Sillyoldbear.id

Ga sengaja nemu tempat ini karna lagi cari jalan pintas akibat kemacetan yang teramat sangat tak tertahankan. Ini lokasinya ada di samping apartemen Kebagusan City, jadi ini kayak kos-kosan eksklusif dan di area depannya ada sejenis food court. Salah satu tenant-nya ya Janji Jiwa ini 😁

Janji jiwa ini udah banyak banget outlet-nya, mulai dari di Jakarta sampai diluar Jakarta pun ada.

Mereka terus banyak mengeluarkan menu-manu baru, mulai dari yang pakai jelly sampai menu lainnya. Tapi entah kenapa kita ga ingin berpaling haha jadi kita pesan Es Kopi Susu (18k). Agak berbeda dengan di outlet lainnya, di outlet ini mereka menggunakan alat espresso manual 😃 Untuk rasanya, mereka konsisten sih dan selalu pekat dan enak hmmm yummeeh 😋 Kita selalu minta untuk tidak di kocok, supaya komponen mereka menyatu dengan sendirinya, recommended 🤩

Btw, mereka sudah mulai ada gerakan anti sedotan plastik dan bisa menggunakan tumbler. Ini patut di contoh dan di dukung ya gengss 😉 Sekian review dari kita gengss, semoga bisa merekomendasikan yang lagi kejebak macet. Sampai jumpa di review selanjutnya foodies kece, terimakasih dan salam perut buncit 🤗😎😍

Udah lama ga berburu kuliner di sekitar Cipete dan ternyata makin banyak ragamnya dan masih di dominasi dengan kopi. Kali ini kita datengin Kedai Kopi Kose. Letaknya ada di Jalan Abdul Majid, jadi kalau kalian dari arah Jeruk Purut kan nanti lewat dibawah jalan layang non TOL. Habis itu pas lampu merah yang ada SPBU Shell, langsung belok kiri deh. Atau biar ga ribet, ikutin kata gmpas aja haha 😄

Tempatnya sederhana aja dan buat kita, udah cukup oke lah. Tanpa berlama-lama, kita langsung pesan Es Kopi Kentelan (20k). Ini salah satu minuman khas mereka. Jujur aja, ga berekspektasi apa apa sih tapi ternyata waaawww minuman ini enak banget dan bedaaaa 😍 Rasanya tuh creamy tapi sensasi kentalnya itu berasa banget. Jadi kalau lagi di serupuut dan di telan kopinya, seperti ada sensasi pemberatnya gitu haha 😅 Tapi beneran enak hmmmm recommended 😋

Untuk harga segitu, menurut kita ya masih wajar lah. Apalagi ini kopinya beda debgan di tempat lain. Waktu kita tanya kopinya ini pakai apa, intinya pakai creamer dan ada tambahan bahan rahasia 😉

Sekian review singkat dari kita, semoga bisa merekomendasikan kelian foodies. Sampai jumpa di icip-icip selanjutnya. Terimakasih dan salam perut buncit 🤗😎😍

Hallooo Coffee Lovers 😁 Tempat kopi yang sudah kita incar lama tapi baru kesampean untuk kita datengin, namanya Woven Coffee. Lokasinya ada di Jalan Raya Jatinegara hmmm pokoknya lurusan Rumah Sakit Premier Jatinegara. Tempatnya terbagi dua, smoking area dan non smoking area. Tapi tenang aja, ruangannya dipisah ko. Jadi aman buat kalian yang ga merokok 😉

Pas kita lagi kesini dan kebetulan lagi ada salah satu dari owner-nya. Sharing banyak hal dengan owner-nya tentang kopi dan jatuhlah pada pertanyaan, kenapa namanya Woven Coffee? Jadi ternyata salah satu dari owner-nya itu terjun di dunia tekstil, jadi jatuhnya pada pilihan nama Woven yaitu Tenun atau Anyaman 😀 Salah satu keunikan dari cafe ini adalah karna mereka Open Bar di hari Sabtu dan Minggu. Jadi kita bisa coba untuk bikin kopi sendiri dan di bimbing dengan barista mereka. Btw, mereka pakai manual brew lhooo 🤩

Lanjut kita bahas tentang menunya. Berhubung baru makan siang, jadi kita hanya pesan kopinya saja. Kita pesan Hot Cappuccino (30k) dan Es Kopiena (20k) + Ice Cube (1k). Untuk penyajiannya ga terlalu lama ko meskipun mereka pakai manual brew. Beginilah penilaian menurut kita berdua yuuuhhuuu 💃🏻💃🏻

1. Hot Cappuccino (30k)

Aroma kopinya sangat pekat daan rasanya pun enak hmmm 😋 Kopinya sesuai banget dengan selera kita, akan lebih nikmat kalau menikmatinya tanpa gula. Ini recommended 😍

2. Es Kopiena (20k)

Jujur aja, awalnya agak pesimis karna mereka kopi susunya di sajikan pada botol plastik yang sudah di kulkas. Tapi ternyata, kopinya ga kalah enak dengan cappuccino-nya hmmm 😋 Manisnya pas, kopinya berasa ko meskipun sedikiiittt terasa creamy. Recommended 😍

Secara keseluruhan, kita suka banget untuk santai dan ngopi disini. Tempatnya asik, kopinya enak dan barista maupun owner-ya ramah banget ☺ Pengen balik lagi kesini untuk bikin kopi sendiri haha karna waktu itu lagi cape banget badan, jadi pas di tawarin kita tunda dulu 😁

Sekian review dari kita berdua dan semoga bisa merekomendasikan kalian semua foodie. Terimakasih foodies kece dan salam perut buncit 🤗😎😍

Tempat kopi ini sudah menjadi incaran pertama kali saat main lagi ke daerah Kelapa Gading. Lokasinya ada di La Piazza ya gengss, meskipun secara officially Mall La Piazza-nya udah tutup tapi untuk di area sekitarnya masih ada tempat jajan ko, termasuk si Cici Manis ini. Tempatnya serba putih dan di hiasi dengan hijau-hijau daun yang membuat tempat ini tambah kece. Jujur agak pesimis sih karna mereka itu full kaca, tapi ternyata pas berada di dalam tetap adem dan bikin betah, padahal kita kesini pas lagi tengah hari bolong 😁

Kebetulan sebelum kita kesini sudah makan siang, jadi perut ini hanya cukup untuk ngopi saja. Kita pesan Es Kopi Susu Cici Manis (25k) dan mereka kopinya sudah di taruh di kulkas gitu ya gengss, jadi cepetlah menyajiannya. Untuk kopinya, ini sesuai dengan selera kita banget siih. Perpaduannya pas dan cocok untuk di dua kalangan, kalau kalian suka kopi strong dan creamy, ini kopinya pas banget buat keduanya 😋 After taste-nya juga enak hmmmm pokoknya recommended deh 😉

Next mau balik lagi keisni sih untuk cobain beberapa menu makanannya. Pelayanan disini juga oke dan ramah banget baristanya 😃 Sekian review singkat dari kita berdua, semoga bisa merekomendasikan kalian. Sampai jumpa di icip-icip selanjutnya foodies kece, terimakasih dan salam perut buncit 🤗😍😎

Baru-baru ini mampir ke Berlin Doner yang ada di Plaza Festival Kuningan. Sebenarnya tempat ini udah lama buka, dan jujur aja udah lama banget penasaran sama tempat makan ini. Akhirnya kita kesampean juga buat jajan di tempat ini dan kita bisa bilang tempat ini mungkin adalah tempat makan kebab Turki yang rasanya otentik dengan kebab turki yang biasa dijual di negara-negara Eropa sana 😁.

Sedikit cerita, dulu pernah tinggal di Belanda dan Italia (bolak-balik) selama 3 tahun. Dan memang disana bisa kita temukan banyak penjual kebab. Waktu masih tinggal disana, suka banget beli kebab karena memang rasanya enak, porsinya besar, dan harganya relatif terjangkau disana 😋 Pas balik ke Indonesia, belum pernah nemuin kebab yang sama seperti yang biasa dimakan disana. Sampai akhirnya kita cobain berlin doner ini 😁.

Berlin Doner ini lokasinya ada di depan miniso, ga bakal susah nyarinya kok karena posisinya ada di tengah-tengah. Di tempat ini disediakan kursi dan meja memanjang buat yang mau dine-in, walaupun jujur aja kita merasa agak kurang nyaman karena kursinya sempit dan agak ketinggian. Lebih cocok kalau untuk dibawa pulang sih. Kita pesan 1 The Berlin Döner (Rp60.000) dan 1 The Dürüm (Rp40.000).

Awalnya sempet underestimate soal porsinya, tapi pas menunya sudah selesai disajikan kita malah jadi geleng-geleng kepala. Banyak abis hahaha 😂. Begini penilaian kita buat makanan yang kita pesan ini:

1.) The Dürüm:

Menu ini adalah kebab yang pakai roti pita (itu loh roti putih tipis yang biasa dipake sama tukang2 kebab pada umumnya). Porsinya terbilang cukup besar untuk 1 orang, bahkan bisa untuk 2 orang buat orang yang makannya irit 😁 Rasanya enak banget, mirip dengan kebab yang biasa dibeli di Eropa dulu. Bumbu ayamnya meresap dan terasa gurih. Saos shawarma-nya terasa otentik. Mantep banget deh pokoknya dan recommended 😋

2.) The Berlin Döner:

Menu ini adalah menu kebab yang pake roti yang lebih tebal. Isiannya sebenarnya hampir sama dengan yang durum, tapi yang berlin doner ini pake semacam keju gitu. Dan hati-hati buat yang mau pesen ini, karena porsinya GEDE BANGET bos! 😀 Isiannya aja pada tumpeh-tumpeh gitu haha 😂 Rasanya sama enaknya dengan yang durum. Palingan saran kita adalah kalo bisa potongan timunnya jangan terlalu gede-gede. Sisanya sih udah mantep banget dan tentunya ini juga recommended 😋

Secara keseluruhan, kami sangat puas dengan makanan disini, terutama karena rasanya yang lezat dan otentik. Bahan-bahan yang dipake juga otentik, jadi dari segi rasa ga usah diragukan lagi deh. Dari segi harga terbilang mahal memang, tapi worth it banget. Kalau kami jujur lebih suka yang The Dürüm, karena dari segi porsi lebih pas dan memang lebih suka pake roti yang pita (masalah selera aja sih). Pokoknya tempat ini sangat kami rekomendasikan 🤩

Demikian review dari kita, semoga bisa menjadi masukan. Terima kasih dan have a nice day foodies! 🤗😍😎

Bulaf ini terkenal dengen merek sosis-sosis-annya, tapi di cilandak ini ternyata ada cafe-nya loh. Udah dari lama banget pengen mampir ke tempat ini, tapi entah kenapa ga pernah jadi ke tempat ini. Akhirnya baru-baru ini kita bisa mampir kesini deh. Hebat juga ternyata bulaf cafe ini bisa bertahan cukup lama sampai dengan saat ini. Lokasi tempat ini agak terpencil memang, tinggal tanya mbah google aja deh.

Dari segi tempat, Bulaf Cafe ini terbilang cukup spacious. Kami sangat suka dengan suasana di tempat ini yang nyaman dan tampilannya cukup kekinian. Kursi sofa empuknya bikin kita betah lama-lamaan nongkrong disini. Selain itu, karena halaman depan cafe ini cukup rindang, jadi makin berasa adem. Oiya buat ruangan yang deket dengan meja bar itu untuk area smoking ya (walaupun ga benar-benar terpisah dengan area yang non smoking room).

Kita pesan 1 Spaghetti Bolognese (Rp45.000), 1 Fettucini Alfredo (Rp45.000), 2 Es Kopi Susu Kampung (Rp16.450). Begini penilaian kita untuk makanan dan minuman yang kita pesan:

1.) Spaghetti Bolognese:
Dari segi tampilan, jujur aja spaghetti ini terlihat hambar dan kurang menarik. Butuh perombakan agar tampilannya lebih menggiurkan. Dari segi rasa terbilang enak, tapi standar aja. Untuk kelas cafe, menurut kita menu ini di bawah rata-rata sih. Mirip-mirip dengan spaghetti di resto fast food, tapi masih bisa dinikmati.

2.) Fettucini Alfredo:
Menu pasti ini terlihat lebih hidup dibandingkan spaghetti bolognese-nya, karena ada toping jamur dan daging ayamnya (sebenarnya bukan daging ayam, tapi semacam potongan daging burger ayam gitu). Rasanya enak, tapi untuk kelas cafe harusnya bisa lebih baik lagi. Standar lah.

3.) Es Kopi Susu Kampung:
Rasa es kopi susu kampung-nya ini mirip-mirip kayak es kopi susunya Kopi Kulo. Standar aja.

Secara keseluruhan, menurut kami makanan dan minuman yang kami pesan terbilang standar aja. Dari segi tempat, menurut kami cafe ini sangat cocok buat jadi tempat nongkrong. Mungkin satu saran dari kami untuk tempat ini adalah semoga menu pasta-nya bisa lebih ditingkatkan lagi. Demikian review dari kita, semoga bisa menjadi masukan. Terima kasih dan have a nice day foodies!

Hallooo Coffee Lovers 😁 Seneng banget di kawasan Duren Tiga sudah mulai banyak tempat kopi, jadi gampang cari tempat pelarian kalo lagi kejebak macet haha 😅 Salah satunya adalah Fistro Coffee. Sebelumnya sih udah pernah lewat tapi kayak masih belum selesai gitu pembangunan outlet-nya meskipun sudah buka, jadi pas mereka udah bener-bener rapi, kita baru deh mampir. Tempatnya standar aja ya, tapi bikin betah lhooo hahaa 😂 Untuk smoking area-nya diluar ya gengss dan kalau yang di dalam full non smoking area. Disini juga ada wifi, jadi buat yang mau kerja juga bisa.

Lokasinya ada di Jalan Duren Tiga hmmmm dekat PLN Duren Tiga, atau kalian pake gmaps aja ya supaya ga nyasar hihi 😄 Kita disini pesan Es Kopi Kenangan Pahit (18k). Mereka es kopi susu disini ada beberapa jenis, tapi yang membedakan hanyalah di takaran gulanya. Nah buat yang kita pesan ini, takaran gulanya hanya 1/2 porsi. Ini kopinya enak banget hmmmm stroong dan pekat banget dimulut 😋 Buat kita, kopi ini saja udah termasuk kategori manis ya gengss hmmm recommended 😁

Kalau dilihat dari tempatnya, mungkin di hari tertentu mereka ada live music kali ya. Kita ga sempet nanya-nanya karna memang cuma sebentar aja pas kesini. Sekian review dari kita dan semoga bisa membantu kalian yang di sekitar Duren Tiga buat cari kopi nikmat. Sampai jumpa di review selanjutnya, terimakasih dan salam perut buncit 🤗😍😎