Marisa @marisa_stephanie

akhirnya e so tteok ini pindah ke dalam mal , tepatnya di food court bagian tengah, bersebelahan dengan sate mak syukur. 

menurutku pelayanannya mendingan dibanding dulu, agak lebih ramah sedikit walau masih bisa ditingkatkan lagi sebetulnya. 

kali ini pesan yang manis dan manis pedas. harganya sama. 
untuk yang manis lebih sepi isinya, hanya kue berasnya saja dan beberapa potongan fish cake dalam kuah. 

sedangkan untuk yang manis pedas ada sayuran dan daun bawangnya. 

rasanya sendiri yang manis ada pedasnya sedikit walau manisnya memang dominan, sedangkan yang manis pedas menurut aku pedas banget sih. kalau aku pribadi karena ga bisa makan pedas jadi yang manis pedas itu ga kemakan buat aku. 

rasanya enak, sama seperti dulu yang aku pernah makan saat masih ada di benton junction. kekenyalan rice cakenya pas, ga kering. dan bumbunya medok banget. 

minumannya sendiri semuanya harus pesan dan bayar. ga ada minum gratis :p

overall sejauh ini masih topokki favorit di daerah tangerang yang pernah aku makan. 

Aku sudah mencoba 2 dari 3 magal yang ada di serpong. Dan akhir nya mencoba juga untuk makan yang ada disini.

Magal yang ada disini menunya memang hampir sama dengan yang di sms tapi terasa agak lain dengan yang di saumata ya. Walau sekarang semuanya berlogo kuning.

Kesempatan ini saya coba pesan 2 menu

1. Pork bbq hot plate
Sudah termasuk nasi walau pun bukan menu kuah dan porsinya cukup banyak. Sesuai dengan harganya.
Rasanya cenderung manis ada pedas sedikit saja (saya bukan penikmat pedas jadi mungkin untuk orang2 yang suka pedas akan bilang ga pedas sama sekali) walau warnanya merah seperti sangat pedas.

2. Bulgogi
Jadi kalau beef bbq hot plate seperti bulgogi tapi hot plate, yang ini disajikan dalam bentuk sup. Pada saat disajikan panasnya masih meletup2 dan rasanya manis.
Sudah termasuk nasi juga.

Awalnya pada saat pesanan datang sempat ada salah kasih makanan. Jadi pesannya pork yang datang hot plate beef seperti bulgogi 😅. Dan di salah satu banchan nya ada rambut 1 helai. Tapi yasudah saya ga terlalu permasalahkan. Hanya take out taruh di tissue.

Saat saya datang sangat sepi. Pemadangan ini mungkin karena hari biasa ya.

Pelayanannya menurut saya perlu di tingkatkan lagi dan memperhatikan masalah order dan kebersihan. Dibandingkan dengan yang sama di dalam mal pelayanannya sangat berbeda.

Overall makanannya cukup enak dan porsinya memuaskan.

Udah lama mau mencoba rebus-rebusan disini akhirnya kesampean juga.

Awalnya ragu karena kuahnya kok aneh-aneh flavournya. Yang ga biasa untuk kuah rebus-rebusan.
Ada rasa soto dan keju yang menurut saya lain dari yang ain. 

Karena seharian hujan dan dingin dan saya paling suka makan yang berkuah hangat , cocok banget makan ini. Ada paket untuk berdua, jadi saya pesan yang paket saja jadi tidak bingung-bingung pilih isiannya.
Yang 1 kuah soto dan yang 1 lagi kuah keju. Ternyata keduanya enak dan cocok untuk rebus-rebusan. Cukup amazed. Hahahaha 

Untuk yang kuah sotonya lama kelamaan jadi agak pedas, jadi paling aman buat saya yang keju. Rasanya gurih manis cocok dengan topping2 isiannya. 

Ada daging ayam, sapi, sayur-sayuran , mie dan bakso-bakso yang premium karena bukan bakso yang banyak tepung tapi benar-benar daging. Jadi saya suka bakso-baksonya. Dan dibawah daging-daging ada es batu biar dagingnya tetap terjaga kali ya. 

Oke sih dan pesan nya pun udah digital di tiap meja. 

Buat saya sih cukup pas buat berdua ya. Karena lagi ga pengen banyak makan juga. T

api kalau kurang dari paket bisa kok tambah menu-menu isian lain. 

Yang menyebalkan adalah adanya 1 ekor lalat yang mengganggu lalu lalang saat makan. Pelayan cukup sigap dengan memberi lilin tapi tetap saja agak sebal karena lalatnya engga pergi-pergi jadi sambil makan sambil goyang-goyang tangan kibas lalat. 

Biaya makan per orang diatas 100 ribu rupiah ya.  

Yeay akhirnya balik lagi dong ya buat menikmati soft servenya Hvala. Walau harganya memang lebih mahal disbanding soft serve brand lain, tapi rasa dan kualitasnya memang sesuai. Ga bikin lengket di tenggorokan.
Kunjungan kali ini aku beli yang mixed. Uji matcha dan houjicha. Duh enak banget diatasnya pakai saus caramel.
Pahit2nya berasa ga dan bener-bener plong aja abis makannya. Terasa original. Manisnya juga pas.
Suka banget sih. Harga yang mix ini 45k di cone.  

makan siang di weekend disini ternyata ramai. hampir semua meja penuh terisi dan jarak antara meja kursi yang satu dengan yang lainnya bisa terbilang agak sempit. tapi itu bukan halangan untuk menikmati hidangannya. 

kali ini saya memesan hainan chicken rice. penyajiannya tidak berubah, yaitu satu mangkok nasi hainam, 1 piring panjang berisikan daging ayam, 1 piring untuk sayur dan 1 mangkok kecil untuk sup. semuanya tersaji dalam 1 tray yang nampak cantik dan menggoda. 

untuk nasinya kelembabannya pas banget, engga kering. sopnya masih tersaji hangat. sayurnya sendiri tidak over cooked sehingga warna hijaunya masih enak dilihat dan saat digigit tidak alot maupun kelembekan. 

ayamnya sendiri memang masih ada kulitnya karena saya lupa minta dibuang kulit, dagingnya tidak terlalu tebal tapi rasanya enak terutama jika di padu padankan dengan condimentnya. 

selain itu mencoba salah satu menu dimsumnya yang terlihat seperti bakso. dagingnya oke dan rasanya berimbang karena ada segar daun wanshui yang saya suka. 

harganya juga tidak terlalu mahal masih pas untuk ukuran restoran dan nasi hainam. overall masih suka. 

Hvala ini berlokasi di dekat ace hardware, hanya bisa take away karena mereka tidak menyediakan kursi atau pun meja. 

Kesempatan pertama ini aku mencoba soft serve mereka yaitu rasa houjicha dan menu terbarunya yang perpaduan coconut water dan charcoal .
Keduanya tersaji dengan cone (pilihanku), dan untuk houjicha harganya 45k dan yang charcoal 35k.
Di atas kedua nya bisa diberi saus caramel atau coklat sesuai selera. 

Menurut lidahku, paling cocok yang houjicha karena rasanya ada pahit2nya dan tidak terlalu manis. Walaupun aku sudah beri tambahan saus coklat. Wah benar-benar sesuai dengan seleraku. 

Sedangkan untuk yang charcoal coconut warnanya hitam dan ada 2 buah pocky stick . rasanya dominan air kelapa sih ya. Dan mulut serta gigi jadi cenderung hitam dan rasanya lebih manis disbanding yang houjicha tapi keduanya level manisnya masih cocok banget di aku. 

So far suka banget dan akan balik lagi walau harganya memang agak mahal  

mungkin bagi beberapa orang waffle ini tidak seperti waffle pada umumnya yang berongga di dalam dan tidak padat. Tapi ini menurut saya sebuah inovasi baru untuk waffle karena padat lain dari yang lain. 

kesempatan kali ini saya mencoba 2 rasa yang berbeda untuk toppingnya. (semua base wafflenya sama ya). 
1. ELSA 
elsa ini terdiri dari waffle yang diberi buttercream dan marie crumble dan tambahan es krim vanilla
harga wafflenya sendiri 35k dan es krim 8k sebelum pajak. 
saya suka dengan rasa ini. karena tidak terlalu manis dan perpaduan tekstur garing dan empuknya sangat seimbang. ada gurih dan manis di dalamnya. 
2. CAMILLE 
cheese, coklat dan chocoballs 
cheesenya bukan cheese parut atau batangan tapi yang seperti pasta begitu pula dengan coklatnya. buat lidah aku rasanya terlalu manis dan tidak cocok untuk dimakan sendiri terlalu banyak karena akan berasa eneg. tapi balik lagi ke selera. 
buat aku yang elsa jauh lebih enak dan sesuai dengan selera aku. walau secara tekstur di mulut tetap ada crunchy2 nya dari choco balls. 

secara harga kalau menurut aku memang agak mahal karena hampir 50k setelah pajak dengan es krim. tapi bisa untuk sharing karena akan sangat kenyang jika dihabiskan sendiri. bisa untuk 2 atau 3 orang makan bersama. 

untuk kemasannya sendiri sangat bagus. jika kita tidak habis dan ingin simpan dulu tinggal di masukin ke kotaknya. praktis banget pokoknya. 

aku dapat info bahwa mereka akan launching menu asin soon juga. jadi penasaran. 

Setelah cukup lama, akhirnya saya kembali lagi ke Cak Gundul di Living World. Tempat nya memang nyaman sama seperti dulu, bahkan bisa makan di sisi luar garden, nuansanya bermaksud menghadirkan nuansa mirip Bali. 

Kali ini karena saya sudah makan malam dan memang sudah mendekati jam tutup mal, saya bungkus ikan gurame telur asin dan gurame goreng kering.
Ukurannya kata pramusajinya sekitar 500gram per ekor. 

Dari pelayanan saya bisa bilang cukup baik, mereka memberikan saya tisu secara sigap karena saya sedang makan es krim tanpa diminta. Namun sayang nya petugas kasir terlihat kurang senyuman dan kurang ramah.

Untuk per porsinya sekitar95 ribuan sebelum pajak dan menjadi sekitar 110.200 kalau tidak salah setelah pajaknya.
Dulu saya pernah makan ikan disini dan bau lumpur tapi sekarang untuk yang gurame goreng keringnya tidak berbau, garing, wangi dan menurut saya enak dimakan saat panas-panas dengan nasi dan kecap manis. 

Untuk gurame telur asinnya agak sedikit bau lumpur tapi tidak mengganggu selera makan, masih dalam batas bisa di tolerir. Rasanya gurih, sedikit asin dan ada manisnya juga. Saya cukup suka. 

Dari segi rasa dan pelayanan saya bisa bilang mereka cukup oke hanya saja dengan harganya menurut saya diatas rata-rata. 

Dan jika dibandingkan dengan tempat makan sejenis, rasanya standar tapi kalau mencari nuansa dan punya budget lebih okelah

Aku pribadi cukup menggemari makanan Korea, dan semakin termanjakan karena banyaknya restaurant Korea yang tersebar di area Serpong – Tangerang. 

Kali ini aku mencoba restaurant Korea yang berada di dalam mal ini. Aku datang di pagi hari jam 11, pegawainya baru bersiap –siap dengan apel pagi. Jadi aku makan disini sekitar jam 11.30. 

Walau saat itu saya yang pertama kali datang, tidak lama kemudian beberapa tamu juga datang, termasuk beberapa orang Korea. 

Pengelolanya sendiri terlihat seorang ajushi yang masuk ke ruangan kerja yang tersamarkan dengan ruang VIP no 2. 

Dari banyaknya tempat duduk, terutama yang ada power outlet di lantai, ternyata hanya ada 1 yang berfungsi di dekat kasir. Yang lainnya tidak bisa di buka. Jadi kalau makan sambil ingin charge handphone sangat terbatas disini.
Untuk makanannya sendiri saya kemarin pesan kimchijjigae nya. 

Dapat banchan tapi sedikit sekali hanya 2 jenis. Yang 1 seperti acar yang dominan hanya bawang Bombay, yang 1 lagi kimchi yang sepertinya kurang aging kimchinya. Selain itu disini tidak dapat minum seperti restaurant Korea authentic yang biasa saya makan pada umumnya. 

Harga kimchijjigae per porsinya dihargai diatas 80 ribu rupiah sebelum pajak. Porsinya menurut saya cukup besar untuk porsi seorang. Kuahnya sangat medok tapi cenderung manis dan diakhiri dengan sedikit sensasi pedas. 

Bumbu nya menyerap ke kimchinya dan daging. Dagingnya sangat empuk dan seperti ada aroma tergrilled nya kalau menurut saya. Rasanya cukup enak walau berasanya agak lain dengan yang pernah saya makan di tempat lain. 

Nasinya juga 1 tempat penuh. Karena saya sudah mengurangi porsi makan nasi jadi menurut saya banyak dan tidak habis. Sop nya sendiri saja sudah bikin kenyang walau dominan isinya memang sayuran.
Kesimpulannya rasanya cukup enak sesuai dengan lidah orang Indonesia seperti saya. 

Untuk harga menurut saya agak mahal karena banchan tidak banyak dan tidak dapat minum tapi porsian menunya cukup besar. 

Pelayanan cukup baik . Dan mereka mengutus pegawai trainee untuk mengantar makanan saya terlihat dari kecanggungan dan seragam putih hitamnya. Yang saya tidak suka adalah pramusajinya mengangkat makanan dari tray untuk di letakan diatas meja dengan memegang samping mangkok jadi jarinya terkena nasi dan hampir terkena sop. 

Saya sempat tegur dan baiknya mereka menerima teguran itu dengan baik.  Selain itu ada lalat yang cukup mengganggu waktu makan saya. dan saat saya bilang ke pelayanannya, pelayannya kemudian membawakan lilin.