N.A.

Kali ini sengaja ke daerah Kelenteng untuk nyobain nasi campur yang satu ini. Lokasinya tepat berada di depan China Town Bandung. Bentukan restoran ini sih hampir sama seperti restoran peranakan kebanyakan. Makan disini harus agak sabar karena tempatnya sangat panas serta pendingin ruangan yang ada juga tidak begitu efektif

- Nasi Campur (42K)
Porsi nasi campur di tempat ini sama sih dengan nasi campur kebanyakan, lumayan mengenyangkan, cocok untuk makan siang. Saya sengaja memesan nasi campur dengan toping yang hanya terdiri atas Samcan dan Chasiu. Topingnya sih melimpah ruah, Chasiu nya renyah namun samcan nya agak sedik terlalu salty dan kering. Sayangnya, sambal merah di tempat ini kurang nendang pedas dan kuah kaldu nya terlalu light

Akhir-akhir ini lagi naksir banget sama tempat makan yang satu ini, tak heran dalam seminggu saya bisa beberapa kali datang ke tempat ini atau memesan menggunakan jasa delivery ojek online. Sesuai namanya, restoran yang berlokasi tidak jauh dari mall PVJ ini memang didominasi oleh warna merah. Tempatnya tidak begitu luas, kadang bahkan harus hunger-games dulu agar dapat tempat duduk. Harga makanan di tempat ini tidak bisa dibilang murah-murah banget, sedikit kontradiktif dengan klaim "tempat makan rakyat" nya 

Food:
Bagi saya, wajib hukumnya untuk memesan Ikan Asin Sepat setiap kali bersantap di tempat makan ini. Selain itu cumi bakar, udang goreng, serta ati ampela juga seringkali saya pesan sebagai lauk. Agar lebih afdal jangan lupa memesan perkedel kentangnya yang sangat lembut serta jengkol nya yang empuk. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah Sang Primadona tempat makan ini yaitu Sambal Super Pedas, inilah alasan kenapa tempat makan memiliki daya tarik tersendiri bagi saya. Sambalnya benar-benar istimewa, pedas nya nampol namun masih bersahabat dengan perut. Porsi sambal nya juga sangat royal, dijamin pecinta kuliner pedas agar termanjakan di tempat ini. 

Setiap kali menggunakan eskalator CGV PVJ, wajib hukumnya memperkuat iman dari godaan Sour Sally yang nikmat tapi mahal. Saya tidak begitu suka sih dengan tempatnya yang sempit dan pengap, belum lagi kalau ramai bakal susah banget untuk mendapatkan tempat duduk.

- Pineapple Fruity Yogurt (69K)
Presentasi menu ini sangat apik, yoghurt nya langsung disajikan menggunakan buah nanas utuh segar, sekilar memberi impresi tropical vibes yang menyegarkan jauh sebelum kita mencicipi yoghurt nya. Tak kalah dari presentasinya, fruity yoghurt nya juga sangat menyegarkan. Fruity Yoghurt ini dibuat dari buah nanas asli yang dicampur dengan yoghurt dari Sour Sally. Perpaduan antara Yoghurt dan nanas ini sesungguhnya akan lebih OK kalau rasa nenas nya lebih kuat dan lebih asam sih.

Ini adalah kunjungan pertama saya ke kafe yang katanya berhasil bertahan dalam persaingan kafe di Dago Atas. Yang paling spesial dari kafe yang berada di Dago Atas tentunya adalah view nya yang bagus, if you're stressful and need some fresh air but too lazy to be trapped by Lembang's traffic, you better visit this area. Desain kafe nya juga lumayan OK, even it looks a little bit old fashion and lack of refreshments sih. Saya paling suka ornamen hijau serta jendela lebarnya, overall everything's allright kecuali pada beberapa seat area tempatnya panas banget.  

-Rosemary Roasted Baby Chicken (68K)
Ayam bakar ini bisa disebut ayam bakar cita rasa western yang paling fit dengan lidah saya. Ayam bakar khas western jelas memiliki citarasa seasoning yag tidak sekaya ayam bakar khas Indonesia. Saya amazed dengan ayam bakar rosemary yang disajikan oleh restoran ini, ayamnya empuk, kematangannya pas, marinasi nya meresep dengan optimal, serta dagingnya juicy. Ayam bakar yang well-prepared ini kemudian disajikan bersama french fries yang renyah tapi agak kurang salty dan salad yang lumayan segar. 

- Affogato (24K)
Dari awal saya memang tidak menaruh ekspektasi lebih terhadap kopi yang ditawarkan oleh kafe ini. Affogato yang saya pesan memang tidak begitu impressive. Espresso nya agak sedikit watery, komposisi rasa nya kurang balance-- asam tidak pahit juga tidak, sehingga ketika espresso nya dicampur sama es krim vanilla nya, citarasa kopi nya jadi kalah telak

Streetfood ini wajib banget untuk dicoba jika bertandang ke Kota Bandung, posisinya berada belakang gedung Sate. Tidak sulit untuk menemukan sate yang satu ini, lihat saja kerumunan orang dengan asap yang mengepul. Mengunjungi tempat ini memang sedikit menguji kesabaran karena antriannya cukup panjang dan terkadang harus hunger games untuk mendapatkan tempat duduk. Aspek kenyaman jelas hal yang harus dikesampingkan saat menikmati streetfood, untung nya streetfood ini berada di bawah pohon-pohon yang rindang, sehingga udara nya relatif sejuk.

- Sate Jando + Ketupat
Sate ini tidak disajikan menggunakan piring melainkan dengan kertas dan pisang yang dibentuk kerucut. Hal ini jelas mempermudah pengunjung dalam menyantap makanan, apalagi di tempat ini memang tidak disediakan meja. Sate di tempat ini merupakan tipikal sate kuah kacang. Kuah kacang nya kental dan tidak begitu manis. Yang special dari sate ini adalah daging yang digunakan. Sate ini menggunakan “Jando” yaitu lemak di sekitar susu sapi. Jando ini benar-benar membuat sate ini istimewa, teksturnya kenyal-kenyal dan tidak begitu berlemak. Sayangnya porsi lontong nya agak minim, seringkali saya kurang kenyang setelah menyantap di tempat ini

Coffee shop ini hadir untuk menambah pilihan tempat kopi di daerah Dipatiukur. Tempatnya tidak begitu besar, lumayan nyaman, pencahayaan nya bagus, interiornya didominasi oleh warna putih yang mampu membantu pengunjung untuk berkonsentrasi, tersedia WIFi dan colokan yang memadai, tak heran jika pengunjungnya kebanyakan adalah mahasiswa dari kampus-kampus sekitar. Untuk suasana yang lebih santai, tersedia area outdoor yang tak kalah nyaman dari area indoornya

Beverage:
Kali ini saya mencoba menu trial-opening promo nya, yaitu Hot Cappuccino dan Ice Cafe Latte yang masing masing dihargai 10K. Semua minuman di tempat ini disajikan menggunakan cup plastik/ foam yang secara environment sebenarnya agak disayangkan. Presentasi kopi nya juga agak kurang menarik, cappuccino tanpa art-latte itu kayak wajah tanpa alis, kayak ada yang kurang. Cappuccino nya terlalu foamy dan creamy, citarasa pahitnya terlalu dominan. Saya sih lebih Ice Cafe Latte nya yang lebih balance antara asam, pahit dan manis nya, walaupun memang agak kemanisan dibandingkan Latte pada umumnya

Suis Butcher Setiabudhi Bandung konon merupakan suis butcher pertama di Kota Bandung. Tempatnya tergolong kecil, tapi relatif cukup nyaman. Nuansa yang dihadirkan adalah nuansa klasik yang sedikit gelap namun tidak terlalu remang juga. Cabang ini juga tak meninggalkan ciri khas Suis Butcher yaitu penggunaan alas meja bermotif petak-petak berwarna putih.

- Sirloin Ala Suis Prime (87.5K)
Saya memesan Sirloin Premium dengan tingkat kematangan medium rare dengan side dish berupa mashed potato lengkap dengan mixed vegetable dan pilihan saus barbeque. Sayangnya, tingkat kematangan steak yang dihidangkan kurang sesuai dengan apa yang saya pesan karena bagian merah rare meat nya sudah sangat kecil (mungkin sudah sampai tahap medium well). Untungnya dagingnya lumayan empuk, marinasi nya pas, dan masih sedikit juicy. Yang sedikit mengecewakan adalah penggunaan mixed vegetable yang sangat terasa frozen-vegetable nya, kalau pakai fresh vegetable pasti jauh lebih OK sih. Mashed potatonya sih OK, begitupun dengan saus BBQ nya

- Strawberry Juice (17.5K)
Menu minuman ini wajib hukumnya untuk dipesan setiap kali saya ke Suis Butcher. Citarasa Strawberry nya tidak artifisial, jusnya kental, manisnya pas, dan sangat menyegarkan. Cocok banget dinikmati setelah penyegar setelah menikmati steak penuh lemak,