N.A.

Setiap kali saya berdiskusi dengan teman-teman tentang Seblak paling enak di Bandung selalu terlintas nama Seblak Sultan yang berlokasi di dekat Sekolah Aloysius Sultan Agung, hal ini yang mungkin mendasari penamaan seblak ini. Kali ini saya memesan seblak ini dengan menggunakan jasa delivery ojek online. 

Surprisingly, food servingnya tidak selama yang saya kira, padahal banyak yang menyebut kalau antrian di seblak ini seringkali panjang, mungkin saya lumayan hoki kali ini. Yang agak saya sayangkan adalah food packaging-nya yang menggunakan styrofoam. Saya masih ingat kemasan ini sempat dilarang digunakan di Bandung beberapa tahun lalu. Honestly, sedih banget melihat kemasan yang tidak ramah lingkungan ini kembali bermunculan 

- Seblak Baso (14K)
Awalnya saya mengira kalau menu ini berupa seblak kerupuk dengan additional toping bakso, namun ternyata perkiraan saya salah. Isian seblak untuk menu ini ternyata hanya bakso yang dipotong-potong tipis dengan tambahan semacam telur cincang yang biasa ada di seblak basah gitu. Karena isian seblaknya tidak ada kerupuknya, seblaknya menjadi lebih berkuah, saya sih lebih suka tipikal seblak basah seperti ini. 
Kuah seblaknya juga cocok banget sama selera saya. Saya memesan seblak dengan tingkat kepedasan maksimal, dan pedasnya sesuai dengan ekspektasi saya. Kuahnya memiliki aroma dan rasa cabai dan kencur yang kuat, after taste di lidahnya pun tak kalah kuat. Kelebihan lain dari seblak ini adalah porsinya yang sangat besar, bahkan untuk dua orang pun sebenarnya lebih dari cukup. If you love spicy food with intense herbs you absolutely have to try this.

Restoran ini sebenarnya merupakan rebranding dari Chop Steak House, bahkan interior dan eksterior dari restorannya pun masih sama, mungkin hanya plang namanya saya yang berganti.

Main Course:
Kali ini saya memesan menu sharing bersama teman-teman. Sadly, doneness steaknya pun harus disesuaikan dengan selera bersama yaitu Medium
- Wagyu Meltique Beef Platter (499K): Beef Platternya terdiri atas Tenderloin, Sirloin, Rib Eye dan Ribs. Rib Eye dan Ribsnya menurut saya perlu banget dihighlight karena benar-benar top notch. Rib Eyenya masih lumayan juicy meskipun tidak dimasak dengan doneness kesukaan saya. Ribs ya dimasak dengan bumbu manis yang memag tidak pernah salah, dagingnya empuk dan tidak sulit untuk dipisahkan dari tulangnya.
- Buffalo Tenderloin Steak (149K): Honestly saya belum pernah mencoba Steak Kerbau sebelumnya--meskipun di kampung halaman saya kerbau lumayan common untuk dikonsumsi. Saya impressed dengan citarasa steaknya. Daging kerbau memang tidak setender daging sapi, tapi dagingnya memiliki tekstur yang unik saat digigit sehingga menghadirkan sensasi tersendiri. Marinasi steaknya juga lumayan OK sih menurut saya.
- Salmon Steak (160K): Karena saya penikmat Salmon mentah, menu ini jelas kurang cocok dengan selera saya.  Sayang aja sih daging salmon yang fresh dan juicy disulap menjadi steak salmon yang menurut saya terlalu kering dengan marinasi yang overkill rasa alami salmonnya. 
- Bites Platter (84K):  Platter ini isinya Chicken Wings dan Fried Dory. Dua-dua digoreng dengan metode deep fried gitu alhasil kematangannya lumayan merata. Porsi platternya juga lumayan banyak, cocok untuk disantap bersama. 

Side Dishes dan Condiments:
Di antara semua side dish yang tersedia, saya sih paling suka potato wedgesnya yang empuk parah, luaran renyah dan seasoningnya pas banget. French Friesnya biasa aja sih sedangkan mashed potatonya needs improvement banget. Vegetable saladnya menurut saya lumayan fresh namun dressingnya kayak the way too bold gitu. Dari segi saus sih saya paling suka saus mushroomnya, sausnya creamy dan rich, dengan citarasa jamur yang lumayan kuat.

Dessert:
Setelah menikmati steak yang penuh lemak, wajib hukumya untuk memesan dessert untuk kembali menetralkan mulut.
- Durian Mousse Cake (25K): Seriusan cake yang ini enak banget dengan citarasa dan aroma durian yang benar-benar strong. 
- Trilogy Chocolate Mousse Cake (25K): Walaupun rasa coklatnya terlalu bold, namun karena cakenya disajikan dalam kondisi dingin jadi lumayan menyegarkan berkat sensasi lumer di mulut.

Sebenarnya tempat makan ini dekat banget dari tempat tinggal saya, namun karena malas jalan kaki dan pengen make voucher promo jadi yaudah pake delivery ojek online aja. Lagian kalau datang langsung kan musti bayar harga normal. Pelayanan dari tenant ini sih lumayan cepat, secara kan geprek doang, dan packaging-nya lumayan OK. 

- Nasi Ayam Geprek Bakar (18K)
Berbeda dengan ayam geprek kebanyakan yang digoreng krispi dengan menggunakan tepung, ayam pada menu ini dibakar dengan bumbu kecap manis baru kemudian digeprek dan ditambalkan sambal rawit sesuai selera, tentunya saya meminta level pedas maksimal. Sensasi yang sangat unik terjadi saat bumbu kecap manis yang sudah ter-caramelized bertemu dengan sambal rawitnya yang pedas, personally saya suka banget. Ayamnya juga lumayan empuk tapi sayang potongannya kecil banget. 

- Mie Ayam Geprek Telur (22K)
Honestly saya kecewa dengan menu ini karena sama sekali tidak ada telurnya, padahal saya sudah wanti-wanti drivernya untuk meminta telur setengah matang. Saya sempat berpikir kalau telurnya langsung dipecahkan ke mienya, namun dari segi look dan rasa mienya sama sekali tidak ada rasa telurnya, rasa mienya bahkan sangat basic kayak mie instan yang biasa saya masak sendiri. Pada menu ini, ayam gepreknya sama kayak geprek kebanyak, di-deep-fry dengan menggunakan tepung. Sama dengan menu sebelumnya, potongan ayamnya kecil banget, Naha sih?

Coffee shop ini sebenarnya lokasinya dekat banget dengan tempat tinggal saya, sering banget dilewatin tapi baru sempat untuk menjajalnya. Coffee shopnya sih kecil banget, mungkin hanya muat untuk kurang dari sepuluh orang. Meskipun kecil, desain minimalis dan interior yang lumayan artsy berhasil membuat kafe ini to the next level. Saya sih suka banget interior yang didominasi oleh warna putih yang membuat kafenya terlihat sedikit lebih luas.

- Es Kopi Syura (18K)
Menu ini menurut saya sih lumayan OK. Campuran antara espresso dan susunya menurut saya lumayan balance. Espressonya sih memiliki kecendrungan rasa asam dengan sedikit hint rasa pahit. Yang unik dari es kopi ini adalah penambahan sedikit perisa mint yang berhasil menambahkan freshness pada menu ini.

Akhir-akhir ini saya lebih sering pesan makanan melalui jasa delivery ojek online karena promonya sedang banyak-banyaknya ngak habis-habis. Food serving dari tenant ini sebenarnya ngak cepat-cepat amat sih namun packagingnya lumayan rapi dengan menggunakan bowl aluminium. 

- Kambing Bakar Nasi Mandhi (55K)
Yang paling saya sukai dari makanan timur tengah adalah aroma yang kuat banget, dari aromanya saja sudah sangat satisfying. Tidak hanya aromanya saja yang kuat, rasa nasi mandhi juga sangat rich dengan citarasa rempah seperti kunyit, cengkeh, dan ketumbar yang cukup intens. Nasi ini memang tidak sepulen nasi Indonesia, nasinya sedikit greasy dengan beras yang lebih panjang dan kurus, konon theoretically menggunakan beras Basmati. 

Kambing Bakarnya juga tidak kalah OK, kambingnya sama sekali tidak amis dan dagingnya lumayan empuk dengan porsi yang lumayan banyak. Kambing yang digunakan sepertinya adala kambing muda yang terlihat dari ukuran tulangnya yang relatif kecil serta daging yang lebih empuk. Menu ini juga disajikan dengan semacam arabic salad untuk menyeimbangi rasa kambingnya yang sangat bold