hobinyaria

Ruang nongkrong di Kavove terbagi jadi dua area, tapi semuanya ada di dalam ruangan. Untuk smoking room ada di bagian belakang, tidak jauh dari rest room. Sementara untuk non smoking area tidak jauh dari pintu masuk. Suhu badan kami dicek terlebih dahulu dan cuci tangan sebelum mulai memesan makanan.  

Tempatnya tidak terlalu besar, kami beruntung ketika ke sini belum banyak pengunjung. Kami kira restorannya ada juga di lantai atas tapi ternyata yang ada salon kecantikan. Restroomnya bersih, dan sebenarnya lumayan lucu juga untuk foto-foto. 

Di sana saya dan teman-teman pesan  

1. Salmon Poke Bowl 
Honestly, saya gak tahu apa sih shirataki rice ini... Baru deh setelah saya baca dan baru tahu ini nasi sehat, tapi rasanya tetap bisa enak untuk dinikmati. Apalagi makannya bareng salmon, edamame, jagung, potongan jamur dan selada. Cocok banget buat yang gak bisa gak makan nasi tapi mau diet. Porsi cukup lah buat satu orang. 

2. Mushroom Mozza Cheese 
Menu ini rekomen banget yg suka makan jamur dengan keju yang melted di bagian tengah. Seporsi bisa buat berdua atau buat dilahap sendirian juga boleh deh.

3. OVOMALT 
Saya gak bisa menahan diri sama yang manis-manis, jadilah pesan minuman yang satu ini. Tidak terlalu manis kok (kalau buat saya). Kudu dicoba buat yang suka manis dan coklat. 

Servicenya baik, setiap pertanyaan kami dijawab dengan ramah oleh staff yang bertugas. Kebersihan juga terjaga. 

Sampai di Bogor kepagian jadi mampirlah ke kedai kopi yang hits ini. Bahkan sesampainya di sana pun sudah ada orang aja yang datang terlebih dahulu. Kesempatan deh ngider seluruh area kedai kopi dan tempat makan ini.

Sebelum masuk, disediakan tempat cuci tangan bagi pengunjung. Begitu masuk, ruangan non smokingnya luas, memungkinkan untuk physical distancing. Tempat duduknya gak terlalu berdekatan.

Ada juga ruangan duduk di lantai dua, masih untuk area nonsmoking. Untuk smoking area terletak di belakang. Semua sudutnya bikin gemesh untuk foto-foto pastinya. 

Ke sini hanya untuk ngadem sebentar dan beli es kopi Bogor yang kemasannya asik, memungkinkan untuk dibawa kemana-mana tanpa takut tumpah. Harganya per can Rp 38500. Rasanya agak kemanisan buat saya, tapi masih bisa dinikmati kok. 

Letaknya menjadi satu dengan salon. Salon berada paling depan, jadi pengunjung melewati salon terlebih dahulu baru bisa ke Smooch Eatery.

Tempatnya kecil banget, kalau pengunjung ramai bisa jadi gak akan nyaman. Kebetulan saja, pas saya dan teman datang, hanya ada kami. Jadi bisa bebas foto-foto di seluruh penjuru ruangan. Cucok banget buat foto2 OOTD di sini.
Untung ruangan, Non smoking area saja sudah kecil, area smoking lebih kecil lagi.

Tapi surprisingly, ketika saya mencicipi bitterballen pesenan teman saya, eh rasanya enak, ada rasa keju di dalamnya. Saya sendiri pesan es cafe latte yang rasanya ya okelah buat pelipur haus.
Tempatnya bersih dan staff yang bertugas juga melayani dengan ramah.  

Sudah lama naksir banget dengan kedai kopi yang satu, apalagi sebelum pandemik corona, foto-foto teman2 foodie yang sudah ke sana bertebaran di feed media sosial.

Akhirnya setelah beberapa bulan kemudian, kesampaian juga untuk menikmati piknik ala2 di sini bareng teman-teman. 

Pergi ke tempat ini butuh perjuangan karena letaknya dekat perumahan, sehingga banyak akses ditutup. Selama pandemik, banyak area perumahan menutup akses jalan agar orang luar tidak bisa dengan mudah keluar masuk. Tempat ini salah satunya. Jadi sebaiknya ikuti petunjuk yang ada di akun Instagram mereka agar tidak buang waktu.

Tempat parkir yang passs banget di depan kedai kopi ini jelas terbatas, tapi bisa kok parkir di area lain. Sebaiknya datang di pagi hari, kalau bisa tiba saat jam mereka baru buka lebih baik lagi. Saya dan teman-teman sampai sekitar jam 11, dan sudah banyak pengunjung walau masih bisa nyaman duduk di dalam. 

Awalnya duduk di dalam dulu, karena tempat untuk piknik di luar sudah banyak orang. Ingat phyisical distancing ya. Jadi begitu area di halaman sudah lebih lega, kami pun meminjam props untuk piknik di halaman. Ingat pesan makanan dan minuman terlebih dahulu dan dilarang keras membawa makanan dan minuman dari luar. 

Plus:
Ada protokol kesehatan yang mesti dilalui sebelum bisa masuk. Untuk memesan makanan (yang areanya gak jauh dari pintu masuk), sebaiknya tidak lebih dari 3 orang. Suhu tubuh juga dicek dan disediakan hand sanitizer. Kebersihan tempat ini terjaga, termasuk di dalam kamar kecil yang digunakan untuk pengunjung. Dan untuk foto OOTD tempat ini okeh pake banget. Walau dalam kenyataannya tidak sebesar yang saya bayangkan, tapi masih ada jarak antara rombongan pengunjung satu dan yang lainnya. 

Minus 
Minuman dan makanannya tidak terlalu istimewa kalau buat saya ya. Saya suka sih hot chocolatenya, tapi minuman yang ini tidak bisa dinikmati lama-lama karena langsung rusak art latte-nya. Sementara makanan yang saya pesan; the famous Korean garlic cheese bread... biasa saja dan buat saya bisa dibilang pricey. 

Sedari masa PSBB seorang teman sudah memberi info mengenai tempat ini. Jujur sih, tertariknya karena mau buat foto dan ternyata di sini bisa bawa hewan piaraan (notes dari pemilik: yang well behaved). 

Tempatnya tersembunyi dari jalan raya, tapi area parkirnya luas. Awalnya saya kira tempatnya kecil dan alamat bakal hanya beli minum dan cabut. Ternyata kami masih kebagian area duduk yang nyaman dan lumayan untuk ngadem. 

Saya pesan small cup seharga Rp 37.000,- dan dapat dua rasa. Saya pilih Coffee dan Ferrero Rocher, supaya ada rasa pahitnya kopi dan manis dari coklat. Saya suka gelato di sini dan untuk area Kemang, harganya worth it banget. Yang kurang cucok buat saya genmaicha tea yang rasanya ya gitu aja... 

Sempat kesal juga ketika bertanya pada staff yang bertugas, apa di sini ada kamar kecil? Dan diinformasikan tidak ada. Tapi ketika saya sudah pulang, teman yang masih nongkrong di sana mendapat informasi yang berbeda. Memang sih, di ruangan tempat kami duduk tidak ada restroom. Pengunjung harus keluar terlebih dahulu, ke rumah sebelah (tapi masih dalam area Lemondiscofish). 

Bagi yang suka foto, ada VW oranye menyolok di halaman yang saya sendiri kelupaan foto di situ. 

Ketika kami sampai, hari sudah menjelang sore dan sudah banyak orang tengah duduk di halaman depan. Restoran dan tempat nongkrong langsung terlihat begitu melewati pintu masuk. 

Tapi ketika kami masuk, tidak ada satupun dari kami yang dicek suhu tubuhnya. Walau memang hand sanitizer yang disediakan lebih dari satu. 

Waiter (memakai masker) menghampiri kami dan menanyakan apakah kami ingin dine in. Awalnya kami ingin ruangan non-smoking, tapi setelah masuk kok kayaknya gak sreg, akhirnya kami memilih di ruangan di mana pengunjung bisa merokok. Untungnya saat itu tidak ada pengunjung lain yang merokok, jadi aman. Bagi yang bakal sering ke toilet, mungkin lebih nyaman di dalam ruangan non smoking, karena kamar kecilnya ada di sana. 

Menu makanan dan minuman masih manual,saya pilih red velvet panas. Lalu sambil menunggu minuman, foto-foto dulu deh. Eh, ternyata setelah kembali ke meja 25 menit kemudian minumannya masih belum nongol. Baru setelah ditanyakan ke waiter, datanglah pesanan kami. Itupun kurang satu, karena sedang tidak tersedia. Jadi teman saya harus menunggu lagi (untungnya gak sampai 20 menit) untuk minuman pengganti yang ia pesan. 

Jadi kalau mampir ke sana, sebaiknya aktif memanggil waiter untuk memesan dan menanyakan pesanan kalian. Di akhir pekan, ramai banget.
Hindari juga datang di jam2 pengunjung check in dan check out dari hotel. 

Menikmati akhir pekan dengan makan di Warung Korea yang lokasinya lumayan ngumpet di area BenHil. Tempatnya pun sepintas seperti rumah biasa aja. Eh, ternyata tempat makan.

Protokol kesehatan ketat juga di sini. Disediakan area tempat duduk di luar restoran bagi para driver ojol. Mereka mendapat nomor antrian untuk pesanannya. Sementara untuk pengunjung, diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu dan cuci tangan sebelum duduk dan memesan makanan. 

Sebelumnya teman saya menghubungi mereka dan diinformasikan kalau tempat duduk tidak bisa untuk makan beramai-ramai. Kebetulan, kami hanya datang berdua jadi tidak masalah.

Untuk memesan makanan, masih dengan menggunakan buku menu alias manual... 

Kami pesan sebagai berikut: 

Galbitang (short beef rib, with rice and kimchi) 
Ketika saya pesan yang ini, waitress memberi tahu untuk memesan menu lain; siapa tau menu yang saya inginkan ini tidak tersedia. Untungnya tersedia, dan saya suka mereka memberi tahu dari awal untuk memesan menu lain. Jadi gak yang zonk menunggu lama eh ternyata gak tersedia.
Kuahnya gurih, pas banget dinikmati panas-panas, tapi dagingnya terlalu empuk dan gak ada rasa gurih. Pindah semua ke kuahnya. Dimakan bareng nasi, memang jadi pas banget.

   Yukgaejang (spicy beef soup with rice and kimchi) 
Ini pesanan teman saya, sepertinya menggiurkan banget... Melihat warnanya itu loh 

Odeng

Kimbap 
Jujur ya, pesen ini saja kalau sedang makan sendiri, sudah bikin kenyang. 

Untuk minuman kami hanya pesan teh saja. 

Pelayanan baik, protokol kesehatan juga bagus dan kebersihan area makan terjaga banget. Ohya, ada tempat duduk tersendiri bagi yang datang sendirian.