Fannie Huang||IG:@fiehuang

Berhubung saya sampai jam 8 pagi & flight saya masih jam 12 siang, saya mencari salah satu kedai kopi yang tidak terlalu ramai.

Di dalam terminal 1A tidak banyak tempat makan yang buka ketika saya sampai. Ada kopi F*re yang sudah ramai, jadi saya memutuskan mampir ke kedai kopi ini.

Kedai kopinya kecil dan di dalamnya ada beberapa tempat duduk yang semuanya diposisikan menghadap dinding. Ada stop kontak juga buat charge ponsel atau laptop.

Di dalamnya boleh buat merokok. Jadi pengunjung kedai biasanya bapak-bapak yang merokok. Saya sendiri tidak masalah karena sudah terbiasa, toh dulu orang rumah saya juga ada yang merokok.

Namun sayangnya kebersihannya agak kurang. Asbaknya penuh abu rokok. Di dinding, ada beberapa barang yang sudah kotor dan kurang enak dilihat.

Saya bukan tipe yang mempermasalahkan soal meja agak berdebu, dsb. Namun saya pun terganggu karena sudah terlihat jelas di mata.

Untuk pelayanan cukup cepat dan ramah. Pembayaran bisa pakai debit atau cash.

Saya mencoba :

1. Ice Cafe Latte (IDR 38,5k)

Saya request no sugar.dan jadinya sesuai harapan. Entah karena target marketnya bapak-bapak atau gimana, justru kopinya malah oke, lho.

Perpaduan susu dan kopinya pas, rasa kopinya lumayan dominan sehingga terasa pahit.

Nggak semua kedai punya ice latte begini, lho. Kadang ada yang terlalu milky.

Buat harga segini masih lumayan worth karena kopinya enak dan lokasinya di bandara (emang lebih mahal), walau kebersihan perlu lebih diperhatikan.

Berhubung butuh sarapan & flightku di terminal 1, aku akhirnya mampir ke restoran ini. Etalasenya terlihat menarik dan ada beberapa jenis makanan Padang. Sistemnya porsian, kalian tinggal pilih aja.

Selain itu ada cabai & bumbu rendang yang bisa diambil sepuasnya. Selain menu makanan Padang ada beberapa menu Indonesia lainnya.

Aku mencoba :

1. Paket Nasi Putih (Rp. 24.000)

Sebenarnya aku mau pesan nasi telur balado, namun dikasih bonus perkedel yang tampaknya udah sepaket.

Buat bumbu rendangnya beneran enak. Rasanya gurih, bumbunya pekat dan teksturnya kental. Sambalnya juga nggak kalah enak, serundengnya lumayan gurih.

Perkedelnya oke juga. Rasanya nggak hambar, namu ladanya nggak terlalu kuat, jadinya nggak pedas.

2. Telur Balado (Rp. 14.000)

Sambalnya nggak terlalu pedas, cocok buat aku yang kurang tahan pedas. Namun masih terasa sedikit pedas dari sambal baladonya.

3. Gulai Singkong (Rp. 18.000)

Gulainya nggak terlalu kental, namun masih ada sedikit rasa gurih. Mungkin kalau rasanya lebih gurih bakal lebih enak.

Daun singkongnya nggak kelembekan dan rasanya juga nggak pahit.

4. Ikan Tenggiri Padang (Rp. 34.000)

Ikan tenggirinya besar dan rupanya porsinya bisa buat sharing berdua.

Rasa kuah gulainya sama kayak gulai singkong dan ikannya padat. + Besar.
.
.
Overall, aku habis Rp. 104.000 udah termasuk Aqua, harganya 14 ribu. Buat ukuran airport, sebenarnya harganya masih oke, sih. Kalau nambah 1 nasi, udah bisa sharing berdua.

Pelayanan juga super ramah. Recommend kalau kalian mau makan makanan Padang di bandara.

Tertarik mencoba takoyaki yangs atu ini karena ukurannya super besar. Harga 1 nya Rp. 20.000 dan ukurannya 2/3 kemasannnya yang emang super besar.

Dalam 1 porsi takoyaki, ada beragam isian mix, jadi nggak bisa pilih sendiri. Isiannya ada crab stick, potongan bakso, sosis, udang, taco, keju & nori.

Rasa takoykainya enak juga. Katsuobushinya melimpah & rasa sausnya manis gurih gitu. Bagian dalam takonya moist dan isiannya banyak.

Namun aku kurang suka rasa sebagian isiannya. Sosis dan baksonya kayak kenyal berlebih dan aromanya tajam gitu, kayak rasa bakso dan sosis sapi (maaf) yang murah dan kebanyakan tepung.

Seandainya bisa request, aku nggak mau pakai sosis & bakso 😭 Sayangnya ga bisa.

Tapi buat harga segini, ya udah oke, lah. Mungkin isian juga menyesuaikan harga.

Siang ini mampir ke Kebuli Ijab Qabul yang lokasinya nggak jauh dari kawasan Pasar Lama.

Sistem pemesanannya bayar dulu, lalu makanan bakal diantarkan. Tempat makannya agak gelap, tempat duduknya ada yang lesehan juga.

Aku mencoba :

1. Nasi Kebuli Ayam Besar (Rp. 33.000)

Harganya tergolong murah banget buat ukuran nasi kebuli yang pakai beras bhasmati. Ayamnya enpuk dan rempahnya lumayan gurih, sayangnya rempahnya kurang meresap.

Rasa nasi kebulinya lumayan gurih. Sayangnya, rempahnya nggak sekuat di cabang Grogol yang pernah kucoba.

Namun sambalmya enak. Rasanya pedas gurih.

2. Kebab Ayam (Rp. 25.000)

Aku pilih yang nggak pedas, jadi pakai mayonaisse aja. Namun sejujurnya mayonaissenya nggak terasa sama sekali.

Kulitnua lumayan renyah dan sayurnya segar. Rasanya asam segar gitu. Ayamnya empuk, namun rasanya sungguhan hambar.

3. Roti Maryam + Arabic Curry (Rp. 25.000)

Roti maryam salah satu menu favoritku. Rotinya renyah dan adonannya moist.

Kari arabnya lumayan kuat rempahnya dan rasanya gurih. Teksturnya lumayan kental, isinya kacang dan sayur lainnya. Rasanya cocok dimakan pakai roti maryam.

4. Teh Arab (Rp. 10.000)

Aku kurang suka tehnya. Rasanya agak kemanisan karena dominan susu kental manis. Rasa tehnya nggak terasa.

Penasaran sama serabi hijau yang satu ini karena terkenal di Pasar Lama. Satu jalan pun ada beberapa tempat yang jual serabi ini.

1 paket serabi isi 10 serabi mini & bisa pilih mau saus Pandan atau Durian. Kalau mau pakai 2 saus nggak ada tambahan biaya jadi aku pakai 2 saus. Harga 1 paketnya Rp. 25.000.

Serabinya wangi pandan dan lumayan gurih. Namun aku kurang suka teksturnya karena nggak berongga, jadinya mirip kue cubit.

Namun saus pandannya nggak terlalu manis. Kinca duriannya wangi dan rasa duriannya lumayan terasa.

Bakmi Medan yang satu ini merupakan salah satu bakmi yang sudah beroperasi selama beberapa dekade di daerah Tangerang.

Aku mencoba :

1. Bakmi Babi Biasa (IDR 35k)

Aku pesan bakmi babi ukuran biasa dan porsinya beneran besar. Bakminya oakai mie keriting yang matangnya pas.

Bakminua bisa request biar nggak terlalu manis dan menurutku manisnya masih oke walau aku sendiri ga terlalu cocok sama bakmi manis.

Selain itu kita juga bisa minta ampas babinya. Ampas babinya beneran enak. Minyaknya gurih, renyah, namun nggak berbau tengik.

Menururku ampas babinya penyelamat rasa. Untuk daging babi kecap dan charsiunya juga cukup banyak dan nggak berbau.

Charsiunya manis dan babi kecapnya manis gurih.

Buat rasa kuahnya juga cukup enak. Rasa kaldunya terasa.
.
.
Overall, kalau kalian prefer bakmi gurih, mungkin ini nggak terlalu cocok buat kalian. Namun kalau kalian suka bakmi yang cenderung manis, harus banget cobain ini.

Mampir ke kedai soto yangvsatu ini bareng tanteku. Katanya, soto ini murah & enak. Kebetulan dia jugavudah langganan dari masih jualan di gerobak sampai di ruko.

Tempatnya sederhana, lokasinya dinruko dengan beberapa meja. Namun harganya beneran sangat terjangkau.

Selain itu bisa minta tulang ayam. Kalau mau koyanya dipisah juga bisa.

Aku mencoba :

1 Soto Ayam (IDR 15k)

Isian ayamnya lumayan banyak dan ada bihun juga. Aku nambah koya, namun nggak terlalu gurih. Sesudah tambah jeruk jadi lebih asam segar.

Kebetulan aku tipe yang kalau makan, nggak tambah saus apapun selama rasanya masih edible menurutku. Menurutku, rasa kuahnya kurang gurih menurutku. Dibilang gurih, dibilang hambar banget juga nggak.

Menurutku, kalau lebih gurih lagi mungkin lebih enak. Namun harganya emang murah. Ayamnya cukup banyak dan ada isian soun & sayur juga.

Penasaran bangwt sama Bakwan Malang di sini & akhirnya aku cobain. Seporsi harganya 30 ribu & penyajiannya cukup cepat, isinya ada bakwan, sedikit bakso, sejenis siomay, dan mie.

Bakmienya nggak kelembekan dan porsinya juga cukup banyak. Aku nggak nambah kecap atau apapun karena kepengen nyobain rasa asli tanpa bumbu apapun, rupanya rasanya cenderung standar.

Kuahnya nggak terlalu gurih & bakwannya udah lembek. Baksonya lumayan gurih dan terasa sapinya. Namun sisanya biasa aja, siomaynya kenyal karena banyak tepung gitu.

Ini bukan kali pertamaku makan bakwan Malang, sih. Namun emang bakwan ini biasa aja.