Angie Katarina

Bakmi medan favorite my sis, and now I know why.
Bakmi kayak gini memang lebih enak dine in sih, supaya maksimal, basah-basah oily.

Aku pesan bakmi jumbo komplit, cocok buat share berdua kalau ga lapar-lapar amat, cukup mengenyangkan. Harganya hampir 60rb, dengan topping babi merah, babi asin-asin gitu, jamur, keripik pangsit, telur rebus, bakso ikan, bakso sapi dan garingan minyak babi manis (best sih ini garing! pengen request garingan ini banyakan deh tapi sepertinya ga bisa 😂)

Bakmi nya sendiri (diluar topping) menurutku oke, standar mie medan lah, ga yang gurih banget tapi oke, mie nya agak tebal tapi bukan mie karet. Topping nya sih yang jadi kunci. Rame, banyak, enak-enak! Salah satu must try sih di Pasar8 pagi-pagi.

Waktu masak dan penyajiannya cukup cepat. I wish cici-cici yang jual nya can be more friendly hehe.

Akhirnya makan hot stuff lagi, masih satu-satunya brand nashville chicken yang pernah aku coba, jadi ga punya comparation dengan competitor ya.

Tipikal ayam nya yang digoreng kering berbumbu semacam smoke paprika dengan hint pahit nya sedikit. Harus dimakan selagi panas supaya maksimal sih.
Default nya tanpa saus sambal dan saus cocolan, jadi harus add on, mereka punya banyak macam saus sih, tapi tanpa saus pun sudah enak.
Karena menurutku saus-saus nya pun mahal hahaha.

Eight Treasures yang selama ini aku penasaran hotpot nya malahan aku cobain noodle house nya duluan.

Jadi ini konsepnya lebih ke ramen, mereka punya beberapa pilihan kuah dengan beberapa macam topping. Jadi menunya ga banyak ya.

Aku cobain hampir semua kuahnya sebelum memesan:
- collagen: comforting, enak, jatohnya lebih kayak gurih agak pepper kuah bak kut teh sih buatku, ketimbang rasa chicken broth.
- mala: drink-able! Lumayan enak, pedasnya juga medium buatku, jadi yang ga kuat pedas menurutku masih bisa pesan ini.
- prawn: bukan ga enak, tapi kalau jadi base soup ramen sih kurang oke. Kaldu udang nya tajam dan amis, overall ga enjoyable.

Akhirnya aku pesan collagen soup dengan ramen dan topping pork belly. As mentioned by other reviewer, yes pork belly nya super tipis, wow! Buat harga 100rb harusnya bisa lebih tebal sih huhu. Ramen texture juga ga spot on, ya just ‘mie’. Boiled egg nya marinated tapi kurang berasa.

Overall oke saja, bukan ga enak, tapi ga bikin pengen balik lagi 😞 aku ga tau apakah beda dengan standar hotpot mereka yang premium atau gimana.
Buat harganya, mahal dan ga nendang. Mahal kalau enak banget dan isinya banyak ya rela deh.

Penasaran setelah dengar info ada kedai makan di blok M yang super antri tapi katanya memang enak. So let’s try yang katanya lagi naik daun.

Kedai makan ala Jepang kecil, jadi sangat ga cocok kalau datang rame-rame lebih dari 3 orang ya.
Tempatnya terus terang agak panas, kecuali mereka nyalain AC seperti saat aku datang. Tipe yang kamu makan terus langsung pergi, ga bisa ya nongkrong santai-santai, selain karena banyak yang nunggu diluar, ya ga nyaman anyway.

Cuma pesan 1 menu, since menu mereka sangat sedikit. Tried their creamy miso udon, yang memang highlight mereka.

Seporsi harganya nett 44rb saat aku kesana ya, ga tau akan naik lagi atau ngga.
Seporsi udon dengan kuah miso, daun bawang, sambal matah terpisah, kremesan dan beef brisket.

Rasanya? Enak. But:
1. Kuahnya too creamy for my liking. Aku doyan creamy ya, tapi yang ini jatohnya agak berlebih sehingga kalau ga lapar-lapar amat, ga bisa aku habiskan 1 porsi sendiri.

2. Kuahnya gurih dari miso yang creamy buttery itu, bukan broth yang kental. So buatku harus dimakan cepat-cepat sebelum berasa overwhelmed enek. But again, ini seleraku.

3. Beef brisket nya enak, empuk, well marinated seperti kata orang-orang di social media. Tapi mungkin demi press harga, bagian yang dipakai campur antara daging dan urat. I personally ga masalah, cuma aku tau ga semua orang akan suka glenyer-glenyer urat lemak begini, dan ga terlalu umum di ramen/udon begini.

4. Sorry to say tapi ini major for me. Udon yang dipakai kualitas yang cheap gitu. Patah-patah pecah-pecah dan tidak kenyal teksturnya, malahan kayak padat mie gendut gitu.

Sambal matah nya mungkin bertujuan supaya less-enek ya. Ya better dipakai sih sedikit, lumayan membantu.

Overall, enak dan worth to try. Buat harga nett dibawah 50rb oke kok. Dengan harga segitu di jakarta selatan bisa makan ala jepang mengeyangkan sih, segala kekurangan yang aku sebutkan tadi masih tolerable.

Make sure kalau kesini jangan saat lapar banget. Karena antri nya bisa 30-60 menit. Food serving time nya juga lebih dari 20 menit. Staff mereka cuma 2 orang, so ya..

Mampir ke Social Affair, setelah ga kesini dalam 5 tahun terakhir haha. Aku cobain ini di awal-awal mereka buka deh, dan sekarang sudah ada cabang di berbagai belahan Jakarta, Tangeran juga.

Lately penasaran lagi karena mereka sudah inovasi dengan menu-menu lain salah satunya croffle, overheard they have one of the best croffle, we’ll see.

Beberapa menu yang aku pesan:
- kaya toast croffle: salah satu yang bikin penasaran karena belum pernah dengar ada yang lain jual croffle dengan selai kaya. Rasanya? Enak! Selai kaya nya lebih kayak sirup, liquid banget, cukup banjir haha disajikan dengan butter juga jadi sensasinya makin seperti makan kaya toast alias roti. Tapi, menurutku pas untuk share 2 orang, kalau dimakan sendiri agak too sweet jatohnya kurang nikmat gitu kalau overwhelm manis. Harus request croffle nya yang freshly made ya masih panas, kemarin mereka sempat kasih aku yg sudah dingin aku langsung minta ganti hehe.

- salt pepper tofu: biasa saja, not recommended hehe.

- seafood chowder: yang ini below my expectation dan mengagetkan hahaha. Ga kayak di foto warna sup nya, I thought bakalan creamy cream soup gitu, yang ini jatohnya lebih kayak goulash soup, yang rasanya agak weird somehow huhu.

- tropical: minuman ringan, rasanya standar.

- spring summer: same lah, rasanya standar.

- matcha latte: so so juga.

Overall secara hidangan, aku ga impressed. Kayak everything just okay padahal dari foto-foto menunya menggungah selera. I’m sure bukan selera lidahku sih yang aneh, they need to improve sih.
I know mereka speciality nya more di pastries, tapi ya sayang aja kalau harganya ‘lumayan’ tapi ya cakep doang huhu.

Something yang people would love to try (karena hype), but don’t think to revisit.

Penasaran their croissant soft serve karena ya unik gitu!
Belum pernah cobain pastry mereka but yeah everything sounds interesting, next deh!

Nah setelah cobain soft serve nya I might say ini enak dan ya beneran unik!
Tekstur dan formula ice cream nya ga cepat mencair lho!
Ice cream nya not too sweet, so the croissant flakes and sauce saling compliment. Overall very enjoyable dan bisa makan banyak. Sauce nya kayak caramel biscuit gitu.

Baru coba 1 menu dan take away so aku belum bisa ngomong banyak ehehe 😌

Aku cobain saat Poppang ikut Festival Kuliner gitu. Cobain bungeoppang dengan isian vanilla.
Enak. Lumayan bisa makan banyak karena bite size. Best dimakan selagi panas, supaya kuenya masih soft dan filling nya ga enek 👌

Sekotak isi 8 cocok untuk share 2-3 orang menurutku. Cream vanilla nya manis ya.
Kids friendly 👧🏻