Ika Nurhayati

Salah satu kafe favorit di Bogor. Kafe ketiga Popolo ini letaknya memang bukan di daerah ramai kuliner, tapi nyaman dan asri. Adem sudah pasti. Saking adem sampai menggigil pas hujan turun ha ha ha. 

Para barista Popolo selalu ramah, itu bikin tambah betah. Juga tambah pesanan makanan. Kami pesan coconut iced coffee, avocado coffee, hot chocolate, risol, dan pao de queijo.

Ini kali pertama icip coconut iced coffee, soalnya waktu pesan di Popolo Pajajaran, lagi kosong stoknya. Pakai campuran espresso cube dan coconut cube, rasa kelapa beradu dengan kopi dan enak! Cuma buat saya kopinya kurang nendang sedikit saja.

Hot chocolate tampil lucu dengan tambahan marshmallow. Avocado coffee Popolo salah satu yang terbaiklah, avokad dan espresso melebur dengan baik. Ditambah es krim cokelat, yum! 

Risol, baik yang ragout maupun smoked beef, keduanya oke buat ngemil. Pao de queijo alias roti keju khas Brasil boleh dipesan nih, karena jarang ada di tempat lain dan enak. Saking enaknya, tambah seporsi lagi deh.

Ada beberapa kafe tempat kumpul klub sepeda di Jakarta, dan sejauh ini semuanya asyik dan punya kopi enak. Kalau boleh beropini, Kayuh Clubhouse ini yang terbaik.
Enggak menyangka kafe ini cukup luas dan sangat nyaman. Ada beberapa sofa buat mengobrol santai, ada juga bangku dengan meja tinggi yang enak buat laptopan. Area smoking tertutup dan ber-AC ada di depan, area non-smoking dan bar kopi ada di belakang. Makanan lengkap pula, dari makanan ringan sampai berat.
Cappuccino-nya salah satu yang takarannya pas buat selera saya. Cappuccino ini bold, ada aftertaste karamel (sok tahu) di ujung sesapan. Teman saya pesan es kopi susu kayuh dalam bentuk kemasan. Kopinya masih lumayan terasa, cuma ini bukan jenis kopsus kesukaan saya.
Untuk makanan, saya pesan dori matah with lemongrass rice yang katanya favorit di sini. Lemongrass rice-nya enak, untung juga enggak terlalu aromatik karena saya kurang suka wangi lemongrass tajam. Dori sambal matah juga oke, sambal matahnya bukan cuma hiasan jadi penyuka pedas bakal suka.
Key lime pie pesanan teman enak banget! Pie ini dalamnya lembut dan padat, rasa keseluruhannya segar. Senanglah dengan pengalaman ngopi dan makan kali ini.

Dari bulan lalu ingin ke sini dan baru sampailah weekend ini. Tempat terbilang mungil tapi manis, berdinding bata putih. Ada warna kekinian ikut mengisi kafe, yakni warna coral pink pada 2 bangku. Warna ini plus neon sign logo kafe dan tanaman hias bikin hangat suasana.
Di tempat saya pesan iced americano (20 ribu) dan donat lala (10 ribu) alias donat isi kelapa gula merah. Americano Lala rasanya melebihi ekspektasi. Lazimnya americano, kopi hitam ini tidak terlalu bold. Segar rasanya dan ada aftertaste yang lembut.
Donat lala juga enak. Isi kelapa gula merahnya manisnya pas dan penuh, menemani gigitan pertama sampai terakhir. Karena belum puas, bungkus donat abon dan donat nutella bombolone--yang terakhir direkomendasikan stafnya. Dan rekomendasi yang tepat, karena untuk harga 12 ribu, nutella padat mengisi donat ini. Ah menyesal cuma bungkus 2 nutella bombolone....

Menemui teman yang sudah duluan ngetem karena kelaparan. Dia sudah pesan jjajang myeon (65 ribu), onion rings (35 ribu), dan mix juice stroberi-jeruk (33 ribu). Saya kemudian pesan carrot juice (32 ribu). 

Saya sudah lama enggak makan di School Food dan dulu seingat saya cuma pesan toppoki dan mari. Jadi terharu lihat harga jus segar di kisaran 30 ribuan, tersaji di jar yang tinggi pula. Di resto setara jus model begini mah harganya 50-60 ribuan. 

Jjajang myeon enak banget! Mungkin jadi enak banget karena teman saya pesan sausnya ekstra pedas. Pastanya lembut, demikian juga dengan potongan cumi-cumi yang jadi topping. Saus tinta cumi-cuminya kental dan pedas sesuai pesanan juga berlimpah, sampai kami jadikan cocolan buat onion rings--sampai cocolan aslinya terlupakan. Onion rings untuk harga sebegitu pun porsi dan ukurannya besar. Puas dengan pengalaman makan kali ini.

Kalau ada perlu di PS, ujung-ujungnya ke Monolog. Ini buat saya tempat yang cocok buat hang out atau mengerjakan tugas di mal ini, dengan kopi yang lebih mending banget rasanya dibanding kafe waralaba.
Karena habis ngopi di tempat lain, saya pesan jus green detox (campuran horenzo, apel hijau, dan lemon, harga 58 ribu) plus pastry kesukaan saya, nutella praline. Jusnya segar, agak asam karena ada sari apel hijau dan lemonnya.
Nutella praline (26 ribu) never fails! Sejak icip kali pertama entah kapan itu, hampir setiap mampir di Monolog pesan ini. Ini pastry isi nutella paling royal yang pernah saya makan, dari ujung satu ke ujung lainnya pastry full nutella. I'll be back for more!

Nama bistro ini sudah menjadi petunjuk, makanan andalan adalah khas Prancis. Namun Garcon, artinya bocah laki-laki, juga memberi banyak pilihan makanan khas Barat lainnya dan juga makanan fusi Barat dan Indonesia yang unik. Tidak heran malam itu mampir dengan teman-teman, bistro yang cukup luas ini ramai.

Bagaimana tidak unik, ada yang namanya sukun nachos! Biasanya nachos terhidang dengan keripik jagung, nah ini dengan keripik sukun. Keripik sukunnya banyak, potongannya besar, di atasnya berlimpah topping khas nachos: chili con carne dan cheese. Pembuka yang mantap buat disantap beramai-ramai.

Selanjutnya tentu tidak lupa saya dan teman-teman icip starter bergaya Prancis: truffle cheese brie, dengan side dish salad dan potongan baguette. Pencinta keju dan jamur wajib coba. Jadi ini adalah potongan besar keju brie yang sudah diolah dengan tambahan truffle. Truffle-nya masih terlihat jelas, dari bintik-bintik hitam di tengah keju. Walhasil truffle cheese brie ini wangi dan rasanya wow enaknya! Paling enak si truffle cheese brie ini dicolek dengan baguette. 

Kalau pernah icip foie gras dan suka, pasti suka pate en croute yang juga terhidang diiringi salad. Pate en croute teksturnya sama dengan foie gras, hanya saja bahan bakunya kombinasi hati ayam, hati angsa, dan hati bebek. Olahan tiga macam hati unggas ini kemudian dibungkus dengan croute atau pastry, selintas mirip kulit roti tawar tapi lebih padat. Croute ini mengimbangi rasa pate yang gurih. 

Untuk hidangan utama, sebenarnya saya tertarik pesan duck confit yang khas Prancis. Eh tapi karena kami datang sudah malam, paha atas bebek, bahan utama duck confit, sudah habis. Tapi Garcon punya alternatif yang enggak kalah menarik, duck magret yang memakai bahan dada bebek. Duck magret ini bisa dibilang steak bebek, dengan dagingnya yang juicy terhidang dalam bentuk irisan di atas potongan kentang. Bukan salad, side dish berupa kol yang digulung menyerupai cannelloni menyertai duck magret ini. 

Duck magret sudah mengesankan, ternyata saya lebih suka lagi roast chicken ratatouille. Ayamnya lembut banget, bahkan bagian yang bertulang mudah dilepas dagingnya. Sayur ratatouille yang dipadatkan--antara lain kalau enggak salah ingat, berbahan zucchini dan terung--plus mashed potato melengkapi cita rasa hidangan ini.

Kalau lebih suka santap steak daging sapi, wagyu sirloin recommended deh. Dimasak medium well, dagingnya juicy, mudah dipotong juga dikunyah. 

Hidangan berbasis ikan unggulan Garcon adalah red snapper, filet kakap merah dengan ravioli udang dan saus bouillabaisse--atau saus seafood khas Prancis, dalam hidangan ini saus lobster. Paling suka sausnya ini, kaya rasa untuk membumbui kakap merah. 

Satu lagi hidangan utama yang kami icip, angel hair vongole, adalah yang penampilannya terunik. Ketika disajikan, semacam busa halus (bisa dimakan yah) menyelubungi pasta angel hair yang lembut dan creamy, dengan pelengkap berupa kerang yang segar. 

Tape cheese cake disantap sebagai penutup. Ini wajib coba, karena tapenya homemade buatan Garcon sendiri. Maka enggak heran meski atasnya bertabur keju panggang, rasa tape sangat dominan. Manis segar terasa ketika menyuap potongan tape cheese cake dengan es krim vanila.

Oh yaa Garcon punya pilihan minuman yang sangat beragam. Mau jus, kopi, mocktail, sampai cocktail, semua ada. Saya sendiri pesan cappuccino. Kelihatannya kurang bold, eh tapi pas diminum, cappuccino ini mantap rasanya.

Another cute coffee place in Jakarta. Kayaknya nuansa pastel lagi disukai, Kopi Pono satu dari beberapa kafe yang nuansanya seperti ini. Kafe ini luas, termasuk selain di teras ada ruang smoking di lantai 2 yang juga desainnya cute.
Yang bikin senang selain tempatnya nyaman termasuk buat laptopan plus ada musala, adalah banyak pilihan makanan berat. Cocok buat saya yang suka ngopi sekalian maksi. Sayang saat saya dan teman datang, segala makanan berbasis ikan dori lagi tidak tersedia. Jadi saya pesan hidangan andalan yang namanya loco pono (48 ribu, sudah meliputi tax) dan es kopi pono (25 ribu). Teman saya pesan banana pono waffle with vanilla ice cream (28 ribu) dan es kopi pono special (25 ribu).
Loco pono penampakan dan rasanya unik. Ini semacam loco moco lengkap dengan segala elemennya. Nah saus pada loco moco itu biasanya saus daging atau saus jamur, loco pono ini sausnya berwarna pink, dari sari buah naga. Tapi cocok saja membumbui nasi putih yang diolah dengan campuran sayuran potong, beef patty yang luarnya renyah dan dalamnya juicy, dan poached egg. Rasanya ya itu, unik tapi dalam arti enak.
Waffle-nya lumayan, perpaduan waffle dengan pisang dan es krim memang jarang gagal. Cuma kayaknya saus karamel yang melumuri waffle ini rasanya agak pahit
Es kopi pono adalah campuran kopi dan susu stroberi. Sayang menurut kami rasa stroberi menenggelamkan rasa kopi. Begitu pula pada es kopi pono special yang merupakan perpaduan kopi, susu stroberi, dan cokelat. Pas dihidangkan, terlihat cantik dan kopinya, lapisan paling atas, terlihat cukup pekat. Setelah diaduk dan diseruput, rasanya malah mirip minuman cokelat saja. Kalau boleh request, mungkin takaran kopinya bisa ditambah sedikit. 

Risoles favorit sejak risoles Karawaci enggak beredar lagi dekat kantor. Ada beberapa macam isi. Saya baru icip yang isi bolognese dan chicken ragout.
Harga 7 ribu wajar untuk risoles ini. Potongannya besar, isinya penuh, plus kulitnya renyah. Saya juga cocok dengan rasanya, terutama yang isi bolognese--ya kayak saus bolognese--soalnya jarang menemukan risoles dengan isi semacam ini.

Kontras dengan lingkungan sekitar yang agak gersang karena sekarang bercokol flyover di atasnya, Espressino yang satu bangunan dengan sebuah salon ini menawarkan suasana yang homey. Sudah suka warna pintu depannya yang biru bold, dalamnya termasuk area smoking di paling belakang bernuansa manis dengan permainan warna dominan putih--yang diperhangat tanaman hias serta bantal duduk dan bangku empuk berwarna terang.
Tidak cuma minuman termasuk kopi yang beraneka ragam, untuk kafe makanan yang ditawarkan Espressino juga banyak dan menggiurkan. Sayangnya kali ini saya datang habis maksi, jadi cukup pesan hot cappuccino (28 ribu) dan nastar cake (37 ribu).
Cappuccino-nya oke, imbang antara bold-nya kopi dan gurihnya susu. Nastar cake terlihat sederhana tanpa crumble, tapi enak banget! Bolunya sangat moist, selai nanasnya terasa, dan krimnya itu, tebal dan enak banget! Saking suka sampai bawa pulang 2 potong.