N.A.

Kebetulan saya lagi di Buah Batu dan bingung mau makan apa karena sepanjang Jalan Buah Batu banyak banget tempat makan. Alhasil googling, saya mencoba tempat makan yang menjual makanan khas Garut ini. Restoran ini berada di sebelah Borma Fashion. Tempat nya sih agak kecil dan cendrung biasa saja, tapi masih nyaman kok, lumayan bersih juga

- Soto Daging ( 20K)
Soto di tempat ini kuah nya sangat unik, warna nya kuning kecoklatan. Rasa kuah nya didominasi oleh rasa manis namun kurang asin. Rasa kuah nya tidak se-kompleks kelihatannya, awalnya saya mengira rasa kuah nya akan didominasi oleh rasa rempah, tapi kenyataan nya tidak, mungkin citarasa Garut memang kayak gitu kali ya. Untung di meja tersedia rempah bubuk yang berhasil membuat citarasa kuah nya jadi enak banget. Isian sotonya juga lumayan lengkap dan padat, terdapat daging yang berlemak hingga daging hang tender, kematangan daging nya pas banget, bumbu nya juga sangat meresap.

Kali ini saya sengaja jauh-jauh dari daerahDago ke arah Buah Batu untuk nyobain Bakso favoritenya Dilan dan Milea. Tempat nya jelas sangat berbeda dengan penggambaran tahun 1990 di film Dilan, tempat nya sangat luas, jauh dari kesan bakso rumahan. Pengunjung bakso ini juga sangat ramai, tempat sangat crowded dan berisik, dan service nya agak chaotic. Kalau makan di tempat ini musti banget untuk nyediain Cash karena disini tidak menerima pembayaran menggunakan kartu apapun

- Yamin Baso (32K)
Sebenarnya sangat ingin mencoba Yamin paling lengkap nya, hanya saja karena dateng nya kemaleman yang tersisa hanya bakso nya saja. Porsi yamin nya lumayan banyak, untuk berdua sebenarnya juga cukup. Saya sangat suka tekstur Yamin nya yang kenyal dan tidak terlalu lembek. Yamin nya disajikan dengan daging ayam cincang yang porsi nya juga tidak pelit. Bakso nya juga tak kalah nikmat, bakso nya kenyal, daging nya cukup terasa dan tidak kebanyakan tepung. Yang bikin unik adalah kuah bakso nya yang menggunakan kaldu ayam, bukan seperti bakso pada umumnya yang menggunakan kaldu sapi. Kuah nya berasa lebih lite dan sederhana dibandingkan kuah bakso kebanyakan, tapi disinilah letak kenikmatannya
——————————————
Please kindly follow our Instagram @kecanduankuliner

Cafe ini lokasi nya sedikit jauh dari peradaban, jadi sangat cocok untuk mereka yang mencari ketenangan dari hiruk-pikuk Kota Bandung. Konsep kafe ini lumayan unik, menyantap sambil menyatu dengan alam. Di cafe ini tersedia bangku-bangku kayu dan lazy-bag outdoor, kalau cuaca lagi adem dan ngak hujan sih bakal nyaman banget, beda hal nya kalau lagi hujan atau panas terik: bubar deh.

Untuk masuk ke Cafe ini, setiap pengungjung harus membayar 25K yang nanti nya bisa dipakai untuk memesan makanan, kalaupun pesanan nya melebihi 25K pengunjung tinggal membayar kelebihannya dengan cash maupun kartu. Sayang nya menu makanan maupun minuman di tempat ini tidak begitu menarik, sehingga saya memutuskan untuk hanya memesan snack dan minuman.

Dengan dua voucher (dan tambahan beberapa ribu rupiah) saya mendapatkan:
- Bir Plerok : Bir Pletok nya sudah dalam kemasan. Rasa nya sih anget dan sedikit pedas, cocok untuk Dago Pakar yang sejuk
- Fruit Parfait : Sorry to say, sepertinya saya tau merek sirup yang digunakan
- Risoles : Not Bad, but Nothing Special

Tempat nya memang bagus sih untuk rekreasi, tapi untuk destinasi kuliner kayaknya belum cocok deh.
———————————————-
Please kindly follow our instagram @kecanduankuliner

Saya mengunjungi rumah makan ini karena seringkali rumah makan ini masuk ke dalam daftar kuliner legendaris di Kota Bandung. Tempatnya tidak jauh dari Alun Alun Bandung, cukup sedikit jalan ke arah Selatan. Dari luar, tempat nya seperti warung biasa, tidak luas, tapi cukup nyaman dengan nuansa klasik khas rumah makan pecinan.

- Yamin Babat (39K)
Menu ini terdiri atas mie yamin kering yang di atas nya ditaburi toping daging ayam suwir, daging sapi cincang dan potongan daun seledri. Toping babatnya nya disajikan terpisah bersama kuah kaldu bening nya. Menurut saya, yang membuat menu ini unik adalah kesederhanaan rasanya, mie di tempat ini jelas bukan mie yang kaya rasa dengan aneka tambahan bumbu rempah, rasa kuah nya sederhana. Kuah nya segar, tampa ditambahkan bumbu apapun sebenarnya sudah sangat nikmat. Toping babat nya juga tak kalah nikmat, babat nya bersih, segar dan porsi nya ngak pelit. Yamin di tempat ini cendrung kering, tidak terlalu berminyak seperti yamin kebanyakan. Overall saya puas banget sih menyantap mie yang legendaris ini, hanya saja harga nya tidak terlalu ganteng sih untuk semangkok Yamin.

——————————————-
Please kindly follow our Instagram @kecanduankuliner

Akhir-akhir ini di Bandung tengah menjamur restoran dengan konsep All You Can Eat, salah satunya adalah restoran ini. Restoran ini agak spesial dibanding restoran AYCE lain, lokasi nya cukup strategis di Jalan Lombok, restoran nya sangat luas dan legah, mungkin bisa disebut restoran AYCE paling luas di Kota Bandung. Interior dan eksterior restoran ini juga tidak kalah OK, yang unik sih terdapat are makan outdoor di antara kolam-kolam. 

Sayangnya, sistem sirkulasi udara pada bagian indoor di lantai 1 tidak begitu diperhatikan. Sirkulasi udara nya murni hanya mengandalkan ventilasi dan jendela, sayangnya hal tersebut tidak terlalu menolong pengunjung dari panas, gerah, dan pengap. Service di restoran ini juga masih agak tertinggal dibanding restoran lain, pelayan nya tidak begitu ramah dan masih agak canggung.

- AYCE Shabu & BBQ (134K, Promo)
All you can eat di tempat ini memiliki time limit selama 120 menit. Sebagai pembuka, diberikan dua tray daging shabu dengan kuah yang sudah dipilih sebelumnya, pilihan saya jatuh kepada kuah Original Konbu nya yang segar. Daging Shabu nya juga biasa aja, not that kinda sexy red meat that I expected.
Untuk bahan rebusan shabu nya yang lain dapat diambil di food station yang disediakan, begitu pun dengan bahan BBQ nya.Untuk restoran yang seluas ini, food station nya dapat dikatakan kecil, terkadang harus antri cukup panjang ketika mengambil bahan makanan. Sayuran di food station nya lumayan lengkap dan segar. Namun untuk Daging, saus, minuman, dessert, side dishes, restoran ini masih kalah lengkap. Apalagi untuk daging BBQ beef nya hanya tersedia dua opsi.
Panggangan saya dapatkan juga tidak terlalu easy to use, agak susah untuk mengontrol api nya yang pas, tak jarang daging yang saya bakar gampang banget gosong nya. Sebagai penutup saya sempat mencoba ice cream nya yang lumayan lembut.

Tempat ini merupakan salah satu tempat yang cukup ideal untuk malam mingguan versi tanggal tua. Tempat nya memang remang, penuh asap rokok, dan tidak begitu nyaman. Yang membuat saya suka tempat ini adalah harga nya yang murah dan ada live music nya kalau Weekend.
- Surabi Oncom Sosis Ayam Mayonaise (12.5K)

Surabi ini lumayan cocok untuk dijadikan makan malam karena lumayan mengenyangkan, adonan surabi nya sangat tebal, dan toping nya lumayan berat. Citarasa oncom nya lumayan kuat, ngak ketimpa sama rasa dari Mayonaise nya. Potongan sosis dan ayam suir nya juga tidak pelit.
- Surabi Kutub Utara (8K)

Surabi ini sebenarnya berupa surabi dengan toping meses coklat yang ditambahkan satu scoop ice cream vanila. Surabi ini rasa nya lumayan seger, dan sama sekali ga bikin enek.
- Surabi Fla Coklat (6.5K)

Mungkin karena sudah mencicipi surabi rasa lain, surabi rasa ini agak bikin eneg. Menurut saya fla-nya agak kebanyakan dan rasanya terlalu monoton.

Saya sudah lama sekali penasaran sama es durian yang satu ini, apalagi karena banyak yang merekomendasikan bahkan sampai ada yang memasukkan nya ke daftar kuliner legenda di Bandung. Es Durian ini sedikit tersembunyi di kompleks ruko di Jalan Tubagus Ismail awal. Tempat nya tidak besar, tidak begitu nyaman, dan sedikit pengap, kurang cocok untuk berlama-lama.
- Es Durian Brown Sugar (24K)

Kali ini saya memesan es durian nya yang original dengan pilihan gula merah. Es durian di tempat ini berupa durian beku yang disajikan bersama es batu, sedikit susu kental manis dan guyuran gula merah. Porsi durian nya sama sekali tidak pelit, saya hitung ada sekitar tujuh biji durian di dalam mangkoknya. Durian nya juga cukup segar meskipun menggunakan durian yang sudah dibekukan. Durian nya tidak begitu asam, cendrung manis dan aroma nya tidak begitu kuat, masih OK sih untuk mengobati kerinduan menyantap Durian. Yang paling penting, harga nya yang sangat bersahabat.