Kevin L - 林勇利

Lokasinya sedikit terpencil, ada di lantai Lower Ground, kemudian di sekelilingnya juga menutupi stand kecil ini. Saya termasuk beruntung kali ya bisa nemuin. Churros di sini dijual dengan berbagai macam dusting, ada cinnamon, green tea, strawberry, dan blueberry. Dips nya juga ada macam-macam, ada chocolate, salted caramel, dan satu lagi saya lupa. Saya beli churros isi empat batang dengan dusting cinnamon dan green tea, beserta dips yang rasa chocolate. Churros nya lumayan panjang juga. Teksturnya bagus sekali, di luarnya garing tetapi di dalam masih empuk. Itu dusting nya saya kira dicampur, ternyata dua batang pakai cinnamon, yang lainnya baru pake green tea. Saya cobain dulu makan churros nya tanpa cocol cokelat dan ternyata rasanya enak. Perbandingan cinnamon dengan bubuk gula pas banget, jadi ujung-ujungnya tidak terlalu manis. Yang greentea juga enak. Green tea nya ada sedikit pahit jadi seimbang dengan rasa manis. Lalu saya coba juga dengan cocol cokelat. Ini jadi lebih enak lagi !! Cokelatnya tidak murni manis, tetapi ada sedikit rasa pahit juga, seperti dark chocolate. Konsistensi sedikit encer, tapi setelah tau kalo orang Spanyol meminum cocolannya, saya jadi ga memikirkan keencerannya itu. Yang penting enak dan worth it !!

Gastromaquia adalah salah satu dari banyak restoran yang beroperasi di daerah Senopati. Mereka fokus pada masakan Spanyol. Saat saya mendatangi tempat ini, saya langsung suka dengan suasananya. Hangat dan nyaman. Terdapat satu area kecil yang dekorasinya memiliki tema musim. Jadi pas saya datang itu sedang musim semi, jadi area tersebut dihiasi dengan rerumputan yang hijau. Tempat ini juga punya pencahayaan yang baik sehingga Anda dapat mengambil gambar dari makanan dengan mudah. Pelayanan mereka bagus sekali. Mereka dengan antusias menyambut saya ketika masuk ke dalam. 

- Seafood Paella. Memesan ini harus menunggu 45 menit karena dimasak dari scratch. Prosesnya memang banyak sih. Ketika datang, ternyata porsinya besar sekali. Kalau soal rasa, wow, saya terpana. Kedalaman rasa yang berasal dari kunyit, kaldu, dan rempah-rempah lainnya. Beras dimasak dengan sempurna. Tidak terlalu keras atau pun tidak terlalu lembek. Segala seafood-nya segar seperti baru ditangkap dari laut. 

- Galician Octopus with Potato Foam. Hidangan gurita ini cukup menarik perhatian orang-orang. Hanya sedikit orang yang dapat mengolah gurita dengan benar. Kebanyakan jadinya kenyal dan tak bisa dikunyah. Dalam hal ini, mereka berhasil mengolahnya. Gurita disajikan dengan potato foam dan bubuk cabai. Saya pikir itu keju soalnya warna dan rasanya mirip dengan keju. Guritanya empuk dan mudah dikunyah. Dikombinasikan dengan potato foam tersebut benar-benar memanjakan lidah.

- Homemade NY Cheesecake. Probably the best cheesecake I have ever had. Cheesecake yang mediocre itu biasanya terlalu asin rasanya, terus teksturnya juga tidak lembut. Untuk yang ini, semua itu tidak berlaku !! Keseimbangan antara manis dan asin terjaga dengan baik. Creamcheese nya juga lembut, tidak ada gumpalan di dalamnya. Recommended abis !!

Beli voucher AYCE di resto ini dari salah satu website penyedia voucher-voucher cengli. Per orang jadinya hanya 150ribu (awalnya 200ribuan). AYCE nya sudah termasuk daging sapi, babi, japchae, bibimbap, tteokbokki, dan masih banyak lagi. Ada beberapa daging yang ga bisa dipesan, tapi ga apa-apa deh soalnya dari yang ada aja kayaknya sudah cukup menarik.

Resto ini lokasinya di PIK dan hanya menggunakan satu ruko. Jadi restonya tidak melebar ke samping, melainkan melebar ke dalam. Setiap meja ada griller serta exhaust fan nya. Saya sih suka dengan suasana di sini. Adem, nyaman, dan senantiasa damai. Tau gak, daging-daging yang disediakan ini berasal dari Stevan Meatshop. Jadi gak perlu ragu akan kualitasnya.

Kami memesan beberapa menu seperti wagyu chuck roll, pork belly, pork loin, pork cheeks, beef fingers, japchae, dan tteokbokki. Dari sekian banyak menu, saya paling rekomendasiin wagyu chuck roll, beef fingers, dan pork loin. Yang wagyu itu marbling nya lumayan bagus loh, mengingat harga AYCE yang ga mahal-mahal amat. Saya masaknya ga sampe well-done dan pas dimakan tuh empuk banget. Bumbunya juga meresap dengan baik jadi dagingnya ada rasanya. Terus yang beef fingers juga enak loh, padahal cuman dikasih garam sama lada ya tapi it's bursting with flavors. Pork loin juga oke, di-marinade sama saus ala Korea jadi mantep rasanya. Sebenarnya pork belly rasanya juga enak, cuman saya ga saranin pesen banyak-banyak soalnya lemaknya lumayan banyak dan bikin eneg. Japchae juga enak, bihunnya kenyal dan well-seasoned. Overall, sangat-sangat sepadan dengan harganya. Pokok e ga akan kecewa makan di sini karena kualitas makanannya patut diacungi jempol.

Setelah AYCE yang tidak termasuk dengan dessert, datanglah saya ke tempat ini. Pas lagi nge-hits, saya ga ada kesempatan gitu buat nyobain es krim di sini. But hey, it's better than never, rite ?? Siang-siang panas begini emang cocok banget makan es krim dingin di ruangan yang adem. Woo Yoo memang pilihan yang benar. Tempatnya nyaman, adem pula. Ga terlalu gede sih luasnya karena cuman pake satu ruko.

Untuk memesan, harus ke kasir, bukan pelayannya yang datang terus ditanyain mau pesan apa. Saya memilih yang Salty Choco karena si kasir bilang ini juga termasuk favorit orang-orang. Es krim vanilla yang diberikan topping berupa saus cokelat, choco cereal, Pocky, dan garam laut. Ya, ada garamnya. Yauda, kali itu jadi enak rasanya. Ga lama setelah mesen, es krimnya sudah jadi dan diantar ke meja. Ya memang harusnya cepat, wong cuman ambil es krim dari mesin terus tabur-taburin topping deh. Penyajiannya unik banget, ada efek-efek asap seakan-akan dessert ini super dingin. Padahal mah cuman dry ice dicelupin ke air. Kreatip banget deh. Tekstur es krim super lembut, tapi ga beda jauh dengan soft-served ice cream yang biasanya dijual di restoran cepat saji. But I really like its chocolate sauce. Rasa cokelat otentik yang ada pahit-pahit sedikit digabung dengan manisnya es krim itu memang tiada duanya. Terus lucu juga ya ada rasa asin sedikit. Menurut saya sih rada aneh kalau asinnya terlalu banyak. Lalu gelasnya itu ukurannya nipu loh. Isi es krimnya ga sampe ke permukaan bawah gelas karena di bawah itu dipake buat dry ice sama air yang nantinya keluarin asap. Yauda la yaaa, yang penting enak.

Memulai hari dengan pergi ke coffee shop di daerah Senopati. Lama-lama coffee shop merajalela kayak penjual bakmi nih. Saya suka sama suasana di dalam. Nyaman, tentram, rapi, teratur, bersih, dan adem pula. Pencahayaan juga bagus banget soalnya banyak jendelanya. Luasnya tidak terlalu besar, paling hanya bisa menampung 20-30 orang (estimasi kasar doank wkwk).

Saya ke sini ga pesen kopinya ya, itu sih sudah pasti banget. Jadinya saya mesen Jasmine & Lily Flower Tea. Tehnya disajikan di dalam teko yang transparan, jadi kita bisa lihat bunga-bunga tersebut mekar di dalam air panas. Cantik dan sangat layak untuk difoto. Abis dituang di gelas, aroma semerbak menggelitik indra penciuman saya. Kemudian saya coba tehnya, well, saya memang bukan tea expertise tapi saya (kurang lebih) tau ini rasanya biasa aja. Rasa lily nya ga ada, malah yang kerasa jasmine nya doank. 

Ga cuman teh, ada juga yang beli cemilannya yang berupa Salami Square, Choco Almond Croissant, dan Red Velvet Cake. Saya suka sama salami square sama choco almond croissant nya. Yang salami rasa asinnya seimbang. Yang choco juga manisnya ga berlebihan. Pastry nya memiliki kematangan yang pas sehingga ga ada dough yang masih mentah. Terus kulit luarnya crispy and golden brown. Cantik !! Red Velvet nya sih, secara penampilan kurang menarik karena kuenya kelihatan kurang berongga a.k.a. padat dan warnanya ga merah cerah. Tapi pas dimakan, rasanya oke juga. Manisnya pas, cream cheese nya juga tidak terlalu asin. Deceived by its appearance :3