangat dan simple. Untuk cake-cakenya tidak memuaskan, tiramisu terlalu flat. Sedang avocado cake nya pun gak outstanding, tapi Oreo Cheese Cake nya cukup enak, boleh lah.
Untuk harganya a lil bit pricey. Bukan yang mahal banget sih, tapi ya gak murah juga. Cuma sedikit diatas harga rata-rata...

Sushi Kiosk, merupakan resto penyaji sushi yang agak berbeda. Bedanya adalah tempat ini mirip mini market, ketika masuk resto kita justru langsung memilih aneka paket sushi didalam lemari pendingin. Rata-rata harga untuk paket kecil 30 ribuan, dan 60 ribuan untuk paket besar, termasuk harga yang murah untuk menu sushi. Selesai memilih sushi dan minuman yang diinginkan, kemudian kita bayar dikasir untuk selanjutnya dapat dibawa pulang atau langsung disantap di tempat.
Kali ini saya memilih satu paket sushi besar dan satu paket volcano sushi. Paket sushi yang saya pilih terdiri dari crab kani sushi, tamago sushi, kani mayo tobikomachi (crab mayo), kulit tahu (inari sushi), tuna floss sushi, yakiniku dan salmon sushi. Rasa nasi dari sushinya kurang sticky, masih terlalu nasi banget dan ga ada rasa nasi ketan. Meski demikian, rasa topping atau isian sushinya ga jelek kok, masih lumayan. Untuk Volcano Sushi nya boleh juga, ada rasa pedas, gurih dan renyah. Satu paketnya berisi 4 potong sushi, porsi yang pas untuk dinikmati sendiri...

Akhir pekan menjadi waktu yang sangat tepat untuk berburu kuliner dan mencoba tempat baru. Kali ini tujuan saya mengarah ke kawasan epicentrum, tepatnya di Apartemen Taman Rasuna, Casadina namanya. Bistro ini menyuguhkan panorama pinggir kolam renang sebagai main theme of design, tapi sayang maintenance kolamnya berjalan kurang baik, agak kusam dan terlihat beberapa sampah yang mengapung. Its interior design looks elegance in girly way. Pemilihan potongan jendela besar dan panjang memberi efek luas pada ruang. Saya suka banget dengan bagian dinding yang diberi gambar aktivitas di dapur lengkap dengan segala macam perlengkapannya. So cute.
Bicara tempat udah cukup oke, lantas gimana dengan rasa makanannya? Secara keseluruhan makanan disini masuk dalam kategori enak, tapi ya udah, cuma enak aja. Kurang nendang, padahal tampilannya menarik lho. Casadina Pesto Spaghetti misalnya, sajiannya cantik banget. Sepiring pasta spaghetti yang diberi bumbu oily pedas gurih. Diatasnya diberi onion ring dan beberapa udang. Wajib coba.
Tapi sayang Fish & Chip nya mengecewakan. Potongan ikannya kecil, balutan tepung gak renyah cenderung alot. Meski rasanya masih lumayan, tetep gak bisa meng-upgrade nilai menu yang satu ini. Sedangkan Nasi Goreng Kambingnya just so so, porsinya besar dengan irisan kambing yang agak hambar. Untuk minumannya rata-rata terlalu manis, engga manis banget sih, soalnya yang manis banget mah saya lah hahahaha.
Well, kalo dikomparasi antara tempat, suasana, rasa dan harga, Casadina termasuk dalam kategori yang standar. Not bad...