Handi Suyadi

Di Surabaya terdapat penjual Soto Lamongan yang terkenal dalam ukuran skala besar, yaitu Soto Ayam Lamongan Cak Har. Tempatnya sangat luas. Apakah bisa terjaga rasanya? Bisa. 

Menunya hanya soto lamongan. Terdapat pilihan campur dengan jeroan atau daging saja. Tak ada buku menu, jadi agak membingungkan bagi yang baru pertama kali ke sana. Hanya ada 1 lembar menu dari penjual jus.

Soto Lamongan (10/10)
Sotonya enak. Bumbunya medok. Porsinya juga banyak. Meski dimasak dalam skala besar, rasanya masih terjaga dengan baik. Tak ada kesan dimasak terburu-buru. 
Tipikal soto lamongan pada umumnya, rasa kuah cenderung asin. Tapi bukan tipe yang sangat asin.
Porsi daging dan lauk lain cukup seimbang.
Bisa pilih nasi dicampur atau nasi dipisah.

Kurang puas? Bisa tambahkan bubuk, kecap, atau sambal sesuai selera. 
 
Tak disangka, ternyata ada area full AC, meski tidak besar. Sebagian besar tempat adalah semi indoor. 

Soal pembayaran, hanya tersedia menggunakan tunai. Siapkan uang tunai yang cukup. 

Di depan gerai terdapat beberapa pedagang kaki lima dan SPG kredit. Mereka tidak intimidatif terhadap pengunjung.

Parkir terbatas karena area yang tersedia tidak terlalu besar. Rentan kesulitan mencari tempat parkir pada saat jam sibuk.

Ayam Goreng Asli Pemuda termasuk restoran ayam goreng legendaris di Surabaya. Saking terkenalnya sampai banyak versi KW bermunculan dimana-mana. Ingat jangan sampai salah, yang asli ada embel-embel "Asli". Nah, cabang yang hendak dikunjungi adalah cabang pusat Ayam Goreng Asli Pemuda yang berlokasi di Tidar. 

Pilihan menu tidak banyak, berfokus terhadap ayam goreng. Ada menu lain pula seperti paru goreng dan babat goreng. Termasuk tidak lazim untuk ukuran restoran ayam goreng khas Indonesia, menu seperti tahu dan tempe malah absen. 

Ayam Goreng (10/10) 
Bumbu ayam goreng sangat khas. Rasa ketumbar cukup dominan. Cenderung gurih. Bumbu meresap hingga ke bagian dalam ayam. 
Meski pesan dada (karena keterpaksaan), daging sangat empuk. 
Ukuran dada cukup besar, pas untuk 1 orang. 

Paru Goreng (10/10) 
Paru terasa empuk saat digigit sekalipun digoreng.
Bumbu sama seperti ayam goreng. 

Babat Goreng (10/10) 
Babat dipotong dalam ukuran kecil.
Bumbu sama seperti ayam goreng. 

Sayur Asem (9/10) 
Rasa kuah terasa asam. Aneh, asem malah tidak tampak di kuah. Sepertinya sudah dibuang sebelum sayur asem disajikan ke meja. 
Isi menu tipikal sayur asem pada umumnya. 
Porsi sangat besar. Hanya saja, kuahnya terlalu banyak. 

Terdapat dua area tempat makan, yaitu AC dan non AC. Bagi yang tidak terbiasa panas sebaiknya makan di area AC, karena area non AC udaranya terasa panas.

Pertanyaan terbesar adalah kok belum jam 6 paha sudah habis? Terdengar janggal, sebab masih jauh dari jam tutup.

Parkir berbayar. Selain di depan restoran, juga bisa di pinggir jalan.

Daun Lada adalah restoran yang menjual aneka ragam seafood. Beberapa varian ikan yang ditawarkan sulit ditemukan di tempat lain. 

Daun Lada tidak menyediakan buku menu dalam bentuk fisik. Konsumen diarahkan melihat menu dalam bentuk digital, melalui chat minta link menu di Whatsapp. Sayang sekali, waktu itu sistem sedang ada gangguan, terpaksa akhirnya pinjam hp karyawan Daun Lada untuk bisa melihat menu. 

Sukang Bakar Bawang Putih (10/10) 
Meski sukang adalah ikan air laut, tak tercium aroma amis sama sekali. Dagingnya lembut tanpa tulang. Kecuali di bagian tulang rangka ikan, tak ada tulang. 
Bumbu bakaran sangat minimalis, berupa asin dan gurih dari bawang putih. Aroma bawang putih terasa sangat kentara, karena banyak cincangan bawang putih di berbagai bagian ikan. Sangat cocok bagi penyuka bawang putih. 
Setiap pemesanan ikan akan diberikan aneka sambal dan kecap dalam satu wadah. 

Cah Sawi Telur (9/10) 
Judulnya sawi, tapi yang datang malah caisim. 
Di samping masalah jenis sayur, rasa menu ini sebenarnya termasuk enak. Rasa kuah cenderung lembut, dengan ada rasa manis dari telur. Sebagai pemanis diberikan taburan bawang goreng.

Waktu masak sangat lama. 

Diperlukan minimal lebih dari 15 menit menunggu ikan disajikan ke meja. Jika sedang terburu-buru, jangan makan di Daun Lada. 

Perlu hati-hati saat makan karena ada lalat bertebangan.

Apeng Kwetiau Medan sejak dulu selalu terkenal dengan menu kwetiau. Tidak mengherankan setiap hari selalu tampak antrian di depan restoran.

Kwetiau Goreng (9.5/10)
Kwetiau goreng versi Apeng memiliki aroma smoky yang nikmat. Isian dan porsi kwetiau seimbang sama banyaknya. 
Porsi menu sangat besar.

Kwetiau Siram (Sahohun) (9/10)
Pesan porsi kecil. Karena ukuran porsi besar terlalu besar, maka akhirnya memilih pesan porsi kecil. Meski porsi kecil, lauk lengkap dan melimpah. Tapi ada konsekuensi dari memesan porsi kecil.
Kuahnya kental dan gurih. Jumlah porsi kuahnya juga banyak.
Sayangnya porsi kwetiau dan lauk tidak seimbang. Lebih banyak lauk dibandingkan kwetiau. Bagi yang makan dalam porsi banyak mungkin akan sulit kenyang.

Merasa rasa menu terlalu asin? Jangan khawatir. Tersedia satu botol kecap manis di setiap meja.

Apeng Kwetiau Medan menggunakan udang frozen sebagai bahan baku udang. Akibatnya merusak rasa karena tidak nyambung dengan bumbu menu yang cenderung asin. Sebaiknya diganti dengan udang segar.

Kapasitas tempat duduk terbatas, maka sering ada antrian panjang. Terutama pada jam sibuk. Jika sedang terburu-buru, sebaiknya jangan memaksakan diri makan di Apeng. Karena setiap restoran ramai, parkir sangat sulit untuk ditemukan.

Walaupun ada embel-embel Medan, rasanya sudah disesuaikan untuk selera orang Surabaya. Rasa menu cenderung berani asin. Meski rasanya berbeda dengan menu kwetiau yang dijumpai di Medan, tapi rasanya sendiri tetap enak bagi yang doyan.

Di depan restoran ada penjual kue khas Medan. Terdapat banyak pilihan kue dan snack yang dapat dibeli.

Malam-malam diajakin makan Pempek Farina, katanya pempek di Pempek Farina enak. Dan benar, pempeknya benar-benar enak. Ukurannya besar dan renyah. Meski bukan termasuk yang paling enak dibandingkan dengan pempek di Bandung, tapi tergolong layak untuk dicoba.

Di Pempek Farina, konsumen bisa menuang cuko sesuai dengan selera. Butuh tenaga untuk menuang karena botol cuko mengggunakan bahan dasar kaca.

Pempek Farina cabang Trans Icon Mall memiliki area gerai yang sangat mungil. Sangat tidak proper untuk ukuran restoran. Di dalam terasa sempit karena sebagian area digunakan sebagai dapur.

Senin kemarin ortu saya dikasih hadiah berupa kue lapis surabaya dari Spikoe Resep Kuno. Berhubung aslinya belum pernah ke lokasinya langsung, reviewnya fokus mengenai kue saja.

Spikoe Raisin (9.5/10)
Kuenya lembut dan legit dengan rasa butter yang kuat. Meski rasa butter cukup kuat, kue tidak terasa berat sehingga tidak bikin eneg. Secara tekstur terasa mirip dengan kue lapis legit. Jika beruntung pada sisi tertentu ada kismis tersembunyi diantara kue lapis.

Selai stroberi dioles tidak merata ke seluruh permukaan, alhasil ada bagian yang selainya kebanyakan atau terlalu tipis.