yudistira ishak abrar

Tuang Coffee. Sebuah coffeeshop yang berada didalam sebuah gedung art gallery di jalan Barito I nomor 3, Blok M, Jakarta Selatan. Areanya cukup luas dan terbagi kedalam dua jenis ruang, indoor dan outdoor. Sebuah lukisan mural menjadi salah satu ornamen ruang yang sangat artistik. Pemilihan beberapa kursi sofa yang empuk, membuat saya betah berlama-lama disini.

Matcha Espresso (Rp.42.000,-) segelas minuman cantik hasil perpaduan antara, espresso, susu dan matcha. Spektrum warna teduh mulai dari cokelat tua, cokelat muda dan hijau, terlihat seolah seperti sebuah pelangi. Sebelum menyesapnya, minuman ini harus dicampur dengan cara diaduk terlebih dahulu, biar merata. Sensasi pekat teh hijau, bertemu dengan milky nya susu dan kentelnya kopi.

Latte (Rp.30.000,-) secangkir minuman turunan kopi hangat dengan hiasan latte art yang cantik diatasnya ini menyuguhkan ledakan rasa creamy sekaligus milky. Kejutan foam pada lapisan atasnya cukup menyelimuti bibir saya dengan lembut saat pertama kali menyeruputnya perlahan.

Long Black (Rp.28.000,-) meski cuaca sedang gloomy, bukan berarti tak cocok buat menikmati segelas es kopi hitam. Minuman asli kopi tanpa tambahan apa-apa ini, kecuali kamu ingin menambahkan gula cair kedalamnya agar lebih manis, lebih menonjolkan sentuhan rasa acidity yang kuat. Teksturnya tebel, kentel dan meski kena dampak lelehan es batu yang mencair, tapi rasanya engga berubah.

Kopi Susu (Rp.25.000,-) demam es kopi susu juga membuat Tuang Coffee mengemas es kopsusnya sendiri dalam bentuk botolan. Tersaji dingin tanpa tambahan es batu, membuat rasanya stabil namun tetep nyegerin. Minuman ini terasa manis, milky dan creamy dengan sensasi espresso yang lembut.

Hot Chocolate (Rp.35.000,-) minuman hangat yang terbuat dari bubuk cokelat dan tuangan susu yang dijadikan sebagai media latte art ini tampak cukup cantik dan artistik. Ledakan rasa yang saya rasa sesaat setelah meminumnya adalah sensasi cokelat yang manis, agak milky namun tetep ngeluarin sisi dark-nya.

Donat menjadi sebuah cemilan sebagai temen minum kopi sore ini. Tampilannya mirip banget donat kampung dengan taburan cokelat meses diatasnya. Teksturnya padet, tapi tetep empuk dan lembut. Topping mesesnya bikin kue terasa manis dan meriah...

Tahun baru Imlek identik dengan sebuah tarian tradisional dengan menggunakan sarung menyerupai singa bernama Barongsai. Menurut sejarah, Barongsai sudah ada sejak abad ke tiga sebelum masehi nih. Kala itu Barongsai diciptakan oleh seorang panglima perang bernama Zhong Que untuk mengusir pasukan gajah dari negeri Lin Yi. Upayanya berhasil dan kini Barongsai lebih dikenal dalam pertunjukan pada saat acara perayaan tahun baru Imlek di dunia, termasuk di Indonesia.

Bicara soal Imlek, beberapa waktu lalu saya berkesempatan mampir ke sebuah restoran peranakan di bilangan Senopati, tepatnya di jalan Adityawarman, bernama Meradelima. Tergabung dalam grup Pakis Cullinary bersama Kembang Gula, Bunga Rampai, Serasih dan Waroeng Kita, resto ini sangat kental dengan nuansa oriental. Meski sudah berdiri sejak 15 tahun lalu, namun resto ini masih sangat terawat dengan baik. Berbagai macam ornamen khas Tiongkok mengisi sudut-sudut ruangan dengan megah dan cantik.

Menu pertama yang saya coba siang itu adalah Salad Ubur-Ubur. Potongan daging ubur-ubur yang diiris kecil-kecil memanjang, lalu diberi siraman saus pedes, manis dan asem seperti bumbu asinan, memberikan sensasi yang sangat menyegarkan. Tekstur ubur-ubur terasa garing, jadi ada sensasi gres-gres nya saat dikunyah.

Menu appetizer kedua yang saya coba adalah Soup Bibir Ikan. Seperti soup-soup bergaya peranakan lainnya, Soup Bibir Ikan ini hadir dengan kuah yang kental dan creamy. Komponen bibir ikan yang menyatu dengan kocokan putih telur, menjadi menu yang memberikan rasa hangat sekaligus terasa gurih saat diseruput.

Masuk ke menu maincourse pertama, saya mencoba menu yang dinamakan Lo Mie Ikan. Mie gepeng dengan kuah kental hasil olahan kaldu hidangan laut ini terasa begitu creamy, gurih dan lembut. Tak hanya mie, isiannya juga terdapat ikan, tofu, jamur, sayuran dan putih telur. Cocok banget dinikmati bareng nasi putih hangat biar tambah nikmat.

Lalu menu berikutnya yang sukses bikin saya mabuk kepayang adalah Udang Goreng Telur. Yes, si udang yang digoreng bersama kocokan telur asin ini bener-bener menggugah selera banget. Udangnya gede-gede dengan crumble telur asin yang super gurih. Sensasi krenyes krenyes saat menyantapnya itu lho, bikin saya jadi kepengen nambah terus.

Biar makan siang jadi makin lengkap, saya juga mencoba menu sayur berupa Tumis Baby Pokcoy Jamur Shimeji. Setelah dimasak dengan bumbu bernuansa gurih khas peranakan, bany pokcoy ditata begitu rapi diatas piring lalu dituang juga si jamur shimeji ditengahnya. Rasanya asin, gurih dan berasa sayurnya masih fresh.

Daging Sapi Sauce Satay menjadi salah satu menu favorit saya di makan siang kali ini. Potongan daging sapi dibuat seperti lembaran-lembaran dengan tingkat ketebalan yang pas, dimasak dengan bumbu kacang ala sate dan diberi brokoli rebus dipinggirnya. Daging sapi ketemu bumbu kacang ternyata rasanya sangat MANTUL. Gurih, sedikit manis, sedikit pedes dan enak banget.

Berikutnya ada Tahu Tim Soya Sauce. Potongan-potongan tahu yang diberi bakso diatasnya dan kacang polong. Gurih dan tekstur tahu ketemu bakso tuh kaya yin dan yang. Tahunya sangat lembut, baksonya garing, sayur brokolinya seger, menjadi satu kesatuan yang bikin makan jadi tambah enak.

Terakhir, Ikan Tim Sauce Hongkong menjadi pelengkap menu makan siang kali ini. Tampilannya sangat instagenic meski hadir tanpa banyak garnish. Daging ikan segar terasa lembut dan menyatu dengan kuahnya begitu sempurna. Rasanya asin, gurih, ada manis-manisnya dan nikmat.

Sebagai hidangan pencuci mulut, saya nyicipon kue khusus menyambut tahun baru Imlek bernama Talas Goreng Kue Keranjang. Jadi kue ini merupakan dua keping talas yang diberi isian potongan kue keranjang. Teksturnya renyah diluar, empuk didalam dan isianya chewy gitu. Manisnya kue keranjang ketemu sama gurihnya talas goreng. Unik...

Gayatri Coffee to Go merupakan satu dari sekian banyak kedai kopi mungil yang berkonsep take away. Lokasinya berada di jalan Lapangan Ros, Tebet, tak jauh dari stasiun. Outletnya tampak cukup artistik dengan lukisan mural bergambar pohon kopi dan kemasan take away bertuliskan Gayatri. Beberapa quote-quote unik pun menjadi salah satu ornamen yang sangat menarik.

Collonimbus Latte (Rp.23.000,-) base espresso dengan tambahan susu serta double shot creamer. Bukan sekedar es kopi susu, salah satu minuman signature dari Gayatri ini nyuguhin sensasi krimer dalam membalut espresso dengan gayanya yang lembut dan creamy. Saya request untuk engga terlalu manis, namun ternyata manisnya jadi pas dengan selera saya...

Nasi Uduk adalah makanan khas Betawi. Berbeda dengan nasi putih pada umumnya, Nasi Uduk tidak terlihat putih dan butiran nasinya tidak lengket satu sama lain. Hal itu dikarenakan proses memasak beras yang terlebih dahulu diaron dengan menggunakan air santan, daun salam, daun jeruk, laos, dan serai, untuk kemudian dikukus hingga matang. Hasilnya, rasanya pun menjadi gurih dan beraroma harum.

Konon, awalnya Nasi Uduk dijual secara tradisional di kawasan Kebon Kacang, Jakarta. Daerah ini memang dikenal sebagai asal muasal Nasi Uduk yang racikannya sangat enak sehingga nama “Kebon Kacang” sering digunakan penjual Nasi Uduk di daerah lain sebagai embel-embel untuk menarik pembeli. Nasi Uduk khas Kebon Kacang dibungkus menggunakan daun pisang berbentuk kerucut, dan bagian atasnya ditaburi bawang goreng. (Indonesiakaya.com)

Meski, katanya, berasal dari Kebon Kacang, tapi keberadaan nasi uduk udah tersebar keseluruh penjuru kota Jakarta nih. Salah satu tempat makan yang khusus ngejual menu ini adalah Uduk Bro yang berlokasi di daerah Tebet, tepatnya diujung jalan Tebet Utara Dalam, bersebelahan dengan kawasan distro-distro. Areanya cukup luas dengan memanfaatkan lantai 2 sebuah ruko.

Siang ini saya makan Nasi Uduk pake Ayam Goreng, Tempe, Tahu Telur, Tumis Kangkung dan Jamur Crispy. Supaya makin mantep, nasi uduknya dikasih taburan bawang goreng yang melimpah. Nasinya kaya banget akan rempah. Santan dan serai nya sangat kuat, jadi terasa gurih dan harum banget. Nasinya aja udah enak, apalagi makannya pake aneka lauk. Hmmmmm makin mantep. Udah gitu, sambel kacangnya juga bikin nagih pake banget.

Ayam Gorengnya berbumbu dengan baik, jadi meresap sampe kedalem-dalem. Dagingnya empuk didalem dan renyah diluar. Nah kalo daging Bebek Gorengnya pun empuk banget, jadi cocok pas disantap bareng nasi uduk yang gurih. Tumis Kangkung dimasak dengan bumbu yang medok, jadi bikin makan siang kali ini bertambah nikmat. Dan yang engga kalah ketjeh badai adalah Jamir Crispy nya nih. Teksturnya renyah dan bikin saya jadi pengen nyomot terus.

Abis makan nasi uduk, minumnya Es Teh Tarik. Dari warnanya aja saya udah bisa nebak gimana rasa minuman ini. Dan bener aja, pas saya seruput, rasanya kentel banget. Paduan antara teh dan susu kental manisnya tuh petjah banget dimulut. Manis, milky dan ada sentuhan pekat dari teh. Nyegerin...

Crema Di Mais (Rp.85.000,-) sup krim jagung yang diberi irisan cabai merah, daun kucai dan feta cheese. Hmmmm suapan pertama aja udah memberikan sensasi rasa gurih bercampur manis yang berasal dari karakter jagung yang khas. Terasa creamy dan langsung menghangatkan.

Crispy Portobello Truffle and Cheese (Rp.95.000,-) potongan jamur portobello yang dibalut tepung lalu digoreng sampai crispy dan disajikan dengan siraman keju truffle yang harumnya sudah langsung bertebaran bebas sesaat setelah disajikan diatas meja. Teksturnya renyah sehingga membuat sensasi kriuk kriuk pas dikunyah. Bagian dalamnya lembut dengan ledakan rasa keju yang cheezy.

Quattro Formaggi e Tartufo (Rp.155.000,-) pizza dengan topping paduan empat jenis keju (gorgonzola, parmesan, mozzarella dan ecorino) dengan tambahan pinus truffle oil yang kuat dan harum. Tak lupa pada bagian tengah pizza diberi satu buah telur ayam omega 3 yang masih setengah matang. Rasa kejunya tuh beda-beda, ada yang asin, ada yang gurih, ada yang sangat harum dan ada yang milky.

Funghi e Pepperoni (Rp.115.000,-) pizza dengan saus pepperoni, kepingan daging, mozzarella dan irisan jamur sebagai topping. Lelehan keju mozarella emang udah cocok banget deh pas dinikmati bersama potongan jamur. Cheezy nya tuh asyik banget pas kena lidah.

Cavatelli Ai Porcini, Timo e Piselli (Rp.155.000,-) pasta cavatelli yang dibuat homemade berbentuk seperti keong kecil-kecil, dimasak bersama aneka bumbu lalu diberi pea hummus yang dibuat menjadi pasta, stracciatella cheese, porcini mushrooms dan thyme. Ada sedikit manis, ada gurih dan ada juga sensasi kacang yang khas.

Rigatoni Cacio E Pepe (Rp.165.000,-) sejenis pasta berbentuk seperti tabung dan lebih besar dari pene, dimasak terlebih dahulu sebelum selanjutnya diaduk diatas keju grana padano. Cara memasaknya yang unik, menjadi tontonan yang sangat menarik. Rasanya? Super duper cheezy.

Profiteroles Crema e Cioccolato (Rp.85.000,-) mini choux, pastry cream, dark chocolate dan nutella. Tekstur choux nya empuk didalam dan renyah diluar. Isian krimnya begitu lembut sekaligus creamy dan lelehan cokelatnya bikin rasanya jadi semakin petjah. Absolutely perfect.

Tiramisu Classico (Rp.95.000,-) disajikan elegan didalam gelas cocktail glass dengan taburan bubuk cokelat yang membentuk nama Gia diatasnya. Tampilannya sangat cantik dan artistik. Rasanya begitu kaya akan paduan rasa kopi, krim, cokelat dan biskuit yang basah. Jadi memberikan sentuhan lembut dilidah.

Otto e Mezzo, a mango and passion fruit lassie with low fat yogurt, chia seed, mango, passion fruit and flaxseeds. La Cita e’Bella, black grape, cranberries, fresh lemon juice, orgeat syrup and mint leaves. Keduanya merupakan mocktail yang bercita rasa manis, sedikit asam dan sangat menyegarkan. Superb...

Mumpung lagi ada serangan promo dari salah satu aplikasi ojek online buy 2 get 2 free, jadi aku sama temen-temen kantor langsung mesen untuk segera berpesta es kopi susu. Cuma ngerogoh Rp.36.000,- aja saya udah bisa dapet 4 gelas Es Kopi Susu Kenangan Mantan.

Es Kopsus Kenangan Mantan emang udah selalu punya tempat dihati saya sih, karena selain harganya yang bersaing, rasanya tuh creamy dengan tingkat manis yang saya suka. Nyegerin dan pas banget dilidah. Siang-siang yang engga terlalu gloomy kaya beberapa hari kemarin ini jadi terasa menyenangkan deh...

Martabak Orient

Martabak Pizza 4 Rasa [Large] (Rp.110.000,-) dengan topping Ovomaltine, Toblerone, Keju dan Kitkat Greentea. Tentunya martabak ini tampil warna-warni dan menggugah selera banget. Sebagai pecinta manis, engga perlu berlama-lama, tangan saya udah langsung berlumur minyak buah hasil lumeran margarin yang meleleh. Tiap topping memiliki kekuatan rasa masing-masing yang khas dan enak-enak semua. Udah gitu adonan martabak-nya juga enak, empuk dan mengembang dengan baik. Eiya, satu jenis topping dipotong menjadi 4 bagian kecil, jadi bisa sharing semua rasa nih.

Martabak Asin Daging Sapi Telur Ayam [Medium] (Rp.55.000,-) mesti ukurannya medium, tapi pas liat hasil akhirnya, ternyata porsinya gede juga ya. Kuliat luar yang renyah dan garing, diberi isian daging cincang yang cukup banyak. Kocokan telur ayam, ketemu daging sapi, bumbu dan daun bawang, emang selalu sukses membawa sensasi asin gurih yang bikin nagih. Udah gitu cocolan sambel dan acarnya pun pas. Jadi pengen nyomot terus sih...