N.A.

Satu hal yang cukup berkesan buat saya dari coffee shop mungil ini adalah musiknya yang benar-benar mewakili kondisi pikiran saya kala itu. Selama tiga jam, barista nya tidak bosan memutar lagu Finneas secara berulang, mulai dari Break My Heart Again, Holywood Forever, dan Life Moves On, alhasil saya nyaris hafal lirik lagunya saat meninggalkan kafe ini. Tempat ini sih nyaman, tapi bukan tipikal kafe favorit saya. Tersedia colokan dan wifi yang memadai, namun karena tempatnya yang sangat kecil, saya tidak mendapatkan privacy yang cukup karena terlalu sering terlibat interaksi mata dengan baristanya. 

- Iced Irish Coffee (26K)
Dari harganya, sudah dapat ditebak kalau Irish Coffee di tempat ini hanya menggunakan Irish Syrup, tidak menggunakan Irish Whiskey sebagaimana aslinya. Cita rasa minumannnya sih okay, meskipun memang sensasi hangat dari whiskey nya absen. Kopi nya lumayan OK sih, rasa pahitnya jauh lebih kuat dibanding asam nya yang tidak begitu keluar. OK sih sebenarnya untuk moodbooster malam itu. kafe ini juga terintegrasi dengan bakery,  saya sempat mencoba sejenis chocolate bun sebagai teman menikmati kopi. Citarasa bunnya sih OK!

Beberapa bulan yang lalu, kafe ini menjadi salah satu kafe yang banyak orang bicarakan di Bandung, alasannya sederhana; kafenya memiliki desain tropical picknic yang insta worthy, terutama ornamen kaktus dan van kuningnya. Kafe yang berada di rooftop Gormeteria ini berupa kafe outdoor yang otomatis bubar kalau turun hujan.Di kafe ini berlaku rules dimana setiap orderan makanan/ minuman tidak boleh dibatalkan ketika turun hujan, pengunjung harus men-take away. 

Kafe nya sebenarnya sangat nyaman, terutama untuk nongkrong santai bersama teman-teman. Yang harus disiasati adalah kafenya sedikit windy pada waktu-waktu terlalu sehingga sangat rentan masuk angin. Selain itu, mengunjungi kafe ini di saat weekend sebaiknya melakukan reservasi terlebih dahulu, saya harus menunggu selama kurang lebih satu jam agar mendapatkan table di rooftop nya. Hal ini bisa disiasati dengan menunggu sambil menikmati layer cake di restoran Gormeterianya. Permasalahan klasik setiap kali ke Gormeteria adalah parkirannya yang sangat terbatas, bahkan untuk valet sekalipun. Saya bahkan harus parkir di Istana Plaza karena tidak menemukan parkiran yang proper 

- Beverage 
Kali ini saya dan teman- teman mencoba aneka cocktail seperti Mango Mint dan segelas vodka-based cocktail yang sayangnya saya lupa namanya, saya dan teman- teman juga sempat mencoba mocktail Orange & Lychee nya. Citarasa beverage nya menurut saya lumayan OK, cocok banget untuk ngobrol santai 'panas' tanpa harus tipsy. Yang agak aneh menurut saya ada presentasi cocktail nya yang agak aneh. Cocktail nya disajikan dengangelas tinggi yang biasa dipakai di warung, agak aneh sih menurut saya

- Service
Saya cukup kecewa dengan service di kafe ini, terutama kepada sistem waiting-list nya yang benar-benar payah. Pengunjung benar-benar harus pay attention terhadap antrian. Saya mengalami secara langsung bagaimana menyebalkannya kalau antrian saya diberika terlebih dahulu kepada orang lain. 

Bagi pecinta barang antik serta pecinta arsitektur peninggalan Belanda, restoran ini wajib hukumnya untuk dicoba. Nuansa vintage dari restoran ini sangat kental, ornamen-ornamen klasik peninggalan Belanda nya masih sangat terjaga, meskipun sebagian sudah mulai lapuk dimakan usia. Tempatnya cukup nyaman meskipun agak sedikit panas. Dari segi makanan sebenarnya biasa saja, sebagian besar menu nya adalah masakan Indonesia yang berbau Sunda namun disajikan dalam bahasa Belanda

- Paket Botram (207K)
Paket untuk empat orang ini terdiri atas ayam kremes, tahu dan tempe goreng, kerupuk aci, karedok, tumis jambal, sambal, lalap, dan nasi cikur atau nasi tempong. Paket ini dihidangkan secara tradisional menggunakan daun pisang yang memanjang, yang lebih nikmat untuk dinikmati langsung dengan menggunakan tangan.

Ayam gorengnya sangat gurih, gorengan nya Ok, sambel nya sih agak kurang nendang, kalah pedas dibanding Karedok nya. Karedoknya beneran pedas, teman saya sampai keringetan. Saya dan teman-teman memesan 2 nasi cikur dan 1 nasi tempong, saya sih lebih suka nasi tempong nya karena lebih kaya rasa. Yang agak kurang cocok di lidah saya sih tumis jambal nya yang beneran asin ngak ketulungan. Palet ini belum termasuk minum jadi harus memesan tambahan lagi.

Service:
Service di tempat ini menurut saya agak buruk ya, pelayan nya sangat cuek dan kurang ramah. Tidak ada pelayan yang stand-by di dekat pengunjung serta food serving nya sangat lama.

Teman-teman Batak saya seringkali merekomendasikan tempat ini sebagai salah satu tempat terbaik di Bandung untuk menikmati masakan khas Karo, karena itulah saya tertantang untuk menjajan rumah makan ini. Jika kenyamanan dijadikan sebagai kriteria, jelas tempat ini bukan pilihan. Tempat nya juga kurang bersih, bagi saya hal yang paling annoying dari tempat ini adalah anjing yang berkeliaran di dalam rumah makannya. Tapi kembali lagi kepada petuah teman Batak saya, "Makin Jorok Lapo, Makin Enak Makannya" 
 - BPK Biasa (36K)

Berbanding terbalik dengan ambience dan service nya, BPK di tempat ini benar-benar tastes like heaven. Menu ini berupa BPK yang disajikan bersama pork-sausage, daun singkong tumbuk, sambal, kuah kaldu, dan nasi. Harga makanan di tempat ini tidak bisa dibilang murah untuk rumah makan sekelas, untungnya porsi yang disajikan lumayan banyak sekalipun saya tidak memesan porsi jumbo. Yang paling spesial menurut saya adalah BPK nya yang yang renyah dan tasteful, benar-benar di luar ekspektasi saya.

Berkat rekomendasi dari seorang teman, saya mencoba sebuah coffee shop kecil di Jalan Lombok. Dari segi tempat jelas tempat ini bukan favorite saya, tempat duduk nya sih lumanyan nyaman, tidak begitu berisik meskipun berada di pinggir jalan, tapi tempatnya agak pengap dan cukup panas, saya sih tidak begitu betah berlama-lama di tempat ini. Kebersihan tempat terutama untuk lantai dua sepertinya memang harus ditingkatkan karena saat saya datang cukup banyak meja yang berdebu

- Ice Cappuccino
Ice Cappuccino yang saya pesan surprisingly memiliki citarasa yang cukup OK, perbandingan antara latte, espresso, foam, dan ice nya cukup proporsional. Cappucino nya kental, citarasa kopi nya lumayan keluar, manisnya pas, dan es nya tidak over dossis.