Penasaran sama nasi kapau. Berhubung aku bukan orang Minang, masih belum paham juga apa perbedaan Nasi Kapau sama Nasi Padang. Cuman dari googling emang ada perbedaan dalam beberapa menu yang ada di Rumah Makan Kapau tapi tidak akan kita jumpai di Rumah Makan Padang. Nasi Kapau katanya berasal dari daerah Bukittinggi Kabupaten Agam Sumbar.
Setelah aku googling menunya yang khas dari Kapau itu ada gulai tambusu, rendang daka-daka, ikan mas bertelur, dendeng, gulai tunjang.
Karena di Bajamba Kapau selalu ramai, akhirnya aku memutuskan untuk nyobain di sini. Tapi waktu aku kesana aku mau nyobain rendang daka-daka tapi ternyata nggak ada. Akhirnya aku pesen dendeng. Nah yang khas lagi dari tempat Makan Kapau ini adalah cara display makanan yang berbeda dengan Rumah Makan Padang. Kalau rumah makan Padang biasanya etalsenya tertutup, kalau ini terbuka hanya dilapisi mika separo badan dan menunya banyak banget. Untuk rasanya lumayan enak. Tapi karena masih ada bumbu2 kunyit mentah yang kerasa jadi kurang gimana gitu. Untuk nasinya g sebanyak nasi padang sih. Jadi sambelnya masih banyak, nasinya udah habis. Tempatnya juga luas banget.
Awal mula ke sini karena aku nemu cafe namanya The Fitz Cafe. Tempat ini sudah ada di list yang akan kukunjungi sejak tahun 2021. Awalnya namanya Fitztroy. Terus pas aku inget mau ke sini, aku googling berubahlah namanya di google the fitz cafe. Tapi nih pas aku samperin namnya Brunswick. Jadi gimana nih. Tapi pas aku google nama brunswick cafe munculah namanya the fitz cafe. Pas di tempatnya aku kuga lupa buat nanyain yang bener yang gimane. Atau dulunya namanya the fitz terus pindag pemilik lalu namanya brunswick?
Oke kita kembali pada intinya. Tempatnya ada di area Komplek Dago Resor. Cafe ini secara wilayah berada di daerah Cimenyan. Tempatnya terdiri dari 3 lantai. Begitu masuk kita berada di lantai tengah. Ada rooftop dan ada lantai dasar yang outdoor. Tapi menurutku paling lucu di lantai atas. Pemandangan bisa menjangkau walaupun hanya sedikitlah ya. Untuk menu yang ditawarkan hingga menu berat. Tapi menurutku harganya untuk cemilan dan minuman masih terjangkau. Tempatnya didominasi hijau. Jadi berkesan teduh dan segar. Kebetulan pas aku ke sini lagi ada live music. Mungkin karena pas malam minggu.
Aku pesen minuman aja. Ada brunswick chai. Salah satu signaturenya yang mana minuman ini adalah susu dengan rempah. Selain itu brunswick latte. Kopi khas brunswick. Cemilannya aku pesen churos. Churosnya jumbo. Hanya aja pesananku kali ini serba manis. Saus churosnya aja manis banget.
Jajanan koreanan yang murah meriah nih tapi harga enak. Aku belinya ke gildak yang di Dipa Junction. Aku beli odeng. Harganya hanya 18.000 tpi ternyata kenyang. Sausnya saus gochujang yak. Ada saus miso, bulgogi san gochujang. Kemasannya pakai cup kopi kecil dan mungil. Bau ikannya kecium banget. Tempatnya emang nggk begitu enak buat lama-lama duduk di sini karena banyak ojol yang pick up orderan. Tpi kalau mau di makan di sini pun nggak masalah.
Oh ya sekalian aku mau komen tentang harga parkirnya. Malam minggu aku ke sini dikenain tarif 5000 sama tukang parkir untuk sepeda motor di bangunan Dipa Junction karena gildak ini berada di area ini. Aku nggak tau ini karena malam minggu, atau gimana nggak ngerti. Belum pernah sebelumnya aku parkir motor kena tarif segini.
Ramen yang lagi ramai nih. Ya Ramen. Ramen Ya. Aku ke Ramen Ya yang ada di BIP. Tempatnya ada di serambi BIP. Cuman masuknya tetep dari dalem karena yang di serambinya dikasih pembatas. Pas aku kesana waiting list. Cuman untungnya hanya 5 menitan. Aku pesen spicy ebi tempura ramen. Nggak pedes, nambah cabe bubuk juga nggak pedes. Emang standar pedesnya lidah Jepang sama lidah Indonesia emang beda. Rasanya lumayan sih menurutku. Asal kenyang mah oke.
Sekilas namanya terdengar seperti nama teh-teh tubruk buatan pabrik di Jawa Tengah. Tapi aku juga nggak tau juga kenapa namanya cap dangu. Tempatnya jadi satu sama Lotus. Jadi yang ada plangnya mah yang lotus. Justru aku nggak nemuin plang Cap Dangu. Bangunanya otentik bangunan khas jaman dulu yang atapnya langsung genteng. Tempatnya terdiiri dari dua ruang yang satu dikonsep seperti pendopo yang satu seperti rumah los mirip rumah-rumah Jawa pada umumnya. Yang mana kursi dan meja untuk nogkrong los di situ semua dengan suasana yang homy banget.
Sistem pesannya ala cafe pada umumnya order di kasir langsung bayar dan nanti pesanan kita diantar. Untuk menunya kita lihat di display tab dan g ada harganya dan g ada bukti struk. Sehingga lumayan kesulitan buat split bill. Hanya menerima pembayaran dengan kartu atau scan qris.
Menu yang kupesan yaitu white gu coffee dan blueberry chocolate. Aku pesen yg ice. Jadi penyajiannya pakao cup plastik. Uniknya nggak ada sedotan, di bar juga g ada sedotan yang bisa diambil sendiri. Lupa nanya juga kenapa g ada sedotan. Untuk blueberry chocolatenya, blueberrynya bisa kita rasakan di tetes terakhir karena ngendap di bawah. Tempatnya enakeun banget, tenang buat nugas.
Menu yang dipesan: White Gu Coffee, Blueberry Chocolate
Siapa yang tau lotek macan? Sekilas namanya terdengar aneh. Kenapa nama lotek pakai nama macan. Tapi ternyata dinamain lotek macan karena tempatnya berada di Jalan Macan Nomer 1, Burangrang Bandung. Lotek ini dirintis sejak tahun 1956. Termasuk salah satu lotek legend di Kota Bandung. Ketika aku ke sini, pas banget sebelum jam makan siang, jadi cuman ada beberapa pengunjung. Meskipun setengah jam kemudian murudul pengunjung karena jam makn siang telah tiba.
Menunya macem-macem ya selain lotek sampai ada menu rawon khas Jawa Timuran. Tapi aku pesen lotek karena ini salah satu menu legendnya. Selain pesen lotek aku juga pesen rujak bebeg. Di sini ada berbagai macam bubur sum sum mutiara yang katanya enak. Tapi aku nggak nyobain, karena makan lotek aja udh buat kenyang.
Pesannya mah di meja aja kalau mau dimakan di tempat, nanti ada pelayanan yang akan nulis pesanan kita. Untuk bayar di kasir kalau udh beres makan. Seporsi loteknya full sepiring. Kenyang meskipun aku nggak pesen pakai lontong. Bumbu kacangnya lembut banget. Untuk rujaknya cukup menyegarkan di cuaca Bandung yang sedang terik.
Tempatnya ternyata kecil. Pas aku ke sini nggak banyak meja seperti di foto-foto ulasan google. Kalau di dalam cuman muat 2 meja kursi super mini. Di luar hanya ada satu meja kursi yang besar. Kalau foto di ulasan google ada beberapa meja besar, tapi pas ke sini cuman ada satu. Nggak ngerti jg sih nggak tau alasannya knp sekarang nggak banyak meja kursi, nggak nanya soalnya. Padahal tadinya aku mau nugas ke sini. Cake yang kupesan fluffy roll cake yang double chocolate. Tadinya mau pesen crepes tapi aku takut eneg. Cakenya lembut banget tapi agak eneg juga lama-lama. Disini bisa pesen slice maupun yang bulet utuh.
Salah satu batagor legend di Bandung nih yang sudah ada sedjak tahun 1980. Letaknya ada di pinggiran Jalan Dago. Tepatnya di Pasar Simpang Dago. Per bijinya dibandrol dengan harga 6000 rupiah. Per bijinya gede-gede lhoh. Bisa jadi 4-5 potong.
Berhubung aku pesen buat dibawa pulang ke Magelang, aku pesen yang setengah mateng. Kebetulan masaknya H+2 setelah aku beli dan kusimpan dalam freezer begitu sampai rumah. Untuk kuah batagornya lembut dan kental. Tapi aku nggak paham kenapa di lidah aku rasanya asin.
Tempat ngopi enakeun di pinggiran jalan Dago Giri - Lembang. Patokannya itu depan pintu masuk Komplek Pramestha. Tempatnya berkonsep putih, minimalis dan dihias dengan tanaman aesthetic. Konsep di tempat ini memang cafe karena menu yang ditawarkan standar cafe. Aku memesan teh. Ada artisan teanya ya. Teh yang kupesan yakni mango mint tea dan forest berry. Di lidah aku lebih suka yang mango mint tea. Yang forest berry agak kental rempahnya.
Tempatnya terdiri dari dua lantai. Yang lantai kedua sepeeti di balkon rumah. Aku ke sini malem. Kalau nggak mlm, pasti bisa lihat perbukitan di Ciumbuleuit. Untuk harga makanan dan minumannya standar cafe.
Namanya juga bodas. Sesuai sama namanya dan nama jalan yang terletak di Jl. Talaga Bodas pun, cafe ini bernuansa serba putih. Kusuka banget sama ambiencenya. Apalagi lampu-lampunya menambah suasananya makin elegan namun tetap minimalis. Areanya terbagi menjadi indoor dan outdoor. Menu yang kucoba yakni salmon omelette mentai, chili honey glazed donburi, mom secret recipe pasta, dory creamy pesto pasta, korean style bulgogi pasta. Dari semuanya yang paling kusuka yaitu salmon omelette mentai. Perpaduan rasa nori dan saus mentai yang gurih. Untuk dory creamy pesto pastanya, aku rasa ikannya terlalu amis. Kalau korean style bulgogi terlalu manis. Minuman yang kupesan yakni uji matcha. Matchanya kental banget. Dan kusuka
