yudistira ishak abrar

Kembali ke Dadi's Coffee Garden menikmati suasana siang syahdu diguyur hujan deras di penghujung tahun 2022. Karena masih momen Natal, ornamen ruang pun bertema senada. Sebaris pohon cemara di halaman depan dihias bola-bola aneka warna. Kusen pada pintu serta jendela pun dilapisi tanaman hijau artifisial agar menambah kesan perayaan Natal di dalam ruangan. Berhubung cuaca hujan, jadi pengunjung yang datang tidak banyak sehingga saya dapat mengambil foto sudut ruang dengan bebas.

Chicken Popcorn with Chips (Rp.35.000,-) menu cemilan dengan potongan ayam goreng berbentuk bulat mirip popcorn dan keripik kentang. Rasanya cukup gurih, hanya memang porsinya tidak begitu banyak. Asinan Betawie (Rp.27.000,-) sepiring sayuran mentah, tahu dan kerupuk mi dengan siraman bumbu kacang kental. Rasanya mantul, meski bukan menu utama tapi menurut saya ini asinan yang nikmat.

Brownies Peanut Butter (Rp.25.000,-) sepotong kue brownies berukuran besar dengan selipan selai kacang. Teksturnya empuk, rasa coklatnya mantap. Selai kacang memperkaya rasa jadi bertambah gurih dan buttery. Bomboloni (Rp.15.000,-) donat dengan aneka isian mulai dari keju, nutela, oreo, keju, lemon dan lotus. Teksturnya empuk dengan isian creamy, manis dan menyenangkan. Hot Americano (Rp.27.000,-) ga nyangka kalau Americano disini bisa tampil seenak ini. Karakter kopi pekat dengan menyuguhkan sedikit nuansa asam menyegarkan yang kuat, membuatnya terasa hampir mirip kopi murni seduh manual…

Sempat viral beberapa waktu lalu, demam croffle tampaknya sudah mereda belakangan ini. Hal tersebut juga berlaku pada saya. Pernah berburu aneka jenis croffle dari berbagai macam merk, nampaknya sekarang sudah lupa kalau mereka sangat eksis pada zamannya. Malah sampai pernah jastip saking sepenasaran itu, atau mungkin FOMO kali ya?!

Dari sekian daftar nama yang pernah hadir, Dear Butter sepertinya masih konsisten menjajakan kudapan ini. Bahkan sekarang mereka berkreasi dengan mengeluarkan menu atau jenis rasa baru. Salah satu gerainya hadir di Margo City lantai 2, berada di dalam area pujasera. Konsep mini stall dengan jenis pembayaran cashless. Karena mereka tersaji hangat, maka pembeli harus menunggu beberapa saat setelah melakukan pemesanan, sebelum siap untuk disantap.

Beruntung kali ini lagi ada promo Harcronas (Hari Croffle Nasional) yaitu potongan harga sebesar dua puluh persen untuk semua menu. Jadi saya membeli sepotong Chiz Roll (Rp.14.000,-/pcs) Mix Flavor Croffle (Rp.31.000,-/3 pcs) dan segelas Americano (Rp.15.000,-) hanya dengan membayar Rp.48.000,- saja.

Chiz Roll merupakan menu baru berupa pastry gulung berisi olahan keju. Teksturnya lembut, renyah lengkap dengan sensasi chewy. Isian kejunya melimpah, bercita rasa keju manis yang milky. Kini croffle mereka tak hanya original, tapi juga ada yang beradonan rasa pandan tanpa isian dan ada yang dengan berisi coklat. Rasanya enak, buttery dan manis. Kalau Americano nya sih mirip Nescafe yang biasa sering saya buat sendiri di rumah...

Michelle Bakery menjadi salah satu toko kue dan roti yang lengkap. Bukan hanya sekedar untuk kebutuhan kue ulang tahun atau roti yang dikonsumsi sehari-hari, tapi juga menjelma menjadi toko penyaji snack kotakan untuk acara rapat kantor atau acara lainnya yang menyuguhkan aneka kue basah serta jajanan pasar. Selain itu juga rak-rak display mereka menawarkan beragam cemilan mulai dari yang manis hingga ke yang asin, gurih bahkan pedas.

Sagon (Rp.26.000,-) Kue yang dulu berbentuk bubuk, hingga pantang membuka mulut saat memakannya karena khawatir akan berhamburan keluar, disulap menjadi kepingan persegi panjang. Teksturnya renyah. Aroma serta rasa kelapanya kuat, manisnya khas dan begitu klasik. Menikmatinya sambil menyesap teh tawar hangat merupakan cara yang paling tepat.

Akar Kelapa Wijen (Rp.27.500,-) sering menemukannya di toples-toples ruang tamu saat lebaran dengan tekstur yang agak keras, sekarang kue ini sepertinya lebih melunak. Terkemas praktis dalam plastik zipper standing pouch sehingga tak perlu menempatkannya dalam wadah lain tanpa perlu khawatir masuk angin. Teksturnya begitu renyah sedikit kopong dengan paduan nuansa kelapa ditambah aroma serta rasa wijen.

Kripik Ubi Ungu (Rp.16.500,-) warna menarik keunguannya menjadi alasan saya pengen mencobanya. Penasaran karena tampak begitu tipis dan membayangkannya sangat renyah saat dikunyah. Ternyata teksturnya memang demikian, renyah mirip potato chip. Rasa ubinya kentara dengan manis tipis.

Kripik Pisang (Rp.30.000,-) meski judulnya kripik, tapi cemilan yang tentunya menjadi primadona buat saya ketika melihatnya berdiri di rak display tidak berbentuk seperti kripik. Alih-alih berukuran tipis seperti kripik pisang pada umumnya, yang ini justru agak gemuk-gemuk bervolume. Teksturnya sangat renyah dengan rasa pisang manis yang begitu nendang.

Brownies Banana Bread (Rp.99.000,-) kue brownies berselimut roti dengan potongan pisang berlumur saus coklat sebagai isian serta parutan keju sebagai pugasan. Ukurannya cukup besar. Karena ada rotinya, jadi kue ini lumayan mengenyangkan. Teksturnya empuk sekaligus lembut terutama dibagian dalam. Brownies nya cukup manis, coklatnya terasa. Pisang pada isian membuatnya jadi semakin kaya rasa...

Beralamat di Jalan Taufiqurrahman, Beji, Depok, Mostly Coffee and Kitchen langsung menyedot perhatian para pemburu kuliner. Walaupun posisinya agak dipedalaman, tapi suasananya tetap ramai meski di hari biasa, bukan akhir pekan. Tak hanya kalangan remaja usia sekolah sampai kuliah, tapi juga orang dewasa hingga lansia turut meramaikan kafe baru ini. Bahkan tak sedikit keluarga yang berkumpul disini. Hal tersebut tak terlepas dari konsep Mostly yang homey sehingga terasa nyaman dan membuat siapa saja betah.

Sebuah rumah besar dua tingkat dirombak menjadi kafe masa kini dengan polesan earth tone. Ruang tamu dibiarkan tetap seperti semula berisi satu set kursi sofa nyaman. Disebrangnya terdapat area duduk berupa dua set meja yang masing-masing diapit empat kursi serta sebuah meja bar menghadap ke jendela luar. Bergeser agak ke dalam baru pengunjung dihadapkan dengan kasir berikut meja bar serta dapur yang bersisian dengan tangga dan sebaris tempat duduk minimalis bermeja mungil.

Masuk lebih dalam, ada backyard lengkap dengan aneka ragam meja kursi yang dihias kolam kecil bercahaya kebiruan. Disini nampaknya menjadi tempat favorit anak kampus yang tenggelam menyelesaikan tugas bersama atau justru sekedar menghabiskan waktu sambil ngobrol bareng temen. Halaman samping pun terdapat area duduk yang dihias aneka pepohonan beralas rumput serta bebatuan.

Chicken Parmagiana (Rp.35.000,-) menu ini berupa chicken katsu renyah yang dipotong-potong memanjang, lalu disiram saus bolognaise dan diberi keju mozarella meleleh. Salad beralas daun selada serta kentang goreng menjadi side dish yang menambah kandungan karbohidrat dan vitamin. Tekstur ayam garing pada bagian kulit luarnya. Rasanya sedikit manis, asam dan gurih.

Chicken Wings (Rp.18.000,-) dan Singkong Keju Caramel (Rp.18.000,-) menjadi beberapa pilihan cemilan gurih disini. Chicken Wings berisi enam potong sayap ayam goreng tanpa tepung berlumur saus bercita rasa barbekyu. Rasanya memadukan manis, gurih dengan sedikit aroma smokey. Singkong Goreng bertabur parutan keju cheddar dengan saus karamel. Tekstur singkong ada yang empuk tapi ada bagian yang keras. Ada sensasi cheezy dan manis yang cukup dilidah. Rasanya bisa sedikit diupgrade biar lebih asyik lagi.

Pisang Bakar (Rp.20.000,-) porsinya tidak begitu banyak. Potongan pisang berukuran kecil diberi topping meses, parutan keju cheddar dan siraman kental manis. Pisangnya manis, aneka pugasan menambah sensasi menyenangkan. Aren Latte (Rp.22.000,-) es kopi susu gula aren yang manis, creamy dan milky. Karakter kopinya larut bersama susu serta manisnya brown sugar. Martina (Rp.35.000,-) mocktail yang memadukan rasa kopi dengan sensasi manis menyegarkan mirip Sprite. Irisan lemon membuatnya tampak cantik...

Bertambah lagi satu kafe berkonsep terbuka di Margonda. Ialah Interaksi Space yang berada sekitar lima ratus meter setelah Polres Depok kalau dari arah Jakarta. Tampak depan hanya terlihat bangunan putih dengan tembok kasar yang diatasnya terdapat signage warna biru. Namun setelah masuk ke dalam, barulah kafe ini menampilkan wujud aslinya yang luas berhias pepohonan Ketapang Kencana. Untuk lahan parkir pengunjung berada beberapa meter setelah bangunan utama berada.

Area seolah terbagi menjadi enam. Pertama adalah barista area merangkap kasir sekaligus menjadi dapur. Kedua, masih di bangunan yang sama, terdapat area rooftop yang menghadap ke arah Jalan Raya Margonda. Di bagian tengah yang paling luas area terbagi tiga, sisi kiri menjadi ruang terbuka beratap kanopi. Sisi tengah merupakan area duduk beratap langit dengan permainan bentuk kursi permanen bermaterial semen. Sisi kanan panggung mini tempat dimana penampil membawakan live music. Area terakhir berupa ruang indoor di paling belakang yang bersebelahan dengan ruang sholat.

Pizza Giosa (Rp.58.000,-) adonan pizza bertekstur renyah karena memang tersaji tipis. Topping berupa mozarella, sosis dan zaitun memberi rasa cheezy, sedikit asam dan gurih. Nasi Goreng Seafood (Rp.38.000,-) porsinya lumayan banyak dengan cara penyajian estetik. Rasanya gurih, karena sepertinya menambahkan ebi saat dimasak. Isian berupa udang, bakso ikan, dan telur menjadi kandungan protein yang menambah cita rasa gurih. Rice Bowl Dori Sambal Matah (Rp.35.000,-) tersaji didalam piring, menu ini justru hadir dengan sambal matah yang dimasak. Dari ketiga menu makanan berat, si dori ini yang paling lemah menurut saya.

Caesar Chicken Salad (Rp.38.000,-) sepiring selada berpadu ayam panggang potong dadu yang diberi dressing sejenis honey mayones. Dilengkapi potongan telur rebus terpotong empat sama besar, sekeping roti panggang oles mentega, tomat ceri dan bertabur keju parmesan. Selada tampak agak basah, jadi meski masih kentara tekstur renyahnya tapi terkesan layu. Rasanya manis, sedikit gurih dan asin. Cheese Croissant (Rp.30.000,-) sepotong roti lapis yang diberi pugasan dua keju meleleh serta isian potongan keju cheddar berbentuk balok. Teksturnya empuk dan lembut dengan sensasi cheezy sekaligus buttery yang menyatu dengan baik.

Brownies (Rp.28.000,-) sepotong fudgy brownies yang tebal. Teksturnya renyah diluar dan masih meleleh dibagian dalam. Rasa cokelatnya enak, bikin nagih. Choco Queen Frappe (Rp.39.000,-) minuman blender rasa cokelat yang enak dan kental ditambah es krim vanila yang menyenangkan. Mango Milky Boba (Rp.37.000,-) minuman ini enak banget. Rasa susunya begitu milky dan ada sentuhan mirip santan. Sirup mangganya pas dan popping bobanya meledak dimulut. Strawberry Milky Boba (Rp.37.000,-) ini pun enak menyegarkan. Rasa strawberry nya pas engga berlebihan. Dua minuman basis susu favorit saya ini mah.

Interaksi At The Sky (Rp.38.000,-) sejenis mocktail dengan gradasi warna putih dibagian atas disusul biru dibagian bawah. Teksturnya kental saat diaduk dengan rasa asam manis. Kopi Susu Interaksi (Rp.25.000,-) es kopi susu gula aren yang menurut saya cukup seimbang rasa ketiga komponennya. Enak, creamy, manis, milky tapi masih berasa kopi. Passion Fruit Tea (Rp.28.000,-) dan Lemonade Tea (Rp.28.000,-) menjadi dua minuman paling standar dari semua yang saya pesan…

Tiga rasa roti besutan Tous Les Jours ini memikat rentang usia 30 an keatas. Mereka adalah Goguma Bread (Rp.18.000,-) Pandan Love (Rp.15.000,-) dan K-Red Bean (Rp.15.000,-). Sesuai dengan isiannya, bentuk serta warna Goguma Bread mirip ubi jalar ungu. Teksturnya begitu lembut dengan sensasi rasa ubi manis madu. Kalau si Pandan Love berbentuk clover yang isian pasta pandannya terlihat dari luar. Aroma, rasa dan tingkat manisnya pas. K-Red Bean nya pun tak kalah mempesona dengan isian kacang merah tumbuk yang pulen sedikit manis...

Seolah seperti anak sekolah yang sehabis ujian lalu naik kelas, Margo pun nampak demikian. Konsep baru Margo City melahirkan tentant baru yang bisa dibilang sangat meningkat, baik dari segi kualitas maupun harganya. Kehadiran Sushi Hiro salah satunya. Mengisi area tengah atau main hall lantai 2, Sushi Hiro tampil elegan seperti gerainya di lokasi lain. Langit-langit berhias guntingan kertas berbentuk bunga yang membuatnya terlihat seperti kupu-kupu tampak begitu khas.

Area duduknya dibuat berliku dengan bagian tengah ruang disulap menjadi mini indoor garden yang teduh. Barisan meja bar mengisi sudut ruang, khusus bagi mereka yang datang sendirian sambil disuguhkan pemandangan para sushi maker bekerja. Saat masuk saya disambut hangat oleh semua pegawai secara serempak, begitupun yang terjadi saat saya meninggalkan tempat. Memang dari segi pelayanan mereka sangat baik, ramah, informatif dan inisiatif.

Agedashi Tofu (Rp.30.000,-) berisi tiga potong tahu sutera berselimut tepung lembut mirip mochi, lalu diberi siraman kuah manis, asin dan gurih. Taburan daun bawang dan katsuobushi yang melimpah menambah cita rasa serta aroma ditiap suapannya. Selalu suka dengan konsep sajian gurih tapi menyelipkan nuansa manis yang membuatnya jadi lebih menyenangkan.

Gyoza Miso Soup (Rp.25.000,-) kuah miso menguarkan aroma harum bercampur irisan daun bawang. Rasa kuah begitu umami, yaitu keseimbangan rasa asin, gurih, manis dan sedap dalam rasio yang sempurna. Kental tapi tetap lembut saat diseruput. Tekstur gyoza begitu lembut dengan isian olahan daging ayam padat yang mengeluarkan sedikit karakter jahe serta daun bawang.

Hiro Deluxe Sashimi (Rp.180.000,-) irisan salmon, tuna, gindara, cumi, salmon belly dan tamago disajikan estetik diatas wadah berbentuk tangga lengkap dengan serutan lobak dan daun oba sebagai alas serta irisan jeruk lemon. Tak hanya sebagai alas, menyantap sashimi bersama oba, lobak dan perasan jeruk lemon membuatnya jadi jauh lebih nikmat. Ada tekstur crunchy dari lobak, rasa asam segar dari lemon dan penambah aroma dari daun oba.

Secara kualitas, semua potongan daging bahari disini tak perlu diragukan. Paling favorit tentunya si salmon yang selalu kenyal, lembut dan meleleh dimulut. Cuminya juga ga mau kalah. Teksturnya hampir mirip sari kelapa yang kenyal, empuk dan juicy. Tamago mereka didominasi oleh rasa manis dengan suhu dingin. Saat disantap setelah sebelumnya dicelupkan kedalam soy sauce, barulah terasa keseimbangan rasanya...

Lama tak berwisata kuliner pinggir jalan, membuat saya kangen akan momen khasnya yang selalu bersahaja. Membayar harga-harga makanan membumbung tinggi yang menguras kantong belum tentu memberimu kepuasan setelahnya. Tidak dengan aneka makanan pinggir jalan yang meskipun murah tapi rasanya tak jarang sangat memuaskan. Segala keterbatasan membuat pengunjung memaklumi kondisi ruang, asal bersih dan rapi pasti tak akan jadi soal.

Seperti sudah dibayangkan dan memang diniatkan singgah ke salah satu kedai soto mie mana saja seketemunya, akhirnya pencarian saya berhenti di Soto Mie Bogor Mang Maman 2. Lokasinya berada tak jauh dari pertigaan Depok 2 sebelah kanan jalan setelah pasar swalayan TipTop. Gerobak yang menjadi ciri khas tiap kedai soto mie pun bercokol didepan, menegaskan bahwa mereka memang khusus menjual itu. Areanya mungil, tapi sangat rapi dan bersih. Pelayanannya bagus, cepat juga ramah.

Soto Mie Daging Kikil (Rp.17.000,-) selain potongan daging sapi dan kikil, didalam mangkuk juga terdapat mi kuning, bihun, kol, risol, tomat dan daun bawang yang diberi kuah bening. Seperti yang sudah saya bayangkan sebelumnya, sensasi menyegarkan kuahnya sudah langsung memenuhi rongga mulut meski belum diberi racikan tambahan seperti perasan limau, sambal atau kecap sekalipun. Isiannya banyak, cukup untuk menjadi lauk menyantap nasi yang kebetulan dijual dengan harga terpisah.

Menu lain yang ga kalah adalah Soto Santan Daging (Rp.20.000,-) yang mirip dijajakan di warung-warung soto Betawi. Kuah kuning pekat dengan bercak sedikit minyak begitu menggoda buat diseruput. Benar saja, saat mengecap sesendok kuahnya saya langsung disuguhkan sensasi gurih santan dengan aneka bumbu rempah yang nikmat dan kental. Isian dagingnya empuk ditemani potongan tomat, daun bawang, emping dan bawang goreng. Es Jeruk (Rp.6.000,-) tak lepas dari daftar pesanan, supaya menetralisir lidah dari rasa gurih selain tentunya sebagai pelepas dahaga...

Lama tak menikmati sajian di Waroeng Steak & Shake, akhirnya hari ini saya kembali mampir untuk makan siang. Tak banyak perubahan pada interior ruang, hanya sekarang tak ada lagi dinding di bagian muka restoran, seluruh area duduk langsung terpampang nyata dari luar. Meja kasir yang dulu tampak old school kini terlihat lebih modern dengan layar LCD TV yang menampilkan barisan menu silih berganti.

Ternyata beberapa menu baru pun hadir. Penasaran saya sudah pasti memesan salah satunya yaitu Dori Steak Cheese Sauce (Rp.34.000,-) dengan segelas Kopi Susu Gula Aren (Rp.24.000,-). Tersaji diatas piring panas mendesis beralas kayu, menu ini berisi ikan dori berselimut tepung dengan siraman saus keju menyala kekuningan. Teksturnya lembut, rasanya gurih dengan saus yang lumayan enak bernuansa keju.

Es Kopi nya cukup menyegarkan, meski memang terlalu didominasi oleh manisnya gula aren serta susu yang milky. Karakter kopi tampaknya hadir malu-malu, seolah hanyut oleh derasnya dua komponen tersebut. Tapi secara keseluruhan, saya masih menikmati kedua menu yang dipesan siang ini. Seolah membawa saya kembali ke masa silam, dimana baru pertama kali berkenalan dengan steak harga bersahabat...

Ketika akhirnya ruang tertutup di salah satu sudut Margo City telah dibuka, saya pun menyegerakan pergi kesana. Ialah Monsieur Spoon yang kini bercokol di area lobby paling kanan yang berhadapan langsung ke arah Margo Hotel tersebut. Sedikit cerita tentang mereka, kafe ini bermula dari Bali sekitar 10 tahun lalu atau tepatnya pada tahun 2012. Penamaan Monsieur Spoon sendiri diambil dari julukan seorang pastry chef yang secara harfiah berarti bapak sendok, yaitu sendok khusus yang selalu mendampinginya tiap kali bekerja di dapur.

Kembali ke gerai Monsieur Spoon di Margo City, pengunjung disambut hangat oleh para pegawai berpenampilan anggun tak ubahnya pramugari berkebaya dengan rambut ditata rapi serta senyum mengembang. Suasana ruang dibuat senyaman dan semewah restoran-restoran di ibukota. Dominasi warna hijau yang tampak meneduhkan mata dipadankan dengan meja marmer, kursi anyam serta barisan bangku berlapis jok. Chandelier yang menggantung di langit-langit menambah kesan menawan.

Barisan pastry pun saya coba mulai dari Lemon Meringue Tartlet (Rp.38.000,-) Strawberry Cromboloni (Rp.38.000,-) Pistachio Black Chocolatine (Rp.39.000,-) Almond Chocolatine (Rp.36.000,-) Cheese Croissant (Rp.36.000,-) Chococo (Rp.25.000,-) dan Madeleine (Rp.10.000,-) kesemua pastry yang saya pesan tak ada yang gagal. Wajar, karena mereka memang ahli di bidang artisan bakery atau roti yang sengaja dibuat dengan sebuah adonan induk sendiri hingga melahirkan beragam jenis roti aneka bentuk serta rasa. My favourite Lemon Meringue Tartlet dan Strawberrt Cromboloni.

Beberapa jenis minuman mulai dari basis kopi, mocktail dan jus pun saya coba. Ada Cappucino (Rp.38.000,-) Iced Cafe Latte (Rp.41.000,-) Spring Purple (Rp.44.000,-) Indulgent Hot Chocolate (Rp.38.000,-) Bali Mix Juice (Rp.41.000,-) dan Exotic Juice (Rp.42.000,-). Seperti tak ingin ketinggalan dengan menu pastry, minuman mereka pun cukup memuaskan. Favorit saya sudah pasti Cappuccino dan Indulgent Hot Chocolate. Setelah puas menikmati menu mereka, kembali lagi kesini nampaknya menjadi keharusan. Selain rasa yang juara, suasana serta pelayanannya pun sangat apik...