Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sore ini berkunjung ke Kopi Kotak bersama teman. Lokasinya ada di kawasan Margonda. Tempatnya sendiri perlu diakses menggunakan tangga dan lokasinya ada di rooftop.

Di tempat ini ada beberapa kedai makanan berbeda. Untuk seating areanya ada indoor maupun outdoor. Kami duduk di outdoor yang hanya terdiri dari 2 atau 3 meja.

Untuk payment di sini bisa menggunakan debit maupun QRIS.

Saya mencoba :

1. Kopi Kotak Beruang Reguler (Rp. 34.100)

Saya request less sugar biar nggak terlalu manis. Rasa kopinya cukup kuat dan berpadu dengan rasa sedikit manis.

Namun jujur saja, rasa maupun aroma susu beruang tidak terasa. Jadi nggak begitu berbeda dengan susu biasa. Cuma karena after taste nggak milky, jadi enak.

Buat harga 34 ribu dan dibandingkan sama tempat, rasanya masih oke lah. Pelayanan ramah.

Restoran yang satu ini menawarkan pemandangan view gunung dengan beberapa furniture kayu bernuansa Bali.

Di tempat ini ada beberapa spot untuk foto-foto yang Instagramable, namun sangat tidak nyaman seandainya full capacity karena terlalu banyak objek dan jarak beberapa meja sungguhan dempet.

Sistem di sini perlu membeli tiket masuk sebesar Rp. 50.000. Tiketnya bisa ditukar minuman apa saja kecuali mocktail yang harganya sudah pasti di bawah tiket masuk.

Kalau misalnya kalian mau beli beberapa minuman & snack, terus menjadikan vouchernya sebagai potongan diskon pembayaran dan nambah sisanya tetap nggak bisa. Sistem potongan gini cuma berlaku kalau kalian pesan menu tertentu saja.

Namun pelayanan di sini memang responsif dan sangat ramah. Bahkan sampai menawarkan untuk membantu berfoto beberapa kali.

Saya mencoba :

1. Iced Coffee Latte

Ini minuman pesanan saya. Saya nggak request karena saya kira iced latte = no additional sugar. Ternyata rasanya terlalu manis dan saya nggak suka.

Mungkin rasa kopinya bisa lebih kerasa seandainya gula dikurangi.

2. Es Teler VAD

Ini pesenan bapak saya yang saya coba. Isinya ada nata de coco dan beberapa isian lain. Rasanya segar dan manisnya pas. Namun porsi memang sedikit dibanding es teler pada umumnya.

Sore ini berkunjung ke Kopi Nako cabang Abdul Muis. Lokasinya berjarak sekitar 300-400 meter dari halte Monas dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Tempatnya luas dan ada pepohonan. Rasanya agak kontras sekaligus mudah dikenali dibanding gedung-gedung sekitar.

Untuk seating area di sini mostly outdoor. Pemesanan bisa dari bangunan paling kanan. Setiap pemesanan akan diberikan sejenis alat yang bisa berbunyi kalau pesanan sudah selesai.

Untuk menu di sini ada main course, snack dan bahkan es krim.

Saya mencoba :

1. Es Kopi Nako (Rp. 25.300)

Sebenarnya saya pesan kopi versi strong yang double shot espresso. Namun karena salah input, saya biarkan saja. Saya juga penasaran karena ini salah satu menu favorit.

Saya menyesal nggak request less sugar. Rupanya kopi ini nggak cocok buat saya. Rasanya super duper manis. Bahkan saya hampir nggak ngerasa kopinya karena gula terlalu dominan, padahal udah saya aduk.

Selain itu kopi susunya tipe yang milky. Agak terlalu milky buat preferensi saya. Soalnya ada beberapa kopi susu yang saya memang cocok, tapi ini bukan salah satunya.

Mungkin kalau kalian suka manis atau kopi cenderung milky, ini cocok buat kalian.

2. Coffee Ice Cream (Rp. 16.500)

Baru tau menu yang satu ini pas ngeliat ada anak sekolahan yang mesen menu ini. Saya akhirnya jadi ikutan mesen juga.

Ternyata rasanya oke juga. Worth dibanding harga.
Rasa es krimnya nggak pahit, namun juga nggak over sweet. Rasanya segar dan es krimnya cukup banyak.

Saya suka karena disajikan pakai cup, jadi nggak membuat tangan kotor. Kalau dibanding coffee ice creamnya Ar*b*ca yang jauh lebih mahal, saya malah merasa ini lebih enak.

After tastenya nggak milky berlebih.
.
.
P.s : Yang beneran remarkable dari tempat ini justru malahan pelayanannya. Ada salah satu waitress super helpful, bahkan menawarkan membantu membuangkan sampah.

Udah lama banget penasaran sama soto kuning di Bogor. Sepanjang Jl. Suryakencana ada beberapa kedai soto kuning.

Aku mencoba soto kuning buat pertama kalinya di kedai ini karena katanya ini yang asli.

Jadi sistem di sini ada berbagai jenis isian yang bisa diambil sendiri. Aku mencoba 2 jenis daging, 1 paru dan 1 perkedel.

Harga daging Rp. 12.000/ pcs dan perkedel Rp. 5.000/pcs. Total makananku Rp. 41.000

Aku mencoba :

1. Soto Kuning

Aku mencoba soto tanpa tambahan saus apapun. Rasa kuahnya cukup gurih dan semakin wangi dengan seledri.

Dagingnya juga tidak alot dan parunya empuk. Aku kurang paham gimana soto kuning yang enak. Katanya sih harus agak kental gitu. Tapi sotonya cair.

Rasa perkedelnya juga entah kenapa malah agak manis. Aku kurang suka perkedelnya.
.
.
Overall, menurutku sotonya enak. Namun bukan yamg enak banget. Next time aku bakal coba di tempat lain buat ngebandingin.

Malam ini pesan via delivery karena mamaku liat konten di Tiktok. Kebetulan lagi ada diskon 50% di G*food.

Aku mencoba :

1. Bakmi Goreng Kinci (IDR 28k) + Lapchiong (IDR 9k)

Seporsi bakmi goreng kinci isi sedikit daun katuk, caisim, telur dan tauge. Aku nggak cobain cabenya karena nggak disediain.

Bakmi gorengnya cenderung manis, namun untungnya nggak berminyak. Bakminya nggak overcook tapi sedikit kemanisan buatku namun masih cukup enak sih. Telurnya gurih dan lapchiongnya cukup banyak.

Lain kali pengen cobain bakmi Singkawangnya. aja.

Tempat yang satu ini merupakan salah satu tempat makan sate babi favorit saya. Sejauh ini saya udah makan di beberapa tempat dan sate maupun bakut di sini yang paling saya suka.

Saya udah makan di sini dari masih di tempat yang lama sampai sekarang udah pindah ke tempat baru dan ada plang nama.

Tempatnya sederhana dan hanya ada beberapa meja, namun cukup bersih. Sekarang harga satenya 9 ribu/pcs. Baik kulit, daging maupun samcan sama saja.

Saya mencoba :

1. Sate Samcan

Saya suka banget sate samcan di sini. Sampai sekarang belum nemu tempat jual bakut dan sate yang seenak di sini.

Samcannya sama sekali nggak berbau dan dipanggang sampai renyah. Dagingnya empuk dan saus kacangnya manis gurih. Kacangnya beneran kerasa butirannya. Kalau kurang suka bumbu kacang, bisa minta pakai kecap dan lengkuas aja.

Biasa kalau makan sama bapak saya, saya pakai kecap sama lengkuas dan rasanya manis gurih ada rasa lengkuas.

2. Sate Daging Original

Dagingnya juga sama sekali nggak bau. Saya suka dagingnya karena empuk dan rasanya lebih cenderung gurih. Dagingnya banyak dan padat. Kali ini dipanggang sampai renyah pula.

3. Sate Daging Manis

Ini cocok buat yang suka manis. Rasa mnianya beneran meresap ke dalam.daging babinya.

4. Sate Kulit

Kulitnya bertekstur kenyal dan nggak berbau. Namun kulitnya kurang renyah.

5. Bakut Sayur Asin (Rp. 40.000)

Harganya sangat terjangkau. Seporsi cuma 40 ribu dan isinya afa beberapa potong bakut beneran. Beneran, karena ada dagingnya, nggak dominan tulang.

Rasa kuahnya pun enak.Perpaduan asam, manis dan gurihnya pas.
.
.
Sayangnya saya kecewa banget deh. Nggak ngerti apa sistem pembulatan atu gimana. Jadi saya makan berdua mama saya pesan semua yang saya review + nasi putih 1/2 + es teh tawar 1 dan teh tawar 1.

Totalnya 160 ribu dan saya bayar. Yang hitung kayaknya anaknya gitu? Terus ada 1 ncik ngerinciin tanpa diminta dan saya ga ngeh karena mau cepet pulang dan manggil kendaraan online. Pas sampai rumah baru sadar.

Jadi hitungannya sate babi 12 x 9 = 108 ribu.
Nasi 1/2 = 5 ribu
Bakut = 40 ribu
Dua minuman katanya 4 ribu (?)

Harusnya totalnya 157 ribu dong? Kenapa jadi 160 ribu? Teh tawarnya 3 ribu dan lupa disebut gitu? Kalau ternyata memang ceroboh lalu salah hitung, saya merasa dirugikan.