Chris Chan

Pertama kali nih mencoba varian panas dari gulu-gulu karena biasanya selalu mencoba yang dinginnya. Udara dingin di luar disertai hembusan angin malam menambah keinginan saya untuk membeli minuman hangat! Dari sekian banyak pilihan minuman panas disana, pilihan saya taiwanese sweet corn milk tea, karena menurut saya citarasa susu dan jagung manis akan enak jika disajikan panas/hangat. Dugaan saya tepat, ini salah satu minuman terenak yang pernah saya minum. Susunya berasa, aroma jagung manisnya mendominasi, dan tingkat kemanisannya pas.

Oke, saya bingung ini harus ngomong apa untuk kedai kopi satu ini.
Pertama, letaknya menurut saya sangat tidak strategis karena susah dicari dari jalan raya.
Kedua, beberapa menu menggunakan powder yang, maaf kata, agak kurang berkualitas.
Tapi secara tempat sih cukup nyaman, kecil tapi cukup bersih juga.
Yang saya kurang cocok sih rasa kopinya dan cara mereka menyajikan. Rasa kopinya kurang pas dengan selera saya. Penyajiannya dengan gula terpisah dimana setiap cup sudah diseal. Lebih baik kalau ditanyakan saja dulu di awal untuk takaran gulanya.

Balik lagi makan disini karena saya memang cukup merekomendasikan cafe ini bagi kalian yang mau mencari tempat untuk gathering, arisan, pesta, bridal/baby shower, dll. Mengapa? Karena selain tempatnya cukup luas, parkir memadai, instagramable, dan bersih; makanannya juga cukup enak dengan harga yang masih wajar. Saya suka dengan pizza four cheesenya yang sangat gurih. Untuk ayamnya juga matang sempurna, porsinya bahkan bisa untuk sharing. Agak kecewa dengan orange smoothiesnya yang tidak terlalu berasa jeruknya dan warnanya juga pucat.

Biarpun masa-masa hitsnya sudah lewat, saya cukup menyukai sate yang satu ini karena kecenderungan rasanya yang asin dan pedas sesuai dengan kesukaan saya. Dari sekian banyak brand taichan di Bandung, salah satu yang punya kulit terenak itu ya di Sate Taichan 8 ini sih. Dia franchisean gitu dan di Bandung baru buka sekitar 3 bulan di daerah Cibadak. Satenya ada yang unik juga yaitu sate daging kulit yang diselang-seling. Kulitnya itu loh ya, heran saya bisa gitu gimana caranya, makyus, luarnya garing kriuk, dalamnya masih sangat juicy.

Memang agak susah menemukan kedai mie atau restoran yang menjual menu locupan di Bandung, dan berdasarkan beberapa rekomendasi teman saya datang ke mie San Jose ini. Lokasinya bersebelahan dengan Sosis & Baso Pasirkaliki. Untuk menunya hampir mirip dengan kedai bakmie lainnya seperti baso, pangsit, baso pangsit, rica dll; hanya saja varian karbonya yang berbeda karena disini bukan hanya ada mie dan bihun saja tetapi juga ada kwetiaw, misua, dan tentunya locupan. Ricanya cukup pedas, tapi rasanya enak. Untuk tingkat kematangan locupan dan pastanya pas. Porsinya juga cukup.

Lagi dilanda rasa kangen sama thailand nih, bangkok pada khususnya; ditambah lagi haus juga kan. Eh pas tengok kanan kiri pas banget ada dumdum. Cobainlah saya salah satu menu terbaru mereka yaitu Thai Aren Coffee yang menggunakan gula merah/palem/aren sebagai pemanisnya. Menu ini tidak lagi menggunakan gula pasir dan kental manis tapi tetap menggunakan krimer dan susu evaporasi. Manisnya lebih sopan dibanding thai coffee, pas gitu deh buat melepas rindu dengan Bangkok...