Handi Suyadi

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, tampaknya Ichiban Sushi (at least) sudah mendengar kritikan konsumen mengenai kualitas menu yang tidak berbanding lurus dengan harga jual. Agak mendingan dari segi rasa dan penampilan. Penataan menu tak terlihat murahan lagi.

Beef Teriyaki Donburi (8.5/10)
Bumbunya meresap. Porsi daging juga berlimpah. Entah mengapa karena alasan yang tidak diketahui, nori yang muncul di gambar malah tidak ada.
Porsi nasi juga banyak. Seimbang dengan porsi daging.
Menu disajikan dengan 1 buah telur. Bisa request matang atau setengah matang.

Gyoza (8/10)
Pilih versi steamed. Steamed di sini maksudnya adalah dikukus. Jadi tampil seperti pangsit rebus. Walaupun dikukus, tapi rasa masih seperti gyoza pada umumnya.
Isian banyak. Rasanya cenderung minimalis. Sepertinya ada elemen yang absen. 

Chicken Yakiniku Bento (N/A)
Tidak mencoba. 

Bubuk cabe yang disediakan di meja malah tidak pedas sama sekali.

Pelayanan termasuk lamban. Pesanan keluar lama meski saat itu restoran tidak ramai. Saat itu hanya ada tiga meja yang pesan menu. Jujur agak aneh, karena menu yang dipesan bukan tipe menu yang susah dibuatnya.

Salah satu cabang Sate Maranggi Haji Yetty berada di Cibubur. Karena cabang Cibubur tidak seramai di Purwakarta, dari segi rasa dan kualitas lebih terjaga. Itu klaim papa saya. Saya rasa sama saja rasanya.

Sate Maranggi Sapi (9/10)
Mungkin karena sugesti atau dari sononya, sate maranggi di sini terkesan tidak asal-asalan dibuat. Dagingnya konsisten matang dan empuk, meski kadang nemu potongan yang agak keras. 

Sop Dengkul (8.5/10)
Tidak semua bagian dengkul masih nempel di tulang. Ada yang sudah lepas. Akan tetapi, khusus yang nempel di tulang ada yang sulit diambil. Kuahnya gurih karena keberadaan daun bawang dan bawang goreng yang berlimpah.

Gulai Sapi (7.5/10)
Agak terkejut dengan menu gulai, karena diberikan banyak potongan cabe. Untung tidak sampai membuat rasa kuah terlalu pedas. 
Dagingnya sendiri dapat menyerap kuah. Kuah cenderung manis.

Porsi nasi sangat mungil. Satu kepal tidak cukup untuk beberapa orang yang makannya banyak.

Parkir agak sulit dicari karena tempat terbatas. Akan tetapi tertolong dengan keberadaan valet. Tersedia valet berbayar.

Ke sini karena diajakin sama emak saya. Katanya terkenal dengan ikan patin bakar. Meski lokasinya tidak strategis, banyak pengunjung yang datang.

Ikan Patin Bakar Bambu (8,5/10)
Iini dia menu terkenal, ikan patin bakar bambu. Bumbunya berlimpah dengan rasa pedas, asin dan manis. Sangat cocok bagi penyuka bumbu tajam. Sayang, banyak airnya.
Hati-hati saat makan karena ada tulangnya.

Udang Goreng Tepung (7,5/10)
Agak menipu karena aslinya udangnya kecil dibalut oleh adonan yang banyak. Tepung yang digunakan kurang tepat karena adonannya basah. Untungnya adonannya lumayan enak.Tapi hasilnya adalah rasa kenyal saat dikunyah. 

Karedok (8,5/10)
Lumayan enak. Kerupuknya juga banyak.

Minusnya banyak lalat, meski sudah ada lilin tetap ada lalat.

Karyawan kurang sigap dalam menghadapi pengunjung yang membludak. Sempat kejadian teh tawar lupa diantarkan (hanya sebagian yang diantar) dan kelebihan bayar karena lupa ada satu order yang dicancel.