Micwengeneral B

Menyantap kembali lamian kesukaan saya di Imperial Shanghai Lamian Xiao Long Bao, Plaza Indonesia. Dan lamiannya tidak perlu dikomentar banyak; halus, kuahnya banyak, dan penuh. Resep dasar kepopulerannya.
Saya suka dengan versi yang ditambah urat sapinya. Juicy pula, uratnya besar - besar. Ayam cabenya juga garing, nasi gorengnya wangi pula, gurih, dan simpel.
Namun sayang, sekarang lamiannya mahal, 75 ribu. Bertiga 500 ribu, bahkan makan di Samwon Garden dalam keadaan tertentu juga segituan, paling beda 100 ribuan.
Memang susah sih, dia memang pemegang semua kartu permainan lamian. Apalagi ditambah inflasi.

Saya pernah diundang ke Kopi Nalar, Senopati.
Jadi pertama - tama, tempatnya sangat homey! Walau lantainya tidak seluruhnya kayu, namun suasananya sangat nyaman, saya menyukainya, ada lampu gantungnya, dan desainnya khas tempat - tempat kafe di wilayah Senopati. Tempatnya sendiri dibagi beberapa bagian, terdapat ruangan smoking di sebelah kiri pintu masuk, lalu ada ruangan lagi di belakang. Bersih, woow.
Nah, para barista kopi di pintu masuk merekomendasi beberapa kopinya, namun saya lupa nama - namanya hehehe. Tapi, saya memboyong creme brulee coffeenya, kopinya cukup berasa. Walau saya merasa kopinya agak kurang sedikit aura creme bruleenya , namun kopinya endes! Saya terkesima kopinya cukup bermain di sini. Untuk vanila lattenya lebih milky.
Waktu itu saya juga dijejali beberapa penganan untuk dicoba di Kopi Nalar, yakni ada burger, kue cokelat, dan mi kangkung. Tiga - tiganya enak! Kuenya penuh cokelat, buttery, crunchy, dan enak! Mi kangkungnya juga di luar perkiraan saya, lebih enak dari Mi Kangkung Si Jangkung! Burgernya juga very good.
Ada satu lagi, yakni affogattonya, juga unik, jadi berupa es krim yang dilengkapi saus kopinya. Namun, karena pH kopi sekitar 4.7 - 5.2, jadi, saran saya kopinya dikasih secukupnya saja hehehehehe agar tidak berubah jadi asam es krimnya. Sementara pelayan baristanya sangat home friendly.
Terakhir, saat saya ke sana, turunlah hujan walau hanya gerimis. Kalau dalam dunia marriage, artinya hujan membawa banyak berkat dalam perjalanan hidup sesudah marriagenya. Saya percaya, hal yang sama juga terjadi di Kopi Nalar, terutama affogatto dan penganannya.
All in all, nalar saya kembali bermain berkat Kopi Nalar, thank you Kopi Nalar!

Kembali ke Bakmi GM yang di Taman Anggrek, tempatnya di-split 2. Kali ini hanya membeli bakminya dan pangsit gorengnya, bakmi masaknya sebetulnya enak sih seperti biasa. Namun sedikit asin. Isinya ada udang, ayam, kembang kol, dan semacam kekian.
Pangsitnya always renyah. Info lengkap dapat dilihat di update sebelumnya.

Demi mengakomodir pelanggannya, Soto Betawi Afung kini pindah ke area baru di Pesanggrahan, sejalur dengan Baku Sayang/Layar Seafood. Kini tempatnya digarnish dengan AC, so tidak ada lagi cerita makan soto kepanasan (walau sebetulnya bagi saya pribadi tempat lama juga masih ok).
Sotonya tentu saja wajah lama. Untuk versi ayamnya, ayamnya digoreng jadi lebih gurih. Kuah santannya sangat milky, banyak, dan memang cara terbaik untuk menikmatinya yaitu disiram ke nasi panas.
Risolnya juga garing dan kini lebih besar - besar. Saya suka semua metode gerai baru soto ini yang sering membuat saya terplesetkan antaranya dan Bakso A Fung.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Akhirnya ke Kwetiau Aciap lagi di Senopati, kwetiau bunnya dia memang gurih dan banyak irisan daging sapinya. Cantik disantap dengan cabe rawit. Seporsi 44 ribu tanpa servis charge lagi.
Bakso gorengnya pun juicy plus garing. Tempatnya juga lebih sepi daripada harus ke tempat lain yang suka tidak ada tempat duduk.

Lamian Palace di Grand Indonesia awalnya tidak begitu saya senangi. Namun semenjak pindah ke lantai 5 di Sky Bridge, semuanya berubah; ayam cabe bawang putihnya garing dan mirip cabang Neo SOHO, telur udangnya juga cukup besar dan gurih.

Walau demikian, sapi lada hitamnya sedikit alot. Sausnya untungnya lumayan pekat. Berempat makan di sana sekitar 300 ribu, servisnya 5 persen.

Interiornya agak gelap mirip cabang Neo SOHO, namun lebih rapih. Plus ramah troli.

Saya sedang tidak membeli lamiannya, jadi di sana berupa palace of cuisine, mungkin.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Golden Lamian di foodcourt Grand Indonesia ini lumayan juga - lamian iga sapinya banyak, iganya empuk, dan kuahnya juga gurih, sama kayak cabangnya yang di Puri Indah Mall. Beli 2 lamian 110 ribuan.
Namun, lamiannya saya anggap penghasil platina dulu, sama dengan yang di Puri itu. Karena kalau emas sih baru si Imperial Group (tapi harganya agak berbeda lumayan jauh sekarang, Imperial Shanghai sekarang lamian uratnya 75 ribu).
Golden Lamian boleh diperhitungkan.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Lama juga tidak membeli pretzel di Auntie Anne's yang di Grand Indonesia. Saya beli yang cream cheese dan cokelat cream cheese. Yang cream cheese doang agak asam, namun kalau yang cokelat enak karena ditambah cokelat, sih.
Pretzelnya sendiri empuk seperti biasa cabang lain. Mungkin serba A?
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk