yudistira ishak abrar

Makan siang di Steak 21 Buffet emang udah paling bener. Selain karena pilihan menunya lengkap, suasananya pun cukup nyaman. Pada tiap meja terpasang alat penghisap asap sehingga hasil bakaran tidak lari kemana-mana sampai mengebul. Alat makannya bersih baik piring maupun sendok garpu. Pelayanan disini cepat dan informatif. Pilihan paket buffet mulai dari dua ratus hingga empat ratus ribuan per orang yang terbagi ke dalam tiga jenis kategori. Sedangkan untuk anak-anak harganya sedikit berbeda dan tentunya lebih murah.

Paket A Reguler (Rp198.000++) menyuguhkan 6 jenis daging yaitu top side, thin short plate, chicken, short plate, chop steak dan bratwurst dengan 12 jenis bumbu marinasi. Potongan dagingnya cukup tebal-tebal kecuali thin short plate dengan kualitas yang tak perlu diragukan. Karena kita memanggang sendiri jadi tingkat kematangannya dapat diatur sesuai selera. Aneka cocolan saus sangat beragam bahkan dressing salad pun bisa digunakan sebagai dipping. Dan sudah pasti enak-enak semua.

Selain menu utamanya yaitu daging steak, pilihan side dish nya cukup lengkap. Ada aneka gorengan seperti chicken wing, chicken crispy, onion ring, potato wedges, enoki serta bayam goreng. Selain itu pilihan karbonya pun lengkap ada pasta serta beberapa jenis nasi. Sup pun tersedia baik yang ayam maupun daging sapi. Juga terdapat beberapa pilihan menu masakan daging sapi serta ayam berbumbu yang tentunya enak-enak. Barisan salad, potongan buah-buahan segar siap melengkapi kudapan disini. Pilihan minumannya juga bervariasi ada aneka kopi, teh serta sari buah...

Sebuah cake cantik berbentuk mirip ujung Monas berwarna merah ini sangat memikat. Saya jatuh hati saat melihatnya mengisi salah satu sudut meja display di konter depan Bakerzin. Namanya Ganache Choco Tart (Rp59.000,-). Dasar kue berupa pie yang bagian tengahnya basah karena terkena isian olahan jeruk segar manis mirip selai yang juga menjadi saus pada pinggir piring. Diatasnya terdapat cokelat ganache bersepuh bubuk merah yang dibentuk menjulang seperti ice cream dengan krim pada bagian bawahnya. Sayang banget tekstur cokelat terlalu beku jadi sulit untuk dinikmati. Kalau saja bisa lebih lembut dan tak sekeras itu, pasti cake cantik ini terasa lebih enak. Karena berhasil memadukan sensasi jeruk manis segar dengan cokelat serta potongan buah segar.

Sebagai teman menikmati cake kami memesan Caramel Macchiato (Rp58.000,-) dan Americano (Rp29.000,-). Tekstur caramel macchiato terbilang medium light. Komposisi kopi, susu dan saus karamel terasa lembut, menyatu dengan baik namun agak tipis. Kalau bisa lebih kental lagi pasti akan worth it dengan harganya yang mahal karena porsinya pun tidak banyak. Untuk Americano nya cukup menyegarkan, karakternya pekat dan lumayan kental. Kalau melihat sisi pelayanan, mereka sudah memenuhi standar pelayanan yang baik untuk ukuran restoran dan kafe kelas menengah ke atas. Cepat, informatif dan cakap menguasai product knowledge. Sementara dari gaya desain mereka tampil fancy dan cukup estetik, hanya memang terkesan agak sempit karena ingin memaksimalkan kapasitas pengunjung...

TerJepang-Jepang menjadi kesan pertama yang saya dapatkan ketika menginjakan kaki ke Biju. Kafe bernuansa biru yang berlokasi di bilangan Melawai, Blok M, mengadopsi interior ala negeri sakura cukup kental. Meski eksterior hanya berupa ruko berdinding kaca pada umumnya, namun suasana didalam terasa begitu nyaman. Unsur kayu pada sebagian kusen serta sekat ruang sangat kontras dengan penggunaan meja kursi putih berbantal bersarung biru motif. Cozy sekaligus estetik. Pelayanannya pun ramah, informatif dan cepat.

Kunjungan kali ini saya kepincut Matcha Cheese Cake (Rp60.000,-). Sepotong kue berukuran besar ini tampak memikat dengan kepolosannya. Sesuai dengan namanya, perpaduan matcha serta keju langsung menyerbu lidah saya dengan rasa pekat khas, cheezy dan sedikit manis. Meski mahal, tapi bagi saya ini sepadan dengan kualitas rasa yang mereka sajikan. Ovomaltine Croissant (Rp30.000,-) pun tak kalah memukau. Sensasi buttery nya sangat kentara. Berpadu dengan pugasan serta isian cokelat Ovomaltine yang rasanya tak perlu diperdebatkan, sudah pasti enak.

Americano (Rp32.000,-) dan Sakura Latte (Rp35.000,-) menjadi teman makan kue malam ini. Karakter kopi fruity yang asam, pekat sekaligus menyegarkan mampu melunturkan aftertaste dari kudapan yang saya nikmati. Untuk Sakura Latte memiliki rasa seperti permen sesuai dengan penampakannya yang pinky menggemaskan. Ini mah cocok untuk cewek-cewek yang ga suka ngopi. Secara keseluruhan saya sih puas banget mampir ke Biju, selain kuenya enak-enak, suasananya pun bikin betah...

Jujur ketika pertama kali mampir kesini sekitar akhir bulan September 2021 sebenarnya karena tidak sengaja. Kala itu saya ingin berburu kopi di Pasar Santa. Namun saat sedang berkeliling memantau wilayah sekitar mata saya menangkap keberadaan sebuah rumah estetik yang sepertinya merupakan coffeeshop. Penasaran saya pun mendekati dan mendapati bahwa dugaan saya memang benar. Tak hanya nyaman dari segi ambience, Evlogia juga sukses membuat saya betah karena pelayanannya yang bikin jatuh hati. Meski ada sedikit perubahan penataan ruang namun hingga sekarang pelayanan mereka masih seramah dulu.

Sore ini di tempat duduk yang nampak seperti ruang tamu pada hunian, saya memesan Baraka Bites (Rp46.000,-) dengan segelas Cold Brew Coffee (Rp33.000,-). Baraka Bites sejenis kudapan ringan berupa ayam goreng tepung yang dipotong-potong dadu mirip chicken popcorn. Tepung dan ayamnya cukup berbumbu jadi terasa asin gurih. American sauce sebagai cocolan memberi sensasi rasa sedikit pedas, asam serta bertekstur creamy mirip mayones. Cold brew coffee mereka sungguh memuaskan. Cita rasa asam, sedikit manis, mampu menyelimuti sentuhan pahit hingga begitu menyegarkan dimulut...

Saking ikoniknya, saya sudah bisa menebak keberadaan Marugame Udon hanya dengan melihat bentuk bangunannya dari jauh. Sentuhan gaya Jepang dengan konter antrean berisi barisan aneka tempura selalu berada di muka restoran. Itu pula yang ditampilkan gerainya di Mall Taman Anggrek. Kapasitas duduknya cukup banyak dengan meja kursi kayu berjajar rapi. Ornamen ruang berupa mural masih bernuansa Jepang menghiasi sebagian dinding seolah menegaskan asal dari menu utama yang mereka jual.

Pilihan saya jatuh kepada menu yang sempat hilang namun kini sudah kembali yaitu Beef Carbonara Udon (Rp60.000,-) semangkuk udon dengan kuah creamy, putih dan kental ini terasa begitu gurih, cheezy dan super duper creamy saat disuap. Tambahan keju membuatnya jadi semakin gurih. Potongan sosis menambah kesan carbonara jadi bergaya kebarat-baratan. Mungkin akan lebih oke kalau diberi irisan beef bacon atau minced beef dari pada sosis sapi menurut saya. But overall, hidangan ini pecah banget dimulut, apalagi buat para pecinta carbonara.

Menu lain yang tak urung saya icip adalah Ontama Zaru Udon (Rp49.000,-) udon dingin dengan sedikit kuah mirip soy sauce. Rasanya ringan, sedikit manis, asin dan gurih. Telur setengah matangnya memberi rasa gurih juga tekstur creamy. Aneka topping lain menambah nuansa segar. Chicken Katsu (Rp17.000,-) Ebi Tempura (Rp19.000,-) Nori Tempura (Rp15.000,-) dan Yakitori (Rp15.000,-) menemani dengan kenikmatannya masing-masing. Semuanya memuaskan, rasanya gurih, teksturnya crispy dan cocok banget saat disiram saus tempura yang sedikit manis asin...

B'Steak Grill & Pancake di bilangan Green Ville berdiri diatas bangunan megah dua lantai. Saat masuk pengunjung akan disambut oleh lemari display tempat memajang beberapa menu yang ada disini. Seluruh dining area berada di lantai atas dengan tema floral yang kental. Mural bernuansa tumbuh-tumbuhan, pohon artifisial serta tone hijau pada sebagian furnitur menegaskan tema floral yang mereka terapkan. Ruangan dibiarkan terbuka tanpa sekat hanya pada tengahnya dipasang bangku panjang dengan meja serta kursi yang cukup nyaman. Satu ruangan berlapis dinding kaca berada di sudut ruang entah private room atau smoking room indoor. Pelayanan disini cepat, sigap dan informatif.

Cajun Pop Chicken menjadi hidangan pembuka berupa ayam goreng potong kecil-kecil renyah dengan potato chip serta saus tartar sebagai dipping. Rasanya gurih baik ayam maupun keripik kentangnya karena berbumbu bubuk mirip snack ayam potong ala Taiwan. Saus tartarnya kentel, creamy, begitu gurih. Main course pertama yang saya coba adalah Tenderloin. Tersaji bersama mashed potato, butter bread, spinach dan mushroom sauce. Kualitas daging sangat baik karena terasa lembut. Tingkat kematangannya medium well sehingga teksturnya terasa empuk serta masih juicy dimulut. Mashed potatonya juara banget, begitu lembut, pulen dan sangat gurih. Butter bread nya pun buttery. Mushroom sauce teksturnya creamy dengan sensasi rasa hampir mirip blackpepper.

Menu selanjutnya ada Norwegian Salmon. Kondimen lainnya masih sama, hanya sayurnya diganti jagung dan sausnya diganti lemon butter. Keratan salmon cukup besar. Dagingnya lembut berbumbu asin gurih. Jagungnya berkuah cair terasa creamy, milky sedikit manis. Lemon butter sauce tidak begitu pekat sensasi asamnya justru agak oily. Evergreen dan Tomato Orange Carrot jadi dua jenis minuman plant base yang menyegarkan. Evergreen bernuansa sayuran dengan sedikit asam. Tomato orange carrot nya manis, sedikit asam. Secara keseluruhan saya puas dengan hidangan yang dipesan, terutama mashed potatonya yang super lembut, pulen dan gurih...

Agak bersembunyi di kawasan pemukiman, Kopitagram di bilangan Tomang ini tampil tak ubahnya sebuah hunian. Rumah yang dialihfungsikan menjadi sebuah kafe ini terdiri dari dua lantai. Pekarangan dibagi menjadi lahan parkir serta ruang duduk terbuka beratap payung beralas kerikil. Bergeser ke dalam, pengunjung akan melewati meja kasir dengan lemari display berisi kudapan manis berupa pastry, potongan kue dan kukis. Ruang indoor terbagi menjadi empat jenis, ada co-working space bermeja komunal, bangku permanen amfiteater, lesehan beralas rumput artifisial dengan beanbag serta couple set meja kursi kayu berbaris diagonal.

Ruangan co-working space bisa terlihat jelas dari lantai atas. Dari sini juga pengunjung dapat memasuki ruang sholat serta meeting room di sebelah kiri, juga ruangan terbuka serta semi terbuka pada rooftop di sebelah kanan. Area duduk outdoor nya terbagi menjadi dua, bangku berundak beratap kanopi serta meja kursi seperti di taman. Salah satu dinding dilabeli nama tempat serta kutipan yang mendefinisikan arti kopi dan netizen dalam tampilan estetik. Pelayanan disini cukup cepat.

Sore ini saya memesan Cappuccino Djakarta dengan Chocolate Coffee Brownies. Segelas cappuccino terhidang dalam cangkir hitam berhias latte art cantik berbentuk hati. Saat diseruput saya langsung mendapatkan perpaduan rasa kpoi serta susu yang seimbang. Keduanya menyatu dengan baik tanpa ada yang saling menenggelamkan. Chocolate Coffee Brownies menjadi teman ngopi kali ini. Teksturnya empuk dan padat. Saya berharap terhidang dalam keadaan hangat supaya ada sensasi coklat yang meleleh, tapi ternyata tidak. Tapi dari segi rasa sih enak...

Menghuni bangunan yang dulu pernah diisi oleh Roti Bakar Edy, Bagi Kopi tampil menarik dengan sentuhan kombinasi warna putih biru yang terang. Dari depan nampak area duduk terbuka beratap kanopi berlantai hamparan kerikil berbatas pagar berupa krat minuman dengan tanaman rumput. Masuk ke dalam ruangan dibiarkan tanpa sekat dengan meja komunal persis dibagian tengah yang sekelilingnya terdapat barisan meja set yang masing-masing diapit empat kursi. Ternyata area ini smoking, sedangkan untuk non smoking terdapat di salah satu sudut berbentuk ruangan kaca dengan kapasitas terbatas.

Ornamen ruang diwakilkan oleh beberapa lukisan nyentrik, miniatur tokoh kartun, kaos berlogo kafe, tanaman hias dan rak berisi boardgames yang dapat dimainkan oleh pengunjung sambil menikmati aneka kudapan. Untuk ruang sholat berada di belakang lewat sebuah lorong setelah toilet. Lahan parkir tersedia di halaman depan, jika tidak muat mereka menyediakan lapangan di belakang kafe melewati sebuah gang. Bagi Kopi menawarkan beberapa ragam menu, mulai dari cemilan, aneka roti, makanan berat dan berbagai jenis minuman.

Sore ini saya memesan Bagi Blangkon (Rp22.727,-) Jagericano (Rp27.272,-) serta Tahu Walik (Rp20.000,-). Bagi Blangkon merupakan es kopi susu gula aren yang tidak begitu manis, creamy sekaligus milky dengan sentuhan kopi pekat. Sedangkan Jagericano adalah satu dari beberapa jenis mocktail yang terbuat dari perpaduan coldbrew dengan olahan lemon. Rasanya sangat unik karena tak hanya manis, asam dan bernuansa kopi, tapi juga ada sensasi rhum serta aroma bunga. Tahu Walik menjadi cemilan gurih yang cocok menemani ngopi kali ini. Tahunya gurih dengan isian mirip somay yang enak...

Mampir ke Red Fried Chicken karena kebetulan sedang laper dan lewatin gerainya. Karena penampilan mereka cukup menarik jadinya saya memilih untuk berkunjung sekalian makan siang. Bentuknya berupa rumah dengan halaman depan sebagai area parkir serta halaman belakang sebagai tempat duduk outdoor yang cukup nyaman. Meski seluruh ruangan tanpa pendingin udara, tapi suhunya lumayan sejuk karena dilengkapi kipas angin.

Kali ini saya memesan Paket Gulai Bakar (Rp25.000,-) Paket Spicy Special (Rp25.000,-) Cireng (Rp10.000,-) dan Caffe Latte (Rp15.000,-). Paket Gulai Bakar nya tampil begitu meyakinkan. Lumuran bumbu gulai pada ayam bakar tampak begitu medok dan eksotik. Rasanya nendang, bumbunya kaya rempah, manis, gurih dan beraroma smokey. Ada side dish berupa telur orak arik dan sejenis sayuran goreng kering berbumbu. Keduanya diberi bumbu pas yang menambah makan siang semakin nikmat.

Paket Spicy Special masih sama dengan menu sebelumnya, hanya untuk ayamnya digoreng tepung crispy. Ayam gorengnya renyah diluar dan juicy didalam. Untuk cirengnya berisi enam buah. Teksturnya crispy sekaligus chewy. Cocolan sambal rujaknya pedes manis. Caffee Latte disini terasa manis dan creamy. Entah mereka meracik sendiri minuman ini atau dalam kemasan, tapi rasanya mudah disukai…