Ika Nurhayati

Jauh-jauh kemari dan happy ngopi di sini. Buat yang bilang ih males ke Bintaro, Semusim ini dekat pondok-pondokan alias Pondok Pinang dan Pondok Indah kok. Semusim lumayan luas--termasuk parkirnya--dan terbagi atas beberapa area duduk. Ada tamannya juga. 

Pas datang disapa ramah pemiliknya, dipersilakan menunggu di ruangan ber-AC meski saya datang 5 menit sebelum jam buka. Ini ruangan non-smoking yang dihuni 7 meja termasuk 3 di antaranya berteman sofa. Ruangan sebelahnya, lebih kecil, berisi bar kopi dan 1 meja untuk pengunjung. Di luar, lebih banyak lagi pilihan tempat, yang terlindung atap maupun tidak.

Saya pesan iced americano (25 ribu) dan spaghetti aglio olio (35 ribu). Kopinya arabika jadi americano ini tidak berat, malah segar. Aglio olio porsinya tidak besar, buat saya cukup tapi buat yang kelaparan banget kurang. Porsi sesuai hargalah.

Tapi saya suka hidangan ini, karena potongan cabai keringnya banyak. Habis itu ya kepedasan tapi untungnya saat itu baristanya balik ke meja saya sembari menaruh segelas es teh manis sambil bilang, es teh itu bagian dari paket pembelian makanan. Pas deh buat penghilang rasa pedas.

Kafe favorit di Kemang! Lokasi berseberangan dengan markas Go-Jek baru. Tempatnya nyaman banget, makanannya banyak macamnya, bebas MSG dan hanya dimasak dengan coconut, canola, dan olive oil. Terus WiFi lancar.

Di sini sampai pesan macam-macam padahal datang cuma sendiri. Pertama saya pesan nasi merah (5 ribu belum tax-service) dengan lauk tumis buncis (10 ribu), cumi cabe ijo (20 ribu), dan paru serundeng (15 ribu). Bebas ambil sambal, ada dua macam, di dekat kassa. Sambal yang merah, enggak tahu namanya, enak banget. Nasi dan lauk-pauknya juga oke, tidak berminyak.

Lalu pesan coconut ice coffee (43 ribu) dan klepon ubi ungu (5 ribu). Beda dengan di beberapa kafe lain, coconut ice coffee campurannya bukan air kelapa, melainkan santan masak, kemudian diblend. Di menu tertulis pakai gula merah, tapi kata stafnya kalau suka kopi yang tidak manis, tidak perlu dipakaikan gula. Jadilah terhidang tanpa gula dan cocok deh, karena sensasi rasanya bukan manis, melainkan gurih.

Klepon ubi ungu lebih lembut daripada klepon yang biasa kita temukan dan cukup tebal adonannya, sehingga isinya tidak mudah muncrat. Sehabis makan pesan 2 karena saya kira enteng, eh malah cuma sanggup santap 1 di tempat karena tebal dan padatnya itu. Satunya dibungkus deh.

Satu lagi pesanan saya, pumpkin lasagna (27 ribu), memang diniatkan untuk dibungkus. Tapi pumpkin lasagna ini kayaknya lebih baik langsung dikonsumsi di tempat. Sebab setelah saya tenteng di luar ruangan sekitar 4,5 jam, sudah agak kurang enak rasanya meski masih layak dimakan.

Baru sekali ini mampir di Convivium. Dari dulu dengar dari teman bahwa red velvet cake-nya enak, nah jadilah mengincar cake yang di sini dinamai torta pasione itu. Di samping itu untuk ngemil sore dengan teman, juga pesan carrot cake, pizza vegetariana, orange juice, dan es kopi susu conviffee.

Dan hasilnya, suka banget cake yang kami pesan! Potongannya besar dan tinggi, harganya cuma 45 ribu (belum tax-service). Saya bilang cuma karena kalau dibandingkan dengan cake yang setara kualitasnya di kafe dan bakery lain, harga ini murah banget. Kami bahkan awalnya mengira sepotong cake Convivium harganya 75 ribu, mengingat besarnya. Kalau harganya di kemudian hari enggak berubah banyak, byeeee carrot cake dan red velvet cake lainnya! Oh yaaa ada beberapa cake yang mengandung rum, tapi yang dua ini tidak.

Carrot cake dan torta passione sama-sama moist. Cream cheese di tiap lapisan carrot cake kayaknya pakai campuran lemon cukup royal, bikin cake ini lebih enak dan wangi. Red velvet cake bahkan lebih tebal lagi lapisan krimnya,campur kelapa kering yang juga membuat penampilan cake ini unik.

Pizza vegetariana (85 ribu) bentuknya panjang dan teksturnya tipis renyah, toppingnya jamur, paprika merah dan hijau, zucchini, tomat, dan pastinya pakai mozzarella. Ini juga bikin ketagihan tapi sayang saya cuma sanggup mencomot dua potong akibat kenyang, sisanya dibungkus deh.

Orange juice (35 ribu) menurut teman saya sangat segar. Sementara es kopi susu conviffee menurut saya standar saja kayak kebanyakan kopi susu umumnya, sesuailah dengan harganya yang 18 ribu rupiah saja untuk tempat sebagus ini.

Convivium sendiri tempatnya nyaman baik buat hang out maupun laptopan. Bisa menumpang salat juga kalau kebetulan agak lama berada di sini.

I adore small coffee shops! Nama kafe ini sederhananya diambil dari nomor bangunan yang ditempati, nomor 48. Meski tidak besar, Kopi Patlapan yang perabotnya serbakayu ini fasilitasnya oke. Ada area smoking, non-smoking (yang enggak cuma pakai AC tapi juga kipas angin), toilet, dan sudut untuk menumpang salat. Bahkan ada rak kayu isi buku segala, bisa buat properti foto.

Area bar kopinya di teras ditata menyerupai warung kopi pinggir jalan. Selain kopi, ada minuman cokelat juga beberapa camilan. Harga terjangkau, seperti iced americano pesanan saya 20 ribu rupiah saja, gelasnya besar lagi. Cuma sayangnya americano ini disajikan manis meski enggak manis banget. Saya lebih suka tanpa gula soalnya.

Inginnya menikmati kopi dengan pisgor, tapi karena katanya bahan baku belum datang, akhirnya pesan kejuku (23 ribu), semacam piscok tapi isinya keju. Enak! Berlumur saus cokelat, kulit kejuku ini renyah dan caramelized. Presentasi camilan ini juga cantik, enggak kalah sama kafe besar.

Sebagai kafe merangkap co-working space, suasana Hiveworks tenang, mendukunglah buat mengerjakan tugas. Ada area smoking, walau tidak sebesar non-smoking. Tersedia beberapa jenis minuman, termasuk kopi pasti, dan makanan ringan buat menemani kerja.

Pesan iced americano dan sepotong brownies, saya menempati bangku yang bersisian dengan bar kopi. Eh pas lagi foto minuman pesanan, para baristanya berjejer buat photobomb ha ha ha. Staf di sini memang ramah dan kadang iseng juga ya.

Americano-nya mantap. Brownies-nya lebih mantap lagi, nyoklat banget! Cocok deh jadi teman ngopi americano.

A cozy place for bookworm! Langsung mampir begitu tahu di Gramedia ada kafe yang terlihat nyaman, sekalian beli novel.

Cofi terletak di sudut lantai 2 yang menghadap Jalan Matraman. Ada area smoking tertutup juga. Menu lumayan lengkap, tidak hanya ada kopi tapi ada camilan juga makanan berat berbasis nasi dan pasta.

Saya belum pernah ngopi di Cozyfield tapi senang dengan adanya Cofi ini karena lebih mudah saya jangkau tempatnya dan harga makanan-minuman pun terjangkau. Saya pesan iced americano float dan nasi capcay seafood, total 56 ribu rupiah saja.

Iced americano float terhidang dengan es krim vanila yang lumayan banyak. Sukanya es krim ini tidak terlalu manis, dukanya kebanyakaaan sampai akhirnya kopinya enggak berasa. Maksudnya mau royal eh salah juga ya ha ha ha mohon maap. Tapi kalau konsisten es krimnya sebanyak ini, cocok juga dinikmati penyuka kopi ringan.

Nasi capcay seafood enggak terduga hadir dalam porsi terpisah antara nasi dan capcay. Capcaynya segar dan enak! Seafood-nya memang cuma berupa cacahan udang, tapi enggak masalah, lagian harganya 30 ribu rupiah untuk porsi capcay sebesar ini.

This coffee shop instantly grabbed my attention! Kafe dua lantai ini banyak memaparkan unsur copper atau tembaga. Dari logo, pintu, mesin espresso, sampai peralatan makan—termasuk sedotan sebagai pengganti sedotan plastik sekali pakai. Ramah lingkungan juga, bukan?

Copper Club punya beberapa area duduk keren. Pertama di balik kaca jendela depan yang berhias tulisan "hi gorgeous, have you had your coffee today?", di mana bercokol empat bangku bulat berjok kulit kambing dan lampu-lampu gantung tembaga di atasnya. Lalu di bagian belakang kafe, area duduk dengan neon sign "come & get your love". Di sudutnya, sebatang pohon ditanam ala Zen beralas batu kali.

Di lantai 2 persis bersisian dengan tangga, area duduk beratap transparan yang disejukkan tanaman gantung. Area ini berbatasan dengan area duduk lebih luas dan nyaman, berfasilitaskan beberapa meja dengan kapasitas berbeda.

Es kopi susu salah satu minuman andalan. Ada dua jenisnya: es copper coffee (20 ribu) dan es super copper coffee (25 ribu)--buy 1 get 1 untuk tiap jenisnya sampai akhir bulan ini. Yang pertama kombinasi kopi dan susu kental manis, yang kedua dengan tambahan gula aren.

Saya dan teman mencicipi keduanya, rasanya sesuai ekspektasi, segar dan ringan. Rasa manis gula aren dan susu kental manis pada es super copper coffee pun tidak berlebihan.

Untuk ukuran kafe baru, Copper Club sudah sedia banyak camilan. Beberapa diambil dari Namelaka, tapi yang kami cicipi adalah yang lainnya yakni mocha nougat cake (25 ribu), risoles ragout (15 ribu), dan choco walnut cookie (per keping 7 ribu, 3 keping 20 ribu). Semuanya suka!

Saya bukan penggemar mocha nougat tapi suka banget sama cake Copper Club ini, soalnya aroma mokanya enggak menyengat dan cake ini berlapis custard jadi ada sedikit sensasi creamy. Risoles ragout lumer rasanya setelah dipanaskan, sampai tambah pesanan sepotong lagi.

Juaranya choco walnut cookie yang merupakan produk homemade kafe ini. Makan 3 keping saja kurang, jadi bungkus 3 keping lagi deh. Semoga Copper Club mempertahankan kualitas hidangan dan pelayanan yang ramah.

Kayaknya jarang ada resto yang jual seafood sekaligus ayam goreng yang lagi disukai, ayam geprek dan ayam kremes. Jadi kalau makan bareng teman atau keluarga di Seafood & Ayam EGP ini, selera semua orang terpenuhi. Lokasinya ada di basement Happy Puppy dan cukup luas. Area non-smoking yang tertutup berpendingin ruangan. 

EGP ini bukan kependekan emang gue pikirin, tapi enak, gurih, dan pengen terus. Waktu saya dan teman-teman mampir di sini, memang ada beberapa hidangan yang rasanya pengen saya makan lagi dan lagi—sampai kepikiran ha ha ha. 

Mau pesan apa pun, jangan lupa pesan sayur asem sekaligus. Enaknya kebangetan! Terhidang panas, wanginya menguar ke mana-mana. Kuahnya pekat, ini yang bikin ketagihan, rasanya ingin langsung seruput dari mangkuk. Nah untungnya di beberapa paket ayam geprek/kremes EGP, sayur asem sudah termasuk. 

Ayam kremes EGP renyah, gurih, dan bertabur kremesan yang banyak. Kalau makan bersama si kecil yang belum suka makanan pedas, ini hidangan yang cocok, demikian pula ayam bakar yang dagingnya lembut dan bumbunya meresap. 

Karena saya suka pedas, yang saya suka banget adalah ayam geprek. Enggak perlu keju-kejuan buat mengangkat cita rasa ayam geprek ini. Tanpa cabai saja ayamnya sudah lezat banget, karena selain dagingnya lembut, entah bagaimana cara mengolahnya atau mungkin pengaruh bumbunya, juga wangi asap dan kebetulan saya suka banget tipe ayam goreng kayak begini. Sambalnya tidak berminyak, level pedas bisa disesuaikan dengan keinginan. 

Kalau mau pesan boga laut alias seafood, tetap jangan lupakan sayur asem ya. Cumi bakar dan cumi goreng tepung enak banget, enggak alot. Apalagi yang bakar, wangi bakarannya menambah selera makan. Yang suka pedas pasti akan suka kerang hijau saos padang, sementara kerang kepah tauco cocok buat yang tidak suka pedas. 

Kepiting EGP unik, karena pakai saus rahasia yang harum, kayaknya ada sedikit campuran jahe. Ikan kaci-kaci bakar juga jangan terlewatkan, karena daging ikannya legit! Selain sayur asem (itu lagi itu lagi disebut), kangkung blacan dan toge polos pun cocok buat mendampingi makan ayam dan seafood. 

Habis bersantap, segarkan tenggorok dengan dua minuman buah yang tersaji di dalam buahnya langsung, yakni EGP watermelon crush dan EGP melon crush yang pakai tambahan susu. Ada juga es jeruk dan es kelapa jeruk yang sama segarnya.