yudistira ishak abrar

Gula merah atau gula aren adalah pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Gula merah biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan.

Berbicara Gula Merah, ada juga nih restauran bernama Gula Merah yang menyajikan aneka masakan Indonesia. Berlokasi di lantai ground Margo City, Depok, Gula Merah hadir dengan tampilan warna cokelat yang dominan. Restonya hadir dengan konsep terbuka dan mengedepankan ornamen khas Indonesia seperti gerabah dan batik. Eksotik.

Penyet Kombinasi (Rp.58.000,-) menjadi santapan pertama yang saya coba. Hidangan ini terdiri dari empal, ayam goreng, telor dadar, tahu dan tempe yang disajikan diatas sambal ulek. Tekstur dagingnya empuk, baik ayam maupun empal. Rasanya pedes gurih gitu. Indonesia banget deh.

Lanjut ke menu kedua yaitu Nasi Bakar Tiga Rasa (Rp.42.000,-). Nasi dibungkus dengan daun pisang berbentuk seperti piramida. Isiannya terdiri dari ayam rendang, kentang balado dan ikan teri. Rasanya yummy dan mengenyangkan. Tekstur ayamnya sangat empuk dengan bumbu yang mantap.

Terakhir saya mencoba Tahu Telor (Rp.28.000,-). Menu khas Jawa Timur ini punya porsi yang cukup banyak. Isian tahu dan telor kocoknya pas, tapi sayang kuah bumbu kecapnya kurang banyak. Akan lebih kece kalo kuahnya sampe bikin basah semua tahu telornya...

Buat kamu yang suka sama masakan Jepang otentik, sebuah restoran baru bernama Sumibi bisa dijadikan sebagai referensi untuk makan siang bersama keluarga, teman atau orang terkasih. Lokasinya berada di One Park Residence, Gandaria, Jakarta Selatan.

Konsep desainnya sangat Jepang banget. Atmosfir negeri sakura sangat terasa dari beberapa unsur, seperti pemilihan furnitur kayu, beberapa sekat ruangan, ornamen-ornamen dan taman bebatuan berukuran mini yang berada diteras restoran. Jumlah seat table cukup banyak dan terdiri dari smoking area, no smoking area dan private room.

Kali ini saya dan beberapa temen jajan berkesempatan diundang makan siang bersama Pergikuliner. Perjalanan kuliner kita di Sumibi dimulai dari sebuah menu bernama Ikamaru Yaki (Rp.78.000,-). Sajian ini berupa potongan cumi bakar yang diberi saus kedelai manis. Tekstur cuminya empuk dan mudah dicerna, pas banget sama siraman saus manis gurihnya.

Kedua ada T-Bone Steak (Rp.380.000,-). Menu yang sebenarnya bukan masakan Jepang ini punya tampilan yang sangat menarik. Steak disajikan dalam keadaan dipotong-potong diatas sebuah nampan kayu dengan beberapa jenis saus pendamping. Tekstur dagingnya super juicy, empuk dan mantab djiwa. Pilihan sausnya berupa potongan tomat, mayo dan kecap asin. Absolutely gorgeous.

Unagi Don (Rp.120.000,-) jadi menu ketiga kami. Semangkuk nasi dengan topping telur dadar iris dan potongan daging belut yang dimasak dengan bumbu creamy. Rasanya manis, asin dan gurih, tekstur belutnya perfect banget. Suka.

Lalu ada Dashimaki Tamago Mentaiko Cream (Rp.48.000,-). Sajian ini berupa olahan telur gulung ala Jepang yang diberi siraman saus telur ikan cod. Selain gurih dan creamy, menu ini punya tekstur yang sangat lembut. Kokinya jago banget, karena perlu keahlian khusus dalam membuat sajian ini. Kece badai.

Kushiyaki Moriwase 5 Kind (Rp.88.000,-). Menu sate-satean ini terdiri dari 5 varian olahan daging ayam, ada chicken wings berisi telur, olahan dada dengan tulang muda, sate berbalut mayo, sate berbalut daun bawang dan sate ayam original. Daging ayamnya tebal dan empuk, siraman aneka sausnya pun asyik. Chicken wing nya super lembut dan yummy banget.

Kani Karaage (Rp.68.000,-) adalah sajian berupa kepiting yang digoreng garing dengan baluran bumbu tepung. Teksturnya crispy banget, semua bagian kepiting bisa kita makan sampe ga ada yang tersisa. Rasanya gurih dan seger banget karena ada tambahan perasan jeruk lemon. Maknyus.

Terakhir ada Sashimi Moriawase 5 Kind (Rp.158.000,-). 5 jenis potongan ikan segar beralas anyaman bambu, disajikan diatas mangkuk besar berisi es batu, irisan lobak dan beberapa garnish. Irisan jeruk nipis dan soy sauce jadi cocolan yang menyegarkan. Instagramable banget. Love it...

Siapa yang udah nyobain Kopi Di Bawah Tangga? Kalo belom, sekedar info nih buat kamu para cewek-cewek, kedai kopi ini wajib banget kalian kunjungi. Kenapa? Soalnya Kopi Di Bawah Tangga ini kadang minumannya suka diracik sendiri oleh sang pemilik yaitu Nino Fernandez. Kebayang dong gimana rasanya dibikinin kopi sama Nino Fernandez? Pasti langsung bisa bikin kalian mimisan. Hahahaha.

Well, lokasi kedai kopi ini berada di depan pintu masuk mall Gandaria City, persis dibawah tangga jalan (eskalator) sesuai dengan namanya. Dengan konsep outdoor, Kopi Di Bawah Tangga hadir dengan desain modern minimalis yang diberi sentuhan floral yang tropical banget. Simple yet beautiful.

Kali ini saya mencoba dua jenis minuman es kopi yang mereka tawarkan, yaitu Es Kopi Kampung (Rp.19.000,-) dan Es Kopi Kota (Rp.29.000,-). Kedua minuman es kopi ini disajikan didaam gelas plastik yang lagi hits belakangan ini. Rasa keduanya hampir mirip, namun untuk Es Kopi Kampung terasa lebih manis, sedangkan Es Kopi Kota terasa lebih gurih atau milky. But overall, keduanya kece badai...

Kue sus atau soes atau choux merupakan sebuah kue berbentuk bundar dan berongga yang diberi isian vla atau custard. Choux dalam bahasa Perancis berarti kol, dinamakan demikian karena bentuk kue ini bundar mirip kol.

Di dalam mall Gandaria City, terdapat sebuah outlet mungil yang khusus menjual aneka choux ini. Shemaure Patisserie La Paste a Choux namanya. Mereka hadir dengan konsep take away.

Pada saat saya mencoba mereka menawarkan promo buy 3 get 3 seharga Rp.50.000,-. Tanpa pikir panjang saya langsung menerima tawaran mereka. Kali ini saya mencoba sus panjang mirip eclair dan sus bulat. Basicaly semua bahan dasar kue susnya sama, meski tampil dengan warna berbeda, yaitu cokelat, merah dan putih. Tekstur kue sangat renyah dengan isian yang creamy dan manis. I love it...

Hari Minggu lalu, setelah seharian berkeliling daerah Gandaria untuk berwisata kuliner, saya gak sengaja menemukan sebuah kedai kopi yang sudah cukup terkenal. Kafe ini menggunakan sebuah nama unik yang pastinya lain dari pada yang lain dan mempunyai filosofi tersendiri.

1/15 atau One Fifteenth. Coffee shop yang berada di jalan Gandaria 1 no.63, Kebayoran ini mempunyai filosofi 1 bagian air dan 15 bagian kopi. Itu berarti mereka sangat serius dalam mengolah aneka biji kopi, hingga sampai ke cangkir-cangkir tiap pengunjungnya.

Desain interiornya mengedepankan gaya floral modern minimalis. Selain terlihat masa kini, 1/15 pun terasa sangat asri dan nyaman. Seluruh tone warna kafe ini didominasi oleh warna kayu, putih dan hijau. Areanya cukup luas dengan didominasi penggunaan sharing seat table.

Selain tanaman, beberapa ornamen seperti lukisan dan majalah, membuat 1/15 makin tampak anggun. Selain suasanya yang nyaman, pelayanan disini pun sangat ramah dan informatif. Mereka tak segan berbagi informasi dan melayani dengan baik. Kece.

Santai malam kali ini diawali dengan sebuah menu bernama Shakshuka (Rp.80.000,-). Disajikan diatas wajan mini dalam keadaan hangat, menu ini terdiri dari merguez sausage, goat cheese, baked eggs and flat bread. Untuk rasa saya kurang suka, karena didominasi asam dan agak smelly. Under my expectation.

Beranjak dari Shakshuka, saya mencoba Green Tea Latte (Ro.40.000,-). Tersaji didalam rock glass, minuman teh hijau dengan susu ini dihiasi latte art yang cantik. Rasa pekatnya teh hijau terbawa arus manis gurihnya susu. Sweet.

Dan Flat White (Rp.40.000,-) jadi minuman terakhir yang saya coba. Tersaji cantik didalam cangkir bertuliskan 1/15, minuman turunan kopi ini punya rasa yang creamy. Mantap...

Bicara soal kedai kopi saat ini di Jabodetabek, ibarat jamur di musim hujan alias tumbuh dengan cepat dan subur. Positifnya, semakin antusias angka penikmat kopi, maka perkembangan dunia kopi Indonesia pun akan semakin kaya. Para penggiat usaha kedai kopi seolah terpacu untuk terus berkreasi dalam menyajikan secangkir si hitam manis ini.

Tak hanya rasa, banyak kedai kopi dirancang dengan desain unik, sehingga menciptakan spot-spot baru yang menjadi primadona foto di sosial media. Berangkat dari situ, sebuah coffeeshop bernama Kopikuniya hadir.

Meski sekilas namanya mirip dengan sebuah toko buku, tapi mereka punya alasan tersendiri mengapa dinamakan demikian. Penamaan Kopikuniya berasal dari kalimat "kopiku ini yaa". Dengan nama tersebut, diharapkan kopi disini jadi minuman favorit banyak orang yang loveable.

Tak hanya itu, nama Kopikuniya pun diambil dari bahasa Jepang, Kuni yang berarti tanah air atau negara dan Ya yang berarti kedai. Jadi Kopikuniya merupakan kedai kopi asli dari negeri sendiri yang hanya menggunakan biji-biji kopi lokal berkualitas internasional.

Memilih lokasi di bilangan Bintaro, tepatnya di jalan Tegal Rotan, persis di sebrang jalan pintu masuk mall Bintaro X Change, Kopikuniya hadir dengan konsep minimalis yang super cute. Meski sangat mungil, kedai kopi ini terasa nyaman dan menarik banget buat dicoba. Ornamen-ornamen super cute yang menghiasi beberapa sudut kafe, sangat menarik untuk dijadikan sebagai objek foto. Juara.

Perjalanan wisata kuliner saya di Kopikuniya dimulai dari Kopi Dangdut alias kopinya nendang gak bikin gendut (Rp.18.000,-) minuman kopi susu ini creamy dan smooth banget, sekali seruput rasanya bikin nagih. Mantab djiwa.

Minuman kedua ada Ucok a.k.a Uenak Cokelatnya seharga Rp.20.000,-. Minuman cokelat ini disajikan dingin dalam cup bertuliskan Kopikuniya yang font nya kece banget. Rasa cokelatnya lebih dominan sisi dark dari pada milky. Nice.

Siapa yang Rela Dimadu? Kalau saya sih rela banget kalo Rela Dimadu nya di Kopikuniya, karena Rela Dimadu disini adalah Red Velvet Latte Dicampur Madu (Rp.22.000,-). Rasanya manis dan lembut banget, beda dengan minuman sejenis di tempat lain. Nagih banget.

Matcha Ciiih (Rp.22.000,-) hadir dalam kemasan botol yang bisa dibawa kemana saja. Rasanya cukup pekat, dengan paduan susu yang manis. Kece.

Sebagai teman minum-minum ganteng, saya mencoba Rainbow Bagel with Blueberry Cream (Rp.30.000,-). Tekstur roti yang berbentuk seperti donat ini cukup lembut, cocok banget saat diberi olesan krimnya. Yummy...

Siapa yang udah pernah cobain cheese cake? Saya...saya...saya... Kalo molten cake? Saya...saya...saya... Nah, kalo molten cheese cake, ada yang udah pernah coba? Kalo belom coba, temen-temen bisa dateng ke Kibo Cheese Cake di PIK Avenue.

Molten cheese cake merupakan varian baru dari cheese cake yang sedang hits akhir-akhir ini. Basically bahan pembuatan dan tampilannya mirip dengan cheese cake pada umumnya, tapi layaknya molten cake, pada bagian tengah kue ini diberi isian yang meleleh saat dinikmati.

Kali ini saya mencoba paket mini cheese cake (Rp.115.000,-) dengan 4 varian rasa yang berbeda. Pertama ada rasa original. Isian kejunya sangat berasa dan gurih banget. So yummy.

Kedua ada rasa matcha. Untuk matcha cheese cake, komposisi teh hijaunya sangat pekat, jadi rasanya manis dan ada pahit-pahit khas matchanya gitu. Maknyus.

Ketiga ada rasa choco cheese. Varian rasa yang ini enak banget, isian cokelatnya meleleh dan lumer dimulut. Manis, gurih dan choco nya ngeblend abis. Mantab djiwa.

Dan terakhir ada rasa paling baru yaitu salted egg. Kue ini sangat unik dan kekinian. Rasa asin keju bercampur dengan gurihnya telor asin. Boleh juga...