yudistira ishak abrar

Siapa sih yang engga suka sama shabu-shabu dan sukiyaki? Kalo saya sih suka banget, apalagi kalo jenis daging yang dipakai merupakan kelas premium, pasti bakalan jadi makin sedap deh. Nah kalo kamu juga pengen dapetin sensasi rasa daging berkualitas buat dicelup atau dipanggang dalam satu tempat sekaligus, langsung aja mampir ke The Social Pot.

Lokasinya berada di lantai lower ground mall Kokas. Desainnya sangat modern dengan permainan warna-warna lembut masa kini. Tiap meja dilengkapi wajan yang didesain untuk dapat meng-grill sekaligus shabu-shabu. Tempat duduknya  empuk dan bikin betah, jadi masak-masak didalam pun tetep nyaman karena asepnya engga buyar kemana-mana.

Bedanya The Social Pot dengan resto shabu dan sukiyaki lain adalah mereka memiliki 20 jenis sauce sebagai dipping. Ada peanut sauce, green sauce, yakiniku sauce, sesame sauce, crushed peanut, soy sauce, oyster sauce dan masih banyak pilihan lainnya. Sauce dapat diracik oleh para pelayan atau kamu pun bisa meracik sendiri sauce sesuai selera. FYI, sauce-sauce ini lah yang bikin makan disini jadi semakin petjah dilidah dan bikin nagih.

Homemade Fish Ball with Cheese (Rp.19.500,-) disajikan unik didalam sendok warna warni beralaskan irisan timun, bakso ikan dengan tambahan keju didalamnya ini bener-bener terasa gurih banget. Teksturnya begitu empuk dan lembut, sehingga pas digigit dia langsung pasrah begitu saja. Menikmati bakso ini dengan kuah jadi bikin makin mantul.

Beef Roll with Enoki (Rp.27.500,-) jamur enoki segar yang diselimuti irisan daging sapi ini paling cocok untuk dicelupkan kedalam kuah. Lembaran dagingnya lembut dan juicy. Ada sensasi kriuk-kriuk saat enokinya terkunyah karena memang saya tidak membiarkannya terendam dalam kuah terlalu lama.

Hanging US Beef (Rp.34.500,-) lembaran daging sapi US yang diiris tipis ini disajikan dalam keadaan tergantung. Beberapa bagian lemaknya masih sangat terlihat begitu kontras, sehingga memberikan sensasi kenyal-kenyal lembut pas digigit. Saya hanya mencelupkan kuah tomyam untuk beberapa saat, supaya sensasi juicy nya engga hilang.

Imported Marinated Shabu Beef (Rp.30.500,-) potongan daging sapi yang sudah direndam dalam saus untuk beberapa saat sebelum disajikan ini tampak begitu menggoda. Saat saya memanggangnya, bau harum sudah tercium dan membuat saya engga sabar untuk segera menyantapnya. Pas saya nikmati, sensasi rasanya tuh manis, gurih dan bikin saya ketagihan. Apalagi saat dinikmati bareng olahan saus khas mereka, jadi makin luar biasa deh rasanya. Saya suka banget.

Three Kingdom Noodle (Rp.19.500,-) Tomyam Soup (Rp.22.500,-) sebagai kuahnya saya memilih tomyam dan tambahan mie sebagai karbo. Cita rasa tomyam begitu seger dengan asam, pedes, serta gurih yang pas banget. Mie dengan tampilan warna warni ini memiliki tekstur yang kenyal dan lembut saat disantap.

Green Sangria (Rp.19.800,-) minuman ini merupakan perpaduan antara teh, anggur dan apel. Rasanya tuh seger banget euy. Paduan antara anggur yang agak asem manis, ketemu sama irisan apel yang manis dan khas, membuat minuman ini sukses sebagai pelepas dahaga untuk makan siang kali ini...

Setelah cukup lama bertahan di daerah Serpong, kini Casa Domaine menjadi lokasi dimana outlet kedua dari Scandinavian Coffee berada. Sentuhan desain interior ala Scandinavian yang bersih, rapi dan modern tampak begitu kental, bahkan sesaat sebelum saya masuk sekalipun. Setelah berada di dalam, nuansa khas Eropa Utara semakin kuat terasa sehingga memberi kesan nyaman and it feels like home.
Sebuah ruangan cukup luas dibiarkan tetap berbentuk persegi tanpa ada satupun sekat yang membaginya menjadi lebih kecil. Bagian depan ada barisan kursi berselimut bahan linen berwarna biru yang tampak kontras dengan jajaran meja panjang cokelat bermaterial kayu disebelahnya. Beberapa Bunga Anggrek yang diletakan diatas meja dan Heliconia di beberapa sudut, menjadi unsur pelengkap yang memberi kesan asri.
Kalau saya sih paling suka salah satu sisi ruang yang menghadap langsung kearah jalan. Mereka hanya memasang jok panjang berwarna biru, lalu menambah elemen kayu sebagai meja yang menempel ke dinding kaca. Buat kamu yang dateng sendirian, cocok banget nih menikmati secangkir kopi sambil duduk di area ini.
Es Kopi Susu Scandi (Rp.42.000,-) dari segi harga memang agak pricey untuk ukuran es kopi susu, tapi nuansa kopi yang mereka sajikan cukup kuat dan strong. Mereka menggunakan base espresso yang terbuat dari biji kopi houseblend Arabica Robusta yang berasal dari Bengkulu. Bisa dibilang ini lebih mirip ice cappuccino ketimbang es kopi susu kekinian, saking menonjolkan unsur kopi. Manisnya juga engga terlalu dan komponen susunya begitu lembut.
Almond Croissant (Rp.27.000,-) sepotong roti dengan isian butter, gula dan almond yang menjadi lumer karena proses pemanasan sesaat sebelum disajikan. Harumnya almond sudah tercium saat disajikan, jadi semakin menggugah selera saya untuk segera menyantapnya. Teksturnya renyah dan empuk dengan isian yang manis, gurih, buttery dan nutty...

Meskipun namanya Kopi Kecil, tapi tempatnya engga kecil-kecil banget kok. Gerainya yang di Cimanggis ini memang bukan yang pertama, tapi desainnya bisa jadi salah satu yang terbaik. Karena agak masuk kedalam area sebuah perumahan cluster, jadi letaknya engga berada di pinggir jalan banget. Neon box dipinggir jalan sebagai pertanda keberadaan Kopi Kecil, beneran kecil dan agak kekecilan sih. Jadi kamu harus jalan perlahan kalo udah belok kearah Jalan Mekarsari.
Dari kejauhan akan nampak sebuah rumah dengan batu bata merah yang dibiarkan terlihat menjadi ciri khas kafe ini. Keceh banget buat kafe berukuran tidak terlalu besar dan berada di daerah pedalaman. Ruangannya terdiri dari outdoor dan indoor yang dua-duanya cukup nyaman meskipun meja serta bangkunya terbuat dari kayu berukuran minimalis. Berada disini tuh tenang banget, mungkin karena pas saya datang, pengunjung sedang sepi.
Kopi Susu (Rp.19.000,-) dengan ukuran reguler, kalo mau yang large harganya Rp.27.000,-. Minuman es kopi susu kekinian ala Kopi Kecil ini menggunakan beans houseblend pure arabica yang berasal dari Flores. Sensasi asam pada kopi muncul lembut bersama balutan susu yang cukup mendominasi, baru diikuti dengan manisnya simple syrup. Lumayan nyegerin nih.
Manual Brew (Rp.25.000,-) minuman espresso racikan sang barista yang menggunakan metode Japanese Cold Brew. Beans nya menggunakan biji kopi pure arabica yang berasal dari daerah Borbor, Sumatera Utara. Dari harumnya aja udah ketebak kalo sisi acidity nya pasti bakalan kuat banget, dan ya, ternyata memang benar dugaan saya, sensasi rasa asam yang menyegarkan langsung menyeruak masuk keseluruh mulut sesaat setelah menyesapnya. Enaknya lagi mereka menggunakan es batu stainless supaya minuman tetap dingin tanpa harus merubah rasa.
Red Velvet Cupcake (Rp.15.000,-) dan Very Lemony Cupcake (Rp.15.000,-) menjadi teman ngopi saya kali ini. Si Red Velvet memiliki tekstur empuk dan agak cepat buyar pas dipotong dengan garpu. Saya suka bagian krim atasnya, karena memiliki sensasi cheezy yang manis. Nah kalo Very Lemony nendang banget unsur lemon nya, jadi berasa asem manis nyegerin gitu. Tekstur kuenya pun cukup padat namun tetap empuk. What a wonderful pair to enjoy this afternoon...

Sekarang semakin banyak restoran keluarga ala Sunda di Depok. Salah satunya adalah Bumi Sampireun yang berada di area D’Mall, tepatnya di belakang mall dekat dengan lobby Hotel Santika. Meskipun masih banyak pembangunan pada beberapa bagian resto, tapi Bumi Sampireun sudah terasa nyaman dengan konsep makan di pinggir kolamnya.
Saung-saung menjadi tempat favorit para pengunjung, karena selain lebih privat, juga sangat nyaman. Tiap saung dipasang AC jadi tetap terasa sejuk. Selain itu pada saung juga terdapat balkon yang langsung menghadap ke arah kolam. Mereka pun menyediakan makanan ikan, supaya pengunjung bisa memberikan makan kepada ikan-ikan di kolam sambil menunggu pesanan datang.
Fasilitas disini lengkap, ada musholla, spot foto dengan becak juga beberapa kostum untuk berfoto OOTD, stop kontak pada tiap saung dan ruang VIP. Selain itu, pelayanan disini pun sangat ramah, murah senyum dan melayani dengan baik, terutama pegawai yang laki-laki. Pertahankan yah guys, you are the best.
Ayam Bakar Bekakak (Rp.99.000,-) satu ekor ayam yang dibakar dengan gaya Sunda ini masih dalam bentuk ayam utuh dan disajikan dengan cara yang unik yaitu dibiarkan menggantung. Bumbu kecap, lada dan rempah lain dibalur dengan baik, karena masih cukup terasa hingga kebagian dalam daging. Namun ayam bekakak ini tidak memiliki sensasi karamel, jadi seperti ada yang kurang.
Gurame Garang Asam (Rp.75.000,-) disajikan didalam wadah yang masih hangat, sajian ini dimasak dengan serius karena sensasi kuah garang asamnya sangat terasa. Potongan belimbing sayur, tomat hijau dan nenas, memberikan sensasi menyegarkan kedalam kuah saat diseruput. Daging ikannya digoreng terlebih dahulu sebelum dimasak kedalam kuah, jadi lebih memiliki tekstur saat disantap.
Udang Bumbu Mangga (Rp.69.000,-) udang-udang segar dibalut tepung lalu digoreng renyah, diberi irisan mangga dan saus secara terpisah. Udangnya begitu renyah dengan bagian ekor yang sudah dibersihkan, jadi bisa langsung dinikmati semuanya. Sausnya bercita rasa manis, asam dan sedikit pedas. Nyegerin sih rasanya.
Sate Ayam (Rp.39.000,-) delapan tusuk sate ayam tanpa lemak yang disajikan diatas hot plate. Daging ayamnya dibakar dengan baik sehingga matang sempurna. Bumbu kacangnya lembut namun masih ada sensasi kacang kasarnya. Saya sih selalu suka tipe sate ayam tanpa lemak dan bumbu kacang seperti ini.
Kangkung Terasi (Rp.25.000,-) sepiring kangkung yang dimasak dengan bumbu terasi ini disajikan masih dalam keadaan hangat. Bumbunya meresap dan cukup medok, jadi sensasi gurih dengan sedikit kuahnya sangat cocok saat dinikmati bersama nasi putih hangat.
Karedok (Rp.25.000,-) Sayur Asem (Rp.9.000,-) dan Sambal Dadak (Rp.7.000,-) menjadi pelengkap lain yang sangat mantul. Karedoknya diberi bumbu yang pas, aneka sayurannya pun masih fresh jadi bikin makan siang kali ini jadi makin sedep.
Sagu Rangi (Rp.29.000,-) dan Tape Bakar (Rp.29.000,-) menjadi pencuci mulut yang terasa sangat klasik juga otentik. Sagu Rangi nya diberi gula jawa yang asli bukan palsu kaya yang dijual sama abang-abang keliling. Tapi kue sagunya kurang renyah dan kurang kelapa, jadi kurang gurih. Tape bakarnya juga enak dan lembut, sensasi bakarannya tuh harum, jadi bikin tambah enak.
Minumnya Es Jeruk (Rp.25.000,-) Es Tebu Kelapa (Rp.19.000,-) dan Kelapa Muda (Rp.25.000,-) minumannya seger-seger dengan porsi yang pas. Cocok nih buat pelepas dahaga untuk makan siang kali ini...

Meski terbilang baru, Nam Nam Express yang berada di Kokas ini sudah langsung diminati oleh para pemburu kuliner atau mereka yang penasaran dengan cita rasa masakan khas Vietnam. Lokasinya berada di salah satu sudut mall lantai lower ground, tak jauh dari mesjid. Arti namanya sendiri diambil dari bahasa Vietnam yang berarti ungkapan rasa nikmat sehabis makan.
Desain tempat bergaya perpaduan antara sentuhan klasik dengan modern. Mereka sengaja membiarkan restoran tanpa batas dengan koridor mall, supaya pengunjung dapat melihat langsung keseluruhan suasananya dari kejauhan. Pemilihan furnitur dan perabot lainnya terlihat sangat artistik, sekaligus mengesankan suasana yang kasual jadi terasa lebih dinamis.
Crispy Chicken Bites (Rp.18.000,-) daging ayam fillet dipotong-potong kecil yang dibalut tepung lalu digoreng ini disajikan bersama homemade honey spicy sauce. Teksturnya renyah dengan daging ayam berbumbu yang empuk pada bagian dalamnya. Menu starter ini jadi lebih kece saat dicocol kedalam saus nya yang bercita rasa pedas manis. Engga bisa berhenti nyomot euy.
Crispy Wonton (Rp.15.000,-) menu ini merupakan side dish berisi olahan udang dan ayam yang disatukan dalam balutan kulit pangsit lalu digoreng hingga renyah. Pas dimakan, kulit pangsitnya langsung kriuk kriuk. Bagian tengah yang berisi ayam dan udang, beneran terasa gurih karena diolah dengan sangat baik. Ini sih cocok banget dinikmati bareng pho atau yellow noodle.
Deep Fried Meatballs (Rp.15.000,-) tiga buah bakso spesial yang cukup berukuran sedang, digoreng dan disajikan bersama sambal khas Nam Nam. Engga seperti bakso goreng di tempat lain, disini tuh baik rasa maupun teksturnya juara banget. Saya suka sama sensasi gurih dari daging sapi yang lembut dibagian dalam dan renyah pada bagian luarnya. Kabar gembira buat kamu penyuka pedas, sambal olahan mereka tuh pedesnya nampol banget.
Pho Kampung Chicken (Rp.32.000,-) semangkuk mi khas Vietnam mirip kwetiau hanya berukuran lebih kecil ini diberi topping suiran daging ayam kampung dan taburan daun ketumbar cingcang. Sensasi kuah bening gurih berempah yang sangat otentik, langsung menyapa lidah dari awal saya menyesapnya. Tekstur mi begitu lembut dengan suiran ayam melimpah.
Beef Yellow Noodle Complete (Rp.46.000,-) semangkuk bakmi ala Vietnam yang biasa ditemukan di pinggir-pinggir jalan ini tampil begitu menggugah selera dengan tumpukan topping yang banyak terutama potongan daging sapinya. Rasanya gurih, sedikit manis, asin dan dagingnya besar-besar, empuk serta juicy pas dikunyah. Kuah bening bertabur daun ketumbar dan daun bawang, membuat sajian ini terasa lebih hangat dan gurih.
Chicken Yellow Noodle Complete (Rp.40.000,-) basicnya sama dengan menu bakmi yang tadi, hanya disini terdapat tambahan wonton dan daging sapi diganti dengan olahan daging ayam yang engga kalah menggoda. Sensasi rasanya langsung meledak-ledak pas disuap jadi satu. Ada rasa ayam yang gurih manis, telur pindangnya meresap sampe kebagian dalam, tekstur mie yang kenyal dan wonton yang renyah dan gurih menjadi perpaduan yang sangat spektakuler.
Lemongrass Beef Rice (Rp.32.000,-) kalo kamu engga pengen makan mie dan mencari menu nasi, udah paling bener deh kalo pesen ini. Nasinya aja udah pulen dan lembut, apalagi pas dinikmati bareng potongan daging sapi berbumbu saus mirip teriyaki, jadi makin gurih, nikmat dan termantul deh. Ada manis-manisnya, ada creamy-creamy nya dan ada rempah-rempahnya. Enak.
Deep Fried Banana with Honey, Mekong Style (Rp.15.000,-) jadi ini tuh pisang goreng yang dicetak berbentuk bundar dan disajikan bersama siraman saus madu juga saus santal kental nan creamy. Tekstur pisangnya empuk, lembut dan manis yang sampe berkaramel gitu. Sebagai pecinta pisang goreng, saya langsung klepek klepek keenakan dibuatnya. Endolita babanero ini sih.
Honey Calamansi Tea (Rp.18.000,-) sebagai pelepas dahaga, minuman ini sih udah paling cakep banget deh. Jadi minuman teh ini dibuat dengan tambahan perasan jeruk calamansi dan tambahan madu asli sebagai pemanis. Satu kata, O-M-G, ini seger parah. Manis, asem, seger dan bikin makan siang kali ini jadi semakin fe-no-me-nal...

Baru aja seminggu buka, Flying Goat udah menjadi salah satu bintang di timeline Instagram saya. Coffeeshop mungil ini berada di daerah Panglima Polim, tepat di sebelah Better Chocolate Than Never. Dinamakan demikian karena terinspirasi dari sebuah dongeng mengenai kopi yang berisi kisah antara seorang anak dengan kambing di daerah Ethiopia. Pada dongeng diceritakan bahwa kambing-kambing ternaknya tersebut “ngefly” setelah mengunyah biji kopi, maka tercetuslah nama Flying Goat.
Meski mungil, mereka tetap terasa nyaman dengan penerapan konsep minimalis berunsur kayu yang sangat kental. Beberapa cover piringan hitam, quote print pada dinding di salah satu sisi ruang dan bingkai-bingkai, menjadi ornamen yang sangat artistik untuk dipandangi.
Es Kopi Susu Mbek (Rp.18.000,-) dalam meracik es kopi susu gula aren ala Flying Goat, mereka menyuguhkan sensasi rasa perpaduan antara kopi, susu serta gula yang seimbang. Jadi bisa dibilang rasa kopinya cukup serius namun tetap ada sensasi manis dan milky nya. Saya suka dengan karakteristik rasa yang mereka bangun, karena cocok dengan selera saya.
Es Kopi Susu Kambing (Rp.18.000,-) nah kalo yang ini masih memiliki konsep dasar sama dengan minuman sebelumnya, hanya saja peran espresso sengaja agak lebih ditonjolkan. Karena memang engga semua orang suka es kopi susu yang manis, tapi ada juga yang ingin terasa lebih kuat di kopinya...