Kevin L - 林勇利

Suasana Bandung di malam hari terasa begitu sejuk, enaknya menikmati semangkuk wedang ronde yang dapat menghangatkan jiwa dan raga. Kebetulan sedang ada di daerah Cibadak, saya berpas-pasan dengan salah satu penjual wedang ronde, yaitu Ronde Jahe Alkateri. Lokasinya tepat bersebelahan dengan pintu masuk Sudirman Street. 

Saya memesan wedang ronde campur, yang artinya ada ronde yang besar dan ada yang kecil. Rondenya dibuat langsung loh di TKP, jadi terjamin kebersihan serta keasliannya. Yang kecil hanya bola-bola adonan tepung beras saja, kalau yang besar adonannya diisi dengan kacang tanah yang sudah dihaluskan. Kekenyalan setiap rondenya pas banget. Tidak begitu lengket ketika dikunyah. Isian kacang di ronde yang besar padat banget. Artinya ya kacangnya berarti tidak pelit dikasihnya. Kuahnya juga oke, rasa jahe serta gula merahnya seimbang dan tidak saling menutupi. Kalau jahenya terasa kurang pekat, bisa tambahin sendiri kok.

Kalau sedang berkunjung ke daerah Lembang, tidak ada salahnya sekalian mengunjungi Lawang Wangi Creative Space Cafe ini. Dikenal dengan art gallery nya, tempat ini juga memiliki kafe di lantai atas. Paling pas itu datangnya sore-sore karena kafenya kebanyakan jendela jadi kalau siang, bisa langsung kena sinar matahari. Sore gitu suasananya lagi sejuk banget. Desain kafenya membuat pelanggan merasa cozy, cuman sayang saja bahwa rokok diperbolehkan. Ada bagian outdoor juga, sehingga bisa foto-foto dengan latar pemandangan gunung nan indah. Kadang juga ada live music, kebetulan pas saya datang itu mereka lagi bermain di panggung.

Ketika saya datang, kafe ini sudah penuh dengan orang. Jadinya saya mesti antri dulu untuk mendapatkan tempat duduk. Untung tidak terlalu lama nunggunya. Pelayan di sini kurang sigap ya, mereka hanya berdiam saja di dalam. Saya yang duduk di luar jadi kesulitan untuk memanggil mereka. Seharusnya, setiap bagian dari kafe setidaknya ada satu orang pelayan yang stand-by, jadi akan lebih mudah bagi pelanggan untuk meminta bantuan. 

Saya memesan Spaghetti Aglio Olio with Beef untuk makan sore menjelang malam ini. Agak lucu sih karena spaghettinya disajikan dalam sebuah mangkuk. Jadi mirip kayak bakmi. Untuk rasanya, menurut saya biasa saja ya. Chilli flakes nya banyak, tapi terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah bawang putih dan olive oil. Tekstur spaghetti sedikit kelembekan. Daging sapinya oke juga, empuk dan berasa. Baguette nya sih mendingan gak usah ada karena teksturnya sudah lempem. Intinya, hidangan ini kurang memuaskan bagi saya.

Kayaknya memang kafe ini cocoknya untuk hangout sambil minum dan menikmati pemandangan yang elok. Minum loh ya, karena makanannya biasa saja rasanya.

Rapuh hati ini ketika tau bahwa nasi campur yang enak itu sedang tutup, padahal sudah siapin tempat di perut untuk seporsi nasi campur lezat. Untuk memenuhi hasrat itu, jadi mesti keliling daerah tersebut untuk mendapatkan satu porsi nasi campur.

Ujung-ujungnya beli salah satu penjual nasi campur di Sudirman Street. Nasi campur dia juga pakai nasi putih. Katanya sih ingin mengutamakan rasa si daging babi panggangnya. Oke langsung saja pesan satu. Porsinya pas-pasan, dagingnya juga tidak terlalu banyak. Kayaknya bisa dihitung ada berapa potong babi di piring tersebut. Menurut saya, rasanya oke juga. Dagingnya tidak ada yang alot, rasanya juga lumayan. Ya walau pun sedikit tidak sesuai ekspektasi, tapi itu lebih baik daripada tidak enak, bukan ? Sayangnya sih, dia bilang mau fokus ke rasa babi panggang, tapi di piringnya disiram bumbu gitu. Jadi ketutupan deh keaslian dari cita rasa serta tekstur dari babi panggang. 

Phew... ujung-ujungnya diajakin ke sini juga. Warung makan yang buka 24 jam ini memang sudah menjadi perhatian publik sekitar mau pun luar kota. Paling dikenal dengan roti bakar yang topping nya banyak banget sampai rotinya tidak kelihatan lagi. Tapi kali ini saya hanya mesan Indomie goreng telor dan roti panggang susu + selai blueberry. Enak juga rotinya, manis campur asam itu memang cucok deh. Indomienya, errr... Saya tidak pernah ketemu Indomie yang gak enak deh. Yang ini mah enak-enak saja, telor mata sapinya apa lagi, SETENGAH MATANG BOI !! Kuning telornya masih goyang-goyang. Sedap banget.

Sepertinya harganya sudah naik lagi ya. Lama-lama jadi mahal juga hitungannya. Indomie telor saja sudah harus merogoh uang sebesar 10.000 rupiah.

Ternyata siang begini panas juga loh di Bandung... Kebetulan habis makan siang, enaknya sih makan es krim. Saya dan teman-teman saya mengunjungi satu rumah yang menjual es krim, yaitu I Scream for Ice Cream.

Variasi rasa es krimnya tidak terlalu banyak, dan seasonal. Jadi setiap minggu mungkin rasanya bisa berbeda-beda. Saya kali ini nyobain 4 rasa dengan berbagai topping (gak dijelasin ya), ada yang mint, white chocolate, black cherry, dan peanut butter. Dari keempat tersebut, paling enak ada dua, yaitu black cherry dan peanut butter. Yang black cherry itu ada rasa asam dari cherry, sehingga jadi menyegarkan. Peanut butter, rasa kacangnya berasa banget. White chocolate nya juga enak, tapi tidak seenak yang sebelumnya. Kalau yang mint, mendingan beli terpisah deh soalnya rasa mint nya kuat banget. Tekstur dari es krim tidak terlalu icy. Harganya juga terjangkau kok. 

Harus banget makan soto Bandung ketika sedang ada di kota Bandung. Nah, ada satu penjual soto di daerah Cibadak yang kelihatannya ramai dengan pengunjung. Kayaknya enak nih, let's give it a try !!

Saya pesan satu mangkuk soto Bandung, komplit dengan daging sapi, lobak, kacang tanah, seledri, dan daun bawang. Sedikit disayangkan ya karena rasa kuahnya ternyata tidak seenak yang saya bayangkan. Bahkan mungkin ada yang lebih enak dari ini. Rasa kuahnya kurang berani dan sedikit hambar. Jadi saya harus tambahkan beberapa bumbu lagi agar pas di lidah. Seluruh isinya, seperti daging dan lobak, masih oke kok. Empuk dan kematangannya pas. Ehh ketika mau bayar, harganya lumayan mahal ya. Jadi kurang sepadan deh.

LO ORANG YANG SUKA SATE BABI DAN MAKANAN PEDAS, MESTI BANGET KE SINI !!

Pertama kalinya menginjakkan telapak ke Sudirman Street. Yang jual makanan di sini banyak banget. Saya sampai bingung mau nyoba yang mana. Ya sudah jalan dulu deh muter-muter sambil liat-liat. Eh tiba-tiba berpas-pasan dengan salah satu penjual sate babi yang ada antrian pengunjungnya. Kata teman saya, satenya memang enak rasanya. Oke mari kita coba.

Satu tusuk dihargai 7.000 rupiah (per 28 Mei 2016) dan setiap tusuknya pasti ada daging dan lemak. Bagian atas adalah daging, bagian bawahnya lemak. Lumayan terjangkau, setelah melihat abang-abang lagi ngipasin satenya yang ukurannya rada besar. Kayaknya mantep banget nih dan ternyata benar. Satenya memang enak !! Bumbunya pas, kematangannya apa lagi. Dagingnya juga tidak bau amis. Penjual sate ini menyediakan dua macam sambel, salah satunya adalah sambal matah. Sumpah, ini sate enak banget kalau dimakan sama sambal matah. Rasanya jadi ada kombinasi antara manis, asam, dan pedas. Awas ketagihan sama sate ini.

Salah satu penjual makanan Meksiko di kawasan ini. Kebetulan teman saya yang mau nyoba Cubanos nya, jadi saya sempatkan diri saja untuk mencicipi sedikit. Dari namanya, kayaknya ini adalah roti isi ala Kuba. Cuman yang ini kayaknya diubah sedikit jadi tidak ada kejunya. Rotinya berisikan smoked beef, acar timun, irisan daging sapi, dan mayonaise, kemudian dipanggang seperti roti panggang. Rasanya lumayan enak. Ada asam, manis, dan asin. Roti tidak terlalu keras, jadi dipanggangnya tepat sekali. Ya oke lah untuk jadi kudapan.