Salah satu seafood dengan harga reasonable tapi rasa mantap di kawasan Kelapa Gading. Ramenya sih jangan ditanya, siap2 aja nungguin orang selesai bersantap di jam makan pas wiken.
Yang diunggulkan memang Ikan Nilanya ya. Durinya besar jadi memudahkan untuk dimakan. Datang dengan paket lalapan dan sambelnya yang juara. Untuk menu seafood lainnya juga patut dipujikan. Yang disuka nasinya disini tipe 'ngebyar', dan tersedia free flow kerupuk.
Menu yang dipesan: Ikan Nila Bakar, cumi goreng tepung, kerang ijo
Kelar nonton, iseng mo ngecek Ta Wan di lantai 1. Karena kita tahu lagi ada promo Ultahnya Ta Wan, dmn bisa beli bubur seharga nett 2500 perak semangkok (bukan large). Pokoknya kalau antriannya panjang, langsung skip.
Eh, tyt cuma waiting list bentar (antrian ke-2). Akhirnya makan malam disana. Pesen Bubur 3 Rasa yang jadi andalan mereka. Biasanya ditambah Enoki Goreng & Mie/Nasi Goreng. Tapi karena ngga terlalu laper dan sekalian tes, promonya beneran apa cuma hoax.
Walaupun lagi promo, tapi pelayanan tetep bagus. Ya ngga separah yang dibayangin sih, mungkin tergantung mall nya juga. Kebetulan Kuningan City termasuk sepi. Cuma buburnya lebih cepet berair aja, tapi beberapa outlet memang ada yang gitu sih.
Total sama minum Chinese Tea, Es Teh Tawar & 3 porsi Bubur cuma 42.500 sadja.
Alhamdulillah #makirit
Menu yang dipesan: Ice Tea, Bubur Spesial 3 Rasa Ala Tawan Regular, chinese tea
PHD adalah layanan pizza antar terbaik sejauh ini. Outletnya yang paling banyak, menu pun variatif, dan diupgrade secara berkala. Promo yang diadakan juga menjadi daya tarik bagi para konsumen.
Menu yang dipesan: American Favorite, Super Supreme
Sepertinya Hanamasa Pondok Indah adalah cabang terbaik sejauh ini.
Karena ngga semua Hanamasa udah include minum lho, tapi di PIM termasuk yg udah all in. Bahkan Thai Tea-nya juara. Selain Ice Thai Tea, yang khas disini adalah Singkong Thailand yang legit dan pas buat dessert.
Untuk service dan kualitas makanan juga patut dipujikan.
Salah satu pelopor resto yang mengusung Indonesian Cuisine. Setelah terbukti rame, makin kesini makin banyak Resto mewah yang menyajikan hidangan tradisional dengan kemasan fine dining.
Hampir semua makanannya enak & otentik. Pilihan menunya juga aman dinikmati semua kalangan. Apalagi Paket Nasinya sudah termasuk lauk yang beragam & komplit. Dessertnya juga layak dicoba.
Resto yang mengusung motto Indonesian Soulfood ini cukup dapet respon yang bagus. Terbukti dari saya yang mendapat nomer tunggu ke-35 saat jam makan siang. Namun karena teman saya juga belum datang, akhirnya tetap saya pantengin.
Voila! Dapet meja juga akhirnya, menu nya cukup bikin lapar mata karena banyak banget dan sepertinya enak semua. Akhirnya kita pesan Nasi Bakar Ikan Peda, Nasi Berkat, 2 Es Teh Jawa manis dan Es Teler.
Nasi Berkat dan lauk pauknya cenderung manis, Nasi bakarnya gurih dan pedas (rekomen, walau porsinya mini). Es Telernya ‘sepi’ buah dan biasa aja.
Menu yang dipesan: Nasi Berkat, Nasi Bakar Peda, Es Teler Abang
Resto Es Krim nostalgia, karena udah buka dari jaman penjajahan. Kl buat gw sih cukup nyoba makan sekali aja, karena lebih pengen bayangin orang jaman dulu santai2 sambil makan es krim disini.
Parkiran terbatas di pinggir jalan. Kalau udah rame, kita bakal jalan agak jauh menuju restonya. Waktu dateng sih meja udah full semua, karena ngga terlalu luas. Alhasil mesti siaga kalau ada pengunjung yang siap2 check out. Lay out kursinya lebih mirip ruang tamu jadul, jadi siap2 aja semeja sama pengunjung lain kalau ramai.
Untuk es krimnya sendiri, sejujurnya bukan selera saya. Karena di Ragussa tipe es krim yang light, cenderung cair. Sementara saya lebih suka es krim yang creamy, milky dan kental. Tapi varian Spaghetti Ice Cream yang menggunakan sukade, atau taburan kacang diatas es krim Nougat bener2 unik dan jadi favorit.
Salah satu Nasi Bebek khas Surabaya yang patut dicoba.
Selalu pesen Nasi Cobeknya, karena paket lauknya banyak & komplit sama lalapan. Entah kenapa makan diatas cobek (walaupun sambelnya kurang pedas), bikin tambah lahap.
Sementara Opik lebih suka Nasi + Bebek Goreng, karena dia suka topping bumbu (kaldu?) yang cuma dikasih kl pesen menu tanpa cobek.
Sebetulnya di kawasan Metropole ini memang lebih cocok untuk snacking drpd makan berat. Kalau makan nasi, lebih rekomen yang model rame2 makan tengah.
Karena kalau individual, pilihan menu nasinya sedikit. Salah satunya Ayam Bakar Megaria ini. Tapi menurut saya Ayam Bakarnya biasa banget, bumbunya kurang meresap dan agak alot.
Minuman paling menggoda kalau nonton di Metropole. Potongan buahnya bersih dan segar. Sayang, menurut saya terlalu manis dan a bit pricey dengan porsi kecil.
Menurut saya Es Teler kurang pas disajikan di gelas, karena jadi susah ngambil potongan buahnya