Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sejujurnya agak skeptis dengan menu-menu baru di KFC Indonesia karena menurutku lebih sering mengecewakan ketimbang enak. Bahkan menu yang sama di KFC Indonesia & KFC Malaysia bisa beda rasanya.

So aku tidak berekspektasi banyak ketika mencoba menu KFC Double Down Burger (IDR 30k) ini.

Ternyata menu ini jauh nelebihi ekspektasiku dan malah jadi menu favoritku di KFC. Berbeda dengan burger pada umumnya, terdapat dua buah ayam goreng tepung yang super renyah sebagai pengganyi roti.

Di tengahnya terdapat hashbrown yang crispy dan sama sekali tidak oily. Rasa kentangnya sendiri cukup well seasoned, nggak plain gitu aja. Selain itu juga ada keju, sayur dan saus spicy lime.

Saus spicy limenya ini yang beneran enak dan menambah cita rasa. Rasanya tuh klop sama rasa ayam, keju maupun cheesenya.

Rasanya cenderung pedas tetapi rasa segar sekaligus gurih dari limenya terasa. Agak mirip soto koya gitu menurutku.

Aku beneran berharap menu ini bakal jadi menu tetap di KFC sih. Soalnya beneran enak banget.

Kali ini Pepper Lunch mengeluarkan menu baru, yakni K Sizzle di mana terdapat 3 opsi, yakni Kimchi Beef Pepper Rice, Suki Beef Kimchi & Kimchi Volcano Pasta.

Aku mencoba Suki Beef Kimchi (IDR 83.636), yakni kimchi yang disajikan dengan tahu, telur, daging sapi dan saus kimchi.

Porsinya beneran super besar dan bisa buat share berdua, aku bahkan sampai nggak habis walau makan di jam 12 siang dan sebelumnya aku nggak sarapan.

Daging sapinya sendiri menggunakan daging lembaran. Sausnya disajikan panas dan karena aku langsung tuang ke dagingnya, jadinya tingkat kematangan dagingnya well done sesudah diaduk-aduk. Mungkin kalau mau dagingnya nggak terlalu matang bisa menunggu lebih lama sebelum menuang sausnya.

Untuk telurnya sendiri bertekstur lembut setelah matang, begitupun dengan tahunya. Bahkan rasa kedelainya terasa.

Sedangkan daging sapinya sendiri porsinya super banyak dan cukup empuk serta tidak berlemak.

Untuk kimchinya sendiri, basenya rasanya cenderung asam pedas, sedangkan saus nya sendiri cenderung manis tampaknya. Aku mengaduk kurang rata dan kimchinya terasa cenderung asam pedas. Saranku sebaiknya diaduk hingga benar-benar rata.

Overall inovasi menu kali ini cukup unik dan recommend buat dicoba.

Tertarik buat mencoba roti durian di sini pas ada promo. Harga roti yang aslinya 13k jadi cuma 8k aja dengan minimal pembelian 2 pcs.

Rotinya sendiri pakai filling durian gitu dan rasanya cukup enak menurutku. Tekstur creamynya masih ok dan manisnya juga masih pas. Duriannya pun cukup berasa, nggsk terasa manis esens yang berlebihan.

Rotinya sendiri tidak empuk dibanding roti kopinya, masih terasa bertekstur di bagian dalamnya. Namun filling duriannya sendiri merupakan penyelamat rasa menurutku.

Merupakan resto steak ala Jepang yang unik dibandingkan resto steak pada umumnya.

Tempatnya sendiri bernuansa Jepang Modern dan saus untuk steak bisa dinikmati sepuasnya tanpa biaya tambahan .

Untuk opsi saus steaknya ada 3, yakni wasabi teriyaki dimana saus teriyaki yang manis gurih dipadukan dengan wasabi sehingga terasa sedikit segar.

Selain itu ada saus negigo dimana rasa sausnya cenderung asin gurih. Sedangkan saus J. Steak lebih manis. Aku sendiri suka ketiga sausnya.

Untuk daging steaknya dihitung per gram dimana minimal pemesanan 150 gram. Umumnya daging steak 200 gram dan aku memesan 200 gram untuk kedua menu yang kucoba kali ini.

1. Ichiban Medium (Rp. 1.850/gram, IDR 370k)

Aku pesan daging wagyu ini dengan tingkat kematangan medium dan aku suka steakny meskipun aku bukan penikmat daging medium.

Dagingnya cukup empuk dan sama sekali tidak ada aroma khas daging yang belum matang dan biasanya cukup menganggu buat aku yang kurang suka daging di bawah medium well.

Saus nya sendiri memiliki cita rasa yang kuat sehingga menutupi aroma dagingnya.

Selain itu steak juga disajikan dengan butter sehingga dagingnya terasa lebih gurih dengan tekstur juicy.

2. Oishii (IDR 1.500/gram, IDR 300k)

Yang ini meruoakan daging rib eye dan aku memilih medium well.

Meski sama-sama 200 gram, dagingnya tidak setebal wagyu namun menurutku tetap enak.

Karena dagingnya lebih tipis, jadinya malah teksturnya lebih renyah dan tetap empuk. Dagingnya sendiri juga udah well seasoning dan semakin enak ditambah bumbunya.

Sayurnya sendiri pas tingkat kematangannya dengan wortel yang manis dan jagung yang gurih karena di-roast namun tidak sampai gosong.

Salah satu kedai ayam goreng dengan harga terjangkau dan porsi nendang abis. Kali ini mencoba di cabang Kebon Sirih. Lokasinya sendiri ada di lantai 1 hostel gitu dan tempatnya bersih meskipun tidak terlalu luas.

Pelayanan juga super ramah dan cukup cepat. Aku mencoba beberapa menu di sini, yakni :

1. Master Jimbo Pesto (IDR 45k)

Seporsi berisi nasi, ayam boneless yang cukup banyak, acar serta sambal.

Berbeda dengan resto ayam pada umumnya, sambal di sini tampaknya menggunakan sambal home made karena berbeda dengan saus sambal pada umumnya sehingga tidak asam.

Ayamnya sendiri beneran juicy sesuai slogannya dan boneless, jadi nggak ribet makannya.

Tepungnya juga tidak begitu tebal dan saus pestomya sendiri terasa gurih serta tidak terlalu oily.

Acar timunnya asam segar dan timunnya juga segar.

Oh ya, dengan harga 45k juga udah dapet free minuman, lho.

2. Chicken Mala (IDR 35k)

Ini sih terjangkau banget. Cuma 35k aja idah dapet seporsi ayam yang beneran ngenyangin banget.

Sebelumnya pernah nyobain ayam mala di tempat lain dan kecewa, so sempet skeptis sama menu ini. Ternyata rasanya beneran melebihi ekspektasiku.

Ayamnya juicy dan renyah dengan bumbu mala yang terasa sedikit pedas, namun juga terasa rempahnya dan ada rasa gurihnya juga.

Jadi nggak sekedar rasa pedas yang membakar aja, melainkan juga ada rada gurihnya.

3. Dada Love Cut (IDR 38k)

Potongan ayam dadanya super gede dan bisa buat share berdua atau bahkan bertiga.

Aku tuh suka banget ayam di sini karena meskipun empuk dan juicy namun teksturnya nggak berair.

Selain itu rasa daging ayamnya sendiri nggak plain, melainkan sedikit manis.

4. Ayam Setengah (IDR 45k)

Seporsi berisi setengah ekor ayam yang terdiri dari beberapa potong ayam yang besar dan ngenyangin.

Ini super affordable karena ayamnya bisa share ber 2 atau bahkan bertiga dan ayamnya manis serta renyah tepungnya namun tidak alot.

Terletak di dekat pintu masuk utama mall Season City dan tempatnya sendiri merupakan booth namun tersedia meja dan kursi untuk duduk.

Tidak hanya menjual roti, namun di sini juga menjual croissant maupun minuman kopi.

Aku mencoba :

1. Roti O (IDR 12k)

Merupakan roti kopi dengan isian butter yang sangat terasa ketika dimakan hangat.

Butternya sendiri terasa gurih dan nggak kering.

2. Kopi O (IDR 15k)

Kopi susunya enak menurutku. Rasa kopinya cenderung strong dibanding susunya namun susunya tetap terasa.

Selain itu brown sugarmya juga tidak terlalu mendominaai rasa sehingga tidak manis berlebih.

Cecemuwe, dalam bahasa Sansekerta berarti 'senda gurau'. Sesuai dengan namanya, tempat ini memang didesain untuk tempat berkumpul komunitas sekaligus cocok buat yang menginginkan suasana tenang karena lokasinya sendiri yang berada di daerah perumahan dengan tulisan yang kecil sehingga tidak terlihat dari kejauhan.

Namun justru itulah yang merupakan keunikan tempat ini. Sangat jarang menemukan tempat makan dengan suasana tenang, bukan hingar bingar.

Di lantai satu sendiri merupakan kafe sekaligus working space. Sedangkan lantai dua merupakan perpustakaan yang menyajikan aneka ragam buku berbahasa Inggirs, mulai novel hingga memgenai arsitektur yang umumnya digunakan untuk event. Sedangkan lantai 3 yang merupakan rooftop dengan beanie bag juga merupakan area yang biasanya digunakan untuk event, umumnya tentang K-Pop.

Restoran ini juga mengusung konsep healthy food di mana semua masakan disajikan tanpa MSG. Buat aku yang tidak terbiasa makan makanan banyak MSG sejak kecil, justru ini yang kucari karena sesudahnya nggak bikim haus berlebih.

Aku.mencoba main course dan beberapa snack di sini, yakni :

1. Organic Grilled Chicken (IDR 79.9k)

Untuk menu ini disajikan dengan seasoned vegetable dan pilihan garlic rice atau french fries.

Aku memilih garlic rice dan rasa garlicnya cukup terasa serta tidak terlalu plain karena rasanya dari garlic sendiri.

Untuk ayamnya juga cukup enak. Teksturnya masih empuk dan juicynya masih tersisa dengan sambal yang pedasnya pas serta menambah cita rasa karena rasa dari nasi yang tidak begitu dominan.

Porsinya juga sangat besar dan bahkan bisa share berdua. Aku yang terbiasa makan dengan porsi besar pun tidak sanggup menghabiskan satu porsi sendiri.

Sayangnya rasa sayurnya cenderung tastrlrss meski wortelnya cukup manis dan empuk. Seandainya seasoningnya lebih banyak akan lebih lezat.

2. Tempe Mendoan (33.9k)

Merupakan tempe yang disajikan dengan saus spicy teriyaki yang sejujurnya mengingatkan akan rasa saus tempura karena rasa jahenya yang kuat.

Tempenya sendiri renyah namun tidak alot. Memang tempenya cenderung tawar, namun justru itulah fungsi sausnya.

Rasa sausnya jadi bisa menyerap dengan baik dan klop dengan tempenya sendiri. Seandainya tempenya cenderung asin gurih, barangkali malah 'bentrok' dengan rasa sausnya yang memang cukup strong.

3. Onion Rings (IDR 33.9k)

Onion ringnya renyah dengan rasa bawang yang tidak pahit serta bertekstur mirip tempura karena tepungnya tidak menyatu langsung pada onion nya.

Saus aiolinya sendiri merupakan perpaduan rasa asam, pedas dan gurih yang pas.

4. Fried Spicy Rice Ball

Merupakan menu terbaru dari Cecemuwe yang tampaknya belum ada di buku menu.

Menu ini sendiri merupakan nasi yang dibalur tepung roti dan digoreng hingga renyah dan disajikan dengan saus spicy.

Bagian luarnya cukup renyah serta tidak oily dan terasa sedikit pedasnya. Sayangnya bagian dalamnya tawar.

Namun aku mencoba memakan dengan saus spicy teriyaki dari tempe mendoan dan surprisingly rasanya jadi lebih enak. Rasanya jadi lebih strong. Mungkin memang harus disajikan dengan saus agar lebih enak.

5. Peach Iced Tea (32.9k)

Merupakan es teh dengan rasa peach serta terdapat buah peach di dalamnya.

Rasa tehnya segar dan manisnya juga pas karena tidak ditambahkan perisa peach dengan kuantitas berlebih.

Overall, menurutku tempat ini sangat recommended kalau ingin menikmati hidangan dengan suasana tenang atau bahkan metime.

Sejak pertama kali mencoba ayam di Yoshinoya, aku langsung suka sama rasanya bahkan dibandingkan menu daging sapinya.

So kali ini aku memutuskan mesan menu Big Fried Chicken + Ocha set. Harganya jadi cuma 24k aja termasuk PPN dan free refill sepuasnya.

Sesuai namanya, ayamnya beneran besar. Ayamnya juicy namun nggak berair dengan tepung yang renyah dan saus manis gurih di atasnya.

Selain itu menu ini juga disajikan dengan wortel yang cukup serta mayonaisse yang asam segar, mirip yang di H*kben.

Aku juga mencoba crispy spinachnya (+IDR6k) dan as usual rasanya enak. Tepungnya nggak ketebalan dan renyah, cocok buat side dish.