Fannie Huang||IG:@fiehuang

Menemukan salah satu cabang kedai ramen ini di Semarang dan kepengen coba walau tidak kesampaian. Berhubung ada kenalan sosmed yang merekomendasikan ramen di sini, saya akhirmya berkunjung ke Sai Ramen.

Sama seperti cabang di luar mall, di cabang ini pun konsepmya bertema ramen bar ala Jepang. Sistemnya self service walau pelayanan tetap ramah dan informatif.

Lokasi ramen ini ada di lantai 3A, tidak jauh dari eskalator. Untuk pemesanan bisa langsung melalui layar di depan resto dan pembayaran bisa cashless menggunakan mesin EDC yang tersedia (mungkin ada kode QR juga?) atau langsung di kasir.

Buat setiap mangkuk ramen yang dipesan sudah include 1 gelas ocha dan 1 koin untuk bermain capit boneka. Hadiahmya ada boneka dan bola berisi snack.

Untuk pesanan bisa diambil sendiri di counter. Ketika sudah selesai, semua peralatan makan juga perlu dikembalikan ke counter. Ocha juga bisa refill sendiri dengan teko yang disediakan.

Ketika saya mengambil ocha, salah satu staff menawarkan pakai es tanpa diminta terlebih dulu. Benar-benar oke sekali, soalnya saya malah mengira es ga include karena ini ocha gratisan.

Saya duduk di area ramen bar dan tempelan-tempelan di panel kayu sebenarnya berisi tips informatis, mulai dari cara yang proper pakai sumpit, sejarah kari di Jepang, sampai tips menghabiskan kuah ramen.

Sumpit tersedia dalam kotak kayu panjang terpisah. Di atas meja tersedia pilihan condiment yang lengkap sekali. Bahkan ini condiment terlengkap yang pernah saya temukan di kedai ramen. Mulai dari shoyu, chili oil, bawang goreng sampai blackpepper bijian juga tersedia.

Saya mencoba :

1. Paket Murah Miso Ramen (Rp. 60.160)

Paket promo.tersedia beberapa jenis ramen dengan harga yang berbeda-beda. Untuk ayamnya bisa pilih original atau upgrade ke chicken katsu dengan additional (+Rp. 2.000). Saya pilih yang original.

×. Miso Ramen

Miso ramen disajikan dengan butter dan isiannya ada 2 potong ayam charshu, jagung, telur setengah matang dan jamur kuping yang melimpah.

Saya suka ramen ini karena nggak pakai caisim. Rasa jagungnya manis dan jamur kupingnya renyah namun untungnya tidak pahit.

Mienya berukuran kecil dengan tingkat kematangan yang pas. Sedangkan rasa kuahnya benar-benar thick dan gurih. Saya sangat suka rasanya.

Telurnya enak sekali. Biasanya telur semacam ini seringkali amis. Namun telur di sini sama sekali tidak amis. Bahkan rasanya gurih meski saya makan tanpa kuah.

×. Gyoza

Gyoza disajikan dengan sesame paste yang rasanya gurih. Saya suka sesame paste, namun rasa gyoza sangat berbanding terbalik.

Sejujurnya, ini malahan gyoza terburuk yang peenah saya coba selama ini. Kulit gyozanya sama sekali tidak terpanggang. Padahal gyoza panggang seharusnya ada bagian renyahnya.

Tidak cuma itu, kulitnya juga tebal sekali dan alot. Rasanya seperti makan adonan yang belum matang. Keberadaan sesame paste yang gurih dan thicm sangat membantu saya untuk menghabiskan gyoza ini karena menyamarkan rasa kulit gyoza yang tidak enak dan keras itu.

Namun rasa isian daging gyozanya cukup enak. Dagingnya padat dan gurih.

Udah lama nggak mampir ke AEON, rupanya sekarang ada stall makanan matang. Pilihannya ada beberapa jenis dan hitungannya per gram. Bahkan ada lauk kayak cumi, ayam, dsb.

Rupanya di sini juga ada nasi kebuli sapi, nasi kebuli kanbing dan nasi kebuli ayam yang pakai beras bhasmati. Beneran nggak expect bakal nemu makanan Timur Tengah di Aeon.

Aku mencoba :

1. Nasi Kebuli Ayam (Rp. 15.000/100 gram)

Di sini sistemmya self service, boleh ambil sepuasnya dan ditimbang sama petugas. Buat wadahnya boleh pakai apa aja yang tersedia.

Aku pakai wadah bulat dan ngisi sampai hampir penuh. Totalnya 232 gram dan jadinya 38 ribu, tapi bisa buat berdua.

Surprisingly ternyata nasinya beneran enak, lho. Rempahnya meresap dan beneran terasa gurihnya. Bahkan beras bahsmatinya juga nggak terlalu keras. Maksudku, aku paham beras bhasmati memang nggak pulen, tapi ini nggak keras sampai kerasa seret.

Ayamnya empuk dan bumbu dari nasi kebulinya juga meresap.

Udah lama banget nggak beli chicken sandwich di sini. Jujurly, aku bahkan belum pernah cobai Liang Chicken Sandwich yang original.

Aku mencoba :

1. Liang Chicken Sandwich

Rasa kulitnya beneran enak. Dalamnya empuk namun luarnya renyah dan gurih. Mirip roti paratha gitu.

Isiannya ada daging ayam empuk yang rasa gurihnya memyerap. Selain itu ada isian sayur mirio sejenis selada (?) yang renyah dan sausnya creamy gurih.

Aku suka sama sandwichnya.

Imi merupakan kali kedua saya berkunjung ke Ocean 8. Sebelumnya saya pernah mampir ke cabang Emporium Pluit buat nyobain dimsumnya.

Buat menu dimsumnya ada sedikit kenaikan harga jadi 23.800++. Namun menurut saya ini masih tetap sangat murah karena harga dimsum di kebanyakan restoran bahkan sudah di atas 25 ribu, beberapa bahkan lebih dari 30 ribu. Apalagi dimsum di sini juga menggunakan daging babi.

Saya mencoba :

×. Dimsum :

1. Wukok

Udah 2x saya coba menu ini dan rasanya selalu memuaskan. Saya suka permukaannya yang renyah dan tidak oily. Dimakan pakai minyak cabenya yang gurih beneran enak banget.

Isiannya ada daging babi berpadu dengan talas. Galasnya creamy dan sama sekali nggak bikin enek karena rasa dagingnya cukup terasa.

2. Hakau

Kulitnya cukup lembut dan isian udangnya cukup besar. Udangnya segar dan bertekstur renyah dengan rasa manis khas udang.

3. Siomay Babi

Rasanya juga nggak kalah enak. Saya suka siomaynya karena dagingnya padat dan nggak kebanyakan tepung. Selain itu daging babinya juga tidak berbau.

4. Bakpau Chasiew

Bakpau ini sangat worth dibanding harga. Isinya ada 3 pcs dan ukurannya besar.

Paonya lembut dan empuk. Meski harganya murah, namun isiannya sangat padat. Daging babi cincangnya cukup banyak dan empuk.

Rasa sausnya manis gurih. Saya suka karena isian charaiew paonya tidak dicampur daun yenshui.

5. Egg Tart

Ini beneran enak! Kulitnya crispy dan gurih, namun nggak seret. Adonan telur di tengahnya lembut dan pas manisnya serta nggak berbau amis telur.

Egg tart sangat recommended buat dicoba.

×. Main Course :

1. Udang Goreng

Kulit udangnya sudah dikupas dan dibalur dengan tepungz lalu digoreng.

Adonan tepungnya gurih dan matang merata. Rasanya sudah cukup enak meski dimakan begitu saja pakai nasi. Namun pakai chili oil jadi makin mantul.

2. Mie Goreng Shanghai

Ternyata mie gorengnya beneran enak. Tingkat kematangan mienya pas dan porsinya bisa buat sharing. Saya sharing ber-3 dan masih begah.

Perpaduan rada manis dan gurihnya juga pas.

3. Mapo Tofu

Ini recommended buat kalian yang pengen mapo tofu nggak pedas. Menueut saya, rasanya sama sekali nggak pedas.

Sebenarnya rasa pedasnya ada, namun sangat light dan hanya terasa sebagai after taste. Daging cincangnya banyak dan tahunya pun sangat lembut.

Sausnya pas kekentalannya. Rasanya cenderung gurih. Saya suka banget sama rasanya.
.
.
Dari segi pelayanan juga sangat ramah. Waktu penyajian sangat cepat dan harga masih affordable.

Buat semua pesanan saya + 4 nasi dan es teh, kami habis 561 ribu, namun saya bahkan sampai take away beberapa dimsum karena nggak habis buat ber-3.

Siang ini mampir ke Starbucks Coffee buat duduk sebentar. Tempatnya tidak terlalu luas dan seating areanya sedikit, namun cukup oke untuk bersantai sejenak.

Aku mencoba :

1. Hibiscus Tea (Tall, IDR 26k)

Ini minuman paling recommended buat kalian yang mau duduk di Starbucks dengan harga terjangkau. Sejak kenal hibiscus tea, aku beralih dari mint tea karena rasanya worth, nggak kerasa kayak lagi minum teh.

Kayaknya hibiscus tea ini salah satu menu hidden karena menurut temanku yang sering ke Starbucks ini nggak tertulis di menu buat pilihan pure tea.

Jadi trik pesennya , tanya dulu ke kasir : "Ada hibiscus tea, nggak?"

Kalau ada, langsung pesan aja dan bilang tanpa lemonade.

Aku sendiri belakangan ini sering pesan hibiscus tea. Menurutku, malahan teh ini lebih enak kalau pakai gula. Kalau tanpa gula sama sekali, rasanya malah asam pahit.

Kali ini aku pesan gula takaran normal dan rasanya segar. Rasanya sedikit asam, namun ada rasa manis yang terasa di tegukam yang sama.