Foto Profil Jessica | IG:  @snapfoodjourney

Jessica | IG: @snapfoodjourney

289 Review | 183 Makasih
Alfa 2019 Level 12
Kopi Bakmi Pasta Dessert
Filter Catatan
Urutkan berdasarkan: Tanggal
  • 4.0  
    NAMELAKA [ Menteng, Toko Kue ]

    Pattiserie Kekinian di Shophaus Menteng yang Yummy!

    Sebagai seorang pecinta dessert, nama Namelaka tidak terlalu asing di telinga saya. Pun foto-foto dessertnya yang cantik menggoda seringkali bertebaran di linimasa media sosial saya. Sampai akhirnya beberapa waktu lalu, saya diberi kesempatan untuk mengunjungi pattiserie yang terletak di area Shophaus Menteng ini. 

    Seperti tempat kuliner lain di Shophaus, Namelaka hanya memiliki etalase saja. Area duduk ada tersendiri, bergabung dengan restoran lain. Namun, meski tempatnya kecil, Namelaka sudah memiliki daya tarik tersendiri dengan memajang deretan pastry yang ciamik, mulai dari tart, choux, dan lain sebagainya.

    Selain menu yang dipajang, ada juga menu yang disebut-sebut merupakan menu of the month mereka: Pandora. Menu inilah yang paling kerap mampir di linimasa saya. 

    Saya mencoba beberapa menu di sini: 

    1. Pandora (65000 IDR)
    Tema Pandora untuk bulan ini mengikuti tren kekinian di Jakarta: mangga! Dessert berbentuk bola ini memiliki tampilan yang sangat cantik, dan dilengkapi dengan sebotol saus putih ketika disajikan. Cara penyajiannya pun unik: saat akan dikonsumsi, "bola" harus dipecahkan terlebih dahulu untuk memunculkan isi di dalamnya. Isinya ada saus mangga, sticky rice, jackfruit, dan lain-lain, menciptakan sensasi manis, asam, dan segar yang super memuaskan. 

    2. Carrot cake (44000 IDR)
    Namanya carrot cake, tapi isinya super keju. Hidangan ini berupa cream cheese mousse, praline cremeux, dilengkapi dengan soft carrot curd, baked cheese, dan toasted granola. Terlihat simpel, namun elegan. Rasanya tidak terlalu menonjol, cenderung light, tapi itu yang membuat saya suka karena tidak eneg. Mungkin karena wortel yang ada dalam kue ini, yang memberikan kesan netral. Tidak terlalu manis, dan dapat membuatmu tersenyum ketika menyantap suap demi suap. 

    3. White chocolate and raspberry choux (38500 IDR)
    Choux di Namelaka memiliki banyak varian, seperti chocolate, matcha, hazelnut, mango, rum raisin, salted caramel, Thai milk tea, dan vanilla. Ini adalah salah satu choux yang paling fotogenik menurut saya, karena warnanya yang merah menggoda dilengkapi potongan coklat kemerahan yang membuat choux ini menjadi makin cantik dipandang. Cukup chewy di luar, dan creamy di dalam. Rasa raspberry dan white chocolatenya melebur menjadi satu kenikmatan tersendiri. Manis dan asamnya sangat pas. 

    Kesan saya secara umum adalah pastry di sini fotogenik dan juga enak untuk disantap. Recommended!

    Menu yang dipesan: pandora, Carrot Cake, White Chocolate & Raspberry Choux, Chocolate Choux

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 3.8  
    Omori [ Menteng, Jepang ]

    AYCE Jepang Autentik

    Saya pergi ke restoran ini diundang oleh Tirta Lie dan Pergikuliner. Terima kasih Tirta Lie dan Pergikuliner!

    Restoran ini terletak di lantai 30, jadi untuk masuk ke dalamnya harus menaiki lift dahulu. Begitu masuk, kita disajikan dengan suasana yang cukup Jepang, namun juga modern. Dari jendela, kita bisa melihat pemandangan kota Jakarta.

    Restoran ini cukup luas dan tersedia ruang VIP. Saya mencoba menu shabu-shabu dan yakiniku-nya, berupa all you can eat.

    Kualitas makanan di sini cukup fresh, namun minim variasi. Hanya ada beef di sini, dan kuahnya hanya ada kuah kaldu. Rasa makanan di sini terasa minim bumbu, namun malah pas di lidah saya, karena tidak terlalu banyak micin (malah mungkin tak pakai micin), sehingga rasa asli dari tiap makanannya makin terasa. Udonnya super wajib coba karena sangat pas dengan daging dan kuah kaldunya. Untuk shabu dan yakiniku mereka hanya menyediakan satu jenis kecap, dan kecapnya juga sangat cocok dengan shabu dan yakinikunya. Wajib ke sini!

    Menu yang dipesan: All You Can Eat

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!




  • 5.0  
    Kibo [ Pantai Indah Kapuk, Toko Kue ]

    The Best Chocolate Cheese Cake in Jakarta

    Kali ini saya mencoba Kibo mini rasa chocolate cheese. Berbeda dari kunjungan pertama saya ke Kibo, kunjungan saya kali ini disambut oleh Kibo mini yang dipajang cantik di etalase. Tiap kue sudah diberikan mika yang juga ditempeli stiker rasa, membuatnya makin cantik. Namun, Kibo kali ini ukurannya lebih kecil dibandingkan Kibo yang pertama kali saya coba. Kalau dulu ukurannya sekitar 9 cm, kali ini sekitar 8 cm.

    Seperti halnya Kibo rasa original dan matcha yang saya sudah coba sebelumnya, Kibo rasa coklat kali ini juga sangat enak dan melted. Dalamnya adalah melted chocolate, yang menurut saya sama sekali tak terasa kejunya. Namun, kesan kejunya tetap terasa di adonan cheesecakenya. Super enak dan fluffy. Still the best cheese cake in Jakarta.

    Menu yang dipesan: kibo chocolate cheese

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.6  
    Greyhound Cafe [ Thamrin, Thailand ]

    Kafe Asal Thailand yang Super Hits!

    Makanan dan minuman Thailand sedang ngetren-ngetrennya di Indonesia. Sebut saja diantaranya thai tea dan hidangan serba mangga Thailand (jus mangga, mango sticky rice, dan sebagainya). Salah satu tempat makan baru yang menyajikan menu khas Thailand ini adalah Greyhound Cafe. Kafe ini berlokasi di Grand Indonesia West Mall, lantai Ground dekat dengan lobby yang bersebrangan dengan East Mall. Cukup strategis dan mudah ditemui, meski logonya tak terlalu besar. 

    Saya sebenarnya pertama kali mendengar tentang kafe ini saat di Singapura. Di sana, kafe ini terletak di Orchard Road, tepatnya di Paragon. Saat tahu kafe ini akan buka di Indonesia, saya tertarik mencoba thai tea granita-nya, berhubung saya penggemar berat segala makanan dan minuman teh, tak terkecuali thai tea. Namun, pada hari-hari awal kafe ini buka di Indonesia, kafe ini sangat ramai dan harus waiting list, membuat saya malas untuk pergi dan menunda untuk sementara. 

    Saya akhirnya datang pada weekdays dan pagi hari saat mal masih belum terlalu ramai. Benar dugaan saya, ketika saya masuk, belum terlalu banyak pelanggan. Mungkin karena saya datang sendiri, jadi awalnya petugas yang di depan tidak menyangka saya akan masuk. Namun saat saya ke dalam, saya tetap dilayani dengan cukup baik. 

    Interior kafe ini sangat cozy dan bernuansa hitam putih. Rasanya ingin berlama-lama di sana, menikmati makanan dan minuman yang ada, sembari bercengkrama dengan teman ataupun menikmati waktu sendirian. Semakin siang kafe ini semakin ramai, meski demikian tak mengurangi nyamannya kafe. Ada dua area yang dapat dipilih, area smoking dan non smoking. 

    Karena saya datang cukup pagi, saya tidak ingin makan berat dulu. Saya juga agak picky terhadap makanan Thailand yang tak sedikit mengandung rasa pedas maupun asam, karena saya memiliki gangguan lambung. Karenanya, saya mencoba thai tea granita saja saat itu, minuman andalan mereka yang hits. Harganya terlihat cukup mahal untuk sebuah minuman, namun rasa penasaran saya dan kecintaan saya akan teh mengalahkan segalanya. 

    Minuman datang lebih cepat dari yang saya duga, sekitar 5 menit saja. Thai tea granita ini disajikan dalam gelas seperti gelas teh tawar ala warteg (LOL), bedanya isinya adalah thai tea dalam bentuk es serut.
    Kesan pertama setelah saya meminumnya adalah thai tea granita ini super strong. Super kental dibanding thai tea yang biasanya. Rasanya "bikin melek". Aroma tehnya yang harum, rasa teh yang kuat berpadu dengan susu kental manis yang generous, dan disajikan dalam bentuk es serut, sehingga butuh 1,5 jam bagi saya untuk menghabiskannya (sembari mengerjakan tugas dan menunggu esnya mencair). 

    Dengan harga 61 ribu rupiah sudah termasuk pajak, rasanya thai tea granita ini cukup sesuai dengan harganya. Hanya saja, mungkin menurut saya pelayanannya sedikit perlu diperbaiki menjadi lebih profesional, berhubung tadi saya sempat bingung kenapa pelayannya tidak menyangka saya akan masuk ke kafe dan ada beberapa yang menurut saya agak sedikit "kepo" (seperti menanyakan saya kerja atau hanya main saja, dan sebagainya). Kalau hal tersebut diperbaiki, ke depannya mungkin saya akan kembali lagi untuk menikmati thai tea granita dan menu lainnya, tentunya.

    Menu yang dipesan: Thai tea granita

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.4  
    Ayam Goreng Karawaci [ Karawaci, Indonesia ]

    Comfort Food

    Ayam goreng yang satu ini ada banyak cabang di Jakarta, namun saya akan mereview pusatnya yang di Tangerang.

    Letak restoran ini di pinggir jalan, plang cukup besar. Restoran ini juga dalamnya cukup besar, namun semi terbuka.

    Saya memesan beberapa menu:

    1. Ayam goreng kremes: signature menu restoran ini. Porsinya cukup besar. Teksturnya biasa saja, tidak terlalu empuk dan tak terlalu keras. Rasanya super gurih dan mantap, bumbunya pas, tak bikin sakit leher. Kremesnya jempolan, gurih, terasa ayamnya, rasanya makan nasi dan kremes saja sudah super enak.

    2. Tahu goreng: cukup garing dan gurih. Comfort food.

    3. Tempe goreng: comfort food juga. Bumbunya juga pas.

    4. Karedok: cukup standar, tapi layak dicoba.

    Overall, makanan di sini sangat sesuai di lidah Indonesia. Otentik, dan harganya juga sangat terjangkau di kantong.

    Menu yang dipesan: Ayam Kremes, Tempe Goreng, Tahu Goreng, Karedok

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.8  
    Penang Bistro [ Kelapa Gading, Malaysia ]

    Enak tapi Cukup Pricey

    Penang Bistro yang satu ini berlokasi di Mal Kelapa Gading 5, tak jauh dari lobi yang bersebelahan dengan Hotel Harris. Interiornya cukup besar, dan memiliki ruang VIP. Kesan hitam putih yang cukup elegan terdapat di restoran ini. Ada beberapa makanan yang saya santap dalam sebuah invitation di ruang VIP:

    1. Roti canai chicken curry: selalu jadi makanan favorit di Penang Bistro. Roti canai-nya renyah sekaligus mudah dikunyah. Rasanya yang netral membuatnya cocok dipadu oleh berbagai macam topping, salah satunya chicken curry. Kuah karinya sangat favorit. Sayang, potongan ayamnya kurang banyak, hanya ada sepotong kecil ayam.

    2. Sapo tofu: so-so. Cukup lembut tofunya, tapi luarnya tak terlalu garing. Porsinya kecil dan sayurannya sedikit, namun sebenarnya cukup pas rasanya.

    3. Malay mee goreng: mi goreng dengan tekstur yang agak lembek menurut saya. Topping lumayan banyak, dan rasanya so-so. Nothing special.

    4. Sizzling beef: salah satu favorit saya juga. Potongan daging sapi yang empuk (saya kurang tahu ini sapi impor atau lokal), disajikan dengan semacam saus manis yang menurut saya agak menyerupai saus teriyaki, di atas hotplate. Rasanya sungguh istimewa, dimana rasa daging sapi dan saus manis menyatu dengan baik di menu ini.

    5. Ebi buncis: buncis disajikan dengan potongan ebi kering. Buncisnya tidak terlalu keras namun juga tak terlalu lembek. Potongan ebi-nya tak terlalu banyak hingga kurang begitu terasa.

    Secara umum, ada beberapa makanan yang merupakan favorit saya walau sisanya biasa saja. Untuk harga cukup pricey dibanding dengan porsinya, namun cukup sesuai dengan suasana yang diberikan.

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!




  • 4.4  
    Yu-I Kitchen [ Muara Karang, China ]

    Super Enak!

    Restoran Yu-I terletak di daerah Pluit, tepatnya di seberang Sekolah Permai. Saya datang jam 9 malam saat itu, dan suasana sepi. Mungkin karena sudah sangat lewat dari jam makan malam.

    Masuk ke dalam, interiornya cukup simpel layaknya restoran keluarga pada umumnya. Mejanya besar-besar, jadi memang enaknya saat makan ke sini bawa banyak orang saja, ya.

    Saya sangat terkesan akan pelayanannya. Sangat ramah. Salah satu restoran yang pelayanannya terbaik menurut saya. Saya memesan semua makanan tanpa daging babi pun sudah dibuat 100% tanpa babi sampai ke minyaknya. Top.

    Ini makanan yang saya pesan:

    1. Ayam goreng binjai: porsinya super besar. Ayam ini disajikan dengan bumbu lada garam. Tekstur ayamnya super oke, dengan garing di luar tapi tidak berminyak, serta lembut di dalam. Mirip ayam panggang, kalau saya tidak ingat nama menu ini adalah ayam goreng. Rasanya tidak terlalu mencolok, jadi memang cocok dimakan dengan bumbunya. Jika tidak dimakan dengan bumbu, lebih condong rasa asli ayamnya yang memang sudah umami.

    2. Bakmi goreng: porsinya sedang. Seperti bakmi pada umumnya, tekstur di sini kelembekan menurut saya, biarpun pada orang lain sudah pas. Toppingnya lumayan banyak. Rasanya juga cukup gurih meski tanpa micin.

    3. Sop tahu: menu yang menurut saya agak kurang spesial dibanding semuanya, namun tetap enak. Porsinya besar, bisa dibagi untuk beramai-ramai. Sop-nya rasanya pas, dan lumayan "comfort food".

    4. Tahu Yu-I: saya selalu suka hidangan tahu di setiap restoran, termasuk di sini. Tofunya sangat pas digoreng, lembut di dalam dan garing di luar. Disertai saus daging yang super gurih dan nikmat, membuat saya ingin menyantapnya lagi. Sayang, porsinya sedikit dan agak kemahalan dengan harga segitu.
    Secara umum, masakan di sini semuanya super enak, namun tetap nyaman disantap. Porsinya ada yang kecil, ada yang cukup besar. Harga memang sepintas cukup mahal, namun sesuai dengan kualitas dan porsinya.

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.6  
    Pepper Lunch [ Slipi, Jepang ]

    Pepper Lunch, Pionir DIY Steak Hotplate yang Tetap Mantap Jiwa!

    Tren makanan dan minuman kekinian di Indonesia, khususnya kota besar, memang cukup banyak. Selain Indomie kekinian yang bertahan cukup lama, ada juga jus mangga kekinian, kopi susu, cheese tart, cheese cake, dan belakangan pun, hidangan DIY steak hotplate juga mulai menjamur, seperti G*cha Goch*, Ac*kadut, dan masih banyak lagi. Namun, dari sekian banyak DIY steak hotplate tersebut, saya akan membahas mengenai salah satu yang sudah cukup terkenal dan menjadi pionir: Pepper Lunch! Pepper Lunch telah memiliki banyak cabang, dan untuk rasanya kurang lebih sama. Saya akan membahas khususnya yang di Central Park. 

    Pepper Lunch Central Park terletak di lantai LG, dekat dengan Fuwa-fuwa dan Sate Khas Senayan. Tempatnya cukup tersembunyi dengan plang nama yang kecil, membuat kita harus benar-benar memperhatikan saat mencarinya. Areanya pun tak terlalu besar, hanya satu kios, dengan tempat duduk cukup banyak.

    Untuk memesan menu, kita bisa terlebih dulu menempati meja-meja yang sudah disediakan, dimana di balik nomor meja terdapat selembar kertas menu yang dilipat. Atau jika datang sendiri, bisa juga langsung ke kasir dan memilih menu yang diinginkan. Nantinya, pesanan akan diantar ke meja kita. Tiap menu memiliki cara penyajiannya tersendiri, jadi ikuti aturan dari pelayannya saja, ya, kalau mau menyantap menu yang enak dan tidak gosong. 

    Pelayanan saat itu cukup cepat, hanya 15 menit kami sudah mendapat pesanan kami, meski suasana cukup ramai. Saat itu, karena sedang ulang tahun *cough*, maka saya mentraktir teman saya menggunakan voucher hadiah dari Pergikuliner (thank you, Pergikuliner!), dan sisa yang harus saya bayar sekitar 300 ribu rupiah. Agak mahal memang dibanding kebanyakan tempat makan dengan menu sejenis.
    Saya saat itu datang berempat dengan teman-teman saya, dan ini yang kami pesan: 

    1. Chicken Steak Lodeh 

    Merupakan salah satu menu limited edition, yaitu Local Flava series yang diluncurkan sebelum Hari Kemerdekaan beberapa waktu lalu. Berhubung saya tak suka pedas, maka inilah yang saya pesan: satu-satunya Local Flava yang tidak pedas.
    Tampilan dari menu ini saat hadir di hadapan saya cukup unik: hotplate dengan irisan daging ayam di atasnya dan juga sayuran seperti jagung dan buncis, dengan kuah coklat yang siap disiram ke atas hotplate, dan juga nasi putih dalam mangkuk yang cukup besar dibanding nasi putih pada umumnya. Cara penyajian untuk menu ini adalah dengan memasak daging dan sayuran hingga matang lalu disiram kuah coklat selagi masih panas. Karena tidak mau repot, saya juga menuangkan nasi ke atas hotplate setelah kuah dituangkan.
    Rasanya cukup unik. Belum pernah saya makan chicken steak dengan bumbu s0ayur lodeh. Di luar dugaan, cocok juga sausnya disajikan dengan daging dan sayuran yang ada. Daging dan sayuran mungkin sengaja dibuat agak tawar untuk mengimbangi rasa gurih sausnya. Bumbunya lebih pedas dari dugaan saya, namun tetap masih dapat ditoleransi. Sungguh sebuah menu yang inovatif. 

    2. Salmon Pepper Rice 

    Salah satu "menu klasik" Pepper Lunch selain Beef Pepper Rice dan Chicken Pepper Rice. Nasi ditaburi lada hitam, daun bawang serta jagung, dengan irisan salmon yang merah menggoda. Klasik, namun tetap fotogenik. Cara penyajiannya mudah, aduk saja semuanya hingga rata dan matang namun tidak gosong.
    Salmon memang selalu merupakan ikan paling juara di lidah saya. Potongan salmon yang lembut berpadu dengan bumbu lada hitam dan nasi yang gurihnya pas. Menu klasik yang mantap, tak lekang oleh waktu, dan relatif menjadi "comfort food" ketika bingung mau memilih menu apa. 

    3. Chicken Katsu Curry Rice 

    Sebagai salah satu restoran yang mengusung tema "masakan Jepang", menu ini juga salah satu yang wajib coba. Nasi dengan potongan ayam berbalur tepung yang dilengkapi dengan saus kari. Cara penyajiannya, siram kuah kari ke atas hotplate dan aduk rata hingga matang tapi tidak gosong.
    Rasanya? Sebagai penggemar curry rice, mungkin saya agak bias, tapi hampir tidak ada curry rice yang tidak enak di lidah saya. Termasuk menu yang satu ini. Kuah karinya tidak terlalu kental memang, namun tetap gurih khas kare Jepang. Namun, sayangnya menurut saya tak terlalu spesial, kecuali penyajiannya yang di atas hotplate. Sisanya, hampir serupa dengan menu ini di restoran lain. 

    4. Basil Cream Cheese with Chicken and Mushroom 

    Menu terenak yang saya coba hari itu. Pasta dengan saus keju cair namun creamy, dilengkapi dengan potongan ayam dan jamur. Cara penyajiannya, tuang saus kejunya ke hotplate dan aduk semua sampai rata.
    Saus kejunya sangat enak. Sebagai pecinta keju, saya merasakan saus keju ini tetap terasa kejunya meskipun encer, tapi tidak bikin eneg. Pun serasi dengan pasta, ayam, dan jamurnya, yang sengaja dibuat agak tawar supaya mengimbangi gurih sang keju. Ketika diaduk menjadi satu, hmm, perfect! Rasanya ingin menambah lagi dan lagi. 

    5. Red Velvet Cake 

    Karena saya berulang tahun, maka saya mendapat menu ini secara gratis. Kuenya agak kemanisan menurut saya, namun teksturnya cukup spongey dan saya suka tekstur yang seperti ini. Krimnya ringan, sepertinya dari whipped cream kombinasi dengan cream cheese. Lumayan memuaskan, apalagi mengingat ini bukan toko kue. 

    6. Ocha 

    Saat saya memesan, tidak diberi tahu kalau free refill. Barulah setelah saya akan keluar, diberitahu kalau boleh refill. Teh disajikan dingin dalam gelas kertas. Terlalu encer menurut saya, namun masih boleh, lah.

    Overall, Pepper Lunch memang layak bertahan di tengah gempuran para pesaingnya. Dengan menu yang variatif dan rasa yang lezat, Pepper Lunch membuktikan bahwa dia pantas menjadi salah satu pionir dalam DIY steak hotplate. Meski harganya cukup pricey, namun senanding dengan kualitasnya. 

    Menu yang dipesan: Salmon pepper rice, Red Velvet Cake, chicken steak lodeh, Ocha, Chicken Katsu Curry Rice, basil cream cheese with chicken and mushroom

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.0  
    Carl's Jr. [ SCBD, Barat ]

    Burger Besar, Gurih, Juicy

    Carl's Jr. merupakan salah satu burger yang paling banyak dibicarakan oleh orang-orang di linimasa Facebook saya, tapi saya sendiri hanya pernah mencoba paket promonya beberapa bulan yang lalu. Kali ini, saat berada di Pacific Place, saya melihat ada promo untuk yang berulang tahun di bulan September, dimana akan mendapat diskon 40%. Tertarik, saya dan teman-teman saya kemudian menuju ke Carl's Jr. tanpa pikir panjang. Carl's di Pacific Place cukup luas, dan saat saya datang jam 5.30 sore, tak terlalu banyak orang.

    Saya memesan burger andalan mereka, Western Beef Bac Cheeseburger. Teman-teman saya ada yang memesan Portobello Mushroom, Hand Breaded Chicken Tender, dan Philly Cheese Steak, tapi saya tidak mencobanya.

    Burger datang ke tempat kami menunggu setelah kurang lebih 5 menit. Porsinya cukup besar, lebih besar dari burger lain dengan harga serupa. Burger saya, Western Beef Bac Cheeseburger, merupakan burger yang pure daging, dengan adanya keju, bacon, dan irisan daging sapi dilengkapi dengan saus. Daging sapinya lumayan juicy dan terkesan tebal, namun bacon yang menjadi favorit saya di sini. Baconnya tipis garing, dan gurih asinnya pas. Untuk keju, sayang sekali karena sapi dan baconnya memiliki rasa yang kuat, jadi kejunya tidak terlalu terasa. Rotinya standar roti burger biasa.

    Menu yang dipesan: Western Beef Bac Cheeseburger

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.2  
    Hawker Chan [ Pantai Indah Kapuk, China ]

    Restoran dengan Rasa Otentik Khas Hawker Centers Singapura


    Siapa yang pernah mengunjungi Singapura? Buat kamu yang pernah mengunjungi Singapura, pasti tidak asing dengan salah satu pusat kuliner dan wisata di negeri singa ini, China Town. Nah, di China Town ini terdapat beberapa tempat makan yang cukup dikenal baik oleh turis maupun penduduk sekitar, seperti Tian Tian Chicken Rice, Yum Cha, dan juga Hawker Chan. Untuk yang terakhir disebutkan ini, sudah ada cabangnya, lho, di Indonesia! Tepatnya di Pantai Indah Kapuk, di lantai 2 dari Tim Ho Wan. Untuk memudahkan, Hawker Chan berada di deretan ruko yang akan mengarah ke jalan tol. Meskipun saya pernah ke Singapura, dan penggemar makanan ala hawker centers Singapura, namun saya belum pernah ke Hawker Chan di sana. Karenanya saya cukup excited saat memenangi kontes berhadiah voucher makan di sini yang diadakan oleh salah satu foodblogger: Foodirectory. Terima kasih Foodirectory!
    Karena berada di lantai 2, untuk mencapai Hawker Chan, kita memerlukan lift. Lift di sini sayangnya agak kotor saat saya naiki, berkebalikan dengan interior Tim Ho Wan maupun Hawker Chan yang saat saya kunjungi terkesan simpel dan bersih.
    Meskipun tempatnya berbentuk restoran, jangan harap mendapatkan variasi menu yang banyak di sini. Mengadopsi hawker food center yang bertebaran di Singapura, pilihan menu di sini pun sama terbatasnya. Hanya ada pilihan nasi, bakmi, dan kwetiau untuk karbohidratnya, sedangkan untuk dagingnya, ada ayam saus soya, char siu, babi panggang, maupun iga babi. Untuk lauk lainnya, ada tumis sayur, toge, tahu ala Thai, maupun sup wonton.
    Saatnya makan! Penyajian makanan sesungguhnya cukup lama menurut saya, apalagi antar satu menu dan menu lainnya keluarnya lambat, lebih dari 30 menit. Padahal, seperti yang terlihat di foto, suasana restoran tidak terlalu ramai karena memang bukan jam makan. Mari kita review satu-persatu makanannya:

    Nasi Ayam Saus Soya Sebelum datang ke sini dan melihat menu, saya membayangkan menu ini seperti yang saya pernah makan di hawker centers di Singapura: nasi hainam, dilengkapi dengan potongan ayam panggang dilumuri saus manis nan gurih. Ternyata yang saya bayangkan agak salah. Menu ini disajikan dengan nasi putih, bukan nasi hainam. Sempat kecewa pada awalnya. Namun, ketika mulai mencoba suapan pertama, kekecewaan saya berkurang. Potongan ayamnya lembut dan terasa meleleh di mulut, dan kulitnya cenderung crispy. Saus soyanya manis gurih, dan cocok sekali dengan ayamnya. Rasanya cukup otentik dengan apa yang saya coba di Singapura. Cukup oke, namun menurut saya akan bisa lebih oke lagi kalau nasinya berupa nasi hainam. Porsinya cukup kecil, dengan nasi putih kurang lebih 3/4 mangkok biasa disiram saus soya, dan ayamnya berupa sepotong paha yang dibagi menjadi beberapa potongan siap santap. Ada juga potongan kacang pelengkap di menu ini.


    Bakmi Ayam Saus Soya Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya tidak mencoba menu babi di sini. Saya sudah pernah menjelaskan di review restoran lain, tapi ada baiknya saya tulis kembali di sini. Saya pribadi tidak terlalu suka babi, dan keluarga saya pun tidak menyantap babi, meskipun sebenarnya diperbolehkan. Pada bakmi ayam saus soya ini, tekstur bakminya tipis layaknya bihun. Tekstur bakmi seperti ini sangat umum ditemui di Singapura, namun cukup jarang ditemui di Indonesia, karenanya saya merasa ini adalah salah satu menu yang wajib dipesan saat ke sini. Bakmi di sini untuk sebagian orang mungkin agak keras, namun untuk saya yang pecinta bakmi garing, tekstur bakminya sudah pas. Karena disajikan tanpa kuah tambahan, rasa bakmi ini menjadi cukup kuat disajikan dengan ayam saus soya, namun tetap kompatibel. Untuk ayam saus soyanya, tidak ada perbedaan dengan yang ada di nasinya. Hanya saja, alih-alih memakai kacang, pelengkap di bakmi ini adalah sayuran dan juga sambal. Sambalnya cukup pedas untuk lidah saya, jadi saya tidak memakannya.


    Bakmi Polos Saya juga memesan bakmi polos, kalau-kalau kurang kenyang. Bakmi polos disajikan dengan disiram kuah manis gurih, sayuran, dan sambal. Menurut saya, bakmi polos malah membuat rasa bakminya menjadi makin menonjol, karena pada bakmi ayam saus soya, saus asin gurih yang ada di bakmi terkesan bertabrakan dengan saus soya (meski tetap kompatibel).

    Sup Wonton Menu sampingan ini secara tidak terduga tidak kalah enak dibanding dengan nasi maupun bakmi ayam saus soya. Supnya cukup gurih, dengan wonton yang porsinya cukup banyak. Daging isian wontonnya pun tidak terlalu manis maupun asin. Untuk yang mencari menu yang comfortable dapat memilih menu ini. Oh ya, sup wonton ini cukup kompatibel disantap dengan bakmi polosnya, lho!

    Hawker Chan menyajikan cita rasa yang cukup otentik khas Singapura, dengan harga yang lumayan terjangkau, meski tidak cukup "ngangenin" untuk ukuran restoran yang memiliki Michelin Star. Namun, ada baiknya untuk memperbaiki pelayanan restoran dan kebersihan lift, jika ingin restoran ini semakin baik ke depannya.

    Menu yang dipesan: nasi ayam saus soya, bakmi ayam saus soya, Bakmi Polos, sup wonton

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!