Marisa @marisa_stephanie

signora pasta dari namanya sudah bisa ditebak ini restoran italia.

ga cuma namanya saja tp menu dan interiornya jg sangat italia terutama jika menikmati hidangan di lantai 2.
di restoran ini tidak seperti resto2 lain, tidak menyediakan tabasco melainkan hanya saus cabai dan cabai bubuk saja.
untuk makanannya, yang saya rekomendasikan adalah  cannelloni ripieni di hidangkan dalam sebuah ramekin. rasa dan wanginya susu keju dan lembut chewy2 benar2 enak banget.. kudu musti harus coba.

tp agak sabar ya kalau pesan ini soalnya agak lama datangnya , dipanggang dulu.
pasta lainnya adalah tagliatelle al ragu. namanya agak asing memang tp masih saudaranya fettuccine. pastanya lebar. berisikan saus daging yang hampir mirip bolognese tp lain karna ga segurih itu dan cenderung agak tawar, kacang polong, dan keju. direkomendasikan makan selagi hangat saat baru tiba di meja karna rasanya akan berubah jadi disaster klo uda dingin.
pizza, ada 2 jenis pizza yg saya pesan tp lupa namanya untuk keduanya wanginya dari 1 meter dari meja sudah tercium. wangi susu dan keju tipikal ya kayanya keju dan susu jadi kunci utama.

pizzanya tipis tp ga tipis2 banget juga. rasanya cukup oke walau ga setara sama ekspektasi wanginya.
ravioli spinachi e parmigianonya standar dengan isi bayam dan saus daging yang mirip bolognese.
interiornya menampilkan suasana italia banget mulai dari penggunaan material kayu, lampu dindingnya, warna2 naturalnya .. dan menghadirkan suasana semi formal dining. pelayannya juga pakai pakaian hitam putih berdasi kupu2, rapih.

resto korea ini bisa dibilang agak terpencil, signage nya aja makin buyar ga keliahatan.
lokasinya di ruko2 deretan bakmi kebon jahe gading serpong. 

biasanya tiap hari minggu tutup
dari tahun ketahun memang sih makin menjamur tmpt makan korea tapi ini tetep salah satu favorit gw. 

menu favorit yg gw suka adalah doenjangjigagenya dan yuk gaejangnya
hari itu gw pesen jg yang babi2an gt sop. eh tau2nya isinya kek kuping or something deh. salah pesen kagak demen selain daging soalnya. 

tp kuahnya bole diakuin enak jg sih. dan semua pesenan sop disini udah include nasi loh

klo mau enak datanglah hari sabtu duduknya di bawah. cenderung sepi terhindar dari asap rokok keramaian hari weekdays oleh orang-orang korea asli yang makan minum disini. 

harganya klo menurut gw masih terjangkau dan porsinya lumayan. korean teanya gratis bisa refill.

ig @blackholeduet

San Jung dengan motonya the real Korean BBQ.

Layaknya restoran Korea pada umumnya, San Jung menjual menu bakar, kuah (sup) dan pat bing su (es kacang merah)

Sebagai appetizer, disediakan beberapa menu yang semuanya mentah. salad mentah sudah biasa, tapi apa jadinya kalau rajungan nya juga mentah. 

Hanya bermodalkan bumbu berwarna merah, ternyata rajungannya dalam kondisi mentah. Baru kali ini saya menemukan side dish di restoran Korea yang menyajikan rajungan mentah. 

Yang suka mencoba makanan unik dan baru disarankan mencobanya

Berkali kali makan di resto Korea, tak ketinggalan memesan doenjangjigae dan syamgoepsal

lain halnya kalau Doenjangjigae itu dari sari ikan dan kepiting, disini kuahnya berisikan daging sapi.

Untuk syamgoepsalnya bisa dibakar di meja kita sendiri ataupun dibakar di meja terpisah. 

Karena saya menghindari bau asap, daging pun dibakar oleh pramusaji di meja terpisah. Sayangnya bumbu dagingnya tidak terlalu meresap kedalam daging sehingga hanya rasa original daging babinya saja yang terasa. Pasti kalau bumbunya lebih meresap akan lebih enak tentunya. Agak sedikit kecewa karena kurang sesuai dengan mottonya yang mengedepankan BBQ nya

Tak kurang saya pun memesan dolsot bibimbab. Pada dasarnya bimbimbab yang disajikan sama dengan restoran-restoran Korea lainnya, untuk sausnya pun bisa bebas di tambah sendiri, sesuai dengan selera. 

Melengkapi santap siang saya saat itu, saya pun memesan pat bing su. Es kacang merah yang disajikan dalam gelas lebar dengan urutan es serut, pasta kacang merah dan atasnya dihiasi beragam potongan buah seperti semangka dan nanas. kalo menurut saya sih kaya rujak ya.Setiap restoran Korea di Indonesia nampaknya memiliki definisi tersendiri dalam menyajikan pat bing su ini.

Selamat mencoba
!

Di daerah serpong, banyak sekali tempat makan enak dan unik. Salah satunya adalah Container Grill and Bar yang hadir di kawasan gading serpong. Tepatnya di atas restaurant Chinese food Ce Wei. 

Container Grill and Bar hadir dengan menu western food dengan interior yang unik. Dari namanya, di restaurant ini menggunakan container sebagai bagian dari pengalaman bersantap yang unik. 

DI sisi luar terdapat 3 buah container bekas yang disulap menjadi area makan semi private menghadap ke jalan. Selain itu toiletnya juga bernuansa container lho.

Menikmati makanan western di malam hari adalah momen yang tepat untuk memilih bersantap di dalam container yang terletak di sisi luar lantai atas gedung. 

Dari dalam kita bisa melihat gedung-gedung sekitar dengan gemerlap lampu gedung dan kendaraan yang lalu lalang. Cukup romantis sekaligus dapat bersantai. 

JIka datang beramai-ramai kurang lebih 10 orang, rasa-rasanya tidak perlu lagi memesan ruangan VIP, karena container tersebut langsung berubah menjadi ruang pribadi sesuai dengan kapasitasnya yang hanya memuat sekitar 10-15 orang. Di dalam container di suguhi musik yang update dan juga televisi layar datar loh. 

Untuk makanan, disini menyuguhkan makanan western dan beberapa menu Indonesian food seperti ribs soup, fried rice, chicken satay. Untuk western food nya mayoritas terdiri dari salad, soup, dan steak sebagai specialties nya.
Saya sendiri sudah beberapa kali makan ditempat ini dan merupakan salah satu restaurant western favorite saya di daerah gading serpong. 

Disini bisa juga membuat kartu member sehingga pada setiap kunjungan berikutnya bisa mendapatkan potongan khusus alias diskon.

Traditional Caesar salad menjadi makanan pembuka saya malam itu. 

Rasanya dan bahan yang segar mengawali makan malam saya. Karena saya tidak suka lemak, saya memutuskan untuk menikmati tenderloin Australian steak dengan saus jamur. Tingkat kematangannya saya pilih medium well sehingga masih ada rasa juicy dagingnya. 

Untuk pilihan ini lebih baik dinikmati segera saat baru dihidangkan. Untuk side dishes nya saya memilih mac and cheese dan bayam yang nampaknya dimasak dengan susu. Lebih asik lagi saya nikmati dengan saus Tabasco. 

Saya juga ikut mencicip sirloin Australian steak menu pilihan kakak saya. Untuk side dishesnya dipilih sayur-sayuran. Untuk sirloin sendiri masih ada lemaknya, lain hal dengan tenderloin. 

Oleh karena itu harga tenderloin lebih mahal dari pada sirloin. Australian tenderloinnya memang lebih murah dari pada yang American, namun harganya mencapai 200 ribuan per porsinya. Untuk Australian sirloin lebih murah beberapa puluh ribu, sekitar 150rb an. 

Lanjut ke menu lain yang saya icip juga yaitu dori steak. Dori steak salah satu jenis ikan favorit yang lembut dan tidak amis. Side dishnya juga dapat dipilih sendiri dari beberapa menu pilihan yang ada (2 macam)

Untuk menu pasta, kali ini dipesan fettucini alfredo yang creamy disertai dengan potongan olives. Creamy saucenya kaya akan rasa susu dan gurih. 

Nah lain lagi dengan menu yang satu ini. Kalau yang lainnya itu menu western, kali ini saya mencicipi menu sang ayah yang cenderung Indonesian food. Yaitu sop iga lengkap dengan jeruk nipis potong, sambal iris dan nasi. Namanya juga beda selera, jadi kalau ada yang lebih suka western tapi ada juga yang maunya Indonesian food, adalah pilihan yang tepat untuk pergi ketempat ini.

Makan yang lebih private, eksklusif, romantis, enak.. disini tempatnya 

Pizza Marzano ini lokasinya di lantai atas deket debenhams.

Dulu sering bgt diskon pake bni 50% tp skrng kayanya uda ga ada promosi d.

Yg makan disini banyak juga expat expat bule gitu 
Kalau kamu mau merasakan sensasi Pizza Italia yang tipis dan enak kamu harus makan disini. Sambil bisa lihat proses pembuatan nya juga bisa loh. Selain Pizza nya salad, flat bread dan makanan lainnya juga enak enak semua.
Klo pesen Pizza gw ga suka yg 1 loyang isi 4 rasa ya yg ada olives nya itu karena pertama ikannya agak amis, kedua olives nya super asem. Tp diluar itu semua menunya yg uda perna gw coba enak enak semua. Minumnya bisa pilih yg bisa d refill ada jg yg non refill.
Adonannya empuk Topingnya juga enak. I'm so fall in love with the pizza and salad.
Oiya kalau lo liat nama Pizza express itu sama aja kaya Marzano masih 1 grup cuma mungkin tata cara pengelolaannya berbeda

Tak kenal maka tak sayang. 

Pribahasa ini sangat cocok dengan saya tatkala mencoba menu makanan yang satu ini. 

Pada saat pertama kali lewat, apaan sih tuh ya.. shabu-shabu kok ala mongolian.. Apa bedanya sama shabu-shabu lain?

Siapa yang ga tau shabu-shabu, makanan yang serba di rebus yang biasanya kita masak sendiri dengan kompor yang disediakan di meja. K

uahnya secara umum berupa kuah kaldu ayam maupun tom yam.
Nah kali ini shabu-shabu yang akan saya bahas berbeda dari shabu-shabu umum yang kita kenal. Namanya YUAN THE SHABU CUISINE. Makanan yang di sajikan disini mereka sebut dengan makanan ala Mongolia.

Shabu-shabu yang ditawarkan, kuahnya sangat kaya akan rempah. Rempah-rempah yang sepertinya bisa ditemukan di toko obat cina. Saya sendiri tidak tahu nama dari kebanyakan rempah yang ada di dalamnya.

 Satu hal yang pasti, untuk kuah half-half (normal dan pedas) banyak sekali bawang putih bulat segar di dalamnya. Untuk kuah pedasnya banyak cabai merah potong yang sebelumnya sudah di keringkan.

Makanannya sangat sehat, kenapa saya bisa bilang sehat? Rempah-rempah yang memperkaya kuahnya membuat tubuh terasa hangat dan lebih segar. Terutama pada saat merasa masuk angin atau mau flu. Setelah makan di Yuan ini, badan terasa lebih bertenaga dan sehat. 

Disini juga menyediakan bumbu tambahan berupa : bumbu kacang halus, bawang putih cincang, chilli oil, daun ketumbar potong, dan kecap asin. Boleh juga minta cabai potong sesuai selera.

Untuk bulan Agustus ini, ada menu paket. Menu paket itu sudah termasuk kuah half half, nasi, sayuran, daging (lamb/ beef), jamur, salad pembuka, dessert dan the (dingin/ hangat). Enaknya menu paket ini, dari segi harga otomatis lebih murah di bandingkan ala carte. Tidak perlu kalap untuk mesan ini itu dalam menu ala carte karena sudah tersedia dalam bentuk paket. 

Untuk 1 paket ini bisa di makan utnuk 2-3 orang. Harganya sekitar 100 ribuan saja. Tersedia paket untuk siang dan malam. Sedangkan untuk makan 3-4 orang ala carte bisa menghabiskan sekitar 400 ribu rupiah (tergantung dari menu pesanan)
Buat kamu-kamu yang kapasitas perutnya super besar, tersedia juga all u can eat. Kalau tidak salah all u can eat nya berkisar 150rb an. Mau konsumsi daging domba atau sapi jenis apapun bisa. Asal habis ya, banyak orang-orang yang kalau makan sepuasnya suka asal pesan tapi tidak habis. Padahal di luar masih banyak orang-orang yang kesulitan makan. Jadi sekuatnya saja ya pesannya.

Untuk menu dessert favorite saya, melon sago. Jangan salah dengan water melon sago ya. 

Sering kali pramusaji nya salah membedakan antara melon sago dan water melon sago. Water melon sago berisikan bulatan-bulatan buah melon yang dicampur dengan pacar cina dalam kuah susu campur jus melon yang segar manis. Sedangkan untuk water melon sago sebenarnya hampir sama hanya beda buah, yaitu menggunakan buah semangka. Dessert ini bisa di dapatkan gratis jika memesan paket lunch daging lamb. Untuk daging sapi, dessertnya gratis buah potong. Kalau rame-rame pesan saja beef dan lamb jadi bisa dapat menu yang berbeda untuk icip-icip.

Keluarga saya sendiri menikmati yuan hampir sebulan minimal 1 kali. Sekedar untuk mengkonsumsi makanan yang berisikan rempah-rempah menjaga stamina. 

Apa lagi bulan Agustus ini banyak yang flu, tidak ada salahnya kan makan enak sambil menyehatkan badan.Bisa dapat 2 keuntungan sekaligus nih 

Oiya informasi tambahan nih, kalau makan disini walau ber-AC, tidak ada pemisahan non smoking dan smoking. Jadi kalau tidak suka dengan asap rokok, silahkan datang beramai min. 7-10 orang supaya bisa menempati ruangan VIP dan terbebas dari orang-orang yang merokok  ENJOYYY.. YEI YUMMY YEI HEALTHY!

Udara panas, teriknya matahari dan masih hawa-hawa lebaran, membuat saya melarikan diri ke sebuah mall di kawasan serpong untuk menikmati makanan korea yang ada disana. 

Restaurant ini memiliki 2 tawaran jenis makanan, yaitu Korea dan Western. Jadi jika membawa rekan yang kurang suka dengan makanan korea, tetap bisa makan di restaurant yang sama dengan jenis pilihan menu yang berbeda. Han Gang and White Hunter adalah nama restaurant yang saya tuju kali ini. 

Saat masuk, pesanan langsung tertuju pada set daging komplit, yaitu modeum gogi. Selain itu saya juga memesan japchae dan hemul-pajeon.

1 set daging komplit yang saya pesan, terdiri dari beragam jenis daging sapi, mulai dari sirloin, tenderloin dan lainnya. Tipis slice, agak tebal hingga sampai pada ribs. Semuanya tersedia dalam 1 piring. Sebelum pesanan dagingnya datang, sajian side dishes, soup dan sayuran (daun pembungkus daging) yang disertai irisan cabai hijau besar dan bawang putih serta tak lupa saus disediakan terlebih dahulu. 

Modeum Gogi sendiri atau daging bakar lainnya saya pilih yang dimasak manis. Tapi manisnya sendiri cenderung manis gurih, jadi tidak eneg. Bagi yang belum tau cara makannya, pertama-tama ambil sayuran (selada atau jenis daun lainnya yang mirip daun poh-pohan namun lebih berbulu), letakan irisan bawang putih, irisan cabai hijau dan daging yang sudah di celup ke saus yang di sediakan (sausnya sendiri ada 3 jenis; tauco, kecap asin, dan minyak wijen yang diberi garam dan biji wijen), untuk sausnya saya lebih memilih saus tauconya saja. Setelah itu, bungkus daging, bawang, dan cabai dengan sayuran tersebut. Langsung masukan wrap tersebut ke dalam mulut. Sensasi kriuk, asin, tajam, manis dan gurih bercampur jadi satu di mulut. Nyam nyam nyam? 

Oiya, sayuran pembungkus dagingnya, dan bawang putih dari yang saya dengar, bagus untuk menyeimbangkan kadar kolesterol dan lemak yang ada di daging loh. Jadi bukan Cuma jadi pajangan aja nih sayuran dan bawangnya

Untuk sup nya sendiri, merupakan bawaan set dagingnya. 

Sup nya berisikan udang dan tahu sutra. Kuahnya sendiri sangat merah sekali. Tapi tidak pedas, karena merahnya tersebut menggunakan pasta dan sambal bubuk khusus produk korea. Lain halnya jika menggunakan produk lokal, warnanya akan tidak terlalu merah tetapi pedas. 

Kebetulan saya sudah pernah mencoba membuat masakan korea dengan bahan lokal, hasilnya sangat berbeda sekali. Untuk supnya ini kebetulan cenderung tawar, mungkin untuk menyeimbangkan dagingnya yang sudah sangat kaya rasa ya. 

Oiya, saking asiknya membahas daging dan sup, side dishesnya jadi kelupaan. Nah, kalau di restaurant korea, normalnya kita akan disuguhkan side dishes yang cukup beraneka ragam untuk ganjel perut selagi main coursenya belum datang. Kali ini side dishes yang disediakan berupa : ikan asin lebar yang dimanis pedas, baby potato, bayam yang nampaknya rebus dan diberi garam serta minyak wijen, cah brokoli dan wortel, siput (seperti keong nenek), kimchi, dan sayur tauge. 

DI beberapa restaurant korea tertentu, jumlah side dishes yang dikeluarkan tergantung dari jumlah orang dalam 1 meja. Kalau di Han Gang, nampaknya side dishnya sudah standar untuk menu set modeum goginya.
Dari beberapa side dishes yang disebutkan tadi, ikan asin lebar, bayam dan baby potato menjadi favorite saya. Untuk kimchinya sendiri saya kurang suka karena rasanya tidak seenak authentic Korean kimchi.

Nah karena saya makannya tidak pakai nasi, alternative asupan karbohidrat saya bersumber dari japchae. 

Namanya memang mirip masakan cina capcai yah tetapi menu makanan ini sangat berbeda. Berupa makanan mirip soun yang di goreng seperti bikin bihun goreng namun dengan cita rasa khas yang unik beda dari masakan cina ataupun indonesia. Setiap saya berkunjung, menu japchae ini dan daging bakar merupakan menu yang sangat wajib untuk dipesan. Bener-bener bikin ketagihan banget hmm yummyyy

Tiba di menu saya yang terakhir untuk makan siang di Han Gang ini, yaitu hemul-pajeon. 

Apa sih ya hemul ?pajeon itu? Hemul Pajeon ini cenderung mirip telur dadar yang diisi dengan daun bawang yang masih berupa batangan dan di makan dengan saus khusus berwarna merah encer bercampur biji wijen yang rasanya asin. Buat pecinta telur, makanan ini patut di coba, apa lagi kalau lidahnya kurang bisa menerima makanan yang aneh-aneh (diluar rasa standar masakan indonesia ).

Jangan bilang suka yang berbau korea kalau belum nikmatin masakan korea ya. 

Tidak perlu khawatir karena masakan korea yang ada disini lebih bisa diterima oleh lidah Indonesia kok. Sekali-sekali ga ada salahnya menikmati menu lain di luar makanan Indonesia, Western atau Jepang. 

Saran saya untuk makan disini hanya 1 : Jangan lupa bawa uang yang banyak yaaa?harganya cenderung mahal. Untuk Set daging modeum gogi ini mengeruk kantong seharga 488rb (belum pajak). Untuk menu diatas saya pesan untuk ber3 dan menghabiskan dana kurang lebih 900 ribu rupiah. Hohoho.. Demi meningkatkan semangat setelah lebaran dan menghindari hawa malas setelah liburan nampaknya rela-rela aja ya Nom nom nom 

From Street to Building
Sushi salah satu makanan khas Jepang yang kini tak lagi hanya dapat dinikmati oleh kalangan atas.
Sushi sendiri di Indonesia sudah menjamur di segala daerah tak jarang kini sushi pun disuguhkan di piggir jalan dalam sebuah tenda.
Begitu juga dengan sushi yang satu ini. Zushioda adalah sebuah tempat makan yang menyediakan beragam jenis sushi dalam keadaan matang yang beranjak dari pinggir jalan dan kini hadir di sebuah ruko kawasan Gading Serpong kawasan bolsena. 

Pada saat masuk mencoba, saya pikir resto ini baru, tapi ternyata sudah memiliki beberapa cabang.
Menunya semuanya adalah sushi dalam keadaan matang, baik itu di goreng maupun di bakar dagingnya.
Rasanya sendiri fresh dan tidak amis.Tidak kalah dengan restoran sushi lainnya. Hanya saja porsinya lebih kecil jika dibandingkan sushi pada umumnya. 

saya mencoba 4 jenis sushinya yaitu :
King Avocado Roll, Salmon Cheese Sushi (saya lupa pasti nama menu yg satu ini), Avocado Crunchy Roll, dan Spicy Monster Roll. 

Tidak seperti kalau makan di restoran sushi mahal seperti sushi tei atau pun kiyadon sushi, disini tidak menyediakan asinan jahe. Namun mereka masih menyediakan soyu (kecap asin) dan wasabi jika kita minta. Pada saat datang, di meja hanya ada nomor meja dan kotak tissue saja.
Semua sushinya di sajikan pada piring berupa papan kayu, secara penyajian cukup menarik, apa lagi beberapa menu dihias dengan saus manis secara zig zag. 

Avocado Crunchy Roll , dari namanya saja sudah terbaca pastinya. Terbuat dari alpukat, crabstick, timun, rumput laut, crunchy dan diatasnya diberi mayonnaise dan sedikit tobiko. Salah satu sushi yang diberi saus manis pada saat dihidangkan. Jadi pada saat makan saya tidak lupa untuk mencocol saus manis pada papan sajinya.
Tak lupa saya juga mencelupkannya pada saus racikan saya berupa wasabi dan kecap asin. Saya pernah mendengar berita bahwa wasabi bisa mematikan kuman atau bakteri yang terdapat pada sushi yang disajikan mentah. Walau untuk kali ini disajikan matang, tidak ada salahnya tetap memakannya dengan wasabi agar terasa lebih jepang di lidah dengan sensasi pedas yang khas. 

Menu yang kedua Salmon Cheese Sushi. Terdiri dari kepalan nasi yang diatasnya ditambahkan daging salmon di bakar dengan obor kecil, sedikit mayo dan parutan keju. Saya kurang puas dengan menu yang satu ini, rasanya menjadi terlalu creamy di lidah. Makan 1 kepal sudah cukup membuat mulut saya berat mengunyah. Berbeda dengan avocado crunchy roll yang lebih ringan di lidah dan sensasi rasa yang lebih segar. Saya pun menetralkan dengan minum ocha. 

Di tempat ini ochanya hanya ada ocha hangat (hampir dalam keadaan dingin) dan ocha dingin.
Tak puas dengan porsinya yang cenderung kecil, saya pun kembali mencoba menu ketiga dan keempat saya. King avocado roll dan Spicy monster roll. Tak sesuai namanya, ukuran king avocadonya pun tidak lebih besar dari ukuran sushi roll sebelumnya. Yang paling berkesan di lidah saya adalah spicy monster roll. Rasanya yang kaya mulai dari gurih, pedas, manis dan asin bercampur jadi satu di lidah. Mungkin Karena sensasi dari abonnya yang spicy.

Secara keseluruhan dari 4 menu yang saya pesan saya bisa menyimpulkan bahwa untuk ukuran sushi menengah sushi ini enak. Uang yang dikeluarkan pun cukup kurang lebih 20 ribuan untuk 1 porsi. Tidak sampai 100 ribu untuk memakan menu yang saya jabarkan tadi. 

Untuk suasana tempatnya, interiornya memang sangat sederhana sekali. Hanya ada bangku kursi dari kayu dan gerobak pembuatan sushi di dekat tangga. Bagian dindingnya dihiasi foto-foto dengan deskripsi sushi yang mereka jual. 

Tak disangka, pada saat saya naik ke lantai 2 untuk ke toilet, ternyata mereka menyediakan tempat lesehan bernuansa hello kitty. Tidak sesuai memang temanya dengan makanan yang dijual. Namun suasana lantai 2 tersebut kurang nyaman dari segi pencahayaannya yang berwarna pink. Kebersihan tempatnya bersihapa lagi masih tergolong restoran yang baru buka.
Jika sedang dalam dana terbatas untuk pergi ke restoran sushi mahal, Zushioda ini masih dapat menjadi alternative untuk makan sushi (matang) untuk sekedar mengurangi kerinduan makan sushi.