Fannie Huang||IG:@fiehuang

Ini salah satu minuman yoghurt favorit saya. Lokasinya ada di dalam food court.

Saya pesan original yoghurt dengan purple rice yang chewy dan sedikit manis. Yoghurtnya agak kental dan cenderung asam karena less sweet.

Penyajian cukup cepat. Staffnya ramah. Saya pesan pakai Gr*b Self Pickup dan ada diskom ,20% jadi sekitar 33 ribu.

Ini salah satu restoran wishlist saya. Selain di Pecenongan, resto ayam ini juga punya cabang di PIK.

Tempatnya tidak luas namun sangat nyaman untuk bersantai karena jarak antar meja tidak semuanya berdekatan. Ada meja untuk berdua yang agak jauh dari meja lain.

Harga semua menu exclude PPN 10%. Pemesanan bisa langsung maupun pakai app khusus.

Saya mencoba :

1. Mango Sago (Rp. 33.000)

Penyajiannya super lucu karena esnya berbentuk beruang. Namun rasanya enak.

Mangonya beneran terasa dan segar. Di dalamnya ada popping boba. Rasanya cenderung asam manis.

2. Spicy Crispy Chicken Package (Rp. 35.000)

Kebetulan ayam saya disajikan dalam kondisi hangat dan sangat wangi. Kalau menurut ibu saya, mirip aroma KF* jaman dulu.

Tepungnya enak, renyah dan gurih. Ada sejenis bubuk yang rasanya gurih dengan sedikit hint agak pedas. Selain itu ada saus sambal yang agak sweet.

Namun saya kurang cocok sama tekstur ayamnya. Tekstur dagingnya yang juicy, watery dan sedikit kemerahan. Saya kurang suka ayam begini.

Saya nemu lapo ini via aplikasi delivery. Karena belum pernah order, saya akhirnya pesan menu di sini.

Saya mencoba :

1. Nasi Panggang B2

Porsinya besar dan bisa untuk 2 orang seperti di kebanyakan lapo yang saya coba.

Di lapo ini disediakan sambal Andaliman yang pedas gurih.Saya suka sekali daun ubi tumbuknya karena gurih dan terasa santannya.

Untuk kuahnya saya tidak coba sama sekali. Untuk sayur di babinya pun gurih dan tidak pahit.

Sebenarnya babinya cukup enak. Tidak berbau, rasanya gurih. Sayang babi panggangnya agak alot.

Menemukan lapo yang satu ini via aplikasi delivery. Kebetulan selama ini saya memang sering beli Panggang B2 di lapo karena saya suka babi panggang khas Batak.

Sejauh ini saya sudah mencoba di lebih dari 5 lapo dan selalu pesan panggang B2.

Saya mencoba :

1. Nasi Panggang B2 + Singkong + Sop Sayur

Saya kurang tahu apakah memang authenticnya begini, soalnya di sini dagingnya disedikaan jeruk lemon. Di lapo yang biasa saya pesan antara tidak menyediakan jeruk atau pakai jeruk nipis. Asamnya agak beda antara jeruk nipis dan jeruk lemon.

Sayur singkonmya lumayan. Rasa nggak pahit dan sedikit gurih, cocok dimakan pakai nasi. Namun saya kebetulan sudah nemu yang lebih enak.

Untuk sop sayur, rasanya gurih Royco. Wortel agak alot.

Untuk panggang b2, sayang bumbu tidak merata dan sepertinya kurang kepanggang. Babi tidak renyah, ada yang sedikit terasa bumbu dan ada bagian yang beneran hambar tanpa rasa.

Selain itu beberapa potong babinya berbau.

Berkunjung ke kedai ini karena diajak mama saya sesudah nonton rekomendasi T*ktok.

Lokasinya ada di seberang Bakmi Aliang. Tempatnya sederhana dan kecil, di dalam hanya ada kira-kira 3 meja.

Harga per itemnya 10 ribu, saya pesan uyen, otak-otak, pempek crispy, kulit (empiang), lenjer goreng dan bulat rebus.

Buat sausnya ada 2 macam, kuah merah dan kuah tauco. Rasa saus pempeknya lumayan pedas. Saus pempeknya oke kuga.

Saya mencoba :

1. Pempek Crispy

Rasanya enak, tekstur tipis dan renyah tapi tidak alot. Dari semua yang saya coba, menurut saya ini yang paling enak.

2. Bulat Rebus

Ukuran pempeknya kecil dan rasanya kurang oke. Rasa ikannya kurang berasa dan cenderung tawar, adonan kebanyakan tepung dibanding ikan.

3. Lenjer Goreng

Rasanya 11 12 dengan bulat, rasa ikan juga nggak berasa. Bedanya ini digoreng aja.

4. Otak-Otak

Rasa otak-otaknya standar. Lebih berasa ikan daripada pempeknya. Namun saya kurang suka saus kacangnya.

Saus kacangnya terlalu halus, sama sekali tidak terasa butiran kacang dan kurang kental buat otak-otak harga segini. Rasa cenderung gurih dengan sedikit hint pedas dan manis.

5. Kulit (Empiang)

Rasanya lumayan juga. Tekstur agak tebal dan renyah meski aroma lumayan tajam dibanding pempek kulit yang biasa saya makan (say kebetulan memang suka pempek kulit).

Kedai bakmi yang satu ini sudah terkenal sejak beberapa tahun lalu dan ada beberapa cabang.

Lokasinya ada di Pademangan. Jalanannya kecil dan hanya pas 1 mobil, itupun padat. Kalau ke sini, sangat disarankan nggak bawa kendaraan. Kalau naik taksi online, better turun di Indomaret Pademangan 14 & jalan kaki sekitar 100 meteran.

Tempatnya ramai di jam setengah 2 siang. Seating areanya ada di lantai 1 & 2. Buat pembayaran bisa menggunakan debit card.

Sayangnya, waktu penyajian agak lama. Bakmi saya baru disajikan sesudah lebih dari 10 menit.

Saya mencoba :

1. Bakmi Fu Kien (Rp. 42.000)

Bakminya ada 2 opsi ukuran, saya pilih yang kecil. Toppingnya ada tauge dan daging babi cincang yang melimpah.

Menurut saya, ini salah satu bakmi Bangka terenak yang pernah saya makan. Babinya tidak berbau, rasanya manis gurih.

Bakminya pun pas, tidak terlalu lembek dan gurih. Bakminya tidak terlalu oily namun juga tidak terlalu kering . Sayurnya segar, tidak layu.

Rasa kuahnya gurih dan ada tambahan bawang goreng sehingga lebih wangi. Fukiennya tidak amis dan saya suka sekali kulit tahunya.

Sambal tauconya super enak. Tauconya berasa, pedasnya pas dan sedikit manis. Dipair sama fukien jadi semakin enak.

2. Thau Fu Kok Setengah Porsi (Rp. 20.000)

Thau fu kok bisa pesan seporsi atau setengah porsi. Mama saya pesan yang setengah porsi dan isinya ada bakso ikan, tahu bakso, dan fukien.

Saya suka tahu baksonya. Sepertinya tahunya pakai kulit tahu (?) gitu jadi lebih gurih. Saya suka tahu bakso yang nggak super besar dan komposisi bakso dan tahunya pas.

Bakso ikannya pun tidak amis.