Handi Suyadi

Oeuf Pattisier adalah toko kue yang dikenal dengan produk pastry. Lokasinya memang agak ngumpet, di sudut pinggir perempatan. 
Ada beragam pastry yang bisa dipilih. Di samping itu ada juga menu berat jika ingin makan yang banyak.

Croissant (10/10)
Ada dua jenis yang dipesan, yaitu almond dan smoked beef. Sama-sama renyah dan lembut.

Cinnamon Roll (9/10)
Sama seperti Croissant, cinnamon roll juga renyah dan empuk. Rasanya cukup lembut.

Tiramisu Siram (10/10)
Konsepnya adalah tiramisu siram saus cokelat. Hasilnya cukup unik, karena menikmati tiramisu disiram dengan saus. 

Opera (9/10)
Tergolong berhasil dieksekusi karena setiap lapisannya memiliki rasa yang khas. Walaupun sekilas tampak bikin eneg, rasanya tergolong ringan. 

Kanagawa Wave (9/10)
Minuman ini tergolong unik, yaitu milk tea warna biru muda. Rasanya cukup unik.

Karena tempatnya tidak besar maka area parkir sangat terbatas. Solusinya bisa parkir di pinggir jalan Rajawali I.

Selain steak dengan range harga menengah, Justus Steakhouse juga menjual steak dengan harga di atas 100 ribu. Mungkin tidak sebaik restoran steak premium, tapi menurut saya tidak begitu buruk.

Cowboy Steak (8.5/10)
Menu ini hanya tersedia bagi member club Justus. Sebetulnya enak, hanya saja belum sepenuhnya maksimal karena menggunakan meltique.

Mashed Potato (7.5/10)
Standar.

Sauted Mushroom Parmesan (8.5/10)
Meski terkesan kurang nyambung, rasanya cukup unik ada gurih dari jamur dan asin dari keju parmesan. 

Creamy Corn (8/10)
Jagung manis pipilan dengan krim yang kental. Porsi krim dan jagung kurang seimbang, jatuhnya kebanyakan krim. Untung tidak bikin eneg karena krimnya terasa ringan dengan rasa manis dan gurih.

Tenderloin Wagyu MB 5+ (8/10)
Walaupun agak kesat tapi masih mudah untuk dipotong dan mudah dikunyah.

Choco Hazelnut (8.5/10)
Awas tertipu. Di bagian atas ada foam yang sebenarnya terasa tawar. Di luar masalah foam, sebenarnya enak juga karena campurannya pas. Rasanya cukup ringan.

Catatan: Harga per orang hanya berlaku jika memesan menu Dry Age Selection dan/atau Prime Steak Selection.

Ini adalah pertama kalinya mencoba makan Subway di lokasi setelah sebelumnya beli take away. Sekarang sudah tidak ada lagi antrian mengular panjang sampai keluar. 

Roast Beef (9/10)
Tampaknya roast beef menjadi salah satu menu yang disukai konsumen, sebab saat pesan sempat melihat ada beberapa konsumen yang memesan Roast Beef. Memang, rasanya sangat enak dan dagingnya cukup banyak.

Italian B.M.T (9/10)
Terdiri dari salami, pepperoni dan ayam, rupanya menu ini tidak begitu asin. Keberadaan saus Barbeque menambahkan rasa manis. Porsi daging cukup seimbang dengan sayurnya.
Sayang sekali, keju cheddar dan mozzarella malah tenggelam diantara tumpukan daging dan sayuran.

Saya perhatikan banyak konsumen yang ingin makan di tempat. Entah mengapa, jumlah tempat duduk tidak terlalu banyak.

Saat hendak mencuci tangan, saya mendapati washtafel tampak kotor. Ada genangan air di sekitar washtafel dan keran tampak kotor.

Ultramen termasuk restoran ramen yang sempat viral di medsos. Pertama tahu Ultramen dari akun Instagram resmi mereka. Walaupun menunya tergolong konvensional, kontras dengan branding yang nyeleneh, rasanya jauh dari kata jual branding saja.

Ultramen Pork (Menggunakan straight noodles) (9/10)
Karakter kuah cenderung lembut. Bukan tipe yang cocok untuk beberapa orang, tapi setidaknya rasa gurih dari kaldu babi tetap terasa.
Isinya beragam dalam takaran yang pas.

Mini Chasu Don (9/10)
Porsi memang mini seperti yang diklaim, tapi porsinya dagingnya tidak mini.
Untuk rasa dagingnya cukup gurih.

Super Porn Ramen Chicken (7/10)
Kontras dengan Ultramen Pork, menu ini tergolong berani asin. Aftertaste agak annoying.

Salah satu tenant populer di By The Sea adalah Teazzi. Teazzi dikenal sebagai tea shop asal Taiwan yang populer dengan produk oolong tea. Di samping oolong tea, ada juga beragam minuman lainnya. 

Deep Roast Oolong Milk Tea (10/10)
Suka sama rasa roasted oolong yang khas. Rasanya ringan dan lembut dengan adanya susu.

Gerai cabang By The Sea memaksakan diri memiliki pintu yang lebar. Akibatnya agak susah keluar masuk karena mengganggu orang yang sedang mengantri.

Menghabiskan waktu weekend dengan pergi ke Cimory. Cabang yang dipilih adalah Riverside dengan pertimbangan ada restoran dan tempat wisata. Kebetulan setelah makan ada rencana mau jalan-jalan di area wisatanya.

Assorted Mini Grilled Sausage (8/10)
Ada 3 jenis sosis yang digunakan. Hanya saja tidak begitu terasa habis dibakar. Menu dihidangkan dengan potato wedge yang dibalut tepung crispy. Porsi menu secara keseluruhan tidak terlalu besar.

Nasi Goreng Kecombrang Sosis (7/10)
Rasanya biasa saja.

Chicken Cordon Bleu (8/10)
Ukuran chicken cordon bleu terlalu kecil, tidak seimbang dengan porsi kentang goreng. Sudah begitu, cuma satu potong per porsi. At least, rasanya lumayan.

Iga Tongseng (8.5/10)
Bukan tipe yang paling enak, tapi bumbunya lumayan nendang.

Gado Gado (8.5/10)
Walaupun bukan menu unggulan, rasanya enak juga. Sausnya terasa manis dan pedas. 
Porsi cukup besar.

Dutch Risoles (7/10)
Isinya standar, ada sosis dan sayuran cincang. Rasanya biasa-biasa saja. 
Sausnya juga standar rasanya.

Wedang Uwuh (5/10)
Kontras dengan gambarnya, rempah-rempahnya cuma daun saja. Rasanya juga kurang nendang.
Walaupun ramai, tak perlu menunggu lama demi pesanan. 

Khusus untuk duduk di outdoor, hati-hati ada burung lewat dan kadang ada lalat.

Beberapa waktu terakhir daerah Sentul (secara spesifik, di daerah perbukitan) menjadi destinasi wisata baru yang sempat viral. Salah satu cafe yang populer adalah Kopi Koneng.

Kopi Koneng tergolong populer karena makanannya lumayan enak (walaupun harganya agak mahal) dan berlokasi di tempat yang dapat melihat pemandangan Kota Bogor dengan indah dari kejauhan. 

Tempe Mendoan (8/10)
Sebetulnya enak, hanya saja ada bagian yang hambar.

Singkong Goreng (8/10)
Walaupun tergolong menu sederhana, bukan berarti asal-asalan. Singkong yang digunakan berkualitas baik. 

Markoneng (8/10)
Martabak versi Kopi Koneng tampak gembung karena banyak isinya. Tidak disebutkan secara jelas di buku menu apa isinya, diduga tahu, daun bawang dan ayam.

Es Jeruk Songkit (8/10)
Perlu ditambah gula karena rasanya sangat asam. Bagi yang tidak terbiasa, siap-siap terkejut dengan rasa asam yang kecut.

Sangat disayangkan, menu lama keluarnya. Minuman dan Tempe Mendoan baru keluar setelah menunggu lebih dari 30 menit. Setelah pelayan dipanggil karena menu yang dipesan tidak kunjung keluar, akhirnya baru keluar Singkong Goreng dan Markoneng. Kedua menu tersebut baru keluar 1 jam setelah pesan. Satu menu terpaksa dibatalkan karena tidak kunjung keluar setelah menunggu lebih dari 1 jam.

Cici Claypot terkenal dengan menu disajikan menggunakan claypot. Disamping itu, ada pula menu lain seperti dim sum, bakso aci, dan cireng. 

Kebetulan sekali, cuaca sedang dingin. Pas rasanya dingin-dingin makan menggunakan claypot. 

Mie Kriuk Siram Sapi (9/10) 
Sayang sekali, karena disajikan dalam keadaan terendam kuah, maka mie sudah melempem saat hendak dimakan. Esensi mie kriuk menjadi hilang.
Kuahnya memiliki citarasa asin dan manis. Mirip kuah lomie tanpa tekstur kental. Dagingnya juga banyak. 

Kwetiau dan Misoa Siram Ayam (9/10) 
Review disatukan karena kuahnya sama. Keduanya empuk tapi tidak overcooked.
Rasa kuah sama seperti siram sapi, bedanya kali ini daging sapi diganti menjadi daging ayam. 

Porsi tidak terlalu besar, namun jauh dari kata sedikit.

Nemu Kimsan Bakery di medsos. Saat itu beli beberapa jenis kue, beberapa diantaranya adalah roti sobek karena ada varian isian yang menarik. 

Secara general, semuanya empuk dan tidak kesat. Sangat cocok bagi yang suka kue yang empuk.

Roti Baso (10/10) 
Isinya banyak. 

Fire Floss Mentai (10/10) 
Jujur dari segi kepedasan tergolong berani pedas, tetapi bagi yang suka pedas pasti akan suka. Mentainya juga enak berasa mentai, jadi ga cuma terasa makan sambal saja. 

Lotus (10/10) 
Lotus yang dimaksud adalah selai Lotus. Selainya cukup banyak. 

Roti Sobek Cheese Smoked Beef (sliced) (10/10) 
Sama seperti di foto, isinya beneran banyak. Yang menarik, keju yang digunakan adalah soft, sehingga ada sensasi lembut. 

Roti Sobek Martabak + Keju (10/10)
Disebut martabak karena isinya mirip isian martabak. TIdak 100% mirip, tapi kualitasnya cukup baik. 

Roti Sobek Bluberry + Vanilla (9/10) 
Khusus rasa vanilla agak misleading karena aslinya terasa seperti krim susu. 

Sebaiknya beli pada pagi hari atau pesan terlebih dahulu karena beberapa produk sering cepat habis.

Nemu Faver karena diliput oleh CNN. Faver terkenal dengan banyaknya pilihan menu salmon. Sebenarnya disamping itu masih ada banyak pilihan menu lainnya. Namun sampai saat ini hanya salmon yang terekspos.

Mexican Salad (7.5/10)
Isinya beragam, ada sayuran, smoked beef dan tortilla digoreng. Salad dressingnya agak hambar.

Salmon Cheese Ball (7.5/10)
Nyaris tak ada bedanya dengan bitterbalen biasa. Tapi di sisi lain ga kopong, cukup padat.

Cream Mushroom Soup (8.5/10)
Supnya benar-benar homemade. Agak encer tapi enak kok. Rasanya gurih tanpa asin berlebihan.

Sate Salmon Mangga Kecombrang (10/10)
Konsep dan bumbunya cukup unik. Penyuka masakan Indonesia pasti akan suka.

Chicken Steak Mozza Melted (7.5/10)
Saus mushroomnya terlalu asin. Sayang sekali, padahal diluar itu komponen lainnya sudah enak.

Fluffy Salmon (8.5/10)
Walaupun sausnya agak kurang nyambung (saus laksa curry), menu ini sebenarnya tergolong enak. Salmonnya benar-benar empuk.

Salmon Steak (8.5/10) Suka sama sausnya menggunakan mustard mayo. 

Mango Mint (9.5/10) 
Teh dengan rasa yang unik ini terasa ringan.
Rasa mint cukup dominan, dengan konsekuensi rasa mangga agak tenggelam. 

Mayoritas menu memiliki porsi yang tidak terlalu besar. 

Pelayanannya masih perlu ditingkatkan. Saat makan sering mendengar ada saja barang yang jatuh, Untung bukan barang pecah belah yang jatuh. 

Faver bukan tipe yang mengandalkan garam, namun pada beberapa menu ada yang terlalu asin.