Fannie Huang||IG:@fiehuang

Donat Sarinah terletak tepat di depan eskalator menuju lantai LG dari dalam mall. Tempatnya hanya berupa stall dan proses oembuatan donat langsung di tempat yang sama.

Katanya, donat yang satu ini buka dari tahun 1978. Bahkan ada menu sejenis waffle kayak yang suka ada di PRJ.

Berhubung bapak & teman saya yang segenerasi nyebutin soal donat jadul dan kayak nyari gitu, saya jadi penasaran sama donat yang satu ini.

Donatnya hanya ada 5 rasa, yakni donat polos, donat gula, donat coklat, donat kacang dan donat keju yang ukurannya tidak begitu besar.

Harga donatnya 12 ribu/pcs. Kalau beli 1 lusin harganya 125 ribu.

Saya mencoba :

1. Donat Keju

Donatnya bertekstur padat. Donatnya tidak empuk layaknya donat modern, namun juga tidak sampai super alot.

Entah kenapa, rasanya agak mirip kue cincin namun sedikit lebih empuk. Di atasnya ada taburan keju parut tanpa krim sehingga tidak nanis.

2. Donat Coklat

Donatnya pakai krim dan meses. Krimnya tidak begitu tebal dan manisnya masih oke buat saya.
.
.
Saya kurang paham apakah cita rasa donat old style memang begini atau gimana. Soalnya saya nggak pernah makan American Donat.

Saya suka karena rasanya nggak kemanisan kalau dibandingkan sama beberapa donat modern. Namun saya kurang cocok sama teksturnya. Menurut saya, rasa dan kuantitas agak overprice dibanding rasa.

Namun kalau kalian mau beli ini buat orangtua atau kakek nenek, mungkin mereka bakal suka karena mengingatkan sama cita donat yang dinikmati di masa muda mereka.

Dulu pernah beli Bagoja di cabang SCBD & Kokas. Berhubung rupanya buka cabang di food court Sarinah, aku akhirnya beli lagi.

Sekaeang bakso gorengnya ada pilihan ayam atau ayam udang. Selain itu juga ada yang sate & bakso goreng jumbo.

Pelayanan beneran oke banget. Masnya ramah & bahkan nawarin buat dipotongin. Sausnya juga bisa milih pisah atau nggak padahal aku cuma beli 1.

Aku pesan :

1. Bakso Goreng Ayam (Rp. 12.000)

Rasanya berbeda dibanding dulu. Bakso gorengnya nggak lagi serenyah dulu dan isiannya padat meski masih terasa dagingnya.

Dulu rasa cabenya enak. Perpaduan asam dan pedasnya pas sehingga terasa segar, pedas san sedikit gurih.

Sayangnya sekarang rasanya berubah. Rasa saus cabenya jadi cuma sekedar pedas dengan sedikit aroma bawang putih. Nggak ada lagi rasa asam segarnya.

Kedai kopi yang satu ini baru beroperasi di kawasan Senen. Lokasinya super deket dari halte busway Atrium dan sederetan sama Plaza Atrium.

Fasadnnya didominasu dengan warna putih dan bernuansa vintage. Seating areanya ada 2 lantai & dipenuhi foto-foto hitam putih dari jaman Belanda serta tangga putar dan lampu gantung kristal yang estetik.

Untuk saat ini menu makanannya hanya ada pastry. Namun nantinya juga akan ada menu main course.

Saya mencoba :

1. Pain Au Chocolat (IDR 35k)

Saya cukup berekspektasi tinggi mengingat harganya tergolong tinggi. Sayangnya, rasa mengecewakan.

Croissantnya alot dan tidak begitu crunchy. Baik rasa maupu aroma butternya sama sekali tidak terasa. Padahal dengan harga segini setidaknya dengan harga segini harusnya ada aroma butter.

Untung coklatnya masih cukup banyak dan manisnya pas. Tapi ini overprice banget dibanding rasa.

2. Racikan Kopi Ala Peter -- Sultan Size (Rp. 52.000)

Untuk ukurannya ada 3 macam. Ukuran standarnya 250 ml, namun bisa upsize ke Sultan dengan nambah 14 ribu.

Menurut saya, upsize lebih worth karena ukurannya 750 ml.

Sayangnya, saya juga nggak cocok sama rasa kopinya. Memang rasanya nggak super creamy. Namun kopinya cuma kerasa sedikit di after taste.

Rasa karamelnya terlalu dominan dan kemanisan buat saya. Memang sih saya ngeh ini pakai karamel. Tapi ekspektasi saya setidaknya rasanya balance.
.
.
Semua harga di sini belum termasuk tax 10% & service charge 5%. Dari segi pelayanan cukup ramah, namun sistem di sini self pickup.

Sore ini saya berkunjung ke Bakmi GM sekitar jam 4 sore. Saya datang sendiri & tempatnya nggak ramai. Buat pembayarannya bisa langsung di sistem kalau pakai e-wallet.

Saya mencoba :

1. Teh Tawar

Sayangnya saya lupa foto. Namun saya kaget karena rasa tehnya berbeda dibanding biasanya.

Biasanya teh di Bakmi GM selalu wangi dan segar meski tanpa gula. Namun teh yang hari ini disajikan ke saya tidak enak.

Rasanya mirip teh yang lama didiamkan dan sepertinya hampir basi. Aromanya juga tidak wangi.

Saya lumayan familiar sama rasanya karena saya sendiri kadang mendiamkan teh semalam dan kadang minum teh yang hampir basi atau bahkan sudah mulai basi (ini nggak recommend buat dilakukan).

Sepertinya ini perlu diperhatikan. Soalnya sebenranya ini nggak sehat. Bahkan buat saya yang kadanv minum teh basi, kalau ke restoran ya saya maunya teh yang bener.

2. Nikmat Hemat 4

Ini paket ramadhan yang harganya terjangkau. Harganya sekitar 28 ribuan udah dapet mie, sayur, ayam jamur special, otak-otak goreng & pangsit goreng.

Sayangnya pas saya datang nggak dikasih pangsit goreng. Saya harus complain dulu baru dikasih.

Namun rasanya tetap enak. Porsinya sama dengan yang nggak promo. Rasa pangsit gorengnya juga selalu enak.

Ayamnya empuk & lumayan besar. Rasanya manis gurih.

Belakangan ini lagi suka pesan es krim via delivery, namun lagi ga pengen M*xue. Aku akhirnya nemu tempat ini di Sh*pee Food & penasaran sama green tea sundaenya.

Di sini juga jual es krim vanilla & beberapa jenis minuman.

Aku mencoba :

1. Green Tea Sundae (Rp. 19.000)

Jujur aku nggak berharap ini bakal enak. Sebelumnya pernah makan es krim green tea murah & aslinya cuma es krim vanilla dilapis saus green tea atau warnanya doang yang hijau. Jadi kukira ini bakal sama.

Ternyata beneran enak, dong. Rasanya bitter sweet & aroma green teanya kerasa sejak gigitan pertama. Es krimnya juga 1 cup penuh & beneran worth sama harga.

Aku suka banget karena es nya ga pake topping macem-macem jadi puas.

2. Vanilla (Rp. 19.000)

Harganya sama kayak green tea. Namun aku kurang cocok sama rasanya. After tastenya creamy dan rasanya cenderung milky.

Ini kemanisan buatku.
.
.
Lain kali aku bakal pesan lagi buat rasa green teanya karena puas banget ♥️

Semoga es krim green tea bakal ada terus.

Setelah berkali-kali ngeliat brand kopi yang satu ini, aku akhirnya pesan via delivery di Shopee Food dari cabang Pancoran China Town Point.

Selain menjual kopi, di sini juga menjual croissant mulai dari 12 ribu aja.

Aku mencoba :

1. Chocolate Croissant (Rp. 12.000)

Harganya super affordable, bahkan lebih murah ketimbang butter croissant.

Isian coklatnya banyak dan terasa di setiap gigitan. Namun aku kurang suka sama croissantnya.

Tekstue agak keras dan teksturnya too flaky. Adonan beneran kering sampai berantakan gitu. Karena harganya murah, nggak ada rasa maupun aroma butter tapi masih dimaklumi.

2. Manuka Oat Latte

Aku pesan menu ini + iced latte & cuma 32 ribu aja. Rasa manisnya masih oke. Manukanya agak manis & ada oat tapi kopinya masih cukup berasa.

Namun perpaduan manuka & oat enak.

3. Iced Latte

Aku nggak request & disajikan tanpa gula, sesuai preferensiku. Perpaduan kopi & susunya pas. Aftee taste nggak too milky.

Sejak pertama kali cobain Mixue cabang ini, aku selalu delivery dari cabang ini setiap.mau pesan Mixue.

Setelah 3 bulan nggak delivery Mixue, kali ini aku order lagi.

Aku mencoba :

1. Oreo Sundae

Dari semua cabang Mixue yang aku coba, aku paling suka cabang ini. Es krimnya nggak telalu milky & less sweet dibanding beberapa cabang lain.

Dari awal buka rasa es krimnya masih konsisten. Namun kali ini ada saus coklat & jadi lebih manis. Lain kali bakal selalu order tanpa saus coklat aja.

2. Earl Grey Tea

Buat gulanya aku request 1/4 takaran gula normal. Rasa tehnya cenderung pahit & ada sedikit manisnya.

Namun dari rasanya lebih mirip teh biasa daripada earl grey.