yudistira ishak abrar

Shot Me In The Head atau lebih dikenal dengan Smith Coffee, merupakan salah satu coffeeshop yang katanya memiliki cita rasa kopi yang serius. Penasaran, akhirnya saya akhirnya mampir ke gerainya yang berada di daerah Gandaria, tak jauh dari lampu merah Beer Garden Radio Dalam.
Gambar tengkorak menjadi simbol sekaligus ornamen yang tampak sangar namun tetep artistik. Bangunan yang didominasi warna abu, hitam dan putih ini dibuat dengan nuansa industri yang kental. Beberapa sudut malah sengaja dibiarkan seolah tidak selesai, guna meningkatkan unsur seni ketengah ruangan.
Terdiri dari dua lantai, meskipun tidak terlalu besar, tapi fasilitasnya lengkap. Ada musholla, colokan listrik dimana-mana, smoking room khusus di lantai atas, spot OOTD dan jaringan wi fi buat kamu yang pengen laptop-an. Tak hanya kopi, disini pengunjung juga bisa sambil ngemil bahkan makan makanan berat.
Not So Coffee (Rp.25.000,-) es kopi susu ala Shot Me In The Head ini rasanya nendang banget. Meskipun harganya diatas rata-rata harga es kopsus lain, tapi ya cukup sesuai dengan kualitas rasanya. Tampilan warnanya cukup unik yaitu lebih keabuan. Paduan kopi, gula aren dan susunya creamy dilidah.
Dory Mentai (Rp.56.000,-) ikan dori diberi saus spicy mayo yang melimpah lalu ditaburi wijen, edamame dan nori. Nasinya pulen, jadi pas disuap bersama potongan ikan dan lumuran mayonya langsung meleleh aja gitu dimulut. Rasanya gurih, creamy dan lumayan pedes. Saya suka sama teksturnya yang lembut dilidah.
Mie Ayam Gandaria (Rp.42.000,-) sajiannya cukup instagenic untuk semangkuk mie ayam. Potongan ayamnya besar-besar, empuk dan manis gurih. Edamame dan sayuran lainnya memberikan sensasi kriuk kriuk pas dimakan. Kuahnya cukup gurih, asin dan kaya ada manis-manisnya gitu...

Yes, i really stuck at Stack. Kafe ini udah bikin saya jatuh cinta sama konsepnya yang unik. Berlokasi di jalan Wijaya, tepat di salah satu sudut ruang Graha Paramita. Untuk memesan, kamu bisa langsung kebagian kasir di lantai bawah. Baru setelah itu pengunjung bisa langsung ke lantai atas melalui sebuah tangga melingkar, untuk menikmati aneka menu yang sudah dipesan sebelumnya.

Seating area terbagi menjadi dua, yaitu indoor dan outdoor. Desain kafe ini bergaya industri dengan sentuhan modern minimalis. Area outdoornya langsung menghadap kearah jala Wijaya dengan tanaman rambat sebagai tirai supaya terlihat lebih cantik sekaligus artistik. Area indoor terasa begitu nyaman dan tenang dengan pemutaran back song yang easy listening. Cocok banget nih dijadiin sebagai tempat nongkrong bareng temen-temen ataupun orang tercinta.

Wagyu Sando Stack (Rp.180.000,-) Australian wagyu, signature Stack sauce, milk toast. Potongan daging sapi wagyu pilihan yang di-pan seared berbalut tepung roti lalu ditutup dengan dua lembar roti susu yang dipanggang. Siraman saus khas Stack nya bercita rasa manis gurih dengan sensasi creamy yang pas dilidah. Sebelum disajikan, sandwich ini dipotong-potong menjadi 6 bagian, supaya lebih mudah dinikmati. Rasanya jangan ditanya gan, enak banget.

Lobster Stack (Rp.77.000,-) fresh water lobster, butter lemon sauce, topside bun. Nah buat kamu pecinta seafood, mendingan pilih Lobster Stack ini deh. Kenapa? Soalnya potongan lobsternya masih seger udah gitu dalam porsi yang melimpah. Jadi pas digigit tuh berasa juicy, apalagi dengan adanya tambahan selada, mayo dan butter lemon sauce, beeeuuuuhhhhh jadi makin meleleh deh di mulut. Gurih, creamy, sedikit asem dan nyegerin banget.

Cheese Fries (Rp.35.000,-) dan Potato Chips (Rp.25.000,-) menjadi side dish yang saya pilih kali ini. Cheese Fries nya basah karena disiram saus khas Stack yang bercita rasa manis gurih. Meski basah, tapi tekstur kentangnya renyah lho. Udah gitu ada tambahan keju pula diatasnya, kurang syurga apa coba?! Kalo Potato Chips nya engga perlu diragukan lagi tingkat kerenyahannya. Crispy banget, udah gitu sensasi gurih dan asinnya pas banget.

Strawberry Stack (Rp.45.000,-) brioche french toast with creamy fresh strawberry fillings. Roti dengan isian krim strawberry lembut melimpah ruah dan diberi potongan buah strawberry segar juga taburan gula bubuk sebagai topping. Tekstur rotinya empuuuuuuk banget, jadi pas digigit tuh isian krimnya sampe tumpah-tumpah. Perpaduan rasa manis dan asemnya pas banget.

Vanilla Regal (Rp.39.000,-) segelas minuman frappe yang terbuat dari biskuit regal dan susu. Crumble regal diletakan diatasnya sebagai topping sekaligus garnish. Rasanya tuh susu banget, manis khasnya biskuit regal tuh langsung menyapa lidah saya dengan lembut. Ini sih top markotop sih. Wajib banget kamu cobain kalo lagi mampir kesini.

Triple Chocolate (Rp.39.000,-) minuman nyegerin lainnya yang kentel dan berasa banget komposisi cokelatnya. Saya juga kurang paham cokelat apa aja yang ada didalam segelas Triple Chocolate ini, tapi yang jelas rasanya enak, manis dan kentel. Abis makan yang gurih-gurih, langsung sirna abis nyeruput ini...

Kalau dilihat sekilas, Kona Koffie tampak begitu mungil dari luar. Tapi setelah masuk kedalam, ternyata kafe ini memiliki area cukup luas, apalagi ditambah dengan langit-langit yang tinggi, jadi membuat Kona terasa begitu spacious. Bisa dibilang desain Kona ini agak tidak beraturan atau terkesan bohemian. Namun demikian, nyamannya berada disini tuh tak terbantahkan karena memang suasananya begitu tenang dan hangat.
Cappuccino (Rp.42.000,-) disajikan didalam cangkir bening, minuman base espresso dan tuangan susu hangat ini merupakan jenis cappuccino favorit saya baik dari segi rasa, tekstur maupun ketebalannya. Kopinya memiliki karakter acidity yang kuat, sehingga mengeluarkan sensasi asam meski dengan cara yang lembut. Tak hanya kuat, cappuccino Kona ini pun terasa creamy.
Taro Latte (Rp.45.000,-) tampilannya sangat kontras antara komponen taro yang ungu dengan susu yang putih. Meski agak sedikit kemanisan, tapi bisa dibilang ini merupakan salah satu minuman taro paling kental yang pernah saya coba. Sentuhan rasanya kuat namun tetap lembut dilidah, mungkin karena mereka menggunakan susu kelas premium.
Deviles Cake (Rp.36.000,-) sepotong cake dengan lapisan beberapa jenis cokelat yang cukup menggoda saya malam ini. Chocolate ganache, chocolate mousse dan chocolate cake menjadi paduan rasa cokelat yang cukup membuat lidah saya berdansa. Meski agak sedikit beku, namun sensasi manisnya cokelat cukup pas dan engga berlebihan. It’s ok not to be awesome for this one...

Bleu Alley Brasseries, sebuah restoran khas Perancis yang berada di bilangan Kelapa Gading, tepatnya di jalan Raya Boulevard Timur Blok NE-01 No.73-75. Masuk kedalam saya harus melalui sebuah lorong berbentuk tangga dengan hiasan tanaman rambat pada sisi kiri dan kanannya. Suasana di dalam, seolah langsung mengajak saya berpelukan dengan kehangatan super romantis ala Perancis.

Pencahayaan temaram, pemilihan furnitur serta ornamen, menjadi satu kesatuan dalam menyajikan tampilan klasik sekaligus mewah yang terlihat begitu cantik. Penempatan bunga-bunga merah pada tiap meja dan lilin lilin kecil, membuat Bleu Alley Brasserie ini cocok banget dijadikan sebagai tempat kamu yang ingin merencanakan candle light dinner bersama orang tersayang.

Sajian pembuka pada makan malam kali ini dimulai dengan tapas berupa roti dan keripik bertabur keju. Disajikan bersama olive oil sebagai dressing. Selain itu juga ada hidangan cantik bernama Amousebouse, yaitu sejenis pastry mungil berbentuk bulan sabit dengan topping saus krim, tomat ceri dan rosemary. Meskipun ukurannya kecil, tapi appetizer ini memiliki rasa yang sangat besar dan langsung meledak dimulut.

Menu pembuka berlanjut dengan semangkuk Veloute De Mais, yaitu sup jagung kaya rasa, perpaduan antara manis dengan gurih yang creamy dan kental. Tiap kali saya menyuap Veloute De Mais ini, langsung saya berangan-angan sedang menikmati suasana winter di Perancis bersama seseorang yang memberikan sebuah pelukan, hingga membuat seluruh tubuh mendadak hangat.

Engga afdol rasanya kalo ke resto khas Perancis tanpa nyobain Escargot. Sepiring siput dan irisan baguette yang diberi garlic curry butter dan taburan keju parmesan ini tampak begitu menggoda. Sensasi oily dari butter nya begitu cantik dan smooth banget. Taburan bawang putih dan keju parmesan memberikan aroma kuat serta cita rasa gurih sekaligus cheezy.

Garlic Noodle Tiger Shrimp menjadi hidangan utama yang sangat menggugah selera. Baru kali ini saya menemukan menu mie didalam restoran Perancis yang ternyata merupakan salah satu sajian otentik dari sana. Mie keriting yang dimasak dengan tingkat kematangan sempurna sehingga memberikan sensasi kenyal serta empuk yang pas saat digigit, bertemu dengan udang besar yang sangat segar, tebal dan juicy. Saya suka dengan cara mereka memberikan bumbu kedalam masakan yang satu ini, karena terasa rich tapi engga berlebihan.

Sebagai hidangan penutup, saya mencoba Canele yang tersaji cantik bersama coffee creme anglaise, vanila ice cream dan edible flower. Tekstur canele begitu renyah diluar dan empuk didalam, sehingga saat dinikmati bersama coffee creme juga es krimnya, menjadi kombinasi yang lembut, manis dan menyenangkan. Persis seperti tiap kali mata kita saling menatap...

Sebagai pecinta kopi, memegang portafilter masih canggung itu kok kayanya agak memalukan ya. Pernah sekali mencoba belajar nyeduh kopi mulai dari proses gramasi sampai ke menghias latte art, ternyata butuh konsentrasi penuh juga lho. Salah sedikit, atau lengah sedikit, rasanya bisa jadi sangat berbeda.
Ngomongin soal portafilter, di daerah Kelapa Gading, sebuah kafe menggunakan alat tersebut sebagai namanya. Lokasinya tepat di Jalan Boulevard Raya Timur, mengarah ke RS. Gading Pluit. Desainnya bergaya industri dengan berbagai perabot yang artistik. Saya suka salah satu dinding ruang yang dipajang lukisan bergambar hewan berpakaian seperti manusia.
Cappuccino (Rp.35.000,-) disajikan sangat artistik berhias latte art berbentuk kuda laut. Sentuhan rasanya kuat dan teksturnya begitu creamy. Espresso datang dengan cita rasa kesukaan saya, yaitu menonjolkan sisi acidity sehingga terasa asam dan menyegarkan. Komponen susunya pun pas banget dilidah, jadi tiap kali menyesapnya tuh sensasinya asyik banget.
Green Tea Latte (Rp.35.000,-) disajikan minimalis didalam rock glass berhias latte art berbentuk angsa yang cantik, minuman paduan green tea powder dan susu ini terasa begitu lembut dan manis. Sisi lain yang enak dari minuman ini adalah perbandingan milkynya susu dan pekatnya teh hijau itu benar-benar pas.
Carrot Cake (Rp.42.000,-) sepotong kue dengan lapisan warna kontras antara jingga dengan putih ini bisa jadi teman ngopi yang sangat pas. Olahan wortel yang bertemu lapisan krim kejunya memberikan ledakan rasa khas yang manis, cheezy dan cukup bikin nagih sih. Enak...