Fannie Huang||IG:@fiehuang

Kemarin sore saya akhirnya kembali lagi ke Jiguang buat kali ketiga. Setiap kali ke Jiguang, saya selalu beli jamurnya karena memang sesuka itu.

Kali ini saya mencoba :

1. Mushroom (Rp. 42.000)

Saya expect jamur yang bertekstur renya dan rasanya gurih seperti biasa. Sayang, rasanya sudah berubah.

Tepungnya tidak renyah lagi, malahan agak lembek. Selain itu rasanya lebih hambar. Yang dominan ya rasa dari jamurnha sendiri. Dulu di tepungnya pun ada rasa. Sayang sekali.

2. Shrimp Balls (Rp. 39.000)

Berbeda dengan jamurnya, kalau shrimp balls ini renyah. Shrimp balls disajikan dengan sweet mayo.

Di dalamnya beneran isi udang yang ladat, renyah dan tidak berbau amis.

3. Strawberry Tea (Rp. 36.000)

Rasanya kombinasi strawberry smoothies dan teh. Di atasnya ada cheese machiatto yang lembut dan gurih.

Siang ini saya berkunjung ke Ichiban Sushi cabang mall Artha Gading. Staff sangat helpful terkait penukaran voucher Eatwell, bahkan sampai menelpon ke staff cabang lain.

Saya mencoba :

1. Paket 15 Ribu - Beef Bomb

Sebelumnya pernah coba di cabang Sunter. Bedanya, yang di cabang ini sapinya lebih sedikit, tidak sebanyak di cabang Sunter.

Di atasnya ada telur ikan dan sejenis mayonaisse.

2. Tamago Nigiri

Potongan tamagonya besar dan saus cheese sangat creamy. Rasa sesuai harga namun shoyunya gurih dan membuat rasa lebih enak.

3. Paket 15 Ribu - Dori

Dorinya tidak berbau amis dengan mayonaisse creamy dan crunch di atasnya. Dari segi rasa cukup oke dibanding harga.

Kafe yang satu inu terletak di dalam store Oppo. Tempatnya cukup nyaman dengan jarak antar meja yang tidak super duper dempet.

Buat menunya ada minuman coffee maupun non coffee serta terdapat sedikit opsi brownies dan croissant.

Saya mencoba :

1. Pistachio Frappe Large

Harganya sekitar 50 ribuan dan karena esnya banyak, rasanya tidak terlalu manis.

Untuk minumannya ada hint aroma dan rasa pistachio. Rasanya oke juga.

Lokasi tempat yang satu ini cukup hidden. Tempatnay di kawasan perumahan dan di lantai dasar sejenis tempat parkir.

Untuk akses ke kafe bisa menggunakan lift di lantai 3 dan lantai 4 merupaka restoran Italia.

Untuk seating areanya tidak luas namun ambience terkesan tenang dan cozy. Ada beberapa meja di dekat jendela dengan tanaman dan musik yang diputar merupakan musik jazz yang terasa chill.

Untuk opsi dessertnya ada tiramisu, croisaant dan beberapa jenis dessert sesuai yang tersedia di etalase.

Saya mencoba :

1. Peach Osmanthus Croissant (Rp. 39.000)

Krimnya cukup enak. Tipikal krim di bakery Korea yang lembut, rasanya nggak super manis dan ada wangi serta rasa osmanthus.

Di atasnya ada potongan peach yang menetralisir after taste croissant.

Namun croissantnya terlalu kering dan tidak ada aroma maupun rasa buttery sama sekali.

2. Pistachio Latte (Rp. 36.000)

Kopinya pakai sirup pistachio. Lumayan juga, rasanya tidak super milky dan ada rasa pahit dari kopi.

Tio Ciu 99 merupakan salah satu restoran Chinese Food yang sudah lama beroperasi di daerah Pancoran. Cabangnya sendiri ada di beberapa tempat, saya berkunjung ke cabang ruko yang sederetan Pancoran China Town Point.

Untuk pelayanan cukup ramah namun waktu penyajian lebih dari 15 menit. Harga makanan termasuk cukup affordable. Seporsi makanan mulai dari 40 ribu - sekitar 100 ribuan.

Saya mencoba :

1. Angsio Tahu (Rp. 70.000)

Buat isiannya ada opsi ayam, seafood atau babi. Saya plih yang seafood.Untuk tahunya pakai tahu putih China yang digoreng.

Rasa sausnya sedikit manis dengan after taste gurih kalau dimakan begitu saja. Selain itu ada jamur kuping, bakso dan beberapa jenis seafood.

2. Fuyunghai (Rp. 50.000)

Rasanya benar-benar tidak oke. Fuyunghainya digoreng hingga kering dan renyah serta dominan tepung. Beberapa bagian fuyunghainya terasa pahit (mungkin dari sayurnya).

Saya mengira rasa saus tomatnya bakal asam manis. Namun rasanya malah cenderung hambar, tidak asam manis meski saya makan sausnga saja. Teksturnya kental namun sepertinya tepung lebih dominan. Hanya warnanya sausnya saja yang merah.

Karnivor merupakan salah satu restoran yang terletak di lantai 5 West Mall. Tempatnya agak 'mencil' dan termasuk salah satu restoran yang tidak sampai waiting list ketika saya berkunjung sekitar jam 6 sore.

Dari segi pelayanan ramah dan waktu penyajian juga cepat.

Saya mencoba :

1. Coffee Rub Steak (Rp. 129.000)

Ini salah satu menu terfavorit di Karnivor menurut staff. Karena penasaran, saya jadi order ini dan minta medium well. Untuk sausnya saya request mushroom dan pakai potato wedges.

Jujur, potongan potato wedgesnya besar sekali. Sepertinya 1 potong kentang dibelah 3. Kentangnya enak dimakan pakai saus mushroom

Untuk rasa saus mushroomnya creamy dan gurih serta ada butter yang mencair di atasnya.

Saya suka kombinasi sedikit selada, bawang, paprika dan jamur tumisnya. Sayurnya well seasoned dan gurih.

Saya merasa sepertinya ini daging meltique. Saya ngeh dari teksturnya yang empuk dan tidak begitu terasa daging (kebetulan saya pernah makan daging empuk yang memang daging sungguhan dan meltique lalu ngeh bedanya).

Rasa dagingnya cenderung asin gurih, ciri khas daging meltique. Karena rasa asinnya begitu kuat, saya tidak merasakan rasa coffee di dagingnya.

Mungkin kembali lagi ke selera. Kalau kalian suka meltique, mungkin bakal suka ini. Saya sendiri kurang cocok kalau makan terlalu banyak.

Pas saya cek di menu, ini Aus rib eye. Harganya memang murah sih, terlebih untuk ukuran di Grand Indonesia. Mungkin justru harusnya saya curiga karena terlalu murah buat ukuran resto di mall. Dari foto juga sudah kelihatan.

2. Green Apple Coffee (Rp. 35.000)

Minuman ini merupakan perpaduan kopi, soda dan sirup apel hijau.

Rasanya segar dengan sedikit hint rasa kopi dan sedikit asam dari apel. Ini termasuk murah karena gelasnya besar dibandingkan coffee mocktail di kedai kopi pada umumnya.

3. Christmas Cookie (Rp. 20.000)

Cookiesnya tidak renyah dengan rasa cinnamon yang cukup kuat. Saya suka karena manisnya masih oke.

Ini salah satu brand takoyaki yang sudah lama menjadi wishlist saya.

Kali ini saya mencoba di cabang Chillax. Staff menginfokan takoyaki ready dalam 15 menit dan nanti bisa diambil sendiri.

Saya mencoba :

1. Takoyaki Original (Rp. 49.500)

Seporsi isi 6 dan ukurannya memang besar. Takoyaki ini memang definisi ada harga ada rupa.

Rasanya tentu berbeda dibanding takoyaki harga 20 ribuan, apalagi yang seribuan (saya pernah makan).

Takoyaki di sini sepertinya menggunakan Japanese mayo yang rasanya lebih gurih, sedikit manis dan creamy serta tidak terlalu asam.

Selain itu ini tipikal takoyaki yang originalnya tidak pakai saus sambal. Kalau mau pedas bisa tambah lagi.

Saya suka dengan takoyakinya yang renyah di luar dan isiannya yang lembut, moist dan gurih dengan rasa jahe merah yang kuat.

Isian di dalamnya ada takoyaki yang potongannya besar-besar. Bisa dilihat di foto, per butir takoyaki isi gurita sebesar ini.

Kalau dibandingkan dengan jumlah ukuran gurita di takoyaki yang 20 ribu+, bedanya 3x lipat atau mungkin lebih.

Menurut saya takoyaki ini secara keseluruhan lebih worth dibanding Gindaco karena fresh dibuat ketika ada order, meski dari segi rasa saus memang lebih enakan Gindaco. Selain itu mayonaisse tanpa additional charge dan di semua takoyaki ada isian.

Terakhir kali saya beli di Gindaco GI, cuma 5 takoyaki yang ada isiannya, mayonaisse bayar extra, takoyakinya tidak fresh made pula (jadi sudah dibuat duluan entah kapan dan diambil dari pemanas).

Saya fix bakal balik lagi kalau kepengen takoyaki premium.

Beberapa tahun lalu saya sudah pernah berkunjung ke Sakabe dan kali ini saya kembali revisit. Untuk area dine in sekarang hanya ada di lantai 2. Area di lantai 1 tidak terisi daging.

Untuk tempatnya tidak terlalu luas dan ada area yang ber-AC maupun tidak ber-AC. Namun jujur tempatnya terkesan agak kotor dan kurang terawat.

Ketika saya naik ke lantai 2, tidak ada staff yang menghampiri saya sehingga saya terpaksa nyari staffnya buat di setup kompor. Namun untung staff yang bagian kasir ramah dan informatif.

Rupanya sekarang Sakabe juga sudah ganti model panggangan jadi lebih oke buat grill grill. Panggangannya jadi less oily dan bisa lebih kering dagingnya. Selain itu juga ada beberapa menu seperti bola rambutan, siomay dan pao.

Saya cuma mencoba bola rambutan dan siomay. Rasanya oke.

Yang menurut saya enak justru malah jamur goreng tepungnya. Jamurnya renyah dan gurih. Tepungnya sama sekali tidak alot dan tidak berminyak.

Selain itu juga ada soaghetti. Spaghettinya enak juga menurut saya buat ukuran spaghetti ala ala. Spaghetti tidak keras dan sausnya cukup banyak.

Buat sausnya ada macam-macam. Namun kalau mau lebih flavourful, better dimarinasi selama 5-10 menit sebelum digrill.

Dagingnya lumayan banyak pilihan dan buat harga segini termasuk oke karena mostly daging beneran, bukan meltique (saya pernah ke AYCE 99k yang hampir semua dagingnya meltique).

Buat dessertnya ada pudding dan es krim Aice 1 pcs per pax diambil di kasir.