N.A.

Kebetulan saya tidak sengaja menemukan coffee shop ini saat sedang berbelanja di Papaya Supermarket. Coffe shopnya kecil nyempil di pojokan sebelah kiri. Seating area untuk non-smoker-nya sangat terbatas sedangkan untuk smoker nya sedikit lebih luas. Tempatnya sih cukup nyaman, namun sepertinya tidak diperuntukkan untuk berlama-lama.

- Iced Charcoal Latte (35K)
Menu ini memang tidak bisa dibilang murah sih untuk standar Bandung, tapi karena menu ini cukup unik jadi harganya terasa cukup wajar. Menu ini berupa espresso yang ditambahkan dengan charcoal dan susu. Citarasa kopinya tidak begitu kuat, kalah dominan oleh rasa charcoalnya yang sedikit tawar. Dari segi rasa menu ini sebenarnya sangat biasa yang luar bisa makah after-effects-nya yang berhasil membuat sisa pencernaan saya ikut-ikutan berwarna hitam arang. 

Tempat ini beberapa kali saja jadikan sebagai tempat menggarap skripsi karena tempatnya yang relatif tenang, pencahayaan, colokan, serta WIFI yang bisa diandalkan. Tempatnya sih relatif kecil dan sempit, terkadang memang dibutuhkan sedikit good lucky untuk mendapatkan tempat duduk yang proper untuk kegiatan serius. Sebenarnya, pengunjung juga diperbolehkan untuk duduk di seating area steakhouse di sebelahnya, hanya saja area ini sedikit lebih remang dan mejanya kurang tinggi sehingga kurang cocok untuk kegiatan produktif.

- Es Kopi Buih (15K++)
Menurut saya, tidak ada yang spesial dari es kopinya--bahkan es kopinya agak sedikit watery dan the way too sweet dengan citarasa kopi yang kurang strong, es kopinya juga tidak erbuih seperti namanya. Good pointnya adalah harganya relatif murah, that's it.

Tempat ini benar-benar memenuhi stereotype yang selama ini melekat pada cafe dan restoran di daerah Bukit Dago: We didn't provide you good F&B, but we provide you good place with fascinating views . Konsep yang diusung untuk interiornya maupun eksteriornya sangat unik, you may come to refresh your IG's feed. Bagi saya, konsep restorannya yang semi-outdoor juga perlu diacungi jempol karena membuat pengunjung bisa menikmati udara segar natural Bukit Dago tanpa harus dimanja pendingin udara sekaligus menikmati view alamnya tanpa hambatan, meskipun sekarang viewnya didominasi oleh hutan yang sudah gundul, So sad :(

Food:
Piihan makanan di tempat ini sangat terbatas, belum lagi sebagai menunya tidak ready-stock. Honestly, saya bingung mau makan apa d tempat ini--bukan karena pilihannya yang banyak, melainkan karena pilihan makannya yang terbatas serta tidak variatif. Saya memesan French Fries (20K) yang presentasinya kurang menarik dan dengan rasa yang sangat biasa--Serously, I better cook this at home by myself. Good Newsnya, Banana Crispy (20K)-nya enak banget, pisangnya empuk, lembut, dan naturally manis. Saking doyannya, saya sampai pengen tambah lagi. Sayangnya stock pisang gorengnya terbatas. 

Beverage:
Pilihan minuman di tempat ini juga sangat terbatas, apalagi miniman non-coffenya yang bisa dihitung jari. Saya memesan Pinacolada (25K). Pinacolada pada range harga ini jelas tidak mengandung rum, bahkan untuk nenasnya saja menggunakan perisa, padahal kan seharusnya menggunakan jus nenas untuk kesegeran yang optimal, alhasil citarasa nenasnya kayak kurang nendang. 

Restoran ini sepertinya merupakan rebranding dari Eatalia Setiabudhi--bahkan interior dan cover buku menunya pun belum diganti. Tempatnya sih lumayan nyaman, terutama untuk bagian sofa dipojokan. 

- BBQ Smoked Beef Pizoles (16.5K)
Pizoles sendiri berupa risoles dengan isian toping serta saus pizza. Pizoles yang saya pesan berisikan toping smoked beef dengan saus tomat. Risolesnya kayak risoles kebanyakan sih, kulitnya krispi, hanya saja ukurannya memang sedikit lebih besar. Toping smoked beefnya menurut saya agak pelit sehingga lebih dominan kulit risolesnya. Sebagai side-dish bisa dipilih potato ball (10K) atau french fries (10K) dengan rasa yag super biasa. Pilihan minumannya juga tidak banyak yang didominasi oleh munuman bersoda.

Sejujurnya saya sudah mencapai titik saturasi dalam mengkonsumsi Ayam Geprek karena saking banyaknya yang jualan menu ini. Berhubung banyak yang bilang ayam geprek ini enak, masuk preferable tenant di Grabfood, sama banyak promonya, alhasil saya memberikan another excuse untuk ayam geprek. 

- Ayam Geprek Sambal Matah (25K)
Saya memesan ayam geprek dengan paket komplit yang sebenarnya hanyalah paket hemat yang ditambahkan telor ceplok dan kerupuk (kerupuknya ga dateng anyway). Yang saya suka dari ayam geprek ini sih ayamnya beneran digrepek, ayamnya lumayan empuk, porsinya besar, tepungnya tidak terlalu tebal, namun ayamnya agak terlalu kering dan ayamnya agak hambar. Untungnya, porsi sambal matahnya tidak pelit dan telor ceploknya perfectly cooked seperti permintaan saya.