Shella Anastasia (@celsfoodiaryy)

Sebelumnya aku udah lumayan sering lihat "Sobat Mentai" ini tampil di IG story beberapa teman, jadi penasaran dan langsung cobain di Festival Kekinian PergiKuliner. Menu mereka cukup beragam, ada nasi mentai, shumai mentai dan beberapa menu lain. Untuk shumai mentai juga ada yang kukus, goreng atau pun mix keduanya. 

Aku coba Shumai Mentai yang mix, 1 porsi isinya 6pcs dengan harga 43K, masih tergolong wajar sih harganya. Aku pun suka dengan rasanya, saus mentainya banyak dan rasanya enak, ukuran shumainya juga lumayan besar jadi kita bisa makan dengan puas. Mau yang kukus atau goreng menurutku sama enaknya karena yang jadi highlight disini adalah saus mentainya, karena sausnya sendiri udah enak jadi mau shumai goreng atau kukus menurutku sih nggak jadi masalah.

Udah lama banget tertarik coba Mad Bagel ini dan pas tau mereka ada di Festival Kekinian PergiKuliner langsung deh aku samperin tenantnya untuk coba bagel mereka yang kata orang-orang paling enak se-Jakarta.

Aku coba Rainbow Bagel Cream Cheese Strawberry, bagelnya paling colorful di antara bagel yang lain, menurutku secara tampilan sih rainbow bagel ini sukses mencuri perhatian. Aku suka bangeeet karena tekstur bagel mereka yang empuk dan strawberry cream cheese yang melimpah. Aku pribadi emang sesuka itu sih sama strawberry cream cheese jadi langsung cocok sama menu ini, cream cheesenya juga nggak bikin eneg, lumayan cheesy dan gurih tapi jadi seimbang dengan rasa asam dan segar dari strawberry. Enak banget dan recommended!

Mampir ke Kamai Coffee untuk pertama kalinya, sekalian aja deh ngumpulin stamp event berburu tempat nongkrong by PergiKuliner. Lokasinya di tengah perumahan warga dan bentuk bangunannya pun memang bangunan rumah, toiletnya juga masih kelihatan banget bekas kamar mandi rumahan.
Tempatnya gak terlalu besar, di bagian depan ada outdoor area yang sekaligus jadi smoking area dan di bagian dalam paling belakang ada sedikit space untuk smoking area juga. Disini ada wifi dan stop kontak di setiap meja jadi aman banget buat yang mau wfc-an, AC-nya juga banyak nih jadi adem banget, lumayan bikin betah. Aku datang kesini sore hari dan lumayan ramai pengunjung tapi kayaknya sih itu teman-teman si owner/barista. Sebenarnya baristanya ramah tapi aku malah kurang nyaman dengan teman-temannya, aku masih minum sampai sekitar jam 7 kurang dan nggak tau kalau mereka tutup jam 8 malam, tiba-tiba ada salah satu teman barista yang mulai mematikan beberapa lampu sampai barista yang perempuan ikut nyeletuk "hah kan baru jam segini?" dan si orang itu nggak bilang permisi dan sebagainya padahal aku pengunjung. Kalau sebelum lampunya mati dia bilang maaf, permisi atau kasih info mereka udah mau tutup sih aku akan biasa aja tapi kalau tiba-tiba digelapin gitu aku agak risih, walau pun nggak semua lampu dimatikan tapi tetap aja bikin kurang nyaman.

Disini aku coba Tokyo Latte (25.000), menurutku aroma pisangnya gak terlalu strong tapi untuk rasa pisangnya lumayan terasa dan kopinya sendiri memang light, rasa pahitnya lebih mirip pahit cokelat dibanding pahit kopi, untuk yang nggak terlalu suka manis juga nggak perlu khawatir karena manis minuman ini masih pas dan nggak berlebihan.

Mampir ke Aerodrome Cafe yang ada di PIK, tempatnya nyaman dengan suasana yang tenang dan nggak berisik. Nuansa hitam dan cokelat menjadi warna yang cukup mendominasi di tempat ini, tidak terkesan gelap melainkan terkesan cukup maskulin dan terasa nyaman dengan sentuhan meja dan kursi kayu. Di bagian depan juga ada beberapa meja yang sekaligus menjadi smoking area.

Menu maknaan disini cukup beragam dengan harga yang menurutku masih wajar, tapi untuk menu minumannya mungkin bisa dibuat lebih bervariasi lagi supaya lebih banyak pilihan. Bahkan mereka juga punya promo breakfast menu dengan harga terjangkau, cukup menarik. Disini aku coba Rendang Pizza (80.000) dan Lychee Tea (30.000), untuk pizzanya aku sharing dengan teman-teman. Ukuran pizzanya standar, dibagi 8 potong jadi bisa sharing 2-3 orang. Menurutku pizzanya enak, tipe pizzanya bukan pizza tebal melainkan yang tipis tapi crunchy, potongan dagingnya lumayan banyak dan besar-besar dengan rasa rendang yang kuat, aku sih suka. Selain itu di pizzanya juga dilengkapi dengan paprika, parmesan cheese dan mozarella, jadi selain rasa rendang ada rasa gurih juga dari kejunya, enak dan recommended!
Untuk minumnya cukup menyegarkan, rasanya nggak terlalu manis dan ada 2 buah lecinya juga. Enak dan cocok diminum siang hari pas cuaca panas.

Jujur sebelum nulis review ini aku sempat baca-baca review sebelumnya dan wow ternyata reviewnya cukup beraneka ragam ya, hmm menarik. Tapi seperti biasa aku akan tulis review secara jujur sesuai pengalamanku pribadi saat makan disini.

Aku datang kesini bertiga bersama 2 teman lainnya, kami datang jam 12 kurang dan memang tulisannya masih "close" cuma kami pede aja masuk dan naik ke atas karena area makan mereka memang ada di lantai 2. Ternyata memang mereka belum buka karena kami sampai disini jam 12 kurang sedangkan mereka baru buka jam 12, awalnya kami berniat untuk tunggu di dalam tapi mereka mempersilakan kami tunggu di area outdoor saja karena mereka mau sterilisasi dulu, akhirnya kami malah melipir dulu ke tempat lain, hehe. 

Begitu kembali lagi mereka sudah siap dan kami langsung pilih tempat duduk. Pelayanannya sih cukup bagus, ramah dan juga detail dalam menjelaskan menu mereka. Akhirnya kami pilih Dakgalbi Platter Supreme (119.000++) dan ini adalah All You Can Eat. Di paket ini kita dapat salmon ball, chikuwa, toppoki, fishball, noodle, us prime beef, mozarella, calamari. Mereka juga punya paket lain yang lebih murah yaitu paket Premium, bedanya di paket premium itu nggak ada beef, moza dan calamarinya. Untuk dakgalbinya sendiri kami minta bantuan untuk dimasak oleh staffnya, lumayan kami jadi bisa sekalian lihat aksi memasak yang lumayan seru. Selain dakgalbi platter, kami juga bisa ambil makanan di buffet corner, ada french fries, fish ball soup, japchae, bbq sausage, chicken garlic dan spicy chicken. Selain itu kami juga dapat selada dan kimchi. 

Kalau untuk rasa, menurutku dakgalbi disini lumayan enak. Walau gurih dari kaldu ayamnya nggak terlalu strong tapi masih bisa dinikmati, rasa pedasnya juga nggak terlalu dominan jadi masih cocok buat orang yang nggak terlalu suka pedas. Daging, ayam dan calamarinya empuk. Mozarellanya pun melimpah, salmon ball, chikuwa, toppoki dan fish ball juga jadi pelengkap yang pas. Pilihan makanan di buffet corner juga cukup menarik tapi menurutku chicken garlicnya kurang terasa aroma dan rasa garlicnya, dan untuk bbq sausage enak tapi standar. 

Tempatnya juga oke, rapi, bersih dan nyaman. Di lantai 3 ada area duduk yang menurutku pemandangannya lebih bagus dan kalau mau sambil menikmati angin sepoi-sepoi bisa duduk di outdoor area mereka.

NIX ini bisa jadi pilihan yang menarik buat kalian yang lagi cari kafe cantik dengan pemandangan yang asik. Tempat ini ada di lantai 9 jadi pemandangan yang disuguhkan juga bagus, kita bisa lihat langit dan PIK dari atas, kalau datang kesini sore menjelang malam kayaknya seruuu. Interiornya juga bagus, dengan kesan fancy tapi colorful dengan warna biru dan oranye yang mencolok. Di bawah setiap meja juga ada stop kontak jadi bisa sekalian charge hp deh.

Pelayanan disini pun ramah dan bagus banget, menyambut dengan ramah saat awal masuk dan mengucapkan terima kasih juga ketika sudah selesai makan dan mau keluar untuk pulang. Bahkan ada satu staff yang sudah berdiri di depan lift dan membukakan pintu lift untuk kami dan mempersilakan masuk ke dalam lift dengan ramah. Staffnya juga menguasai menu jadi bisa menjelaskan detail menu bahkan membantu memilihkan menu yang enak dan terlihat cantik untuk difoto. 

Disini aku coba salah satu menu recommended mereka yaitu Lobster Thermidor (250.000). Ini adalah lobster yang dimasak dengan wine dan lemon sauce, dilengkapi juga dengan fettuccine dan portobello mushroom di dalamnya. Aku suka karena daging lobsternya sudah dipotong-potong terlebih dahulu jadi cangkangnya hanya sebagai wadah dan kita bisa langsung makan daging lobster tanpa harus mengeluarkan dari cangkangnya, lobsternya juga nggak amis, lembut dan matang sempurna. Sausnya juga creamy, gurih, enak dan nggak ngebosenin, aku sukaaa, pantas aja ini termasuk menu recommended disini karena rasanya beneran enak!
Kalau minumannya aku coba Virgin Mojito (45.000), seger banget dengan perpaduan soda, lime dan daun mint. Aroma dan rasa mint di minuman ini dominan banget jadi rasa asam dari lime nggak terlalu terasa, tapi cocok untuk diminum siang hari di cuaca cerah, fix seger banget kalau minum ini.

Tebet ini memang nggak ada habisnya kalau soal coffeeshop, selalu ada yang baru dan salah satunya ya Kedai Kopi Palstone ini. Lokasinya ada di belakang Puskesmas Kecamatan Tebet, titik di maps juga sudah sesuai jadi nggak perlu khawatir nyasar. Tempatnya sendiri ada di lantai 2 dan lahan parkir yang tersedia juga nggak terlalu banyak, tapi karena ini jalan satu arah sepertinya untuk kendaraan roda empat bisa di parkir di area tepi jalan, nggak perlu takut karena ada tukang parkirnya juga.

Kedai Kopi Palstone ini nggak terlalu besar, bukan hanya secara luasan tempat saja yang minimalis tapi interiornya pun sama, minimalis dan berwarna serba putih. Aku suka karena ada dinding kaca juga disini jadi pencahayaannya bagus dan terang, ditambah dengan interior yang berwarna putih jadi makin memberikan kesan lega pada tempat ini. Outdoor areanya juga lucu tapi kalau siang agak panas, ada kipas angin tapi nggak terlalu membantu kalau cuaca lagi panas-panasnya. Pelayanan cukup ramah dan tempatnya pun bersih, kalau mau sambil laptopan juga bisa karena ada stop kontak di dekat hampir setiap meja.

Menu disini pun cukup beragam karena ada menu makanan juga. Sebenarnya aku mau coba Kopi Semriwing yaitu kopi susu yang dicampur mint, tapi ternyata lagi kosong jadi aku pesan Kopi Susu Palbatu aja deh. Pesananku ini dikemas dalam cup plastik polosan karena yang ada tulisan "palstone"nya habis :( untuk rasanya lumayan oke, cocok dengan seleraku, nggak terlalu manis dan nggak terlalu pahit juga, cukup milky jadi masih oke buat orang-orang yang nggak terlalu suka kopi. Temanku ada yang pesan hot cappucino, latte art nya lucu dan bentuknya nggak pasaran, next mau coba lattenya juga deh siapa tau dapat latte art yang lucu lagi.

Brownfox ini tempatnya nggak terlalu besar, di bagian depan ada parkiran yang bisa untuk mobil dan motor sekaligus. Disini hanya ada 1 meja di bagian depan yang sekaligus jadi smoking area, sedangkan tempat duduk lainnya berada di indoor area. Walau pun kecil tapi tempatnya nyaman kok, rapi dan bersih karena baristanya juga cukup cekatan untuk membersihkan meja yang sudah dipakai pengunjung. Kalau mau laptopan juga bisa karena ada stop kontak di dekat beberapa meja dan ada wifi juga. Pelayanan disini juga bagus, baristanya ramah dan tertib. Disini ada aturan untuk tidak merubah tatanan meja dan kursi, jadi ada meja yang max untuk 2 orang dan baristanya cukup tegas untuk menginfokan bahwa tidak boleh menambah kursi di meja tersebut. Salut!

Sayangnya waktu aku kesini toilet mereka sedang nggak bisa digunakan, jadi agak ribet ya kalau mau berlama-lama disini karena kan nggak mungkin juga nggak ke toilet sama sekali. 

Menu disini cukup beragam tapi yang paling recommended ya waffle mereka, sesuai nama tempatnya, hehe. Pilihan waffle disini juga banyak, bukan cuma manis aja tapi juga ada waffle dengan topping asin/gurih. Disini aku coba Brown Affogato (32.000), jadi ini masuk dalam menu dessert dan bukan menu minuman ya. Jadi isinya hampir sama dengan affogato pada umumnya yang terdiri dari vanilla ice cream dan espresso tapi bedanya disini ada waffle poppers dan almond slices. Menurutku sih enak karena kita juga bisa sekalian coba wafflenya, dan memang benar waffle disini enak banget! Tebal tapi nggak keras dan tetap empuk, wanginya juga enak. Cocok deh dipadukan dengan ice cream yang sudah dituangi espresso, bisa jadi dessert yang cocok buat pecinta kopi.