Fannie Huang||IG:@fiehuang

Selama ini aku selalu take away & delivery, kali ini akhirnya aku dine in di tempat.

Sekarang tempatnya jadi lebih luas dibanding dulu. Sistemnya tulis pesanan sendiri dan pembayaran bisa langsung di kasir.

Harga beberapa menu super murah di sini. Mie ayam cuma 12 ribu, padahal di gerobakan aja lebih mahal. Aku baru makan di gerobakan dan harganya udah 13 ribu.

Aku mencoba :

1. Nasi Ayam Bakar (Rp. 22.000)

Ini menu favorit di kantin Ira. Rasa ayam bakarnya beneran enak. Ayamnya empuk, bumbunya gurih dan meresap.

Sambalnya pedas, namun dikasih kecap jadi pedas manis gitu. Aku pilih ayam dada dan ukurannya beneran gede.

2. Nasi Ikan Goreng (Rp. 27.000)

Ikannya nggak berbau amis, gurih dan renyah. Kremesannya beneran enak & nggak berminyak.

Restoran yang satu ini terletak di sisi kiri kalau masuk dari depan Jl. Krendang Raya. Tempatnya ber-AC dan di menu tidak ada harganya, namun harga masih affordable menurut saya.

Di restoran ini ada beberapa menu yang jarang ditemukan di resto chinese food pada umumnya, misalnya hiu masak jahe dan sayuran pakis

Malam ini saya berkunjung dan mencoba 2 menu di sini. Sistem pemesanannya tulis sendiri menu yang mau dipesan dan pembayaran bisa sesudah makan.

Sejujurnya, waktu penyajian makanan cukup lama meski saat saya berkunjung hanya ada 2 meja yang terisi. Pesanan saya datang lebih dari 20 menit. Namun owner cukup ramah.

Saya mencoba :

1. Pakis Cah Terasi (Rp. 35.000)

Ini pertama kalinya saya makan sayur pakis. Tekstur agak mirip kangkung, namun ini mostly berupa batang.

Saya suka teksturnya yang tidak terlalu lembek, namun juga tidak alot. Rasa kuahnya cukup gurih.

Owner menyediakan sambal khusus yang rasa terasinya lebih strong, rasanya pedas gurih dan semakin enak dimakan pakai sayur pakisnya.

2. Ikan Tim ala Hongkong (Rp. 125.000)

Ikan disajikan di atas pemanas sehingga tetap hangat selama dimakan.

Saya mencoba cicip kuahnya dan rasa gurihnya pas. Ikannya pun segar dan sama sekali tidak berbau lunpur. Ikannya nikmat dimakan dengan sausnya.

Porsi ikannya bisa untuk sharing 2-3 orang, namun saya makan berdua dan menurut saya porsinya pas buat berdua.

Siang ini mampir ke halte ini & penasaran sama kedainyang satu ini. Kedai ini menjual minuman dan berbagai jenis jajanan tradisional.

Isinya ada onbitjokoek, lemper bakar, kue soes, dsb. Aku beli 2 pcs dan harganya 14 ribu.

Aku mencoba :

1. Risoles Ayam

Padahal risolesnya nggak pakai ragout maupun mayonaisse, tapi rasanya beneran enak. Tepung rotinya masih lumayan renyah dan kulitnya nggak terlalu tebal.

Isian daging ayamnya beneran full dan rasanya cenderung gurih. Bumbunya meresap ke daging ayam.

2. Pie Buah

Kulit pienya malah nggak renyah sama sekali, ini lebih mirip soes. Sepertinya ini soes buah?

Untuk flanya creamy. Rasanya standar meski buahnya lumayan besar.

Udah lama nggak pesan menu di Truffle Belly dan kali ini aku pesan menu promo mereka. Buat beberapa menu seharusnya sekitar 40 ribuan, namun lagi diskon di aplikasi delivery jadi cuma 34 ribu aja.

Aku mencoba :

1. Pocorn Chicken with Roae Gochujang Sauce + Egg

Seporsi berisi nasi hangat dengan ayam crispy dan extra telur. Untuk sausnya disajikam terpisah sehimgga bisa disiram sendiri.

Rasa ayamnya sendiri enak. Ayamnya empuk dengan tepung yang remyah dan gurih. Selain itu juga ada sedikit rasa lada di adonan tepungmya.

Untuk telurnya sendiri cukup lembut dan gurih, terutama di bagian putihnya. Sayangnya, rasa sausnya sangat mengecewakan.

Sausnya disajikan dalam kondisi dingin dan cair, sepertimya baru dikeluarkan dari kulkas. Sausnya juga terlalu cair dan hanya ada rasa asam. Tidak ada rasa pedas sama sekali ala gochujang.

Sepertinya kalau sausnya dipanaskan hingga mengental akan jadi lebih enak. Sebaiknya saus dipanaskan lebih dulu sebelum disajikan ke customer.

Malam ini aku mampir ke kedai nasi camour yang satu ini buat dine in. Tempatnya sederhana dan tidak luas, namun mejanya terlalu dempet menurutku. Aku datang pas lagi ramai dan aku duduk di meja satu-satunya yang tersisa, kursinya ada di depan kulkas. Jadi kalau kamu duduk di kursi, ya kulkasnya nggak bisa kebuka.

Buat menunya semua non halal, ada hekeng, nasi campur dan bakmi.

Aku mencoba

1. Nasi Campur

Bisa dilihat, isiannya banyak. Ada charsiu, babi panggang, ayam, telur, babi madu, lapchiong dan timun.

Lapchiongnya nggak alot dan gurihm Untuk babinya sama sekali nggai berbau, namun daging babi panggangnya hambar meski kulitnya lumayan renyah.

Potongan daging babi panggangnya tebal dan charsiunya enak. Charsiu madunya manis meski tidak renyah, sedangkan charsiunya juga nggak hambar.

Telur kecap meresap bumbunya, namun ayam rebusnya cenderung hambar.

Kuah kentalnya sangat gurih dan terasa ladanya. Kuah kentalnya enak dan sangat menambah rasa.

2. Bakmi Babi

Isinya sungguhan banyak, ada lapchiong, charsiu, babi cincang , pangsit dan telur dadar yang cukuo banyak.

Rasa kuahnya gurih dan bakminya enak tanpa ditambah bumbu apapun. Rasanya cukup strong dan asam gurih. Tanoa diaduk pun bumbunya sudah merata.

Tingkat kematangan bakminya pas dan topping dagingnya enak. Babi cincangnya manis gurih.
.
.
Harganya beneran sangat affordable. Aku makan semua yang di foto + es teh tawar & teh tawar. Aku kira minimal 100 ribu buat pesananku.

Aku kaget karena harganya cuma 71 ribu meski babinya semelimpah ini. Entah berapa harga nasi campurnya, yang jelas ini sangat affordable karena pasti di bawah 50 ribu .

Sejak menemukan tempat ini di unggahan kenalan, saya langsung tertarik buat berkunjung ke kedai kopi ini.

Saya sendiri berkunjung tanggal 24 & 25 Januari lalu (2x visit dalam 2 hari berturut-turut, lalu reviewnya saya gabung jadi satu)

Lokasinya tidak jauh dari stasiun Bogor, tidak lebih dari 3 km. Untuk kafenya sendiri sangat luas. Tempat parkirnya bisa menampung lebih dari 10 mobil.

Di dalamnya juga punya seating area yang luas dan terbagi menjadi smoking area dan non smoking area. Jarak antar meja juga tidak sangat dempet sehingga nyaman buat bersantai.

Smoking areanya terbagi 2; seating area outdoor di tepi kolam dan area indoor tanpa AC.

Di area sekitar kafe juga banyak terpajang lukisan-lukisan karya pelukis lokal. Ada beberapa spot foto cantik yang Instagramable dan tempatnya sangat cozy.

Menu yang disajikan di kafe ini juga cukup banyak. Bahkan baristanya juga memenangkan juara ke-3 untuk kompetisi membuat latte, jadi saya langsung tertarik memesan latte.

Saya mencoba :

1. Hot Latte (IDR 30k)

Menu ini saya pesan saat kunjungan pertama dan sangat worth dibanding harga. Latte artnya berbentuk kelinci yang sangat cantik, menyesuaikan tema imlek tahun ini karena memang tahun kelinci.

Seperti yang diharapkan dari coffee shop yang berhasil meraih juara 3, latte artnya pun tidak main-main. Jarang sekali menemukan coffee shop dengan latte art secantik ini. Saya bahkan pernah nemu kafe yang baristanya tidak bisa membuat latte art.

Untuk kopinya disajikan hangat dan rasanya enak untuk ukuran latte. Rasanya tidak super foamy dan meninggalkan after taste milky karena creamy.

Ketika diminum, perpaduan kopi dan susunya pas. Rasa kopinya tidak terlalu light, namun tidak super strong hingga pahit.

2. Hot Matcha Latte (IDR 27k)

Ini saya pesan pas hari ke-2 (tanggal 25 Januari). Mungkin karena kafe lebih ramai atau sudah tidak bernuansa imlek lagi, latte artnya tidak se-estetik kunjungan pertama saya.

Namun latte artnya rapi dan bertahan lama. Untuk rasa matchanya standar, rasa matcha agak light.

Saya sendiri lebih recommend pesan kopi latte saja ketimbang matcha latte.

3. Crispy Chicken with Mushroom Sauce and Mashed Potato (IDR 50k)

Untuk ukuran kafe seperti ini, menu ini termasuk affordable. Ayamnya cukup banyak dan tepungnya renyah namun tidak alot.

Saus mushroomnya creamy dan gurih. Sayangnya, mashed potatonya kurang oke.

Rasa mashed potatonya cenderung hambar dan kurang creamy. Seandainya lebih creamy dan seasoning ditambah akan lebih enak.

4. Jiwan Fish and Chips (IDR 50k)

Harganya worth dibanding rasa dan kuantitas. Pada kunjungan kedua, saya mencoba menu ini dan sharing bertiga. Porsinya cukup mengenyangkan.

Kentang gorengnya renyah dan tidak berminyak. Tortila chipsnya pun renyah.

Ikan dorinya segar dan dibalur tepung yang gurih meski dimakan begitu saja. Dicocol pakai saus tartarnya jadi semakin enak.

Saya suka sekali dengan saus tartarnya karena tidak terlalu asam dan bawangnya wangi.

5. Wagyu Omurice (IDR 60k)

Isinya ada nasi, telur omelette, kol ungu dan mayo lemon pedas di atas wagyu beef.

Nasinya memang hangat dan pulen, namun secara keseluruhan saya tidak begitu puas dengan rasanya.

Mungkin tergantung preferensi. Menurut saya rasa mayo lemon pedas yang ditaruh di atas daging malah menganggu.

Rasa asli daging wagyu cube yang sebetulnya gurih dan bertekstur empuk kurang cocok dipadukan dengan mayonaisse pedas asam yang malah menutupi rasa dagingnya.

Acar Jepang (kol ungu) malah hambar. Mungkin malah seharusnya kol ungu yang diberikan lebih banyak seasoning.

Untuk telurnya cenderung moist dan agak hambar.

6. My Choco Cake (IDR 15k)

Saya nggak tahu apa namanya, hanya langsung pesan begitu lihat di etalase.

Cakenya disajikan dalam kondisi hangat dan kuenya cukup wangi coklat.

Teksturnya nggak super kasar hingga membuat seret, namun saya kurang suka rasanya.

Cakenya agak manis, namun somehow bagian pinggirnya kering dan hambar. Memang sih, seharusnya rasa hambar ini bisa menetralisir rasa manis dari coklatnya.

Saya rasa, cita rasa cake seperti ini justru mungkin akan lebih nikmat kalau dipadukan dengan es krim biar nggak terlalu kering (?).

Namun karena harganya murah, rasa seperti ini juga sudah oke dibanding tempatnya.