N.A.

Menikmati Malam di Jalan Braga yang romantis tidak afdal rasanya jika tidak mampir ke coffee shop yang satu ini. Nuansa vintage terasa sangat kentara di coffe shop yang dulunya merupakan sebuah toko buku ini, terdapat berbagai ornamen di coffee shop ini yang akan membuat kita seakan sedang berpetualang menggunakan mesin waktu

Coffee shop nya memang tidak besar, tak jarang tidak semua pengunjung akan mendapatkan tempat duduk. Tak jarang juga antrian di coffee shop ini juga mengular. Untungnya tempat nya sangat nyaman, cocok untuk membaca buku ringan ataupun hanya untuk mengobrol bersama kolega. Barista nya juga ramah dan sigap dalam melayani pengunjung.

- Es Kopi Djawa (20K)
Kali ini saya memesan es kopi signature dari coffee shop ini. Es Kopi di tempat ini disajikan menggunakan gelas plastik dengan desain yang cukup unik, masih selajan dengan konsep vintage interiornya. Yang unik dari minuman ini adalah digunakannya gula jawa yang memberikan rasa unik terhadap kopi nya. Konon menurut kesehatan, penggunakan gula jawa juga lebih baik dibandingkan gula pasir. Kopi nya juga tidak begitu kuat, citarasa asam dan pahitnya tidak begitu kuat, jadi lebih bersahabat dengan lambung. Es Kopi nya akan semakin nikmat jika dimakan bersama aneka kue yang disimpanbpada etalase unik khas toko kue jaman dahulu kala.

Tempat ini dessert shop pertama yang saya coba di Bandung, dulu sih pesan nya es serut yang dibentuk menjadi karakter lucu dan ditambahkan sirup aneka rasa dengan harga yang cukup mahal, kapok sih pesan menu yang itu. Yang paling saya suka dari tempat ini adalah interiornya yang OK banget, pencahayaan nya sangat OK berkat lampion-lampion putih nya, tempat nya juga sangat nyaman meskipun tidak begitu luas.

- Sumoboo’s Dessert (39K)
Menu ini dessert bowl yang terdiri atas Bomb Ball, Boba, Mochi, Red Bean, Puding, Taro dan Ice Cream yang kemudian diguyur dengan susu. Ice Cream nya tersedia dalam rasa green tea dan rasa vanilla, saya tentunya memilih rasa green tea yang rasanya tidak terlalu manis dan pahit alami green tea nya masih cukup kuat. Puding mangga nya lembut, mochinya kenyal dan red bean nya melimpah ruah. Dessert ini cocok banget untuk dicoba kalau Bandung lagi panas-panasnya, harga nya juga masih sangat OK.

Saya mengunjungi restoran ini sebagai salah satu bukti keimpulsifan diri: ngikutin yang lagi hype- salah satunya burger ini. Restoran ini dulunya ditempati oleh Holycow by Chef Afit yang kini pindah ke Jalan Sultan Agung. Dari luar restoran ini terlihat sangat mungil, padahal sebenarnya bangunannya lumayan luas, tapi memang memanjang. Spot favorite saya berada di bagian outdoor di belakang restoran, sayang saya mengunjungi tempat ini saat sedang hujan, jadi ngak bisa make area ini. Area indoor nya juga lumayan nyaman dan eye-catching.

- Flip A Combo (57K++)
Paket ini terdiri atas beef burger, french fries, dan soft drink. Roti nya sangat lembut, rasanya sedikit manis. Isian burger nya berupa patty dan beef stripes. Beef patty tebal dan citarasa daging sapi nya lumayan kuat alias ngak kebanyakan tepung. Beef stripe nya juga enak sih, agak kenyal tapi juicy. Seasoning untuk daging sapi nya juga lumayan pas, bumbu nya lumayan menyerap sampe ke dalam. French fries nya lumayan empuk namun sebaiknya memang harus diberi seasoning terlebih dahulu dengan lada, garam, ataupun saus sambal sesuai selera. Enaknya lagi, minuman di tempat ini free flow, tersedia aneka soda dan ice tea. Kalau pesan menu ice cream juga bisa free flow sih, lumayan banget kalau ingin berlama lama

Restoran ini sudah cukup lama bertengger di wish-list saya setelah melihat berbagai postingan bakso merah seksi yang menggugah selera oleh berbagai akun instagram. Restoran ini berada di perempatan Laswi-Riau, sebelum Chiz Cheesecake. Restorannya lumayan luas, terdiri atas dua lantai. Kali ini saya kebagian duduk lantai dasar yang agak sedikit panas, yang bertambah panas setelah menyantap bakso pedas khas Garut ini.

- Bakso Ikah Tetelan (25K)
Menu ini terdiri atas Mie/ Bihun/ Soun, Bakso Bawang, Bakso Biasa, Tahu Isi, Tetelan, dan Sayur. Lalu isian nya tersebut diguyur kuah kaldu bening yang rasanya lumayan gurih, tidak dibumbui apa-apa sebenarnya sudah cukup nikmat, tapi agak kurang afdol memang kalau ngak nyobain kuah merah menyala nya. Rahasia kuah merah menyala nya berasa dari sambal khusus yang sebenarnya tidak begitu pedas. Saya butuh sekitar 5 sendok agar warna kuah nya benar-benar merah menyala dan rasa pedas nya pas di lidah. Bakso nya juga lumayan nikmat, terutama bakso bawang nya yang belum pernah saya coba sebelumnya, bakso nya memang tidak sekenyal bakso kebanyakan, dan rasa asin dari daun bawang nya sangat kentara. Tahu isinya juga enak banget sih, adonan bakso dan tahu nya sangat menyatu, kombinasi sempurna. Porsi nya juga pas sih, cocok banget untuk makan siang atau pun makan malam. Overall saya puas banget sih nyobain Bakso khas Garut di tempat ini, bakal segera kembali deh kayaknya

Karena saya lagi rindu makan ayam pop dan lagi pengen makan di restoran Padang yang agak fancy, saya dan teman-teman memutuskan untuk makan di restoran ini meskipun memang harus merogoh kocek sedikit lebih dalam. Strategi makan hemat di restoran seperti ini adalah dengan meminta kepada uda-uda pelayan agar tidak menghidangkan semua menu, cukup langsung memesan masakan yang diinginkan. Poin minusnya adalah kita tidak disajikan atraksi angkat belasan piring khas restoran Padang sekelas

- Nasi Ayam Pop
Kalau urusan ayam pop, sudah tidak perlu diragukan lagi kalau Simpang Raya memang rajanya, karena sebenarnya Simpang Raya lah penggagas menu unik ini. Ayam Pop sendiri adalah daging ayam yang direbus menggunakan santan dan bumbu khusus baru kemudian digoreng sebentar. Menu ini kemudian disantap bersama dengan saus tomat. Ayam pop di tempat ini memang Ok, bumbu nya sangat meresap, daging ayam nya empuk. Selain itu saya juga meminta agar bumbu rendang juga ditambahkan ke nasi saya, bumbu rendang disini OK punya, bumbu nya cukup kuat dan manisnya pas