Fannie Huang||IG:@fiehuang

Gokana merupakan salah satu resto lama yang beroperasi di Gajah Mada Plaza. Dulu lokasinya di seberang Platinum yang satu grup juga, sekarang pindah ke lantai 1.

Sepertinya tempat ini 1 grup sama Raa Cha karena dari lift belakang ada akses langsung ngeliat staff Raa Cha nganter makanan ke Gokana.

Waktu penyajian makanan super cepat dan ada sejenis krupuk yang bebas ambil. Krupuknya enak, apalagi kalau dimakan pakai saus cabenya.

Saya mencoba :

1. Chicken Collagen Ramen (Rp. 47.273)

Hargabya belum include tax. Jadi harganya 50 ribuan gitu.

Menurut saya ini over price dibanding rasa. Apalagi sudah mulai banyak resto ramen sejenis (pakai daging potongan besar, bukan cincang yang lebih murah) dengan harga 30 ribuan.

Buat rasa kuahnya juga kalah dibanding beberapa resto ramen 30 ribuan yang pernah saya coba (Ramen Y* & Ramen G*rl). Kuahnya kurang thick kaldunya.Jadi rasa agak nanggung.

Buat mienya agak besar, dengan sayur yang cukup segar dan narutomaki yang tidak amis.

Mienya agak besar dan kematangannya pas, namun cuma ada 1 jenis. Buat ayamnya potongan agak tebal. Dagng ayam rebus doang dengan tekstur padat, seasoning dari kuah.

2. Ocha (Rp. 10.909)

Ocha free refill, namun rasa teh hanpir tidak terasa karena terlalu watery. Over price kalau dibandingkan dengan ocha di T*m Sushi yang lwbih murah, bisa refill namun tidak sewatery ini.

Sebelumnya saya udah ke Dapur Solo cabang Sarinah & dekat Blok M dan semua cabangnya cukup enak. Berhubung buka di mal Gajah Mada Plaza, saya second dinner karena udah yakin sama rasanya.

Tempatnya cukup nyaman. Buat cabang ini masih pemesanan manual, beda dengan cabang Sarinah. Selain itu ada stop kontak di beberapa area.

Saya mencoba :

1. Aneka Gorengan (Rp. 24.000)

Seporsi isi 3, bisa pilih mau tahu susur, bakwan sayur atau tempe mendoan.

Tempe mendoannya enak. Agak renyah tapi nggaksampai kering. Bakwan sayurnya renyah dan gurih.

Sayang tahu susur kurang enak. Baik isian sayur maupun adonan tepung terlalu asin, bahkan buat saya yang suka asin. Endingnya saya bahkan nggak bisa habisin.

2. Gado-Gado (Rp. 39.000)

Gado-gadonya isi kentang, tahu dan aneka sayur. Sayur cukup segar namun kuahnya kurang enak. Kacangnya terlalu sedikit dan tekstur terlalu encer.

Rasanya hanya asin sedikit pedas, bukan pepraduan manis, gurih dan pedas.

Sore ini mampir ke Kong Djie karena mamaku kangen Bakmi Belitung.

Buat tempatnya ada area indoor dan outdoor. Area indoor ber-AC dan ada stop kontak namun interior standar, bukan yang nyaman.

Aku mencoba :

1. Mie Belitung Atep (Rp. 39.000)

Menurutku ini rasanya cukup enak. Kuahnya enak dan nggak kemanisan. Aku pernah makan mie Atep langsung yang di Belitung dan rasa kuahnya kemanisan buatku. Mungkin yang di Jakarta udah disesuaikan?

Tingkat kematangan mienya pas dan aku suka banget bakwannya, empuk namun luaranya renyah. Kalau kata mamaku, ini bakwan modelan jadul karena orang sekarang kebanyakan bikin bakwan buat mie Belitung yang cenderung renyah).

Tahunya terlalu tipis jadi agak keras. Buat cabenya pakai cabe yang mirip buat chili oil tapi tanpa oil. Biasanya cabe mie Belitung nggak begini, tapi ini enak juga.

Overal menurutku ini enak sih.

2. Es Kopi Susu (Rp. 26.000)

Sebelumnya pernah minum juga di Belitung, kebetulan dulu ada cabang dekat rumah kakekku.

Kali ini aku request SKMnya setengah takaran normal aja.Tapi memang rasanya penyesuaian dibanding yang di Belitung, jadi less sweet.

Rasa kopinya lebih kenceng dan wangi. Ini tipikal kopi yang pakai bubuk gitu tapi nggak berampas. Manisnya pas.

Ini salah satu bakery yang sudah beroperasi lebih dari 10 tahun di Hayam Wuruk. Lokasinya sederetan dengan TIKI Hayam Wuruk.

Namun entah kenapa bakery ini selalu sepi. Dibanding kali terakhir saya ke sini beberapa tahun lalu, opsi rotinya berkurang dan somehow terkesan mulai kurang terawat.

Buat opsi pembayaran sepertinya masih cash only.

Saya mencoba :

1. Cheese Cat (Rp. 8.000)

Penasaran sama roti ini karena bentuknya lucu. Roti empuk. Kejunya pakai keju lembaran.

2 Roti Sweet Butter Finger (Rp. 13.000)

Sesuai namanya, bagian tengah rotinya buttery agak oily gurih. Tekstur empuk dan bukan jenis yang bakal menempel kalau dipencet.

Rasanya cenderung manis, agak kemanisan kalau buat saya.

Sebelumnya berkali-kali beli nasi cmapur ini via aplikasi delivery. Kali ini aku beli langsung di tempat buat take away.

Buat pembayaran bisa pakai QRIS. Namun tempatnya sederhana dan jujur agak kotor. Barang-barangnya berantakan juga.

Aku mencoba :

1. Nasi Campur (Rp. 50.000)

Seporsi bisa buat sharing berdua. Isiannya enak. Babi panggangnya agak tebal, kulitnya renyah dan lemajnya gurih.

Lapchiongnya juga sepertinya home made. Rasanya lebih berempah gitu, babinya sama sekali nggak berbau. Charsiunya juga nggak kalah enak. Cuma sayang kali ini kuah kentalnya beneran hambar. Sama sekali nggak ada rasa.

Tapi porsinya cukup besar. Aku bahkan sharing berdua.

Restoran Garuda merupakan rumah makan Padang yang sudah beroperasi selama lebih dari 15 tahun.

Restoran yang satu ini sudah lama menjadi wishlist saya. Akhirnya saya mampir ke sini buat lunch.

Menu makanannya bisa langsung pilih di etalase maupun hidang. Karena saya sendiri, saya prefer milih di etalase aja.

Saya mencoba :

1. Nasi Rames (Rp. 28.000)

Isinya ada nasi, sayur hijau, nangka, kentang, cabe hijau dan bumbu rendang.

Bumbu rendangnya enak, tekstur pekat dan berempah. Kripik kentangnya juga nggak kalah enak, renyah dan sedikit pedas gurih.

Rasa cabai hijaunya biasa saja, sekedar pedas. Nangka agak alot dan rasanya kurang gurih. Sayur daun singkong hambar.

2. Telur Dadar (Rp. 22.000)

Telur dadarnya enak. Saya beneran suka. Rasanya gurih, tidak super berminyak dan tidak berbau amis.

Bagian tengahnya berongga dan pinggiran yang remyah terasa gurih.

3. Gulai Ikan

Saya kurang suka gulainya. Aroma agak amis. Kuah gulaiterlalu sedikit jadi kering. Gulai juga tidak meresap sama sekali sehigga ikannya hambar.
.
.
Overall, menurut saya ini overprice dibanding harganya. Untuk ukuran resto Padang sekelas, menurut saya rasanya cenderung kurang.

Saya pernah makan resto Padang di terminal 1 Soetta dan rasa gulainya berbeda jauh. Gulai di sini tidak gurih santan.