yudistira ishak abrar

Minggu sendu di bilangan Kemang Timur nyaris menuju ke Utara, saya menikmati sebuah kafe baru bertajuk Ramurasa. Dominasi warna putih yang terlihat dari luar dan hampir menyelimuti seluruh ruang, menyuguhkan tampilan yang jauh lebih cerah dari langit pagi ini.

Tanpa membuka pintu, mata saya sudah dapat berkeliling bebas melihat bagian dalam Ramurasa. Karena memang dinding depan, 3/4 bagiannya terbuat dari kaca. Aneka jenis tanaman hias, baik dalam pot mini, pot sedang dan beberapa pohon jalar, menjadi penyejuk mata yang sifat naturalnya sangat artistik.

Es Kopi Susu Ramu (Rp.25.000,-) minuman es kopi susu plus gula aren ini terpaksa harus disajikan didalam gelas, karena mereka belum siap dengan cup take away dengan gambar logo Ramurasa ditengahnya. Tanpa bertanya dari mana biji kopi berasal, saya merasakan sensasi rasa yang cakep serta menonjolkan sisi acidity dengan cara yang lembut. Manis gula aren pun berperan penting dalam menimbulkan sensasi rasa yang kaya juga creamy.

Hot Chocolate (Ro.25.000,-) minuman cokelat hangat yang tersaji didalam cangkir merah behias latte art beruang lucu dan menggemaskan ini hadir dengan sensasi rasa serta tekstur yang lembut dilidah. Meski engga dark juga engga terlalu milky, tapi hot chocolate Ramurasa ini sukses menyalurkan energi positif untuk menaikan mood ke level yang lebih tinggi dari cuaca pagi ini.

Croissant Choco (Rp.30.000,-) sepotomg roti croissant homemade yang berisi cokelat dan disajikan bersama selai strawberry didalam mangkuk kecil terpisah. Tekstur rotinya empuk dengan sensasi pecah ala puff pastry yang sukses buyar kemana-mana saat digigit. Isian cokelatnya manis dan lumer banget. Roti ini jadi bertambah yummy pas dicocol pake strawberry jam...

Woodpecker Coffee yang mulai menyeduh kopi sejak 2014, merupakan salah satu tempat ngopi favorit saya. Selain jatuh cinta dengan ambience tempatnya yang di Panglima Polim, saya pun suka dengan cara mereka menyajikan aneka minuman khasnya. Selain karena tampilan, rasanya pun begitu kuat dan sangat serius. Tapi sore ini saya mencoba mendatangi gerai lainnya di daerah Terogong, Pondok Indah, bersama beberapa temen foodies.

Suasana hujan pada saat itu membuat kami berbincang cukup lama disini. Meski tergabung dengan outlet lain, namun suasana khas ala Woodpecker nya masih kental terasa. Unsur-unsur kayu dan konsep unfinish nya masih sama, masih bikin betah dan nyaman. Area disini cukup luas, dibandingkan dengan yang di Panglima Polim. Ada indoor dan outdoor area, jadi mampu memenuhi segala kebutuhan semua pengunjung.

Perjalanan saya dan teman-teman di Woodpecker dimulai dengan segelas Americano (Rp.35.000,-) yang tersaji dalam keadaan dingin. Biji-biji kopi pilihan yang entah dari mana datangnya, mengantarkan pecahan-pecahan rasa khas Arabica. Tebal, asam, harum dan menyegarkan, adalah sekumpulan rasa saat saya perlahan menyeruputnya.

Dalam secangkir Cappuccino (Rp.40.000,-) di Woodpecker, saya menemukan kehangatan espresso berbalut susu dalam takaran yang pas. Sentuhan khas espresso bercita rasa asam, diselimuti segarnya susu UHT. Tak hanya rasanya yang indah, tampilannya pun juga sama indahnya. Mereka memang salah satu penyaji kopi yang konsisten dan kuat.

Minum kopi akhir-akhir ini jadi lebih menyenangkan sejak munculnya es kopi susu, tak terkecuali di Woodpecker. Mereka pun memiliki menu Es Kopi Susu (Rp.25.000,-) ala nya sendiri. Tersaji dalam kemasan praktis, mereka mencoba membuat pengunjung merasakan sensasi manis lembut dan creamy dalam tiap botolnya.

Setelah asyik terhanyut dalam derasnya arus kopi, terakhir kami mencoba segelas minuman cantik berwarna merah gelap yang mereka namakan Red Velvet (Rp.40.000,-) aroma-aroma kue red velvet yang cukup kuat sudah tercium saat disajikan. Sensasi rasa manis lembut khas kue langsung menyapa lidah dan menghapus jejak jejak kopi barusan...

Kohicha Cafe merupakan sebuah kafe baru di daerah Kelapa Gading, tepatnya di dalam area Ruko Sentra Bisnis Artha Gading, tak jauh dari mall Artha Gading. Nama Kohicha sendiri diserap dari kata dalam bahasa Jepang yang berarti kopi dan teh. Menyulap sebuah ruko menjadi sebuah kafe instagenic bernuansa desain ala Jepang yang nyaman dan kaya akan unsur kayu, Kohicha cocok banget nih buat kamu yang pengen ngopi sekaligus makan berat.

Lantai bawah terdapat area barista sekaligus display beberapa menu dalam etalase kaca. Sebuah sudut dimanfaatkan sebagai seating table yang diberi partisi pada tiap setnya, sehingga bukan hanya sebagai pemisah antara meja satu dengan meja lainnya, tapi sekaligus sebagai unsur dekorasi ruang yang cantik dan artistik selain beberapa lukisan yang dipajang dibelakangnya. Naik ke level atas, ruangan terasa lebih luas tanpa adanya sekat pemisah apapun. Sebuah pohon besar yang dikelilingi bangku melingkar, menjadi nilai jual yang membuat tempat ini tampak instagenic.

Kohicha Cha Han (Rp.50.000,-) japanese style fried rice with crabstick and mixed vegetables, served with chicken karaage. Nasi goreng bercita rasa gurih dengan tampilan modern berisi orak arik telur, potongan crabstick dan sayuran ini sangat elegan disajikan diatas piring gerabah berwarna hitam. Potongan chicken karaage dengan siraman saus bersensasi rasa manis, membuat menu makan siang ini meledak dimulut. Saya suka banget.

Mentaiko Cream Spaghetti Chicken (Rp.60.000,-) tossed with creamy mentaiko sauce. Spaghetti dengan potongan ayam dan jamur ini tampil sangat memukau dengan balutan saus krim berwarna merah muda. Tekstur pasta begitu sempurna dan aldente. Potongan ayam, jamur dan taburan seaweed menjadi pelengkap yang sangat sempurna. Hidangan ini sangat harum dengan cita rasa gurih yang creamy dan milky. Dari harumnya saja saya sudah bisa bayangin betapa creamy nya Mentaiko Cream Spaghetti Chicken ini. Tjakep.

Kuro Latte (Rp.38.000,-) charcoal yang dipadukan dengan susu, selalu sukses tampil anggun juga mempesona. Latte art, cangkir bermaterial gerabah, tatakan kayu dan sepotong kue sagon kering, menjadi komposisi yang sangat cantik untuk dinikmati tak hanya oleh mata tapi juga oleh indera pengecap saya. Tone rasanya tebel dengan tekstur lembut yang creamy. Manis tak hanya sendiri disini, tapi juga ada milky dan sentuhan rasa khas dari charcoal.

Lilime Ice Tea (Rp.30.000,-) lyche and lime flavor tea. Minuman dingin berbahan dasar dari teh rasa lime, buah leci, daun mint dan irisan lemon. Rasanya tuh manis dengan tambahan sensasi asem yang nyegerin dan nuansa lecinya pun pas. Cocok buat temen makan siang...

Kelapa Gading merupakan wilayah kecamatan di Indonesia yang terletak di Kota Jakarta Utara. Kecamatan ini merupakan daerah yang dikembangkan oleh perusahaan properti Summarecon Agung sejak tahun 1975. Tahun 1970-an, Kecamatan Kelapa Gading masih dikenal sebagai daerah rawa dan persawahan, kini Kelapa Gading telah berubah menjadi kawasan yang tertata baik dan berkembang pesat.

Pemerintah Jakarta Utara hendak menjadikan Kelapa Gading seperti Singapura karena lengkapnya kebutuhan di sana, baik dari makanan, tempat tinggal, pakaian, otomotif, film, pendidikan, dan lain-lain. Saat ini pembangunan dan penataan Kelapa Gading telah diserahkan sepenuhnya kepada puluhan pengembang yang ada, di antaranya PT. Summarecon Agung Tbk, PT Bangun Cipta Sarana, PT Graha Rekayasa Abadi, PT Pangestu Luhur, PT Nusa Kirana dan yang terakhir PT. Agung Podomoro dan Agung Sedayu. (Wikipedia)

Ngomong-ngomong soal Kelapa Gading, disana terdapat sebuah coffeeshop yang baru buka sekitar 5 bulan lalu bernama Kopiteria. Lokasinya berada di jalan Biru Laut Barat, tidak terlalu jauh dengan Polsek Kelapa Gading. Warna abu menjadi tuan rumah yang menyuguhkan tampilan misterius sekaligus teduh dan nyaman. Arenya tidak luas, namun mereka pandai memilih perabot sehingga terkesan engga sempit.

Kopi Susu Teria (Rp.18.000,-) menggunakan base espresso yang berasal dari biji kopi robusta dari daerah Bali. Seperti es kopsus lainnya, Kopiteria juga menambahkan gula aren sebagai pemanis. Komposisi rasanya pas, manis, creamy dengan sentuhan kopi yang cukup berasa dan nendang.

Hazelnut (Rp.25.000,-) masih menggunakan base espresso yang sama, hanya saja diberi tambahan susu dan hazelnut flavour syrup. Rasanya cukup nyegerin, lembut, creamy dan manis. Nuansa hazelnut nya menjadikan akhir pekan saya bertambah manis.

Brownies (Rp.6.000,-) sepotong kue brownies dengan tekstur yang empuk dan ada sedikit sensasi kres kresnya. Rasanya lumayan sebagai temen minum kopi. Nah kalo si Pisang Goreng (Rp.7.000,-) terbuat dari pisang tanduk, jadi rasanya tuh manis pulen gitu. Cocok lah buat ngopi-ngopi tampan...