Tempat ini tergolong baru karena baru dibuka ketika era new normal. Tempat ini selalu ramai jika aku lewat sini. Aku datang ke sini ketika malam minggu. Jadi ya sangat-sangat ramai sekali. Tempat ini berlantai dua, lantai satu non smoking area,lantai dua non smoking area. Tempat ini lumayan luas bisa untuk sekedar diskusi atau mengerjakan tugas. Tersedia juga beberapa fasilitas colokan listrik. Kebetulan aku dapat tempat bagian yang di sofa. Jadi sofanya itu letter L. Nah di bagian ini jaraknya terlalu dekat dengan meja sebelah jadi tidak terlalu nyaman jika kalian sedang berkonsentrasi mengerjakan sesuatu. Aku memesan hochija latte. Harganya juga lumayan pas di kantong. Sistem ordernya langsung order n pay di bar.
Minimal order 50.000/person jika reserv saat weekend
Hmmm, dari judulnya aku memang baru kali ini menemui hal seperti itu. Kecuali kalau misal aku melakukan pembayaran melalui mesin EDC memang kadang ada tempat makan yang mensyaratkan seperti itu. Jadi aku ke sini saat hari minggu. Suasana memang nampak WL karena social distancing. Sebenarnya di depan memang ada kerumunan orang yang menunggu take away juga sih. Aku nggak tahu ya ino sebuah miscomm atau bukan, Jadi kronologinya aku bilang ke satpa depan apakah nunggu atau tidak. Terus satpamnya bilang nunggu 20 menit. Aku kembali bertanya, nggak dituliskah nama saya. Dan satpam bilang untuk masuk ke dalam agar ditulis nama. Oke, tak lama kemudian ya mungkin sekitar 15 menit aku dipanggil. Aku masuk ke dalam langsung memesan. Dan di sanalah waiters bilang jika reservation harus memesan minimal 50.000.orang.
Aku memesan Susu Favorit Mariam dan Kopi Kesukaan Hendri. Yang lainnya aku memesan pizza mercer margherita dan quadruple formaggi. Size satu slice pizza lumayan gede dan mengenyangkan. Untuk pizzanya ada di etalase di depan dan satu lingkaran pizza bener-bener jumbo. Susus Favorit Mariam pakai topping regal. Susunya bener-bener kerasa banget. Untuk pizzanya kulebih suka yang mercer magherita karena rasanya lebih bervariasi daripada quadruple formaggi. Untuk area tempatnya ternyata tidak terlalu luas sih jika sudah masuk ke dalam.
Salah satu tempat nogkrong di Bandung yang memiliki beberapa cabang. Tempat aku datengin ini yang ada di daerah Dipati Ukur. Masuk dikit dari jalan utama. Tempatnya nyatu sama Zoo Libary. Tempat ini walaupun terlihat sederhana tapi selalu ramai. Harganya pun murah murah. Terdapat beberapa meja dan kursi yang cukup untuk sekedar nongkrong ataupun mengerjakan tugas.
Aku memesan Taro.
Tempat ini luamyan nyaman untuk sekedar berkumpul dengan teman maupun mengerjakan tugas karena ada libary di tempat itu juga.
Datang ke sini malam minggu. Ramai sekali, sampai bingung nyari tempat buat duduk. Dar lantai sati sampai lantai dua hampir pinuh. Pas begitu masuk emang rada2 bingung karena aku suka pusing kalau masuk resto dan pas pinuh terus lihat lalu lalang waiters. Tempat ini lantas menginatkan beberapa cafe yang pernah kukunjungi dan ramainya sama dengan di ambrogio. Akhirnya setelah naik turun nyari tempat duduk, kami memutuskan untuk duduk di deket kolam. Nah jadi tempat ini terdiri dari dual antai. Lantai pertama itu tempat duduknya ada yang di dalam ruangan, ada yang di teras di samping kolam ikan, ada yang di belakang kaya taman di bawah lampu2. Terus yang lantai dua ada yang menghadap ke jalan, tapi menurut aku lantai duanya nggak asyik. Lebih enak di lantai 1. Aku memesan teh makaresh mint, croisant yang rasa keju, salad, macaroon. Untuk saladnya lupa pesen yang apa. Baiknya minum teh artisan less sugar biar lebih kerasa racikan aslinya. Tapi karena lidah aku itu jawa banget, gulanya sampai 3 bungkus donk. Untuk saladnya sausnya enak banget dan seger. Croisantnya keju di dalemnya meleleh. Dan untuk macaroon, mungil tapi manis di akhir gigitan. Macaroon yang di jual ada beberapa varian rasa. Tempatnya emang enak buat nongkrong tapi cuman pusing dengan waiters yang ke sana kemari.
Tau brand kopi ini sudah lama sejak aku masih tinggal di Magelang. Karena di Magelang pun juga ada.Tapi pas di Bandung aku baru sempet sekarang ke sini. Dari luar itu keliatan luas dalemnya, tapi setelah masuk ternyata nggak terlalu luas. Ada dua lantai di tempat ini. Pemandangannya emang cukup setengah asri. Kenapa setengah? Karena di sampingnya ada hutan kota siliwangi dan Teras Cikapundung. Tapi karena berada di bawah bukan di daerah kabupaten jadi kurang begitu dingin. Aku pesen cocholate nutella. Tadinya mau pesen yang tradisional kopi. Mau pesen kumpeni. Jaid perpaduan ekspresso sama sirup gitu. Tapi ternyata lagi kosong. Ya udah aku pesen yang cocholate nutella. Pas aku ke sini lumayan sepi. Jadi luamyan enak buat menyepi.
Main ke lembang. Setelah bingung mau nyari sarapan dimana, mampir juga ke sini. Aku sebenranya agak nggak paham sama konspe tempat ini. Rumah Kayu Taiwan tapi yang dijual makanannya itu Sunda. Di dalamnya ada sedikit ornamen berbau oriental semacam lampion gitu. Pas datang ke sini ramai banget. Sampai pusing duduk dimana. Aku pesen nasi goreng telor, tahu susu goreng, pisang goreng sama es cincau organik. Nasi gorengnya biasa aja. Malahan manis banget. Terus yang seger itu emang es cincaunya. Iya seger karena habis turun mendaki bukit dan kehausan. Jadi seger banget. Tapi yang paling enak di es cincaunya itu ada kacangnya, Itu kacangnya enak banget. Sebenarnya tempat ini bakal nyaman kalau nggak rame. Karena tempatnya nggak terlalu luas juga. Nah kalau rame teh suka dicuekin waiters. Aku sebelnya tu di situ
Mencoba salah satu mie legendaris di Kota Bandung. Konon tenpat ini selalu ramai. Bnar saja ketika kau datang ke tempat ini memang ramai. Hampir semua mejanya penuh. Tempatnya sederhana, banguna kuno. Mungkin bangunanya juga masih dipertahankan. Aku pesen mie ayam dan mie baso. Seporsi banyak banget. Untuk mienya sedeng. Sebenarnya nggak terlau kecil-kecil juga. Tapi menurut aku rasanya biasa aja. Aku nggak begitu suka kuahnya. Sambelnya pun kurang pedes. Daftat menu di tempat ini memang tidak mencantunkan harga, jadi jangan kaget pas bayar ke kasir
Tempat ngopi legend di Bandung. Di era kopi kekinian bertebaran di mana-mana, ternyata masih ada tempat kopi legend yang masih digemari pecintanya. Warung Kopi Purnama yang ada di Jl. Alkateri Bandung. Deket dengan alun-alun tempatnya. Tempatnya berada di deretan daerah ruko penjual gordyn di salah satu kawasa Pecinan di Bandung. Tempatnya memang tidak begitu luas, tapi muat banyak meja. Aku memesan mocha susu panas. Rasanya mantap. Aromanya pun harum. Walaupun hanya mocha susu, tapi rasanya bener-bener original. Harganya pun murah banget. Hanya 15.000
Hai...hai...hai...kembali lagi Setelah 3 bulan mampet akhirnya aku kembali lagi. Tapi nggak akan sesering dulu ya. Nunggu prahara dunia berakhir.
Kali ini aku ke Cafe Mana. Yap namanya itu Mana Cafe. Jadi jangan bingung ini di mana dan yang mana. Letaknya ada di Kabupaten Bandung. Ada di Cimenyan tapi yang udah deket sama Ciburial. Selain ada cafe, ada juga cottage gitu. Untuk view cafenya cantik menghadap ke Kota Bandung di bawah sana. Karena tempat ini berada di atas ya. Tapi pas aku ke sini, kabutnya banyak, jadi kurang jelas pemandangan di bawah sana.
Untuk ke sini dari arah Padasuka aku lewat Cigadung lalu Jl. Bukit Pakar. Sebenarnya bisa sih dari Padasuka bawah langsung naik ke atas lewat Padasuka Cimenyan, tapi naik turun gunung dulu. Kalau lewat Cigadung ya paling agak nanjak dikit pas lewat Jl. Bukit Pakar.
Kalau kalian pernah ke d'Pakar Cafe, Utara Cafe, kalian pasti langsung ngeh karena konsep tempat ini sama persis dengan d'Pakar Cafe dan Utara Cafe. Banyak tumbuhan ....apa sih namanya...yang bisa dijadikan spot buat foto-foto.
Berhubung aku ke sini pas masih pandemi corona, jadi tetap ya dicek suhu, cuci tangan dan social distancing. Kebetulan aku ke sini lagi WL. WL nya itu karena social distancing. Tempatnya ada area outdoor dan indoor. Mau indoor atau outdoor tetep kece buat foto-foto.
Menu yang kupesan pisang goreng, nachos, matcha rose latte, ovaltine, ice latte.
Untuk cemilannya porsinya lumayan besar dan kenyang kalau buat sendiri. Tapi kalau untuk berbagi ya lumayanlah ngeganjel sejaman. Untuk minumannya aku seneng banget nih sama matcha rose latte. Warna warni pula.
Ke tempat ini cocoknya sore menjelang malam. Malam lagi lebih bagus. Karena kelap kelip lampu kota Bandung di bawah sana akan kelihatan. Dan kalau sore agar bisa duduk di area outdoor. Kalau masih siang terlalu panas buat duduk di situ.
Cuman di sini itu nggak ada mushola untuk umum. Pas aku mau numpang sholat, adanya mushola buat karyawan yang ada di dalam.
Sudah lama nggak akan seafood. Kali ini nyobain seafood kiloan Bang Bopak. Tempatnya emang selalu ramai an suka bikin penasaran. Jadi tempatnya itu hanya tenda biasa gitu. Tapi begitu dibuak selalu ramai sampai malam. Aku pesan yang kerang ijo sama baby octopus. Untuk sausnya yang spesial bang bopak. Jadi ini saus penuh dengan cabai. Bener-bener banyak cabainya. Smpai pedes banget.... Jadi karena saking pedasnya itu jadi enak. Apalgi kalau di makan sama nasi anget. Sebenarnya untuk sausnya rasanya itu nggak terlalu asing buatku. Karena... kadang aku kalau masak suka pakai saus cabe gini. Dan nggak tau kenapa bau sama rasanya sama dengan yang suka aku bikin. LOL.
