Micwengeneral B

Preliminary verdict - mengenai Collage, all-day dining Pullman Jakarta Central Park, sebetulnya saya dari 4 tahun sebelumnya pernah mencobanya, namun karena waktu itu pesta keluarga pribadi, maka saya belum mendokumentasi hidangannya.

Kini saya sempatkan diri untuk mencobanya kembali, namun karena waktu sudah menunjukkan jam 2 siang, maka saya mencicipi ala cartenya dulu, walaupun demikian dari gnocchinya saya bisa simpulkan Collage dari dulu sampai sekarang masih cukup enak. Demikian pula dengan es campur dan roti pembukanya yang wangi.

Hanya hidangannya memang kurang kompetitif. Buffetnya sendiri saya mendapat info 469 ribu lunch weekday, weekday dinner-nya 518 ribu, weekend 639 ribu nett. Lebih mahal dari salah satu hotel veteran di Pondok Indah, bahkan Sudirman. Gnocchinya sendiri juga sudah 180 ribu belum biaya tambahan 21 persen.

Namun di sini pelayanannya informatif, bahkan hal - hal mengenai corkage tersampaikan semuanya, corkagenya sendiri conditional. Hal ini didukung juga dengan suasanya yang cukup sepi walaupun interiornya agak terlalu polos jika dibandingkan harganya itu. Mereka pun kompatibel dengan Chope maupun Eatigo.

Kesan putih seperti kolagen lumayan terlihat, ya, di sini, dari dulu. Saya jadi tertarik menjajal buffetnya kembali walaupun bit uncompetitive harganya.

Waktu berada di bilangan Central Park kemarin, saya pergunakan untuk mendalami apa yang ada di Union cabang mall tersebut.

Hasilnya :
A. Menu yang selalu klasik namun selalu digunakan banyak restoran saat ini untuk menjadi tolak ukur masing - masing restoran, yakni steak dan café de paris, dihadirkan oleh Union cabang Central Park ini. Dengan jenis steak australian tenderloin yang seharga 210 ribu, dilengkapi dengan herbed butter yang meleleh, steak-nya berada dalam kondisi daging yang empuk sekaligus well-done. Steak-nya ini berasa unity dengan sausnya yang gurih, dan tak lupa, sandingan sayuran dan mashed potato-nya yang halus sekali dan dihidangkan dalam mangkuk kecil.

B. Kreasi kue mereka juga tidak terbatas dengan aturan - aturan baku. Terlihat dari kue es teler roll mereka yang dihargai 60 ribu. Es teler (walaupun esensi dasarnya adalah es shanghai) diwujudkan dalam bolu gulung/log, dengan sentuhan akhir berupa serutan es cocopandan, jeli, dan aneka buah. Sebuah karya yang modern namun tetap mempertahankan tradisionalitasnya, walaupun belum optimal di lapisan tertentu dari bolu ini.

Di Union ini ternyata cukup kreatif. Bukan sekadar kreatif secara eksternal, namun juga dari dalam mereka bereksperimen.

Namun,
A. Walaupun kreatif, terkadang ada biaya lebih untuk bisa bereksperimen sampai tuntas. Terlihat dari harga hidangan dan minumannya. Dengan harga steak tersebut dan es teler roll itu, beserta jus jeruknya yang dihargai 60 ribu, semuanya itu belum termasuk biaya tambahan 21 persen.
B. Suasana juga terbatas, khususnya bagi yang tidak merokok. Ruangan smoking dan non-smoking dijadikan satu. Hal ini juga ditambah dengan kenyataan, bahwa tidak tersedianya ruang VIP. Walaupun desainnya semi terbuka dengan kaca, berpadu dengan bar.
C. Menghasilkan karya dengan kreativitas maksimal membutuhkan waktu yang tidak sedikit, walaupun pelayanannya ok dengan disediakannya roti pembuka. Rentang waktu saya di sana adalah sekitar jam 14.30 hingga 15.50, sampai keseluruhannya saya nikmati.
D. Union ini belum kompatibel dengan Eatigo, baru Chope.

Beruntung, saat kemarin tidak ada batasan waktu di Union cabang Central Park ini. Dan sepertinya tidak ada rules tertentu di sana, berbeda dengan informasi yang saya peroleh di Chope.

Oleh karena itu, saya bisa mendalami apa yang unity dari Union ini dengan fleksibel, sampai bisa disimpulkannya steak dan es teler roll-nya itu yang tidak memiliki batasan khusus, namun tetap unity. Kreatif.

Hari ini saya mengamati situasi di The Duck King cabang mal Central Park, sembari menikmati bebek, iga sapi lada hitam, dan teman - temannya.

Ternyata sudah nggak seramai biasanya. Yah, jadi lebih nggak berisik.

Dan iga sapinya empuk dan manis, plus lada hitam yang lumayan banyak. Hanya bebeknya masih anyir.

Iganya itu dihargai 188 ribu.

Di sana tisu basah by request.

Chope di sana masih belum kompatibel, Eatigo juga sama.

Karena ada Abura Soba Yamatoten di Lippo Mall Puri, maka saya sempatkan diri juga beli karami ontama abura sobanya.

Sobanya masih seperti biasa enak, potato saladnya juga ok dan banyak, namun untuk pork gyozanya di cabang itu membuat eneg. Nggak wangi sebagaimana biasa saya makan di Abura Soba, jadi saya lagi agak ogah dulu terhadap gyozanya.

Waktu sehabis dari Tribecca, Central Park pas kemarin, saya beli burger whopper junior di Burger King sana, ternyata setelah saya lama nggak beli Burger King ini whoppernya enak juga ya, daging burgernya juicy. Gherkins dalam burgernya juga menyolok.

Burger whopper junior kecil nan imut ini dihargai 33 ribu nett non paket. Gerainya lumayan besar namun selalu ramai.

Di Java Kitchen cabang foodcourt Puri Indah Mall ada paket nasi yang ditambah ayam lada hitam begini, ya.

Saya jadi tertarik, apalagi melihat porsinya yang besar baik dari nasinya maupun ayam dan pelengkapnya itu, lalu saya cicipi deh ayam lada hitamnya itu.

Ayamnya cukup enak ternyata. Sticky sausnya. Walaupun lada hitamnya sedikit kurang banyak.

Keliling di Lippo Mall Puri, dekat Manatea di Takeshita, ada Kopi Kenangan, dan saya beli hazelnut latte. Dan saya juga ada membeli thai tea plus bubble, totalnya 56 ribu nett.

Hazelnut lattenya sendiri panas, manisnya sedang, dan dia kopinya lumayan tajam. Namun rasa hazelnutnya agak kurang berasa menurut saya.

Ya, masih lumayan ya. Gerainya sendiri sayang tidak disediakan meja, ya. Lebih cenderung untuk grab and go.

Begitulah Kopi Kenangan sana.